• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

2.2 Kajian Teoretis

2.2.2 Faktor Penentu Kemampuan Membaca

Kemampuan membaca dapat ditentukan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor ini dapat menjadi kelebihan maupun hambatan, tergantung individu masing-masing. Berikut adalah faktor penentu kemampuan membaca menurut Tampubolon (1987: 242-244 ):

a. Kompetensi Kebahasaan

Penguasaan bahasa secara keseluruhan, terutama tata bahasa dan kosa kata, termasuk berbagai arti dan nuansa serta ejaan dan tanda-tanda baca, dan pengelompokan kata. Afiksasi dalam bahasa Indonesia memegang peranan yang sangat penting, oleh karena itu bagian tata bahasa ini perlu dikuasai benar-benar.

b. Kemampuan Mata

Keterampilan mata mengadakan gerakan-gerakan membaca yang efisien. Gerakan-gerakan yang dimaksud ialah sakade, fiksasi, lompatan kembali, jangkauan penglihatan, dan jangkauan pemahaman.

c. Penentuan Informasi Fokus:

Menentukan lebih dahulu informasi yang diperlukan sebelum mulai membaca pada umumnya dapat meningkatkan efisiensi membaca.

1) Informasi fokus dalam kalimat ialah proposisi dan kata-kata kunci.

2) Dalam paragraf, informasi fokus ialah pikiran pokok yang terkandung dalam kalimat topik dan (bila perlu) pikiran jabaran yang terkandung dalam kalimat-kalimat jabaran. Informasi fokus terkandung dalam kalimat-kalimat jabaran. Informasi fokus dapat juga merupakan pengertian keseluruhan paragraf, yaitu jalinan hubungan pikiran pokok dan pikiran-pikiran jabaran.

3) Dalam artikel, informasi fokus ialah pikiran pokok dan pikiran-pikiran jabaran (bila perlu). Pikiran pokok dapat diduga berdasarkan isi judul dan paragraf atau paragraf-paragraf pendahuluan. Informasi fokus dapat juga merupakan pengertian keseluruhan artikel, yaitu, jaringan hubungan antara pikiran-pikiran keseluruhan paragraf.

4) Dalam surat kabar, informasi fokus adalah fakta (siapa, apa, di mana, apabila, dan mengapa) dan opini. Fakta-fakta pada umumnya terdapat dalam paragraf atau paragraf-paragraf pendahuluan berita. Opini terdapat dalam tajuk rencana, pojok, komentar, dan karikatur yang ditulis atau dibuat oleh redaksi, serta dalam tulisan-tulisan (karangan-karangan) orang lain yang dimuat dalam surat kabar bersangkutan. Isi iklan juga menjadi informasi fokus.

19

5) Informasi fokus dalam buku ialah pikiran pokok dan pikiran-pikiran jabaran (bila perlu). Pikiran pokok dapat diduga berdasarkan judul, daftar isi, dan isi pendahuluan. Informasi fokus dapat juga merupakan pengertian keseluruhan isi buku, yaitu, jaringan hubungan antara pengertian-pengertian semua bab dan bagian-bagiannya.

6) Infomasi fokus juga dapat berupa informasi tertentu yang bersifat khusus dan umum yang dapat ditemukan dalam bagian tertentu dari suatu bacaan, tanpa membaca bagian-bagian lain. Pengertian suatu istilah, misalnya, adalah informasi khusus yang dapat ditemukan dalam bagian tertentu dari suatu buku, dengan melihat indeks buku terlebih dahulu. Informasi umum tentang berita-berita surat kabar dapat ditemukan dengan hanya membaca-layap judul-judul berita utama.

7) Jika bacaan diikuti oleh pertanyaan, maka pertanyaan-pertanyaan itu dapat juga merupakan informasi fokus. Oleh sebab itu, sebelum mulai membaca, sebaiknya pertanyaan-pertanyaan itu dibaca lebih dahulu dan sedapat mungkin diingat, sehingga pikiran dapat ditujukan pada penemuan jawaban pertanyaan-pertanyaan itu.

8) Khusus dalam hal membaca teks ujian dan pertanyaan-pertanyaan, dapat juga dilakukan sebagai berikut: pertanyaan-pertama (sebagai infomasi fokus) dibaca dulu, kemudian teksnya dibaca sampai jawaban pertanyaan itu ditemukan. Demikianlah dilakukan dengan setiap pertanyaan lainnya. Cara ini dilakukan, karena jumlah pertanyaan ujian biasanya banyak

sehingga tak mungkin diingat. Di samping itu, ujian bukan lagi merupakan latihan kemampuan membaca yang jumlah kata dan waktu membaca harus dihitung.

d. Teknik-teknik dan Metode-metode Membaca:

Cara-cara membaca yang paling efisien dan efektif untuk menemukan informasi fokus yang diperlukan. Teknik-teknik yang umum ialah: baca-pilih, baca-lompat, baca-layap, dan baca-tatap. Di samping itu, dalam membaca untuk studi, ada dua metode yang biasanya dipergunakan, yaitu, CATU (Cari, Tulis kembali, Uji) dan SURTABAKU (Survei, Tanya, Baca, Katakan, Ulang).

e. Fleksibilitas Membaca

Kemampuan menyesuaikan strategi membaca dengan kondisi-baca. Strategi membaca ialah teknik dan metode membaca, kecepatan membaca dan gaya membaca (santai, serius, dengan konsentrasi, dan lain-lain). Kondisi baca ialah tujuan membaca informasi fokus, dan materi bacaan dalam arti keterbacaan.

f. Kebiasaan Membaca

Minat (keinginan, kemauan, dan motivasi) dan keterampilan membaca yang baik dan efisien, yang telah berkembang dan membudaya secara maksimal dalam diri seseorang.

Jika faktor-faktor di atas telah dipahami dan dikuasai (dalam arti teoretis dan praktis) oleh seseorang, maka biasanya dia akan memiliki kemampuan membaca

21

yang maksimal. Dengan demikian, dapat juga dikatakan bahwa tujuan pelajaran membaca lanjut (dalam hal ini yang dimaksud ialah di lembaga-lembaga pendidikan formal) ialah membina dan mengembangkan penguasaan atas keenam faktor tersebut oleh setiap siswa atau mahasiswa hingga taraf semaksimal mungkin. Selain di pendidikan formal, setiap orang dapat juga membina dan mengembangkan faktor-faktor tersebut dalam dirinya sendiri, setelah memahami informasi-informasi yang ada, asal ada kemauan dan disiplin diri.

Oleh karena itu, membaca ialah kegiatan yang sangat penting bagi pengembangan kognitif manusia. Membaca membantu otak bekerja dengan sempurna, otak yang difungsikan untuk dapat berpikir dan menyerap informasi akan bekerja secara aktif. Tekad adalah salah satu penentu kemampuan membaca kritis. Pendidikan tinggi saja belum dapat menentukan apakah seseorang itu memiliki keterampilan membaca kritis.

Berbeda halnya dengan Tampubolon, Lamb dan Arnold (1976) (dalam Rahim 2007: 16) membagi faktor yang memengaruhi kemampuan membaca dalam beberapa faktor, yaitu fisiologis, intelektual, lingkungan, dan psikologis.

a. Faktor Fisiologis

Faktor fisiologi mencakup kesehatan fisik, pertimbangan neurologis, dan jenis kelamin. Gangguan pada alat bicara, alat pendengaran, dan alat penglihatan bisa memperlambat kemajuan belajar membaca anak. Anak yang memiliki gangguan berbicara dan pendengaran akan sulit terdeteksi. Namun, anak yang memiliki gangguan penglihatan dapat terlihat pada saat ia sering

menggosok-gosok matanya, menggososk mata ialah salah satu indikasi bahwa anak terganggu dalam hal membaca, misalnya buram, remang-remang, dan lain sebagainya.

b. Faktor Intelektual

Menurut Wechster (Harris dan Sipay, 1980, dalam Rahim, 2007: 17) mengemukakan bahwa inteligensi ialah kemampuan global individu untuk bertindak sesuai dengan tujuan, berpikir rasional, dan berbuat secara efektif terhadap lingkungan. Walaupun inteligensi berpengaruh, namun banyak ahli berpendapat bahwa inteligensi tidak sepenuhnya memengaruhi kemampuan membaca. Faktor metode mengajar guru, prosedur, dan kemampuan guru juga ikut memengaruhi kemampuan membaca anak.

c. Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan mencakup (1) Latar belakang dan pengalaman siswa di rumah, dan (2) Sosial ekonomi keluarga siswa.

(1) Latar Belakang dan Pengalaman Siswa di Rumah

Rubin (1993, dalam Rahim, 2007: 18) mengemukakan bahwa orangtua yang hangat, berdemokratis, bisa mengarahkan anak-anak mereka pada kegiatan yang berorientasi pendidikan, suka menantang anak untuk berpikir, dan suka mendorong anak untuk mandiri merupakan orangtua yang memiliki sikap yang dibutuhkan anak sebagai persiapan yang baik untuk belajar di sekolah. Selanjutnya dijelaskan bahwa, orangtua yang mempunyai minat yang besar terhadap kegiatan sekolah di mana

anak-23

anak mereka belajar, dapat memacu sikap positif anak terhadap belajar, khususnya belajar membaca. Jadi, kemampuan membaca juga dipengaruhi oleh lingkungan di sekitar rumah.

(2) Faktor Sosial Ekonomi

Faktor sosioekonomi, orang tua, dan lingkungan tetangga merupakan faktor yang membentuk lingkungan rumah siswa. Beberapa peneliti memperlihatkan bahwa status sosioekonomi siswa memengaruhi kemampuan verbal siswa. Semakin tinggi status sosioekonomi siswa semakin tinggi kemampuan verbal siswa. Selanjutnya dijelaskan bahwa, anak-anak yang berasal dari rumah yang memberikan banyak kesempatan membaca, dalam lingkungan yang penuh dengan bahan bacaan yang beragam akan mempunyai kemampuan membaca yang tinggi (Craley & Mountain, 1995 dalam Rahim, 2007: 19).

d. Faktor Psikologis

Faktor psikologis yang memengaruhi kemampuan membaca ialah (1) motivasi, (2) minat, dan (3) kematangan sosial, emosi, dan penyesuaian diri. (1) Motivasi

Motivasi adalah faktor kunci dalam belajar membaca. Crawley dan Mountain (1995 dalam Rahim, 2007: 20) mengemukakan bahwa motivasi ialah sesuatu yang mendorong seseorang belajar atau melakukan suatu kegiatan. Motivasi belajar memengaruhi minat dan hasil belajar siswa. Selain itu, Rubin (1993 dalam Rahim, 2007: 20) mengemukakan bahwa

salah satu fakor yang sangat penting bagi kesuksesan belajar ialah motivasi, keinginan, dorongan, dan minat yang terus-menerus untuk mengerjakan suatu pekerjaan. Oleh karena itu, guru dapat berperan aktif dalam memotivasi siswa agar siswa lebih giat dalam membaca.

(2) Minat

Minat baca ialah keinginan yang kuat disertai usaha-usaha seseorang untuk membaca. Orang yang mempunyai minat membaca yang kuat akan diwujudkannya dalam kesediaannya untuk mendapat bahan bacaan dan kemudian membacanya atas kesadarannya sendiri. Frymeir (Crawley dan Mountain, 1995 dalam Rahim, 2007: 28) mengidentifikasi tujuh faktor yang memengaruhi perkembangan minat anak. Faktor-faktor itu ialah: a) pengalaman sebelumnya, b) konsepsinya tentang diri, c) nilai-nilai, d) mata pelajaran yang bermakna, e) tingkat keterlibatan tekanan, dan f) kekompleksitasan materi pelajaran.

(3) Kematangan Sosio dan Emosi serta Penyesuaian Diri

Ada tiga aspek kematangan emosi dan sosial, yaitu (1) stabilitas emosi, (2) kepercayaan diri, dan (3) kemampuan berpartisipasi dalam kelompok. Anak-anak biasanya selalu mudah marah, mudah emosi, dan kurang dapat mengontrol diri. Anak-anak yang dapat mengontrol emosinya akan lebih mudah memusatkan perhatiannya pada teks bacaan. Percaya diri juga patut dibina, agar siswa mampu bekerja secara mandiri dalam menjalankan tugas membacanya tanpa bergantung pada orang dewasa.

25

Kemampuan berpartisipasi dalam kelompok ialah gabungan dari pengontrolan emosi dan percaya diri anak. Anak yang dapat mengontrol emosi dan memiliki rasa percaya diri yang cukup akan lebih mudah untuk bergabung dalam kelompok.

Sejalan dengan Tampubolon, Lamb dan Arnold, Pujiono (2008: 4) juga membagi faktor kemampuan membaca menjadi dua faktor, yaitu internal dan eksternal. Faktor internal berkaitan dengan motivasi, pengetahuan/pengalaman, ketertarikan, kebermanfaatan, dan kesehatan. Untuk faktor eksternal yaitu terkait dengan lingkungan, seperti suasana, cahaya, suara, waktu, dan ruangan. Selain itu, ada juga faktor eskternal yang berkaitan dengan teks yaitu pada bahasa, pilihan kata, setting/tata tulis, keterbacaan, dan isi bacaan.

Berdasarkan penjelasan dari Tampubolon, Lamb dan Arnold, serta Pujiono, disimpulkan bahwa faktor penentu kemampuan membaca dapat mencakup:

a. Faktor internal

1) Kompetensi kebahasaan. 2) Kemampuan mata.

3) Penentuan informasi fokus. 4) Fleksibelitas membaca. 5) Kebiasaan membaca. 6) Fisiologis.

8) Psikologis: motivasi, minat, dan kematangan sosio dan emosi serta penyesuaian diri.

9) Pengetahuan/pengalaman. 10)Kebermanfaatan.

b. Faktor eksternal

1) Teknik-teknik dan metode-metode membaca.

2) Faktor Lingkungan: latar belakang dan pengalaman siswa di rumah dan Faktor sosial ekonomi.

3) Berkaitan dengan teks: bahasa, pilihan kata, setting/tata tulis, keterbatasan, dan isi bacaan.

27

Dokumen terkait