• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN

B. Paparan Data Hasil Penelitian

7. Faktor Penunjang dalam Implementasi Model Homeschooling 62

Pelaksanaan proses belajar mengajar di Komunitas Belajar Imam An-Nawawi dilaksanakan di sebuah gedung yang terletak di sebuah komplek perumahan. Namun sarana tempat belajar saat ini masih kurang menampung jumlah murid yang semakin lama semakin bertambah. Oleh karena itu pihak komunitas mulai membangun sebuah gedung dengan dua lantai, saat ini masih dalam tahap penyelesaian.

Tempat belajar komunitas homeschooling di sini sangat asri dan tenang untuk melaksanakan proses pembelajaran, hal ini dikarenakan tempatnya masih bernuansa alam, yang jauh dari kebisingan kendaraan motor. Hal ini sesuai dengan pernyataan kepala komunitas Bapak Saiful:

Kami saat ini sudah memiliki tempat belajar sendiri walaupun masih belum cukup menampung seluruh jumlah siswa secara ideal.

23

Wawancara dengan Bpk Saiful Lc., Kepala Sekolah Komunitas Belajar Imam An-Nawawi. Senin 5 Januari 2015 di Sekolah Imam An-Nawawi pukul 11.00 WIB

Oleh karena itu kami sedang membangun gedung yang di depan itu. Pada tahun ini Insyaallah sudah bisa ditempati.24

Untuk menunjang kelancaran pengelolaan kelompok belajar diperlukan sarana belajar seperti perpustakaan. Di komunitas Imam An-Nawawi Depok sarana perpustakaan juga tersedia di sini. Bapak Saiful Lc., menuturkan:

Selain gedung yang tersedia, disni juga dilengkapi dengan perpustakaan dan Laboratorium komputer. Sehingga kegiatan belajar bisa tertunjang dengan adanya sarana tersebut. Anak-anak bisa belajar di perpustakaan dan ada waktu khusus untuk anak-anak belajar di laboratorium komputer.25

Untuk menjamin penyelenggaraan pendidikan kesetaraan berlangsung dengan baik, maka dilakukan pembinaan dan pengawasan, maka Direktorat Pendidikan Kesetaraan-Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah melaksanakan pembinaan terhadap penyelenggaraan pendidikan kesetaraan program Paket A dan B melalui standar, norma, prosedur, dan acuan teknis pengelolaan kelompok belajar.

Begitu pula Kasubdin propinsi dan Kabupaten/Kota yang membindangi PLS membina pelaksanaan penyelenggaraan, kegiatan belajar, evaluasi, dan kegiatan lain yang berkaitan. Hal ini terbukti dengan bantuan yang diberikan oleh pihak pemerintah kepada Komunitas Belajar Imam An-Nawawi. Hal ini dibenarkan oleh kepala komunitas:

Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) sudah dapat kami rasakan, Bantuan Operasional Pendidikan juga telah pemerintah berikan kepada kami. Jadi pemerintah sudah memperhatikan dengan serius keberadaan homeschooling kami. Seperti pemerintah memperhatikan sekolah-sekolah formal pada umumnya.26

Sedang untuk mendukung kegiatan pembelajaran yang lain, pihak komunitas melengkapi dengan beberapa sarana dan prasarana pendidikan

24

Wawancara dengan Bpk Saiful Lc., Kepala Sekolah Komunitas Belajar Imam An-Nawawi. Senin 5 Januari 2015 di Sekolah Imam An-Nawawi pukul 11.00 WIB

25

Wawancara dengan Bpk Saiful Lc., Kepala Sekolah Komunitas Belajar Imam An-Nawawi. Senin 5 Januari 2015 di Sekolah Imam An-Nawawi pukul 11.00 WIB

26

Wawancara dengan Bpk Saiful Lc., Kepala Sekolah Komunitas Belajar Imam An-Nawawi. Senin 5 Januari 2015 di Sekolah Imam An-Nawawi pukul 11.00 WIB

dan pembelajaran seperti tersedianya ruang Mushollah untuk praktek beribadah.

Berdasarkan hasil wawancara dengan pengajar di Komunitas Belajar Imam An-Nawawi Depok mengenai faktor pendukung model homeschooling, beliau menuturkan:

Faktor penghambat dari pelaksanaan homescholing, antara lain yaitu tidak semua sekolah formal bisa memfasilitasi yang sesuai dengan kebutuhan anak, maka faktor penunjang kami yaitu adanya fasilitas cukup lengkap. Seperti komputer, buku-buku, materi yang sudah disesuaikan, modul, dan lain-lain. Dan kami yakin dapat memenuhi kebutuhan anak. Serta punya program yang jelas27.

Selain itu, adapun faktor penunjang yang lainnya, adalah anak memiliki keinginan, keberanian menampilkan minat, kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi ketika belajar serta sumber belajar yang ada cukup lengkap.

Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu keluarga homeschooler Ibu Humairah tentang faktor pendukung model homechooling, beliau menuturkan:

Tidak semua sekolah bisa menfasilitasi yang sesuai dengan kebutuhan anak, maka faktor penunjang yang terdapat di komunitas Imam An-Nawawi yaitu adanya fasilitas cukup lengkap. Seperti ruang komputer, buku-buku, internet, tempat beribadah dan lain-lain. Dan kami yakin dapat memenuhi kebutuhan anak. Serta punya program yang jelas. Sedangkan faktor penghambatnya kurangnya konsistensi dengan jadwal dan anggapan sepele dari masyarakat.28

Dari hasil wawancara tersebut maka dapat dikatakan bahwa factor penunjang dalam mengimplemtasikan homeschooling bagi para orang tua antara lain yaitu:

27

Wawancara dengan Bpk Muhammad Soleh., Guru Kelas VI di Komunitas Belajar Imam An-Nawawi. Senin 5 Januari 2015 di Sekolah Imam An-Nawawi pukul 11.10 WIB

28

Wawancara dengan Ibu Humairah., Orang tua dari Fauzi siswa Komunitas Belajar Imam An-Nawawi. Senin 5 Januari 2015 di Sekolah Imam An-Nawawi pukul 11.30 WIB

a. Dengan memberikan fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan dan minat anak. Seperti komputer, buku-buku, internet, dan lain sebagainya. Serta merasa sangat yakin dapat memenuhi kebutuhan anak.

b. Punya program yang jelas.

c. Waktu dan tempat belajarpun lebih fleksibel. d. Cita-cita atau aspirasi anak, serta kemampuan anak.

e. Pembekalan ajaran-ajaran atau nilai-nilai yang Islami pada diri anak. Selain di atas, bahwa factor pendukung yang sangat utama selain fasilitas adalah memberi banyak keleluasaan bagi anak untuk menikmati proses belajar tanpa harus merasa tertekan dengan beban-beban yang terkondisi oleh target kurikulum, menyediakan waktu belajar yang lebih fleksibel, juga memperdalam ilmu agama. Belajar di rumah akan mendukung terhadap terciptanya lingkungan yang lebih komunikatif antar anggota keluarga.

8. Faktor Penghambat dalam Implementasi Model Homeschooling

Faktor penghambat dalam implementasi model homeschooling pada Komunitas Belajar Imam An-Nawawi Depok yaitu:

a. Karakter dan latar belakang anak yang berbeda-beda b. Anggapan sebelah mata dari masyarakat.

c. Kurangnya keingintahuan masyarakat tentang pendidikan (Homeschooling).

d. Serta keragu-raguan masyarakat tentang pendidikan khususnya homeschooling, dan

e. Kurangnya konsistensi dengan jadwal.

Mengenai faktor penghambat dalam Implementasi model homeschooling, hasil wawancara dengan pengajar homeschooling, beliau menuturkan:

Memilih homeschooling konsekuensinya bertanggung jawab sepenuhnya akan pendidikan anak, sekarang membeli mainan educatif tidaklah murah, kalau tidak mempunyai pengetahuan dan katerampilan yang lebih maka itu akan menghambat pelaksanannya

juga harus konsisten dalam mengawasi perkembangan anak kalau lengah sedikit saja kan kita yang repot.29

Dari hasil wawancara di atas, menunjukkan bahwa factor penghambat dari implementasi model homeschooling yaitu:

a. Menyediakan fasilitas sendiri.

b. Pengawasan. Sekolah rumah memang membutuhkan perencanaan dan pengawasan optimal. Disiplin dan konsistensi orang tua dalam mengajar atau memfasilitasi akan mempengaruhi sukses tidaknya sekolah rumah yang akan dijalani.

c. Kapabilitas orang tua. Tidak hanya berkaitan dengan kemampuan mengajar anak tetapi juga kemauan orang tua untuk terus belajar dan mengembangkan diri. Namun yang paling penting apakah orang tua mempunyai kepercayaan diri yang cukup besar untuk mengambil alih tanggung jawab pendidikan anak sepenuhnya.

Tentang faktor penghambat untuk mengimplementasikan model homeschooling yang selama ini dijalankan oleh keluarga Ibu Humairah tidak terlalu membuat lelah untuk mendidik anak-anaknya. beliau menuturkan:

“Faktor penghambat dalam pelaksanaannya, Perlunya banyak menyediakan waktu buat anak jadi kita cenderung mengabaikan kepentingan pribadi kami”. 30

Dari pernyataan tersebut di atas, menunjukkan, bahwa penghambat dari implementasi model homeschooling adalah :

a. Pengorbanan Pribadi, Orang tua yang memilih homeschooling harus menyadari bahwa mereka akan kehilangan waktu pribadi untuk diri sendiri, karena sebagian besar waktu dihabiskan bersama anak-anak. b. Perlunya pengawasan yang konsisten terhadap perilaku anak.

29

Wawancara dengan Bpk Saibudin., Guru Agama di Komunitas Belajar Imam An-Nawawi. Senin 5 Januari 2015 di Sekolah Imam An-Nawawi pukul 11.00 WIB

30

Wawancara dengan Ibu Humairah., Orang tua dari Fauzi siswa Komunitas Belajar Imam An-Nawawi. Senin 5 Januari 2015 di Sekolah Imam An-Nawawi pukul 11.30 WIB

9. Upaya Mengatasi Hambatan pada Implementasi Model Homeschooling dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Anak

Dalam upayanya komunitas homeschooling Imam An-Nawawi Depok telah menjawab semua persoalan-persoalan dan keraguan masyarakat dibidang pendidikan khususnya persoalan dalam meningkatkan motivasi belajar anak. Jika menilik ke belakang maka ada beberapa upaya dalam mengatasi hambatan pada implementasi model homeschooling dalam meningkatkan motivasi belajar anak, khususnya pada komunitas belajar homeschooling Imam An-Nawawi Depok, antara lain:

a. Menguatkan kemamuan anak untuk berbuat.

b. Memaksimalkan jumlah waktu yang disediakan untuk belajar.

c. Mengajarkan anak untuk merelakan meninggalkan kewajiban atau tugas yang lain.

d. Membimbing dan menanamkan ketekunan dalam mengerjakan setiap tugas yang diberikan.

Di samping itu ada beberapa tambahan upaya-upaya lainnya dalam hal mengatasi hambatan pada implementasi model homeschooling dalam meningkatkan motivasi belajar anak pada komunitas belajar homeschooling Imam An-Nawawi Depok, yaitu:

a. Menanamkan sikap ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa) kepada anak

b. Menunjukkan minat terhadap bermaca-macam masalah orang dewasa. c. Mengajarkan anak untuk lebih senang bekerja mandiri.

d. Tidak berfokus pada tugas-tugas rutin, mengajarkan anak untuk melakukan aktifitas/kegiatan yang lain.

e. Mengajarkan anak untuk dapat atau mampu mempertahankan pendapatnya.

Dalam mengatasi hambatan dalam implementasi model homeschooling juga butuh peran dan kekompakan dari semua golongan termasuk guru yang terdapat di komunitas belajar. Di sini guru juga

memegang peran strategis dalam membantu menyelesaikan hambatan-hambatan yang ada. Para guru juga tidak kehabisan akal dalam memberikan inisiatif baru, demi lancarnya dalam melakukan homeschooling. Para guru juga tidak pantang menyerah dalam mencapai tujuannya, supaya anak mau belajar, merasa nyaman dalam belajar dan berfikir betapa pentingnya belajar