• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV Hasil Penelitian dan Analisis Data, Pada bab ini memuat tentang temuan-temuan dan analisis yang mendukung secara garis

ANALISIS TEMUAN LAPANGAN

C. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pembinaan di PSAA Al- Al-Khairiyah

1. Faktor Pendukung

a. Kepedulian Masyarakat

Bantuan dari masyarakat sekitar adalah seperti adanya donator dan kepedulian mereka terhadap kesehatan anak asuh. Jika ada anak asuh yang sakit, biasanya petugas kesehatan dari RW yang terlebih dahulu memeriksa keadaan anak, berikut penuturan dari Ibu Hj. Rahmah:

“Kita juga dapat bantuan dari masyarakat mas, Alhamdulillah

masyarakat itu macam-macam bentuknya, ada yang menjadi donatur, pemberian bahan makanan, dan sebagainya. Terus juga kepedulian masyarakat itu besar banget mas, kalau anak-anak disini ada yang sakit, biasanya tim kesehatan dari RW yang datang untuk memeriksa anak yang sakit, kalau misalnya bisa ditangani ya mereka yang

menangani, tapi kalau tidak bisa ditangani baru kita rujuk ke dokter.”17

Selain itu Bapak Agus Baihaqi juga menambahkan bahwa bantuan dari masyarakat sekitar biasanya berupa tim kesehatan dari lingkungan RW yang akan memeriksakan kondisi kesehatan anak-anak asuh. Berikut penuturannya:

“kalau lingkungan disini itu sangat peduli sama anak-anak. kalau

misalnya ada anak yang sakit itu biasanya tim kesehatan di RW sini yang meriksa kondisi anak-anak. kalo sekiranya cuma sakit-sakit biasa aja ya paling dikasih obat sama tim kesehatan dari RW, tapi kalo misalnya kondisi anak-anak parah ya nanti dirujuk ke rumah sakit. Ya intinya masyarakat sekitar itu mendukunglah sama anak-anak.”18

Berdasarkan data diatas terlihat bahwa dukungan dari masyarakat sekitar terhadap anak asuh terutama dalam fakor kesehatan. Bantuan dari masyarakat bagi anak-anak asuh adalah berupa tim kesehatan dari RW yang datang ke PSAA Al-Khairiyah ketika ada anak asuh yang sakit.

b. Perhatian Pemerintah

Pemerintah tersebut adalah adanya bantuan dana untuk operasional kegiatan di PSAA Al-Khairiyah. Menurut penuturan Bapak H.

17

Wawancara pribadi dengan Ibu Hj. Rahmah selaku Bendahara di PSAA Al Khairiyah, Jakarta 27 Juli 2016.

18

Wawancara pribadi dengan Bapak Agus Baihaqi selaku Sekretaris di PSAA Al Khairiyah, Jakarta 27 Juli 2016.

Abdillah, bantuan dari Pemerintah berupa bantuan dana dan bantuan pemberian SDM. SDM yang dimaksud adalah pihak Pemerintah mendatangkan tutor untuk memberikan ilmu kepada anak-anak asuh di PSAA Al Khairiyah, berikut penuturannya:

“Alhamdulillah sekali kita ini masih diperhatikan oleh

Pemerintah.Kita dapat bantuan dari Pemerintah, ada yang bentuknya uang dan ada yang bentuknya pengiriman SDM. Kalau yang berbentuk uang itu biasanya kita gunakan untuk kegiatan operasional panti, dan untuk bantuan SDM itu biasanya kita didatangkan tutor, misalnya tutor menjahit. Cuma untuk bantuan dari Pemerintah itu yang sifatnya tidak

tetap.”19

Hal senada juga dijelaskan oleh Bapak Abdul Wahab selaku pengurus PSAA Al-Khairiyah. Beliau mengatakan bahwa selama ini PSAA Al-Khairiyah memang mendapatkan bantuan dana dari Pemerintah walaupun bantuan tersebut sifatya tidak tetap. Selain bantuan dana, Pemerintah juga terkadang memberikan bantuan SDM yaitu tutor-tutor atau pengajar bagi anak asuh di PSAA Al-Khairiyah, berikut penuturannya:

“Iya kita juga sering dapat bantuan dari Pemerintah, ya biasanya

bantuan uang, uangnya kita gunakan untuk melakukan pembinaan dan biaya operasional panti lainnya. Tapi kadang Pemerintah juga mengirimkan tenaga pengajar untuk anak-anak disini.Ya kita sih bersyukur sekali dengan adanya bantuan ini, cuma sayangnya bantuan

tersebut sifatnya tidak tetap.”20

19

Wawancara pribadi Bapak H. Abdillah selaku Ketua PSAA Al Khairiyah, Jakarta 27 Juli 2016.

20

Wawancara pribadi dengan Bapak Abdul Wahab selaku Pembina di PSAA Al Khairiyah, Jakarta 27 Juli 2016.

Berdasarkan penuturan diatas, terlihat bahwa PSAA Al-Khairiyah dalam menjalankan pembinaan mendapatkan bantuan dari Pemerintah. Bantuan tersebut adalah bantuan dana dan bantuan berupa pengiriman SDM sebagai tenaga pengajar bagi anak-anak di PSAA Al-Khairiyah, namun bantuan dari Pemerintah tersebut sifatnya tidak tetap.

c. Lokasi Strategis

Bantuan terakhir yang dirasakan sebagai faktor pendukung bagi pihak PSAA Al-Khairiyah adalah lokasi yang strategis. Lokasi PSAA Al-Khairiyah dirasa cukup strategis, berada di ibu kota Jakarta, mempermudah bagi donatur-donatur yang ingin memberikan bantuan, berikut penuturan dari Bapak Agus Baihaqi:

“panti ini itu berada di Jakarta, di kawasan Cilandak, jadi sebenarnya

lokasi kita strategis. Karena lokasi kita yang strategis, jadi mempermudah para donatur yang ingin memberikan bantuan ke

anak-anak.”21

Selain itu menurut penuturan Bapak Abdul Wahab, lokasi yang strategis juga menjadi poin lebih bagi PSAA Al-Khairiyah. Dengan lokasi yang strategis tersebut mempermudah para donatur untuk mengirimkan bantuannya, berikut penuturannya:

“ya kalo dibilang lokasinya strategis sih bisa dibilang iya. Soalnya

lokasi kita mudah dijangkau dan itu yang ngebuat kita sering kedatangan donatur untuk kasih bantuan ke anak-anak”22

21

Wawancara pribadi dengan Bapak Agus Baihaqi selaku Sekretaris di PSAA Al Khairiyah, Jakarta 27 Juli 2016.

22

Wawancara pribadi dengan Bapak Abdul Wahab selaku Pembina di PSAA Al Khairiyah, Jakarta 27 Juli 2016.

Berdasarkan informasi diatas, lokasi PSAA Al-Khairiyah yang strategis ternyata emenjadi salah satu poin yang cukup penting.Karena lokasinya yang strategis dan mudah untuk dijangkau, hal tersebut juga mempermudah para donatur dalam memberikan bantuan bagi anak asuh di PSAA Al-Khairiyah.

2. FaktorPenghambat

a. Sarana dan Prasarana yang Kurang Memadai

PSAA Al-Khairiyah dalam menjalankan berbagai pembinaan, tidak terlepas dari sarana dan prasarana.Sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor yang menunjang bagi setiap pembinaan yang dilakukan, namun pada temuan lapangan, peneliti menemukan bahwa sarana dan prasarana yang ada di PSAA Al-Khairiyah ternyata kurang memadai. Berikut hasil wawancara peneliti dengan Bapak Agus Baihaqi:

“Kalau faktor penghambat pasti ada, contohnya kaya sarana dan

prasarana disini yang belum memadai padahal kegiatan itukan bisa berjalan dengan baik, mencapai tujuan kalau ditunjang dengan sarana dan prasarana. Contohnya aja kaya pembinaan menjahit ya, disini mesin jahitnya tidak banyak, jadi kalau ada kelas menjahit ya anak-anak harus gantian.Cuma ya kita sebagai pengurus

berusaha mensyukuri dan memaksimalkan yang ada.”23

Hal senada disampaikan oleh Ibu Hj. Rahmah. Beliau mengatakan bahwa sarana dan prasarana yang ada di PSAA Al-Khairiyah belum maksimal sehingga terkadang membuat kegiatan

23

Wawancara pribadi dengan Bapak Agus Baihaqi selaku Sekretaris di PSAA Al Khairiyah, Jakarta 27 Juli 2016.

pembinaan menjadi terhambat meskipun hambatan tersebut tidak terlalu besar, berikut pernyataannya:

“untuk sarana dan prasarana sih ya bisa dibilang belum maksimal

terutama untuk pembinaan yang sifatnya individual kaya menjahit. Disini tidak terlal banyak mesin jahitnya jadi ya paling untuk mensiasatinya anak-anak bergantian, padahal harusnya udah ganti materi baru tapi karena keterbatasan mesin jahit ya jadi lebih lama aja. Kalo untuk yang lain kaya misalnya ruangan atau apa sih

kayanya udah cukup baik menurut saya pribadi.”24

Peneliti juga menanyakan kepada salah satu anak asuh sebagai penerima pembinaan atau penerima manfaat dari sarana dan prasarana:

“kalo ruangannya sih disini lumayan enak, lumayan bagus, cuma

kalo untuk kegiatan-kegiatan yang lain kaya budi daya lele gitu-gitu tempatnya kurang luas, terus juga mesin jahitnya cuma sedikit jadi harus gantian.”

Berdasarkan pernyataan diatas, diperoleh informasi bahwa sarana dan prasarana menjadi salah satu faktor penghambat dalam menjalankan kegiatan pembinaan seperti jumlah mesin jahit yang masih sedikit, kolam untuk budi daya lele yang kurang luas.Namun hal tersebut masih bisa ditangani oleh pihak panti.

b. Kurangnya Sumber Daya Manusia

Kurangnya sumber daya manusia atau SDM ternyata juga menjadi faktor penghambat bagi PSAA Al-Khairiyah. SDM yang dimaksud disini adalah tenaga pengajar dan pengasuh bagi

24

Wawancara pribadi dengan Ibu Hj. Rahmah selaku Bendahara di PSAA Al Khairiyah, Jakarta 27 Juli 2016.

anak yang ada di panti. Menurut Bapak H. Abdillah, untuk tenaga pengajar yang masih kurang adalah tenaga pengajar untuk bahasa inggris dan komputer, selain itu juga kurangnya tenaga pengasuh yang mengawasi anak-anak ketika mereka di asrama yang masih kurang, berikut penuturannya:

“kita disini memang kekurangan guru untuk bahasa inggris dan

komputer, makanya pembinaan kemandirian untuk bahasa inggris dan komputer belum berjalan maksimal karena belum ada gurunya. Terus juga untuk yang jagain anak-anak disini, semacem pengasuh ya namanya, itu masih kurang mas.Sedangkan anak-anak disini yang harus diawasi juga

banyak. ”25

Hal senada disampaikan oleh Bapak Abdul Wahab yang menyatakan bahwa PSAA Al-Khairiyah saat ini kekurangan tenaga pengasuh yang bertugas untuk menjaga anak-anak terutama di malam hari:

“kalo yang saya lihat si kita kurang tenaga pengasuh yang jagain

anak-anak, soalnya pak ustad atau orang-orang kantornya itu enggak nginep disini, jadi kita memang butuh pengasuh untuk jagain anak-anak, takut anak-anak ada yang keluar malem, ada

yang enggak belajar, lebih kesitu sih.”26

Berdasarkan informasi diatas, terlihat bahwa PSAA Al-Khairiyah memiliki kendala kekurangan SDM yaitu kurangnya tenaga pengajar bahasa inggris dan komputer. Selain itu juga

25

Wawancara pribadi dengan Bapak H. Abdillah selaku Ketua PSAA Al Khairiyah, Jakarta 27 Juli 2016

26

Wawancara pribadi dengan Bapak Abdul Wahab selaku Ketua di PSAA AL Khairiyah, Jakarta 27 Juli 2016.

PSAA Al-Khairiyah kekurangan tenaga pengasuh, dimana tugas pengasuh tersebut adalah menjaga dan mengawasi anak-anak asuh di malam hari.

c. Pemanfaatan Media Elektronik yang Kurang Maksimal

PSAA Al-Khairiyah saat ini dalam mensosialisasikan programnya belum memanfaatkan media elektronik secara maksimal. Hal ini sangat disayangkan oleh pihak PSAA Al-Khairiyah karena memang di panti tersebut belum menggunakan media sosial sebagai media promosi atau sosialisasi panti karena memang di PSAA Al-Khairiyah tidak ada tenaga ahli di bidang teknologi informasi, berikut penuturan dari Bapak Agus Baihaqi:

“karena kita tidak punya orang IT di panti ya mas, jadi kita belum

pernah mempromosikan panti ini lewat media sosial. Padahal sekarang modelnya apa-apa pakai medsos dan kalo pakai medsos kan jadi lebih gampang orang tau panti kita, dan bisa jadi itu sebagai jalan bagi para donatur yang ingin memberikan

bantuan.”27

Namun pernyataan berbeda dilontarkan oleh Ibu Hj. Rahmah, beliau mengatakan bahwa sejauh ini PSAA Al-Khairiyah telah menggunakan media sosial sebagai media promosi untuk PSAA Al-Khairiyah. Melalui facebook PSAA Al-Khairiyah, berikut kutipan wawancara dengan Ibu Hj. Rahmah:

“sebenernya kita juga punya facebook untuk sosialisasi dan

promosi panti, tapi ya memang kurang maksimal digunainnya.

27

Wawancara pribadi dengan Bapak Agus Baihaqi selaku Sekretaris di PSAA Al Khairiyah, Jakarta 27 Juli 2016.

Padahal kalo digunainnya maksimal, ya masyarakat bisa lebih

kenal panti kita.”28

Berdasarkan informasi diatas, dapat diketahui bahwa PSAA Al-Khairiyah dalam pelaksanaannya sudah menggunakan media sosial yaitu facebook dalam mempromosikan dan mensosialisasikan panti, namun dalam penggunaan media sosial tersebut masih belum maksimal.

d. Donatur yang Tidak Tetap

PSAA Al-Khairiyah dalam memberikan pembinaan bagi para anak asuh sering kali mendapatkan bantuan dana dari para donatur. Namun donatur tersebut bukanlah donatur tetap dan hal tersebut dirasakan para pengurus sebagai salah satu faktor penghambat karena tidak adanya kepastian besaran dana yang nantinya akan berengaruh terhadap pembinaan bagi para anak asuh, berikut pernyataan dari Bapak H. Abdillah:

“yang kita rasain itu ya bantuan dari donatur yang tidak menentu.

Memang kita tidak bisa prediksi berapa donatur tidak tetap yang kasih bantuan tiap bulannya. Cuma ya, kalo aja bantuan dari donatur itu jelas nominalnya dan berkelanjutan misalnya tiap bulan sekali, ya kita akan bersyukur sekali. Karena dana dari donatur itu juga kita gunakan untuk pembinaan anak-anak. kalo aja dana yang didapat banyak bulan ini misalnya, ya kita kadang panggil guru bahasa inggris atau computer buat ngajarin

anak-anak.”29

28

Wawancara pribadi dengan Ibu Hj. Rahmah selaku Bendahara di PSAA Al Khairiyah, Jakarta 27 Juli 2016.

29

Wawancara pribadi dengan Bapak H. Abdul Wahab selaku Pembina di PSAA Al Khairiyah, Jakarta 27 Juli 2016.

Hal senada juga disampaikan oleh Ibu Hj. Rahmah, beliau mengatakan bahwa bantuan dari donatur itu sangat membantu dalam memberikan pembinaan kepada anak-anak di PSAA Al-Khairiyah, namun sangat disayangkan bahwa bantuan tersebut sifatnya tidak tetap, berikut penuturannya:

“bantuan dari para donatur itu sangat membantu kita ya dalam

memberikan pembinaan untuk anak-anak disini, hanya saja pembinaan kadang kurang maksimal karena memang tidak dipungkiri juga ya kalo bantuan dari donatur itu berpengaruh sama pembinaan. Ya mungkin faktornya karena dananya dari donatur tidak menentu, balik lagi ya karena donaturnya tidak tetap, ya

kaya gitulah mas.”30

Berdasarkan hasil wawancara diatas, terlihat bahwa kendala yang dialami oleh PSAA Al-Khairiyah adalah masalah donatur yang tidak tetap dalam memberikan bantuan. Bantuan dari donatur sangatlah diperlukan bagi proses pembinaan anak asuh di PSAA Al Khairiyah.

30

Wawancara pribadi dengan Ibu Hj. Rahmah selaku Bendahara di PSAA Al Khairiyah, Jakarta, 27 Juli 2016.

106