• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN DAN EFEKTIVITAS MEDIASI DI PENGADILAN

B. Prosedur Mediasi di Pengadilan Agama Salatiga

Dengan ditetapkanya PERMA Nomor 01 Tahun 2016 tentang prosedur mediasi di Pengadilan, telah terjadi perubahan dalam praktek peradilan di Indonesia. Pengadilan tidak hanya bertugas dan berwenang memeriksa, mengadili dan menyelesaikan perkara yang diterima, tetapi juga berkewajiban mengupayakan perdamaian antara pihak-pihak yang berperkara. Pengadilan

yang selama ini berkesan sebagai lembaga penegakan hukum dan keadilan, tetapi sekarang pengadilan juga menampakan diri sebagai lembaga yang mencarikan solusi damai antara pihak-pihak yang bertikai.

Pemberlakuan PERMA tentang mediasi yang terbilang masih baru ini juga dipraktikan di Pengadilan Agama Salatiga sebagai salah satu institusi yang mempraktikan mediasi, karenanya Pengadilan Agama Salatiga butuh waktu penyesuaian untuk memaksimalkan tingkat keefektifitas keberhasilan mediasi.

Menurut Bapak Moh Rusdi yang merupakan salah satu hakim mengatakan bahwa:

“antara PERMA yang lama (PERMA Nomor 01 Tahun 2008) dengan yang telah diberbarui (PERMA Nomor 1 Tahun 2018) sebenarnya tidaklah jauh berbeda, hanya saja PERMA yang baru lebih menitik beratkan pada itikad baik dari kedua belah pihak yang berperkara dengan hadir langsung pada saat proses

mediasi dengan ataupun tidak didampingi oleh kuasa hukum”

Adapun penerapan tahapan mediasi di Pengadilan Agama Salatiga menurut data yang diperoleh adalah sebagai berikut:

1. Tahapan pra mediasi

Dimulai dengan pendaftaran gugatan di Kepaniteraan Pengadilan Agama Salatiga, kemudian melunasi pembayaran panjar biaya perkara dan penandatanganan surat kuasa untuk membayar (SKUM) dan dilanjutkan dengan penunjukan majelis hakim pemeriksa perkara oleh Ketua Pengadilan Agama dan juga hari sidangnya.

Ketika para pihak hadir dalam persidangan, Ketua Majelis Hakim memberikan penjelasan kepada para pihak untuk melaksanakan mediasi dengan mediator dari hakim Pengadilan Agama atau bisa juga dari luar

Pengadilan Agama Salatiga, dan berikut daftar hakim di Pengadilan Agama Salatiga baik yang sudah memperoleh sertifikasi mediator maupun belum, yaitu:

No. Nama Hakim Sertifikasi mediasi 1. Drs. H. Umar Muchlis Belum 2. Drs. M. Syaifudin Zuhri, S.H. Belum

3. Drs. Silachudin Belum

4. Drs. H. Anwar Rosidi Belum 5. Drs. H. Salim, S.H, M.H Belum 6. Drs. Moh. Rusdi, M.H Sudah Sertifikasi

7. Drs. M. Muslih Belum

Pada hari dan tanggal persidangan yang telah ditentukan dan dihadiri kedua belah pihak, majelis hakim Pengadilan Agama Salatiga menjelaskan tentang kewajiban para pihak untuk menempuh proses mediasi dan keharusan adanya iktikad baik selama menempuh proses mediasi serta menjelaskan prosedur mediasi menurut Peraturan Mahkamah Agung.

Jika para pihak memilih hakim mediator, para pihak berhak memilih salah satu atau lebih mediator yang tertera di dalam daftar mediator. Hakim yang memeriksa perkara tidak boleh ditunjuk sebagai mediator kecuali dalam hal tidak terdapat mediator lain. Setelah para pihak telah memilih mediator, ketua majelis hakim pemeriksa perkara menerbitkan penetapan yang memuat perintah untuk melakukan mediasi dan menunjuk mediator.

Hakim pemeriksa perkara memberitahukan penetapan kepada mediator melalui panitera pengganti. Selanjutnya sidang ditunda untuk memberikan kesempatan menempuh proses mediasi.

2. Pelaksanaan Mediasi di Pengadilan Agama Salatiga

Mediasi dilaksanakan di ruang mediasi Pengadilan Agama Salatiga, atau di tempat lain di luar pengadilan yang disepakati oleh para pihak, apabila mediator bukan dari hakim. Proses mediasi berlangsung paling lama 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak penetapan perintah melakukan mediasi. Danatas persetujuan para pihak/atau kuasa hukum, mediator dapat mengahadirkanseorang atau lebih ahli, tokoh masyarakat, tokoh agama, atau tokoh adat. Pada hari pelaksanaan mediasi yang dihadiri oleh kedua pihak terlebih dahulu mediator melakukan hal-hal diantaranya berikut:

a. Memperkenalkan diri dan memberi kesempatan kepada para pihak untuk saling memperkenalkan diri.

b. Menjelaskan kedudukan dan peran mediator yang netral dan tidak mengambil keputusan.

c. Memberikan kesempatan kepada para pihak untuk menyampaikan permasalahan dan usulan perdamaian.

d. Mencari berbagai pilihan penyelesaian yang terbaik bagi para pihak. Dalam hal kedua belah pihak tidak hadir maka mediasi ditunda untuk memanggil para pihak. Apabila telah dipanggil 2 kali berturut-turut tidak hadir tanpa alasan yang sah, tidak menanggapi atau mengajukan resume, dan tidak menandatangani konsep kesepakatan perdamaian dapat dinyatakan

tidak beriktikat baik oleh mediator dalam hal yang bersangkutan, maka mediator menyatakan mediasi gagal. Proses mediasi diawali dengan identifikasi masalah, untuk itu mediator memberi kesempatan kepada kedua pihak yang hadir untuk menyiapkan ‘resume perkara’ baik secara lisan maupun tertulis dan jika diperlukan bisa mendatangkan para ahli atau tokoh masyarakat atas kesepakatan para pihak untuk dimintai pendapat mencari solusi terbaik bagipara pihak guna tercapainya kesepakatan damai. Setelah mengidentifikasi permasalahan dan alternatif penyelesaian yang disampaikan para pihak, mediator menawarkan kepada pihak tergugat alternatif solusi yang diajukan penggugat dan sebaliknya, untuk dimintai pendapat.

3. Laporan mediasi

Jika mediasi mencapai kesepakatan atau kesepakatan perdamaian sebagian, para pihak dengan bantuan mediator wajib merumuskan kesepakatan tersebut secara tertulis dalam kesepakatan perdamaian yang ditandatangani oleh para pihak dan mediator. Setelah kesepakatan tersebut disetujui dan ditandatangani para pihak dan mediator, mediator wajib melaporkan secara tertulis keberhasilan mediasi kepada majelis hakim. Dalam hal tidak diperoleh kesepakatan, mediator menyatakan proses mediasi gagal, mediator memberitahukannya secara tertulis kepada hakim pemeriksa perkara. Setelah menerima pemberitahuan tersebut hakim pemeriksa perkara segera menerbitkan penetapan untuk melanjukan perkaralewat persidangan. Dibawah ini penulis akan menyajikan laporan data mediasi setelah

diberlakukannya PERMA terbaru di Pengadilan Agama Salatiga pada tahun2017dan tahun 2018 dalam bentuk table:

Laporan mediasi pengadilan agama salatiga tahun 2017

No Bulan Perkara Diterima Perkara Yang Dimediasi Penyelesaian Mediasi Tidak Berhasil Berhasil 1 Januari 162 13 13 - 2 Februari 108 10 10 - 3 Maret 127 23 22 1 4 April 96 21 21 - 5 Mei 123 18 18 - 6 Juni 37 16 16 - 7 Juli 163 8 8 - 8 Agustus 152 26 24 2 9 September 142 19 19 - 10 Oktober 124 25 25 - 11 November 137 23 23 - 12 Desember 86 13 13 - Jumlah 1457 215 212 3

Laporan mediasi pengadilan agama salatiga tahun 2018

No Bulan Perkara Diterima Perkara Yang Dimediasi Penyelesaian Mediasi Tidak Berhasil Berhasil 1 Januari 150 22 22 - 2 Februari 104 21 21 - 3 Maret 118 17 17 - 4 April 115 18 18 - 5 Mei 82 18 18 - 6 Juni 55 9 9 - 7 Juli 176 11 11 - 8 Agustus 115 26 26 - Jumlah 915 142 142 0

Melihat data di atas, dimana jumlah perkara yang dimediasi tidak sebanding dengan perkara yang dimediasi, maka peneliti mengambil beberapa sampel perkara perceraian di Pengadilan Agama Salatiga tahun

2017 dan 2018, dimana sebagian besar mediasi tidak bisa dilakukan karena salah satu pihak tidak hadir saat proses mediasi, perkara tersebut yaitu:

1. Nomor perkara PA.Sal_2017_Pdt.G_052, kedua belah pihak hadir namun tidak dapat didamaikan atau bisa dikatakan mediasi gagal. 2. Nomor perkara PA.Sal_2017_Pdt.G_0597, termohon tidak hadir. 3. Nomor perkara PA.Sal_2017_Pdt.G_634, tergugat tidak hadir. 4. Nomor perkara PA.Sal_2017_Pdt.G_0640, tergugat tidak hadir. 5. Nomor perkara PA.Sal_2017_Pdt.G_0687, tergugat tidak hadir. 6. Nomor perkara PA.Sal_2018_Pdt.G_0322, tergugat tidak hadir. 7. Nomor perkara PA.Sal_2018_Pdt.G_0378, tergugat tidak hadir. 8. Nomor perkara PA.Sal_2018_Pdt.G_0444, tergugat tidak hadir. 9. Nomor perkara PA.Sal_2018_Pdt.G_0464, tergugat tidak hadir. 10. Nomor perkara PA.Sal_2018_Pdt.G_0476, tergugat tidak hadir.

Dalam menentukan efektif tidaknya mediasi sebenarnya bisa dilihat dari dua segi, yakni dari segi penggunaan, dan dari segi hasilnya. Dari segi penggunaan adalah bahwa mediasi berfungsi untuk mendamaikan para pihak dengan berharap gugatan dapat dicabut, mediasi juga dapat berfungsi untuk memisahkan para pihak dengan cara yang baik, serta meminimalisir tingkat pertengkaran antar kedua belah pihak yang bersengketa walaupun pada kenyataan tingkat kesadaran para pihak untuk datang dalam proses mediasi masih sangat rendah. Jadi dari tahun 2017 s/d Agustus 2018, mediasi di Pengadilan Agama Salatiga masih perlu diupayakan lagi.

Dokumen terkait