• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN

5.2 Saran-Saran

Berdasarkan hasil analisis data, pembahasan, dan kesimpulan, peneliti ingin memberikan sedikit masukan atau perbaikan atas apa yang sudah ada.

a. Bagi Guru Bahasa Indonesia

Guru seharusnya lebih memperhatikan kebutuhan belajar siswa. Siswa belajar di kelas bukan hanya diam dan mendengarkan apa yang dibicarakan guru, namun juga dilatih untuk mengasah kemampuan berpikirnya. Membaca seharusnya menjadi salah satu alternatif agar siswa mampu membuka wawasan dan pemikiran kritisnya atas apa yang terjadi di kehidupan sekitar. Hasil yang didapat terlihat kurang baik, siswa masih banyak yang tidak memerdulikan guru saat mengajar, tidak merasa tertarik atas apa yang diajarkan, siswa seakan memiliki dunianya sendiri di dalam kelas. Guru harus lebih tegas untuk membuat siswa jera.

Guru seharusnya sudah mulai memikirkan inovasi terbaru untuk membuat siswa merasa tertarik belajar, khususnya pada saat kegiatan

membaca. Kegiatan membaca dapat dilakukan dengan menggunakan media atau permainan kecil untuk membuat siswa tertarik dan menimbulkan motivasi. Materi yang diberikan juga harus sesuai dengan minat siswa, atau suatu hal yang terlihat menarik bagi para remaja.

Guru seharusnya lebih banyak memberikan tugas membaca dengan memberikan motivasi tertentu, misalnya mendapatkan nilai tambahan atau semacamnya. Otomatis hal tersebut menjadi motivasi tertentu bagi siswa dan sedikit demi sedikit dapat menimbulkan minat baca. Hal yang tak kalah penting juga ialah memberikan kesempatan pada siswa untuk mengemukakan pendapatnya untuk mengetahui pemikiran kritis mereka. Menulis dapat menjadi alternatif lain untuk mengemukakan pendapatnya selain mengeluarkan pendapat dengan lisan. Tugas menulis juga menjadi salah satu kegiatan kreatif untuk melihat sejauh mana kemampuan membaca siswa.

b. Bagi Siswa

Siswa yang baik seharusnya dapat menunjukkan hormat pada guru dengan mendengarkan dan memperhatikan guru pada saat mengajar, bukan malah sibuk dengan dunianya sendiri. Sebagai siswa seharusnya memiliki rasa tanggung jawab untuk mengerjakan tugas yang diberikan guru. Kegiatan membaca yang diberikan guru memiliki banyak manfaat, siswa seharusnya sadar akan hal tersebut. Membaca dapat membuatnya

107

memiliki pemahaman dan pengetahuan yang lebih. Selain itu, membaca juga dapat melatih kita untuk berpikir kritis.

c. Bagi Peneliti Lain

Bagi peneliti lain diharapkan dapat melanjutkan penelitian yang masih tergolong kurang sempurna ini. Selanjutnya, penelitia lain juga diharapkan dapat mengembangkan pembelajaran membaca, khususnya membaca kritis dengan melihat faktor-faktor pendukung yang ada. Diharapkan peneliti lain dapat mencari faktor-faktor membaca kritis yang lain dan dapat mengembangkannya agar siswa Indonesia memiliki daya baca yang tinggi.

108

DAFTAR RUJUKAN

Abidin, Yunus. 2012. Pembelajaran Membaca Berbasis Pendidikan Karakter. Bandung: Refika Aditama.

Adler, Mortimer J. dan Doren, Charles Van. 2007. How to Read Book Cara Jitu Mencapai Puncak Tujuan Membaca. Jakarta: IPublishing.

Arifin, Zainal. 1990. Evaluasi Instruksional Prinsip Teknik Prosedur. Bandung: Remaja Rosakarya.

Arikunto, Suharsimi. 1988. Penilaian Program Pendidikan. Jakarta: Kemdikbud. . 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Edisi

Revisi 2010). Jakarta: Rineka Cipta.

Astutik, Rugi. 2015. Strategi Pembelajaran Kemampuan Membaca Kritis Berdasarkan Faktor Membaca dan Hasil Tes Kemampuan Membaca Kritis pada Mahasiswa Semester VI Kelas A Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Tahun Ajaran 2015.

https://repository.usd.ac.id/344/2/111224032_full.pdf. Skripsi. Yogyakarta: PBSI, FKIP, USD. (Diakses 20 September 2015).

Azwar, Saifuddin. 2012. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Hernowo. 2009. Mengikat Makna Update: Membaca dan Menulis yang Memberdayakan. Bandung: Kaifa.

Mardiah. 2014. “Menumbuhkan Minat Baca”. Integrated BPSDMKP Library Management System. http://bpsdmkp.kkp.go.id/apps/perpustakaan/?q= node/23. (Diakses 1 Maret 2016).

Mulyatiningsih, Endang. 2014. Metode Penelitian Terapan. Bandung: Alfabeta. Noer, Muhammad. 2012. Speed Reading for Beginners Panduan Membaca Lebih

Cepat, Lebih Cerdas, dan dengan Pemahaman yang Lebih Baik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Noor, Juliansyah. 2011. Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah. Jakarta: Kencana.

Prastowo, Andi. 2014. Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

109

Pujiono, Setyawan. 2008. Metode K-W-L dalam Pembelajaran Membaca Kritis.

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/2.%20PPM%20Makalah%20PPM %20%20wates%20K-W-L.pdf. Yogyakarta: UNY. (Diakses 29 Oktober 2015). Purwanta, Hieronymus. 2012. ―Kualitas Penyajian Buku Teks Pelajaran Sejarah

SMA 1975-2008”. Jurnal Pendidikan, Volume 15, No.2, Hal. 195-217. Yogyakarta: Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Sanata Dharma.

Purwanto, Agus, dan Sulistyastuti, Dyah Ratih. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif untuk Administrasi Publik dan Masalah-Masalah Sosial. Yogyakarta: Gava Media.

Rahmi, Putri. 2007. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara. Reswari, Maulida. 2015. Kemampuan Membaca Kritis Siswa SMA N Sentolo Kelas X

Melalui Pendekatan Scientific (Ilmiah) Tahun Ajaran 2014/2015.

https://repository.usd.ac.id/128/2/101224034_full.pdf. Skripi. Yogyakarta: PBSI, JPBS, FKIP, USD. (Diakses 5 Oktober 2015).

Riduwan. 2013. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Jawa Barat: IKAPI. Rustari Dewi, Ni Komang Ayu. 2014. Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca

Kritis Siswa Kelompok Ilmiah Remaja Siswa SMA (SLUA) Saraswati 1 Denpasar Melalui Penyusunan Peta Konsep. http://unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/11/NI-KOMANG-AYU-RUSTARI-DEWI.pdf. Skripsi, Denpasar: Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mahasaraswati Denpasar. (Diakses 5 Oktober 2015). Siswanto, Victoranus Aries. 2012. Strategi dan Langkah-langkah Penelitian.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Soedarso. 2000. Speed Reading Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta: Gramedia.

Solang, Deetje Josephine. 2008. ―Latihan Keterampilan Intelektual dan Kemampuan Pemecahan Masalah Secara Kreatif”. Jurnal Ilmu Pendidikan, Jilid 15, Nomor 2, Hlm. 35-42. Manado: Universitas Negeri Manado.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Swediati, Nonny dan Untorodewo, Felicia N. 2009. Prestasi Membaca Siswa Indonesia dalam Studi PRILS 2006. http://litbang.kemdikbud.go.id/data/ puspendik/HASIL%20RISET/PIRLS/LAPORAN%20PIRLS%202006%20-%20Prestasi%20Membaca%20Siswa%20Indonesia%20dalam%20Studi%20

PIRLS%202006.pdf. Jakarta: Pusat Penelitian Pendidikan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementrian Pendidikan Nasional. (Diakses 1 Maret 2016). Tampubolon. 1987. Kemapuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan Efisien.

Bandung: Angkasa.

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

. 2008. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

. 1983. Membaca Ekspresif. Bandung: Angkasa.

Weiss, Donald H. 1990. Meningkatkan Kemampuan Membaca. Jakarta: Binarupa Aksara.

Winarno. 2012. Speed Reading: Jurus Membaca Cepat, Tepat, dan Akurat. [s.l]: Platinum.

Wiryodijoyo, Suwaryono. 1989. Membaca: Strategi Pengantar dan Tekniknya. FKIP Universitas Bengkulu: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

111

112 Lampiran 1

INSTRUMEN PENILAIAN OBSERVASI

Nama guru :

Bidang studi :

Kelas :

Tanggal :

Sekolah Tempat Penilaian : TUJUAN

Untuk memperoleh data tentang proses belajar mengajar dalam kegiatan membaca guna mencari kelemahan dan kelebihan dalam melihat faktor kemampuan membaca kritis.

PETUNJUK:

1. Amati aktivitas guru di kelas dalam melaksanakan interaksi belajar-mengajar pada kegiatan membaca!

2. Berikan skor (√) pada setiap butir komponen yang sudah disediakan. 3. Tuliskan komponen yang dirasa penting dalam pembelajaran namun tidak

tercantumkan di dalam kolom.

No Komponen yang Dinilai Tampak Tidak

Tampak 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. (GURU) Pembuka

Memilih bacaan sesuai dengan psikologis pelajar Materi bacaan sesuai dengan realitas kehidupan Memeriksa kesiapan belajar siswa

Memeriksa kesiapan media yang akan dipakai Inti

Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai

Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa

Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media untuk menunjang keterampilan membaca

Menuntun siswa dalam mengkritisi suatu bacaan Memberikan masukan dalam kritisan siswa Penutup

Menyusun simpulan berdasarkan pemikiran kritis Melakukan refleksi pembelajaran dari bacaan

113 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. (SISWA) Pembuka

Siap mengikuti pembelajaran

Memperhatikan guru saat menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan

Antusias saat diberi tugas membaca Inti

Bertanya sesuai dengan tugas yang diberikan Memahami bacaan yang diberikan saat ditanyai Terlibat dalam kegiatan membaca yang difasilitasi menggunakan media oleh guru

Menunjukkan sikap rasa ingin tahu pada bacaan yang diberikan

Merespons pertanyaan guru

Mengemukakan pendapat kritisnya terhadap bacaan yang diberikan

Penutup

Membuat simpulan akhir dari bacaan yang ada

Membuat refleksi pembelajaran dari bacaan yang diberikan guru

114 Lampiran 2

KISI-KISI KUESIONER FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS

No. Aspek Jumlah Nomor

Soal Faktor Internal

1. Motivasi 2 3,26

2. Minat 2 1,4

3. Kematangan sosio dan emosi serta penyesuaian diri: Stabilitas emosi, percaya diri, dan kemampuan beradaptasi dalam kelompok

3 11,27,30 4. Pengetahuan/pengalaman 2 6,9 5. Kebermanfaatan 3 10,18,19 6. Fisiologis 2 8,25 7. Inteligensi 2 24,29 8. Kompetensi kebahasaan 2 16,17 9. Kebiasaan membaca 2 15,23

10. Kemampuan menyesuaikan strategi membaca dengan kondisi-baca

2 7,22 Faktor eksternal

1. Suasana lingkungan: pencahayaan, ruangan yang kurang memadai

2 14,28 2. Faktor lingkungan: latar belakang sosial ekonomi 2 13,21 3. Berkaitan dengan teks: bahasa, pilihan kata, setting/tata

tulis, keterbacaan, dan isi bacaan.

3 5,12,20

115 Lampiran 3

KISI-KISI TES MEMBACA KRITIS

No. Aspek Indikator Jumlah

Soal Nomor Soal 1. Kemampuan mengingat dan mengenali bacaan

1. Kemampuan mengidentifikasi isi suatu bacaan.

2. Kemampuan mengenali opini dan fakta suatu bacaan.

3. Kemampuan mengingat isi suatu bacaan

1 2 2 4 1,3 2,13 2. Kemampuan menginterpreta si suatu bacaan

4. Kemampuan menafsirkan isi suatu bacaan.

5. Kemampuan menjelaskan suatu bacaan. 6. Kemampuan memahami isi di antara dua

bacaan.

7. Kemampuan merangkum suatu bacaan.

1 1 1 1 14 17 15 30 3. Kemampuan mengaplikasik an konsep-konsep ke dalam bacaan

8. Kemampuan mengikuti petunjuk bacaan. 9. Kemampuan menentukan gagasan utama

sesuai dengan situasi tertentu

2 2 12,16 7,29 4. Kemampuan menganalisis suatu bacaan

10.Kemampuan menyelidiki kelogisan suatu bacaan.

11.Kemampuan menentukan fakta dan opini suatu tulisan.

12.Kemampuan menyelidiki pesan suatu bacaan.

13.Kemampuan mengenali detail penting suatu bacaan. 1 2 1 2 18 6,24 9 5,25 5. Kemampuan membuat simpulan

14.Kemampuan membuat simpulan suatu bacaan.

2 11, 21

6. Menilai suatu bacaan

15.Kemampuan mendeteksi kesalahan suatu bacaan.

16.Kemampuan memilih bacaan yang baik dan tidak baik.

17.Kemampuan memperkirakan kebenaran suatu bacaan. 2 1 2 10,20 19 27,28 7. Kemampuan merespons isi

18.Kemampuan membuat opini terhadap suatu bacaan.

116

bacaan 19.Kemampuan mengonstruksi suatu bacaan.

1 26

Lampiran 4

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA

No. Pertanyaan Jawaban

1. Apakah Anda suka membaca? Apakah menurut Anda membaca itu penting?

2. Apakah Anda tertarik pada suatu jenis bacaan tertentu?

3. Apa yang menjadi motivasi Anda dalam membaca? 4. Apakah Anda meluangkan waktu untuk membaca?

Kapan itu dilakukan?

5. Apakah tulisan yang kurang dimengerti membuat Anda enggan membaca? Kenapa?

6. Apakah keluarga memberi dana khusus untuk membeli buku bacaan?

7. Apakah menurut Anda kegiatan membaca memberi manfaat tertentu?

8. Dalam keadaan seperti apa Anda bisa membaca dengan baik?

117 Lampiran 5

Berikut adalah rumus untuk mencari Indeks Tingkat Kesulitan (ITK) soal. Total skor benar dibagi jumlah peserta tes, sebanyak 26 orang.

ITK Keterangan:

ITK = Indeks Tingkat Kesulitan FK = Total jawaban benar N = Jumlah peserta tes

NO. SOAL

FK N ITK KETERANGAN KATEGORI ASPEK

1. 13 26 0,5 LAYAK SEDANG 1 2. 19 26 0,73 LAYAK SEDANG 1 3. 15 26 0,57 LAYAK SEDANG 1 4. 16 26 0,61 LAYAK SEDANG 1 5. 9 26 0,34 LAYAK SULIT 4 6. 6 26 0,23 LAYAK SULIT 4

7. 5 26 0,19 TIDAK LAYAK TERLALU MUDAH 3 8. 23 26 0,88 TIDAK LAYAK TERLALU MUDAH 7 9. 26 26 1 TIDAK LAYAK TERLALU MUDAH 4

10. 9 26 0,34 LAYAK SULIT 6

11. 14 26 0,42 LAYAK SEDANG 5 12. 24 26 0,92 TIDAK LAYAK TERLALU MUDAH 3 13. 0 26 0 TIDAK LAYAK TERLALU SULIT 1 14. 0 26 0 TIDAK LAYAK TERLALU SULIT 2 15. 11 26 0,42 LAYAK SEDANG 2

16. 18 26 0,69 LAYAK MUDAH 3

17. 13 26 0,5 LAYAK SEDANG 2

18. 22 26 0,84 TIDAK LAYAK TERLALU MUDAH 4 19. 4 26 0,15 TIDAK LAYAK TERLALU SULIT 6 20 3 26 0,11 TIDAK LAYAK TERLALU SULIT 6 21. 3 26 0,11 TIDAK LAYAK TERLALU SULIT 5 22. 24 26 0,92 TIDAK LAYAK TERLALU MUDAH 7 23. 23 26 0,88 TIDAK LAYAK TERLALU MUDAH 7 24. 24 26 0,92 TIDAK LAYAK TERLALU MUDAH 4

118

26. 3 26 0,11 TIDAK LAYAK TERLALU SULIT 7 27. 3 26 0,11 TIDAK LAYAK TERLALU SULIT 6 28. 24 26 0,92 TIDAK LAYAK TERLALU MUDAH 6 29. 0 26 0 TIDAK LAYAK TERLALU SULIT 3 30. 23 26 0,88 TIDAK LAYAK TERLALU MUDAH 2

Lampiran 6

INSTRUMEN PENILAIAN OBSERVASI Nama guru : Ign. Isharjono, S.Pd Bidang studi : Bahasa Indonesia Kelas : XI MIA 2

Tanggal : 13 Januari 2016

Sekolah Tempat Penilaian : SMA Negeri 1 Kasihan TUJUAN

Untuk memperoleh data tentang proses belajar mengajar dalam kegiatan membaca guna mencari kelemahan dan kelebihan dalam melihat faktor kemampuan membaca kritis.

PETUNJUK:

1. Amati aktivitas guru di kelas dalam melaksanakan interaksi belajar-mengajar pada kegiatan membaca!

2. Berikan skor (√) pada setiap butir komponen yang sudah disediakan.

3. Tuliskan komponen yang dirasa penting dalam pembelajaran namun tidak tercantumkan di dalam kolom.

No Komponen yang Dinilai Tampak Tidak

Tampak 1. 2. 3. 4. (GURU) Pembuka

Memilih bacaan sesuai dengan psikologis pelajar Materi bacaan sesuai dengan realitas kehidupan Memeriksa kesiapan belajar siswa

Memeriksa kesiapan media yang akan dipakai Inti

√ √

√ √

119 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.

Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai

Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa

Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media untuk menunjang keterampilan membaca

Menuntun siswa dalam mengkritisi suatu bacaan Memberikan masukan dalam kritisan siswa Penutup

Menyusun simpulan berdasarkan pemikiran kritis Melakukan refleksi pembelajaran dari bacaan

√ √ √ √ √ √ √ 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. (SISWA) Pembuka

Siap mengikuti pembelajaran

Memperhatikan guru saat menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan

Antusias saat diberi tugas membaca Inti

Bertanya sesuai dengan tugas yang diberikan Memahami bacaan yang diberikan saat ditanyai

Terlibat dalam kegiatan membaca yang difasilitasi menggunakan media oleh guru

Menunjukkan sikap rasa ingin tahu pada bacaan yang diberikan

Merespons pertanyaan guru

Mengemukakan pendapat kritisnya terhadap bacaan yang diberikan

Penutup

Membuat simpulan akhir dari bacaan yang ada

Membuat refleksi pembelajaran dari bacaan yang diberikan guru √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

120 Lampiran 7

Hasil Perhitungan Skala Likert

No Rentang Skor Juml ah

Skala Likert Jumlah Skor Skor Ideal Skor Rendah 1 STS 2 TS 3 N 4 S 5 SS 1 STS 2 TS 3 N 4 S 5 SS 1. 0 1 7 14 4 26 0 2 21 56 20 99 130 26 2. 1 4 6 11 4 26 1 8 18 44 20 91 130 26 3. 0 3 15 6 2 26 0 6 45 24 10 85 130 26 4. 0 0 1 10 15 26 0 0 3 40 75 118 130 26 5. 0 6 9 8 3 26 0 12 27 32 15 86 130 26 6. 0 2 0 10 14 26 0 4 0 40 70 114 130 26 7. 0 2 13 11 0 26 0 4 39 44 0 87 130 26 8. 1 1 7 10 7 26 1 2 21 40 35 99 130 26 9. 0 0 2 15 9 26 0 0 6 60 45 111 130 26 10. 0 0 3 12 11 26 0 0 9 48 55 112 130 26 11. 0 0 3 15 8 26 0 0 15 60 40 115 130 26 12. 0 0 8 13 5 26 0 0 24 52 25 101 130 26 13. 0 5 12 5 4 26 0 10 36 20 20 86 130 26 14. 1 12 13 0 0 26 1 24 39 0 0 64 130 26 15. 1 3 11 8 3 26 1 6 33 32 15 87 130 26 16. 0 0 4 14 8 26 0 0 12 56 40 108 130 26 17. 0 1 1 15 9 26 0 2 3 60 45 110 130 26 18. 0 1 8 14 3 26 0 2 24 56 15 67 130 26 19. 1 1 8 12 4 26 1 2 24 48 20 95 130 26 20. 0 0 4 12 10 26 0 0 12 48 50 110 130 26 21. 2 13 8 2 1 26 2 26 24 8 5 65 130 26 22. 0 8 11 6 1 26 0 16 33 24 5 78 130 26 23. 0 1 12 11 2 26 0 2 36 44 10 92 130 26 24. 0 0 9 13 4 26 0 0 27 52 20 99 130 26 25. 0 1 3 14 8 26 0 1 9 56 40 106 130 26 26. 7 10 9 0 0 26 7 20 27 0 0 54 130 26 27. 0 0 14 11 1 26 0 0 42 44 5 91 130 26 28. 3 18 4 1 0 26 3 36 12 4 0 55 130 26 29. 0 1 9 12 4 26 0 2 27 48 20 97 130 26 30. 0 1 8 14 3 26 0 2 24 56 15 97 130 26 2771 3900 780

121 Lampiran 8

122 Lampiran 9

123 Lampiran 10

124 Lampiran 11

126 Lampiran 12

KUESIONER Nama Siswa :

Kelas/ No. Urut : Sekolah : PETUNJUK:

1. Di bawah ini terdapat kuesioner faktor membaca kritis.

2. Berikan tanda (√) pada setiap pada rentangan skor 5 = SANGAT SETUJU

(SS), 4 = SETUJU (S), 3 = NETRAL (N), 2 = TIDAK SETUJU (TS), dan 1 = SANGAT TIDAK SETUJU (STS), sesuai dengan pendapat Anda.

3. Jawaban ditulis di lembar kuesioner, setelah selesai dikumpulkan kembali pada petugas!

No. Pernyataan Rentang Skor

1 (STS) 2 (TS) 3 (N) 4 (SS) 5 (STS) 1. Saya senang membaca

2. Saya selalu menyempatkan diri membaca walaupun hanya memiliki waktu sedikit 3. Jika diberi tugas membaca saya selalu

mengerjakannya tepat waktu

4. Jika ada buku bacaan yang saya suka, saya selalu mencoba membacanya

5. Kosakata yang sulit membuat saya malas membaca

6. Membaca membuat saya mengetahui informasi baru

7. Saya sudah tahu letak informasi bacaan sesuai dengan jenis bacaan

127 8. Saya malas membaca bila sedang sakit 9. Membaca membuat saya lebih pintar 10. Saya merasakan manfaat dari membaca 11. Membaca membuat saya memiliki

pemahaman yang lebih dan membuat saya percaya diri

12. Tidak semua jenis bacaan saya baca, karena tulisannya yang tidak saya mengerti

13. Orang tua memberi saya uang untuk membeli buku walau saya tidak meminta 14. Saya membaca hanya pada siang hari

karena pencahayaannya yang bagus 15. Saya dibiasakan membaca oleh keluarga

sejak kecil

16. Membaca membuat saya memiliki kosakata yang lebih baik

17. Saya belajar kata-kata baru dari membaca 18. Terkadang saya membuktikan kebenaran

atas apa yang saya baca

19. Membaca pelajaran yang akan saya pelajari di sekolah membuat saya lebih mengetahui apa yang akan dipelajari guru keesokan hari.

20. Tulisan yang kurang baik peletakkannya membuat saya bingung pada saat membaca 21. Saya menyisihkan uang jajan saya untuk

membeli buku bacaan yang saya sukai 22. Saya tidak membaca keseluruhan isi

bacaan, saya hanya menentukan satu titik permasalahan pada isi bacaan

23. Saya biasa membaca bacaan melalui internet, bukan buku

24. Membaca membuat saya mengetahui banyak hal dibanding teman yang lain 25. Saat mata terasa lelah saya berhenti

membaca sejenak

26. Walau mata saya lelah, saya tetap melanjutkan membaca

27. Dari buku yang saya baca, saya jadi bisa mengendalikan diri saya atas apa yang terjadi dalam hidup saya

128 menerangi, saya tetap kesulitan membaca karena kurang cahaya

29. Saya dapat mengambil pesan dari bacaan yang saya baca dan merefleksikannya pada diri saya

30. Saya merefleksikan suatu bacaan dan membuat saya dapat menyesuaikan diri dalam pergaulan

129 Lampiran 13

TES KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS Nama Siswa :

Kelas/ No. Urut : Sekolah : PETUNJUK:

1. Bacalah bacaan di bawah ini dengan baik!

2. Berilah tanda silang (X) pada huruf A, B, C, D, atau E pada jawaban yang Anda anggap benar.

Teks untuk soal 1-3

Grace Natalie, mantan pembaca berita yang kini banting setir ke dunia politik dengan menjadi Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), bertutur tentang kekagumannya pada sosok Kartini. Menurutnya, Kartini adalah sosok yang tekun mencatat serta berani menuliskan hal-hal yang mengekang hak perempuan.

Raden Ajeng Kartini (21 April 1879-17 September 1904), putri dari pasangan RM Sosroningrat, Bupati Jepara, dengan Ngasirah, putri pemuka Islam di Teluk Awur. Sedari remaja Kartini getol membaca, salah satunya koran De Locomotief terbitan Semarang. Kartini wafat pada usia muda, 25 tahun. Setelah ia meninggal, surat-surat yang dikirimnya ke kawan-kawan perempuannya di Eropa dibukukan di bawah judul Door Duisternis tot Licht, Habis Gelap Terbitlah Terang. (Historia, No 24. Th II. 2015: 95)

1. Berdasarkan cerita di atas, kalimat di bawah ini yang termasuk fakta ialah….

A. Buku Door Duisternis tot Licht, Habis Gelap Terbitlah Terang bukan dibukukan oleh Kartini.

B. Salah satu koran yang dibaca Kartini sepertinya De Locomotief terbitan Semarang.

130

C. Kartini kira-kira meninggal pada usia 25 tahun, karena lahir 21 April 1879 dan wafat 17 September 1904.

D. Kartini adalah sosok yang tekun mencatat serta berani menuliskan hal-hal yang mengekang hak perempuan, menurut Grace Natalie.

E. Grace Natalie diduga memiliki kekaguman yang tinggi pada Kartini. 2. Topik pada bacaan di atas ialah….

A. Grace Natalie adalah mantan pembaca berita. B. Sejarah singkat Raden Ajeng Kartini.

C. Kekaguman Grace Natalie pada Kartini. D. Sosok perempuan tangguh Indonesia. E. Ciri-ciri wanita tangguh ada di Kartini.

3. Berdasarkan cerita di atas, kalimat di bawah ini yang termasuk opini,

kecuali….

A. Grace Natalie mengemukakan pemikirannya mengenai Kartini. B. Sosok Kartini seperti tak habis ditelan waktu.

C. Cerita di atas sebenarnya menjelaskan Kartini meninggal di usia muda. D. Dengar-dengar koran De Locomotief terbitan Semarang masih terbit

sampai saat ini.

E. Buku berjudul Door Duisternis tot Licht, Habis Gelap Terbitlah Terang dibukukan oleh Kartini.

Teks untuk soal 4-9

Sejak terjadi serangan teror di Paris, Perancis, 13 November malam, wajah Eropa berubah. Keamanan ditingkatkan di mana-mana.

Personel militer mulai berjaga di tempat yang dianggap strategis, termasuk di perbatasan. Bahkan, perpindahan orang di Eropa, terutama di antara 26 negara yang tergabung dalam zona Schengen, yang semula cenderung sangat bebas, kini mulai ada pemikiran untuk mengurangi kebebasan itu. Para menteri negara anggota Uni Eropa mengadakan pertemuan darurat, Jumat lalu, untuk membahas tentang pengetatan pemeriksaan di perbatasan sebagai langkah pencegahan darurat. Menteri Dalam Negeri Perancis Bernhard Cazeneuve mengatakan, Paris tidak menerima peringatakan dari negara anggota Uni Eropa (terutama Belgia) bahwa Abdelhamid Abaaoud berada di wilayah Eropa.

Padahal, Abaaoud, dalang dari serangan terror di Paris, termasuk dalam daftar pencarian orang internasional yang dikeluarkan oleh Belgia. Dia mendapat hukuman 20 tahun penjara atas tuduhan perekrutan militant untuk dikirim ke Suriah, Juli lalu. Kita mendukung penuh keinginan negara-negara Uni Eropa untuk mengetatkan pemeriksaan di perbatasan sebagai langkah pencegahan darurat karena tiap-tiap

131

negara berkewajiban untuk menjaga keamanan dan keselamatan rakyat serta negara masing-masing.

Kita juga mendukung keinginan untuk meningkatkan kerja sama intelijen dan keamanan serta tukar-menukar informasi strategis di antara negara-negara Eropa dan non-Eropa. Tujuannya agar sistem deteksi dini dapat dikembangkan. Oleh karena dari pemeriksaan yang dilakukan setelah serangan terror Paris terjadi, diketahui bahwa intelijen Maroko telah mendeteksi kehadiran Abaaoud di Paris.

Namun, kita tidak mengingkan langkah-langkah pencegahan darurat itu digunakan untuk menghalangi masuknya para migran atau pengungsi dari Suriah dan Irak, atau negara Timur Tengah lain, ke Eropa. Sebelum serangan teror Paris terjadi pun sesungguhnya sudah ada beberapa negara Eropa menunjukkan keengganannya dalam menerima migran dari Suriah dan Irak. Dikhawatirkan, ucapan Perdana Menteri Perancis Manuel Valls bahwa beberapa pembunuh dalam serangan teror Paris telah memandaatkan krisis migran untuk menyelinap ke Eropa akan memperbesar keengganan negara-negara itu.

Kita berharap negara-negara Eropa memisahkan secara tegas dan jelas antara migran dan pelaku terorisme oleh karena keduanya sangat berbeda. Jangan sampai para imigran yang mengharapkan kehidupan yang lebih baik di Eropa tidak dapat mewujudkan keinginannya hanya karena kehawatiran Eropa terhadap terorisme. (Kompas, Selasa, 24 November 2015: 6)

4. Ide pokok dalam paragraf satu adalah….

A. Paris tidak menerima peringatakan dari negara anggota Uni Eropa (terutama Belgia) bahwa Abdelhamid Abaaoud berada di wilayah Eropa. B. Pertemuan darurat para menteri negara anggota Uni Eropa.

C. Pertemuan darurat membahas mengenai pengetatan pemeriksaan di perbatasan.

D. Personel militer mulai berjaga di perbatasan. E. Perpindahan orang di Eropa mulai diperketat. 5. ―Kita‖ dalam bacaan di atas ialah….

A. Eropa. B. Perancis. C. Penulis. D. Pembaca.

E. Perdana Menteri Perancis.

6. Paragraf yang memulai adanya opini ialah paragraf….

A. Paragraf 1 B. Paragraf 2 C. Paragraf 3

132 D. Paragraf 4

E. Paragraf 5

7. Topik yang diangkat dalam bacaan di atas ialah….

A. Teror melanda Perancis.

B. Pertemuan perdana menteri di Eropa.

C. Pertolongan bagi pengungsi Suriah dan Irak di Perancis. D. Memisahkan antara imigran dan pelaku terorisme. E. Peningkatan keamanan di Paris.

8. Menurut Anda, bagaimana sikap Perancis atas terjadinya teror yang sudah

terjadi….

A. Kurang memikirkan keamanan dan keselamatan pengungsi Suriah dan Irak, sehingga teror bisa terjadi.

B. Sudah baik, mau menampung pengungsi. Namun, masih banyak yang harus dipertimbangkan kembali bila ingin mengambil resiko seperti ini. C. Sudah baik, mampu menampung pengungsi. Salahkan Belgia yang tidak

memberi tahu bahwa pelaku teror sedang berada di Perancis.

D. Sudah cukup, mau menampung pengungsi, dan memperketat keamanan agar teror tidak lagi menyerang.

Dokumen terkait