• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORETIK

A. Hakikat Homeschooling

9. Kiat-Kiat Melaksanakan Homeschooling

Saat Anda sudah memutuskan untuk melakukan homeschooling, berikut ini beberapa kiat-kiat atau cara praktis dan sederhana dalam memulai melaksanakan homeschooling menurut Linda Dobson, penulis

buku “Tamasya Belajar”:

a. Gunakan waktu sebanyak mungkin untuk mengamati anak Anda saat bekerja dan bermain.

Perhatikan metode belajar dan cara bermain yang paling mereka senangi. Kemudian pikirkan kegiatan yang dapat Anda lakukan bersama yang menggunakan metode itu. Bicaralah mengenai topik yang menarik baginya untuk mendapatkan petunjuk tambahan. b. Beri anak kesempatan untuk membuat keputusan dan pilihan kegiatan

yang ingin dilakukan.

Dia akan tertarik pada kegiatan yang menyenangkan baginya dan itu memberi Anda petunjuk tentang potensi kekuatannya. Perhatikan pula apa yang tidak disenanginya dan pikirkan cara untuk mengubah cara pendekatan Anda.

c. Cari jalan untuk melibatkan keluarga besar atau teman dekat dalam kegiatan belajar di rumah.

Ini akan memberi anak banyak waktu untuk bersama dengan orang-orang yang berarti dalam hidupnya. Selain itu, Anda akan

29

mendapat banyak dukungan dari orang-orang yang Anda cintai untuk kegiatan belajar di rumah yang Anda lakukan ini.

d. Perhatikan atau ciptakan kesempatan bagi Anda dan anak Anda untuk menerapkan nilai-nilai keluarga.

Anak-anak pada usia dini dapat membantu Anda membuat kue, membuat kartu, melukis, atau memetik bunga dan menyerahkannya kepada orang yang membutuhkannya.

e. Jika Anda mengeluarkan anak dari sekolah, Anda harus peka terhadap kebutuhannya ketika melakukan penyesuaian.30

Jika perlu, tetaplah berhubungan dengan beberapa kawan baik. Jalani masa transisi metode pendidikan yang berbeda ini dengan perlahan. Rencanakan beberapa kegiatan menyenangkan yang tidak mungkin dilaksanakan di sekolah.

Dari beberapa kiat atau strategi dalam melaksanakan homeschooling kita dapat mengetahui, bahawa dalam pelaksanaan program pendidikan homeschooling cukup banyak perbedaannya, mulai dari pengaturan materi, jadwal belajar, pengajar dan kegiatan kegiatan yang lainnya. Sehingga orang tua yang sekaligus menjadi guru bagi anaknya harus betul-betul memahami bagaimana strategi dan kiat-kiat untuk melaksanakan pendidikan homeschooling bagi anaknya. Agar pelaksanaan program bersekolah di rumah bisa berjalan dengan optimal dan menghasilkan output yang diharapkan.

B. Hakikat Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi Belajar

Belajar dan motivasi tidak dapat saling dipisahkan artinya seseorang melakukan aktifitas belajar tertentu tentu didukung oleh suatu keinginan yang ada pada dirinya untuk memenuhi kebutuhan. Hal ini karena motivasi sangat menentukan keberhasilan belajar.

30

Linda Dobson, Tamasya Belajar: Panduan Merancang Program Sekolah di Rumah untuk Anak Usia Dini, (Bandung. Mizan Learning Center (MLC), 2005)

Menurut Filmore Sanford dalam Effendi, motivasi akar katanya adalah “motif”. Motif menunjukkan suatu dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut mau bertindak melakukan sesuatu.31

Oleh karena itu, perbuatan seseorang yang didasarkan atas motivasi tertentu mengandung tema sesuai dengan motivasi yang mendasarinya. Hal tersebut senada apa yang dikemukakan oleh Slameto yang mengartikan motivasi sebagai berikut:

Motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.32

Hal tersebut senada dengan Ngalim Purwanto, yang mengatakan bahwa:

Motivasi adalah pendorong suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar dia tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga agar dia tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.33

Kata “Motif” juga diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan didalam subyek untuk melakukan aktifitas –

aktifitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Berawal dari kata motif itu, maka motivasi itu dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat – saat tertentu terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan atau mendesak.34

Sedangkan Mc. Donald (dalam Sardiman) berpendapat bahwa

“motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai

31

Effendi, Motivasi Dalam Pembelajaran. (Jakarta: PT. Angkasa, 2003), h.60

32

Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, (Jakarta: Bina Aksara, 2003), h.54.

33

Ngalim Purwanto, “Pengertian Motivasi”, dalam Mudjiono Dimyat, .Belajar dan

Pembelajaran, (Jakarta: PT Asdi M ahasatya, 2006), h.71

34

dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan”.35

Dari pengertian yang dikemukakan Mc.Donald ada tiga elemen penting yaitu:

a. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia.

b. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa atau feeling, afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia.

c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan.36

W.S Winkel, mengatakan bahwa “motivasi adalah daya penggerak di dalam diri orang untuk melakukan aktivitas – aktivitas tertentu demi mencapai tujuan tertentu”. 37

Ada dua pendapat yang dapat digunakan untuk meninjau dan memahami motivasi yaitu:

a. Motivasi dipandang sebagai suatu proses, pengetahuan tentang proses ini dapat membantu guru menjelaskan tingkah laku yang diamati meramalkan tingkah laku orang lain.

b. Menentukan karakteristik, proses ini berdasarkan petunjuk-petunjuk tingkah laku seseorang. Petunjuk-petunjuk-petunjuk tersebut dapat dipercaya apabila tampak kegunaannya untuk meramalkan dan menjelaskan tingkah laku lainnya.38

Dari definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa motif dapat diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang melakukan sesuatu, sedangkan motivasi adalah dorongan atau kekuatan dalam diri individu untuk melakukan sesuatu tujuan tertentu

Berdasarkan dari beberapa pendapat tersebut, secara garis besar dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Motivasi merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam 35 Ibid., h.71 36 Ibid., h.73 37

W.S. Winkel, Psikologi Pancasila dan Kewarganegaraan. (Jakarta : Grasindo, 2000), h.151

38

diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar serta memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki siswa tercapai.

Hal tersebut senada dengan pendapat Sardiman bahwa: “motivasi belajar keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar dapat tercapai”. 39

Banyak para ahli yang sudah mengemukakan pengertian motivasi dengan berbagai sudut pandang mereka masing – masing namun intinya sama, yakni sebagai suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang ke dalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu

Dari beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian motivasi adalah daya penggerak atau pendorong yang ada di dalam diri individu untuk melakukan sesuatu demi mencapai suatu tujuan. Dalam kegiatan belajar, motivasi diartikan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai.

2. Teori – teori tentang Motivasi

Adapun teori tentang motivasi yang merupakan hasil pengamatan para ahli diantaranya adalah: Teori Hedonistis. Martin Handoko mengemukakan arti tentang motivasi sebagai berikut:

Bahwa segala perbuatan manusia entah itu disadari ataupun tidak disadari, entah itu timbul dari kekuatan luar maupun kekuatan dalam, pada dasarnya mempunyai tujuan yang satu, yaitu mencari hal–hal yang menyenangkan dan menghindari hal–hal yang menyakitkan.40

Berdasarkan dari pengertian diatas dapat dikemukakan bahwa manusia dalam bertingkah laku, baik disadari atau tidak, timbul dari

39

Sardiman, Op.Cit., h.75

40

Martin Handoko, Motivasi Daya Penggerak Tingkah Laku,( Yogyakarta: Kanisius, 2008), h.11

kekuatan dalam diri atau luar, pada dasarnya adalah untuk mencapai satu tujuan yaitu mencari hal – hal yang menyenangkan dan menghindari hal –

hal yang menyakitkan.

Jadi dapat dikatakan bahwa selama tingkah laku itu menyenangkan maka orang akan cenderung melakukan perbuatan itu. Sebagai contoh, setiap orang dalam melakukan kegiatan belajar, cara yang dilakukan antara satu dengan yang lainnya tentu berbeda, ada pula yang lebih suka belajar sambil makan makanan kecil. Kebiasaan – kebiasaan dalam belajar diatas tidak ada yang salah ataupun benar, karena mereka dalam melakukan kebiasaan tersebut sesuai dengan kesenangan masing – amsing yang tentunya menguntungkan bagi mereka.

Meskipun demikian, teori ini tidak berlaku bagi orang yang menyukai tantangan. Sebagai contoh, perilaku minum minuman keras. Bagi si A, perilaku minum minuman keras adalah perilaku yang menyakitkan karena melukai diri sendiri tetapi berbeda menurut si B. si B berpendapat bahwa perilaku minum minuman keras adalah perilaku yang menyenangkan karena dapat membuat dirinya kuat dan hebat, dan dapat membuktikan kehebatan dirinya.

Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa tingkah laku manusia timbul karena adanya dorongan di dalam dirinya. Sebagai contoh, orang melakukan kegiatan belajar karena adanya dorongan atau motivasi di dalam dirinya yaitu dorongan rasa ingin tahu.