• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

B. Saran

Dari kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, maka ada beberapa saran agar upaya meningkatkan proses pelaksanaan homeschooling dapat meningkatkan motivasi belajar anak, antara lain sebagai berikut :

1. Mengenali ciri-ciri menurunnya semangat dan motivasi belajar anak. Segera diadakan perbaikan jika orang tua telah menemukan penyebab menurunnya semangat dan motivasi belajar anak.

2. Ciptakan suasana sehat dan menyenangkan dalam keluarga. Senantiasa tekankan keberhasilan yang hendak dicapai anak, dengan memberikan penjelasan. Dengan menghindari memotivasi anak dengan mencaci-maki atau menyebut anak dengan sebutan yang menyakitkan hatinya.

3. Tetapkan prioritas utama yang harus diperbaiki oleh anak, dengan tetap membiarkannya menikmati masa kanak-kanaknya. Tidak membanding- bandingkan anak dengan anak yang lainnya, dengan orang tua/saudara sekalipun orang tua berharap motivasi belajar anak akan bangkit karenanya.

4. Tidak menuntut anak untuk selalu sempurna dalam mengerjakan suatu tugas. Dengan Memberikan teguran yang halus pada anak. Ucapan yang tidak menyakiti hati anak akanmendorongnya untuk memperbaiki diri. 5. Atur dan tingkatkan jumlah belajar secara bertahap pada anak, hingga

selalu mengawasi tanpa mengekang seluruh kegiatannya untuk tetap menjaga semangat belajarnya. Karena semua membutuhkan proses dan pelatihan yang tidak sebentar.

6. Tak lupa pula peranan Komunitas Belajar Sekolah Imam An-Nawawi Depok dan orang tua homeschooler yang tak lain adalah saling mendukung dan bahu- membahu dalam meningkatkan motivasi belajar anak.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta: Rineka Cipta, 2010.

Asmani, Jamal Ma’mur. Buku Pintar Homeschooling.Jogjakarta: Flashbooks, 2012.

Dobson, Linda. Tamasya Belajar: Panduan Merancang Program Sekolah di Rumah untuk Anak Usia Dini.Bandung. Mizan Learning Center (MLC), 2005.

Effendi, Motivasi Dalam Pembelajaran. Jakarta: PT. Angkasa, 2003.

Griffith, Mary. Belajar Tanpa Sekolah; Bagaimana Memanfaatkan Seluruh Dunia Sebagai Ruang Kelas Anak Anda. Bandung: Nuansa, 2008.

Hakim, Arief Rachman. Home-Schooling, Rumah Kelasku, Dunia Sekolahku. Jakarta: Kompas, 2007.

Hamalik, Oemar. Kurikulum dan Pembelajaran.Jakarta: Bina Aksara, 2009.

Hanaco, Indah. I Love Homeschooling, Segala Sesuatu yang Harus Diketahui tentang Homeschooling. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,2012.

Handoko, Martin. Motivasi Daya Penggerak Tingkah Laku. Yogyakarta: Kanisius, 2008.

J. Moleong. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004.

Joesoef, Soelaiman. Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara, 2002.

Jurnal Madrasah Kelurga, “Melirik Kembali Homeschooling”,

http://my.opera.com/madrasah-keluarga/blog/melirik-kembali-Homeschooling, Diakses pada 20 April 2007

Kak Seto. Homeschooling Keluarga Kak Seto. Jakarta: PT. Mizan Pustaka, 2007.

Kembara, Maulia D. Panduan Lengkap Homeschooling. Bandung: Progressio, 2007.

Mulyadi, Seto. Homeschooling Keluarga Kak Seto: mudah, meriah, dan direstui Pemerintah. Bandung: PT. Mizan Pustaka, 2007.

Ngalim Purwanto, “Pengertian Motivasi”, dalam Mudjiono Dimyat, .Belajar dan Pembelajaran.Jakarta: PT Asdi M ahasatya, 2006.

Rachman, Arief. Homeschooling Rumah Kelasku, Dunia Sekolahku.Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2007.

Saputro, Abe. Rumahku Sekolahku; Panduan Bagi Orang Tua untuk Menciptakan Homesholing (Yogyakarta: Graha Pustaka, 2007.

Sardiman, Interaksi dan Motivasi Balajar Siswa. Jakarta : Rajawali PERS, 2005.

Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Bina Aksara, 2003.

Subiyanto, Paul. Mendidik Dengan Hati. Jakarta: Elex Media Komputindo, 2004.

Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2006.

Sumardiono. Apa Itu Homeschooling, 35 Gagasan Pendidikan Berbasis Keluarga. Jakarta: Panda Media, 2014.

___________. Homeschooling Lompatan Cara Belajar, Jakarta: PT. Elex Media Kompatindo, 2007.

The Free Online Dictionary, “Definition of Homeschooling

http://www.thefreedictionary.com/homeschool , diakses pada tanggal 12 juni 2007.

Undang-Undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Winkel, W.S. Psikologi Pancasila dan Kewarganegaraan. Jakarta : Grasindo, 2000.

www.balipost.com., Mengajari Anak Memaknai Hidup, http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2006/10/1/k3.html Diakses, 1 Oktober 2006.

Tempat/Tgl Observasi : Kelas IV dan VI Komunitas Belajar Sekolah Imam An-Nawawi Depok, 5 Januari 2015

1. Refleksi:

Metode pembelajaran dan pendekatan yang digunakan oleh guru mampu

meningkatkan motivasi belajar anak belajar di Homeschooling

2. Hasil Observasi:

Dengan metode Mind Map dan kurikulum model Montessori yang diterapkan oleh

pendidik/tutor Anak didik terlihat antusias dan semangat dalam belajar di homeschooling, sehingga materi yang diberikan oleh tutor dengan mudah dipahami dan dikuasai oleh anak-anak. Ini terlihat ketika anak-anak diminta untuk menjelaskan materi yang mereka pelajari dengan metode Maind Map dan Presentasi terlihat menguasai dan paham. Namun ada sebagian anak yang kurang begitu paham dan menguasai materi, tutor segera mendekati anak yang kurang paham tersebut, kemudian memberikan bantuan secara khusus untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi anak tersebut.

3. Analisis:

Metode yang digunakan oleh guru/tutor serta pendekatannya dalam belajar di homeschooling mampu memberikan semangat dan motivasi belajar kepada anak-anak homeschooler. Ini menunjukkan bahwa pembelajaran yang dijalankan di komunitas Belajar Imam An-Nawawi Depok, mampu memberikan dorongan untuk belajar dengan mandiri. Tutor juga akan lebih mudah mengetahui siswa mana yang mengalami kesulitan dalam belajar, dan memberikan bantuan dengan pendekatan kekeluargaan. Anak didik pun tidak ada keseganan untuk berbagi cerita tentang permasalahan belajar dan yang lainnya.

Tempat/Tgl Observasi : Komunitas Belajar Sekolah Imam An-Nawawi Depok, 7 Januari 2015

1. Refleksi:

belajar bersama tutor di kelas, para orang senantiasa mengamati proses belajar anak-anaknya sampai jam pulang, kecuali beberapa orang tua yang hanya mengantar dan menjemput saja.

3. Analisis:

Walaupun orang tua sudah menyerahkan anak-anak mereka ke komunitas homeschooling untuk belajar, namun orang tua tidak lepas begitu saja, seperti di pendidikann formal. Namun orang tua mengawasi saat belajar di komunitas dan menemani belajar saat di rumah. Disini keterlibatan

Tempat/Tgl Observasi : Komunitas Belajar Sekolah Imam An-Nawawi Depok, 7 Januari 2015

1. Refleksi:

Tingkat sosialisasi anak-anak homeschooling dengan teman-teman seusianya

2. Hasil Observasi:

Terlihat anak-anak ketika jam pelajaran sudah selesai, mereka langsung berlari-lari bermain bersama. Ada yangbermain dikelas, belajar di perpustakaan, naik-naik ke pohon, makan bersama di kantin. Terlihat mereka saling berinteraksi dengan baik. Sosialisasi mereka dengan teman seusianya begitu hangat dan akrab. Seperti satu keluarga besar yang sedang belajar bersama.

3. Analisis:

Ternyata mitos yang selama ini, anak-anak homeschooling yang kurang

bersosialisasi dengan teman-teman seusianya, ternyata tidak terjadi di komunitas Belajar An-Nawawi Depok. Kemampuan mereka dalam bersosialisasi dan bermain dengan teman-teman seusianya cukup baik, bahkan bisa dikatan lebih kuat jalinan emosionalnya.

Sarana dan prasarana yang menjadi pendukung dalam implementasi model homeschooling dalam meningkatkan motivasi belajar anak.

2. Hasil Observasi:

Di komunitas belajar Imam An-Nawawi Depok dilengkapi dengan beberapa sarana dan prasarana yang menunjang terhadap pelaksanaan pembelajaran di komunitas. Terlihat sebuah gedung lama yang terdiri dari enam kelas, dan satu gedung baru yang saat ini dalam tahap penyelesaian, gedung baru ini terdiri dari dua lantai. Di gedung lama dilengkapi dengan perpustakaan dan laboratorium praktek. Di kantor yayasan juga dilengkapi dengan sarana laboratorium computer dan perpustakaan, sehingga membuat aktivitas pembelajaran disini berjalan dengan baik.

3. Analisis:

Dari hasil observasi tersebut menunjukkan, bahwa komunitas Belajar Imam An_Anawawi Depok mampu melengkapi sarana prasarana pendidikan dan pembelajarannya dengan lengkap, walaupun masih belum sempurna. Namun dengan sarana yang ada, proses pendidikan dan pembelajaran di komunitas homeschooling bisa berjalan dengan baik dan maksimal. Anak didik dapat mengembangkan segala potensi yang dimilkinya dengan mandiri dan mampu mengeksplorasi pengetahuan yang ada dengan sarana pendukung tersebut.

1. Dari manakah awal anda mengetahui tentang homeschooling, dan bagaimana sikap anda

pertama mengetahui adanya homeschooling ?

Jawaban:

Saya mengenal homeschooling dari teman saya, dimana dalam model pembelajarannya

siswa lebih fleksibel dalam belajar, suasana belajar lebih santai akan tetapi target pembelajaran tersebut harus memenuhi target kurikulum. Jadi ketika pertama kali saya

mendengar system belajar homeschooling saya langsung tertarik. Kemudian saya mencoba

untuk mengembangkan dan mengajak para rekan-rekan yang lain untuk membangun

komunitas belajar homeschooling Imam An-Nawawi Depok.

2. Bagaimana proses awal untuk bisa melaksanakan komunitas homeschooling disini,

sehingga mampu diterima oleh masyarakat? Jawaban:

Awalnya biasanya dimulai dengan kelompok belajar, kelompok belajar itu tidak perlu banyak orang, sekitar 4-5 orang kemudian kita bimbing, semakin lama otomatis akan banyak relasi dan teman yang bergabung. Dan ketika sudah berkembang, di Diknas itu ada

jalur khusus yang mengesahkan badan homeschooling. Otomatis kita akan mengurus untuk

didaftarkan ke depdiknas. Untuk diberikan status. Untuk pendaftarannya dilakukan di

depdiknas pusat. homeschooling ini masuk di jalur informal yang disah kan oleh

undang-undang.

3. Dalam pelaksanaan homeschooling, model dan jenis homeschooling apakah yang terapkan

di komunitas ini? Jawaban:

Dari yang saya ketahui dan saya jalankan model yang digunakan di homeschooling Imam

An-Nawawi adalah model Montessori, jadi siswa dituntut untuk berkreativitas dan berekspresi dan begitu juga pembimbingnya tidak semesti guru, bisajuga kaka guru, orang yang berpengalaman yang berfungsi untuk membimbing.

4. Kenapa anda memilih melaksanakan model homeschooling ini, apa tujuannya ?

Jawaban:

Tujuan dalam pelaksanaan homeschooling ini hanya ingin lebih meningkatkan motivasi

belajar dan potensi anak secara optimal lebih cepat, fleksibel dalam materi, meningkatkan potensi dan kreatifitas yang anak miliki, yang terpenting supaya anak tidak terhambat.

5. Bagaimanakah materi kurikulum, serta sistem evaluasi yang anda gunakan dalam

melaksanakan model homeschooling tersebut ?

Jawaban:

Kurikulum di desain untuk lebih meningkatkan kreatifitas anak-anak, dengan model Montessori kita kombinasikan dengan kurikulum nasional, tujuannya untuk meningkatkan kreatifitas anak didik untuk pencapaian prestasinya. Ujian tengah semester dan akhir semester juga masih diberlakukan.

7. Bagaimana metode pembelajaran yang digunakan, untuk bisa membangun motivasi belajar anak?

Jawaban:

Belum ada sistem yang baku dalam penggunaan metode belajar, masih terbuka dengan metode yang ada. Disini guru dituntut sekreatif mungkin dalam mengajar.

8. Apakah faktor pendukung, penunjang dan penghambat dalam pelaksanaan model

homeschooling yang anda laksanakan ? Jawaban:

Pemberian materi yang teratur, tugas-tugas yang diberikan, sarana yang lengkap, belajar di luar lingkungan sekolah. misalnya kurang mampu dalam berkomunikasi pada saat presentasi

9. Bagaimanakah upaya anda dalam mengatasi hambatan-hambatan yang ada dalam

pelaksanaan model homeschooling tersebut ?

Jawaban:

Pelan-pelan kita benahi dan kita analisis, yang mana factor pemicu dari hambatan tersebut, kemudian kita bersama berdisikusi untuk menemukan solusinya.

10.Apakah selama pelaksanaan homeschooling ini, perkembangan belajar anak semakin

menurun atau meningkat, sebelum dan setelah dilaksanakannya model homeschooling?

Jawaban:

Tentunya semakin meningkat, motivasi belajar anak semakin semangat dan aktif.

11.Sarana dan media belajar apa yang orang tua siapkan untuk menunjang pendidikan anak di

komunitas Homeschooling?

Jawaban:

Meraka hanya menyediakan buku ajar tambahan.

12.Apakah biaya yang harus dikeluarkan oleh orang tua untuk mengikuti Pendidikan

homeschooling itu mahal, biaya pendidikan apa saja yang dikeluarkan oleh orang tua ? Jawaban:

Untuk biaya pendidikan di sekolah pelangi tergantung kemampuan ekonomi orang tua, jika orang tua mampu bayar banyak kita terima, jika mampu sedikit juga kita terima.

13.Apa yang menjadi keunggulan dari homeschooling dilembaga anda dengan pendidikan

yang terdapat di sekolah formal? Jawaban:

Flaksibelitas terhadap waktu, materi pelajaran, metode pembelajaran.

14.Sejauh mana masyarakat mengetahui tentang homeschooling di lingkungan anda dan

bagaimana respon masyarakat terhadap keberadaan komunitas Homeschooling disini?

Jawaban:

Kami punya jalur sendiri, kami juga mempunya tim promosi dan sekarang kita juga punya sistem internet dengan online. Brosur dan dibeberapa pameran-pameran.

mengetahui keberadaan kami (sebagai sekolah/tempat belajar anak), dengan memasak spanduk, banner, pamphlet dan sebagainya, menunjukkan anak-anak didik kami yang berprestasi secara akademik, menunjukkan cara belajar kami di masyarakat dengan jalan kunjungan langsung dan belajar dari masyarakat atau lingkungan luar. Sehingga masyarakat

akan paham dan tidak memandang sebelah mata akan keberadaan homeschooling. Kami

mengimplementasikan cara dan model pembelajaran yang kami terapkan kepada masyarakat secara terbuka, sehingga mereka memahami dan mengakui tentang homeschooling.

Kepala Komunitas Belajar Imam An Nawawi Depok

Syaiful Bahri, LC

Agama : Islam

Pendidikan terakhir : S1

Pekerjaan : Guru Agama Islam/Pembimbing Kelas 4 dan 5

Alamat /Tlp : JL. Salak NO.10 Sukmajaya Depok

1. Mengapa anda tertarik memilih mengajar di homeschooling dari pada mengajar di

sekolah formal ?

Saya memilih di homeschooling ini karena belajarnya lebih cepat dan antara guru dan

murid seperti ada kekeluargaan. Berbeda dengan di sekolah formal yang gurunya kurang memperhatikan muridnya. Jadi di sini seperti layaknya orangtua dan anak. Kami menikmati sekali disini. Waktu dan materi belajar sangat fleksibel. Kami langsung berinteraksi secara intens dengan murid tanpa ada pemisah.

2. Bagaimana kesan anda mengajar di pendidikan homeschooling?

Saya mengajar disini sangat senang sekali, karena ada kebersamaan diantara guru dan murid. Jadi seperti mendapatkan keluarga besar.

3. Apakah anak-anak homeschooling, lebih antusias belajar bersama anda, dari pada belajar

di sekolah formal ?

Anak-anak jika belajar dengan saya pasti bersemangat, karena jika saya mengajar pasti dengan canda gurau. Jadi murid belajar tidak terlalu tegang. Tapi jika watunya serius, kita harus serius. Karena murid juga paham antara yang bercanda dan serius.

4. Bagaimanakah pilihan materi pelajaran dan metode yang anda gunakan dalam

melaksanakan model homeschooling yang anda jalankan ?

Kalau materi kita guru yang menyiapkan, yang diambil dari sekolah elektronik yang sudah disediakan di internet. Sedangkan materi belajarnya itu adalah membaca, kemudian mereka mempresentasikan kembali apa yang dibacanya, sehingga mereka butuh konsentrasi tinggi dalam belajar. Kita dalam mengajar selama ini menggunakan Metode adamco peta pikiran(maind map), termasuk juga Tanya jawab, diskusi dll. Mereka pasti bisa jawab apa yang guru tanyakan.

5. Apakah pilihan materi pembelajaran merupakan pilihan anak sendiri atau ditentukan oleh

pengajar atau orang tua

Guru memang harus ada target dalam mengajar, namun kita harus mengimbangi juga bagi siswa yang agak lambat dan yang cepat dalam mengakap pelajaran. Ini juga tergantung

Kita selaku guru ketegasan itu emang perlu. Paling yang agak sulit itu disini kan banyak murid yang bercandain guru, isengin guru. Sehingga memancing emosi kadang-kadang. Namun saya sendiri selalu ambil nilai positifnya aja. Kalau sudah ada yang berlebihan, biasanya kita bertindak juga dengan tegas. Berikan teguran, kalau perlu kita juga berikan sanksi. Namun doktrin yang penting terhadap keseriusan belajar.

7. Bagaimanakah upaya anda dalam mengatasi hambatan yang ada dalam pelaksanaan

model homeschooling ?

Kita dengan sabar dan tekun dalam memperbaiki semua yang kita hadapi, termasuk perbedaan karakter dan kenakanlan anak-anak yang berlebihan. Kita berlakukan juga peraturan yang tegas dan kita juga harus memulai disiplin dari diri kita sendiri sebagai guru.

8. Apakah selama anda mengajar di homeschooling ini, perkembangan belajar anak

khususnya motivasi belajar apakah semakin menurun atau meningkat, sebelum dan

setelah dilaksanakannya model homeschooling kepada anak?

Tentunya semakin meningkat, dulunya ketika diajak belajar sangat susah dan malas-malasan, kini tanpa disuruh belajar bereka belajar sendiri. Kita cukup memberikan tugas dan materi pokok untuk dipelajari dikelas, mereka langsung mencari referensi sendiri dan rangkuman materi sendiri. Begitu pula jika ada tugas, mereka pasti mengerjakan semua. Karena kalau tidak mengerjakan, mereka malu ama yang lain yang mengerjakan.

9. Sebagai seorang pengajar, apakah anda mampu mendorong motivasi anak untuk senang

belajar bersama anda? Bagaimana cara anda supaya anak senang belajar dengan anda? Saya senangnya mengajar sambil memberikan gurauan dan hiburan. Tentunya mengajar yang benar. Yang pasti dengan sepenuh hati saya mengajar dan kasih sayang. Seperti kita berikan pujian kepada anak didik. Baik yang berprestasi maupun yang tidak. Apapun karya mereka, kami guru selalu memberikan pujian dengan memberikan perbaikan yang memotivasi belajar mereka.

Agama : Islam

Pendidikan terakhir : D2

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat /Tlp : Jl. Rambutan RT004/08 No.17 Beji Depok

1. Model homeschooling apa yang disepakati dan diterapkan oleh ibu dan komunitas dalam

mendidik atau mengajarkan anak? Jawaban:

Dalam pelaksanaan homeschooling sendiri kami menerapkan model Montessori dengan

dipadukan dengan metode modern yang Islami serta sebagai tambahan The Living of

Book yang dikembangkan oleh Charlott Maseon, dan saya menggunakan bentuk

homeschooling komunitas untuk jenisnya, karena di komunitas anak saya bisa bersosialisasi dengan teman sebanyanya.

2. Bagaimana motivasi belajar anak setelah belajar di homeschooling komunitas belajar

Imam An-Nawawi Depok?

Banyak terjadi peningkatan, sebelumnya sampai dengan tingkat sekolah dasar di sekolah formal yang lamanya, anak saya kurang dalam semangat dan motivasi belajarnya. Prestasi belajarnya dapat dikatakan biasa-biasanya saja, namun setelah mengikuti pembelajaran di Komunitas Belajar Imam An-Nawawi Depok, anak saya lebih antusias belajarnya, tanpa diperintahkan terlebih dahulu.

3. Menurut ibu faktor apakah yang mendukung orang tua dalam memilih pendidikan bagi

anaknya di komunitas belajar homeschooling khususnya di Imam An-Nawawi Depok?

Tidak semua sekolah bisa menfasilitasi yang sesuai dengan kebutuhan anak, maka faktor penunjang yang terdapat di komunitas Imam An-Nawawi yaitu adanya fasilitas cukup lengkap. Seperti ruang komputer, buku-buku, internet, tempat beribadah dan lain-lain. Dan kami yakin dapat memenuhi kebutuhan anak. Serta punya program yang jelas. Sedangkan faktor penghambatnya kurangnya konsistensi dengan jadwal dan anggapan sepele dari masyarakat.

4. Apa faktor yang menjadi penghambat selama mendidik anak di homeschooling? Faktor penghambat dalam pelaksanaannya, Perlunya banyak menyediakan waktu buat anak jadi kita cenderung mengabaikan kepentingan pribadi kami.

5. Apa langkah atau solusi ibu dalam menyelasikan faktor hambatan tersebut?

Saya juga tidak duduk diam, demi lancarnya dalam melakukan homeschooling. Saya juga tidak pantang menyerah dalam mencapai tujuannya, supaya anak mau belajar, merasa nyaman dalam belajar dan berfikir betapa pentingnya belajar. Salah satu penunjangnya adalah informasi dari internet tapi bukan yang utama, buku-buku, majalah, serta masuk komunitas. Sedangkan faktor penghambat utama yaitu anak

Nama : Nurhayati

Tempat/Tgl Lahir : Subang, 25 September 1980

Agama : Islam

Pendidikan terakhir : D3

Pekerjaan : Karyawati

Alamat /Tlp : Jl. An Nur RT013/009 No.46 Limo Depok

1. Bagaimana perkembangan motivasi belajar anak anda selama mengikuti pendidikan di

Sekolah Komunitas belajar homeschooling Imam An-Nawawi Depok?

Alhamdulillah selama belajar di komunitas homeschooling di sini, motivasi belajar anak saya semakin meningkat, dulunya ketika diajak belajar sangat susah dan malas-malasan, kini tanpa disuruh belajar anak saya mau belajar sendiri. Kita cukup memantau dan menanyakan materi apa yang sudah dipelajarinya, mereka akan lanngsung menjawab dengan antusias. Begitu pula jika ada tugas, mereka pasti mengerjakan semua. Karena kalau tidak mengerjakan, anak akan malu dengan yang lain yang mengerjakan

2. Apa yang membuat anda memilih pendidikan untuk anda di komunitas belajar

homeschooling Imam An-Nawawi Depok?

Banyak faktornya, antara lain dalam hal fleksebilatas pemilihan waktu belajar, dikarenakan saya seorang karyawati yang ingin memperhatikan anak semaksimal mungkin, khususnya dalam pendidikan anak. Ditambah dengan anak saya yang terbilang aktif, dan memiliki kesenangan khusus dalam mata pelajaran tertentu.

3. Bagaimana cara ibu mengontorl anak ibu dalam belajar di komunitas belajr

homeshooling?

Saya tangani sendiri, Saya terus berkoordinasi dengan guru di homeschooling komunitas, kalau ada yang belum dipahami maka saya juga bisa bantu nge-push lebih di rumah. Saya juga mengatur jadwal belajar dan jadwal bermainnya, sehingga jam belajar dan bermainnya bisa teratur.

1. Bagaimakah jenis dan model yang diimplementasikan di homeschooling Komunitas Belajar Sekolah Imam An-Nawawi Depok?

Selain model Montessori kami juga menerapkan model unit pembelajaran (unit studies) secara Islami, yang memakai minat anak dan kemudian menyatukannya dalam bidang seperti matematika, bahasa, sains, pelajaran agama (Qur’an, hadist, akidah ahlak, fiqih) dan outing. Serta versi pengajar dan inisiatif anak juga yang mengarahkan. Tetapi hal tersebut bukanlah yang utama karena yang terpenting dalam proses belajar tetaplah menanamkan mental, akidah dan spiritual sehingga secara mandiri anak mampu memperkaya khasanah keilmuannya dan jiwa yang Islami. Bukan tergantung pada buku teks maupun lembar kerja. Buku dan lembar kerja hanyalah sarana pendukung saja, itupun bila anak bersedia.

2. Bagaimanakah pelaksanaan homeschooling di Komunitas Belajar Sekolah Imam An-Nawawi Depok?

Di sini menjadikan siswa terbentuk karakter yang Islami sesuai dengan ajaran Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW, sehingga secara otomatis generasi yang Islami sesuai dengan ajaran Rasulullah. Karakter yang kita bangun dan kita kembangkan berdasarkan dengan nilai-nilai kehidupan ajaran Islam. Baik agama dan social