• Tidak ada hasil yang ditemukan

D. Pengaturan Restrukturisasi Kredit Macet

2. Faktor Penyebab Terjadinya Kredit Macet

Pengaruh terjadinya kredit macet selain berasal dari nasabah, dapat juga berasal dari bank. Karena bank tidak dapat terlepas dari kelemahan yang dimilikinya. Faktor ini tidak dapat berdiri sendiri melainkan saling berkaitan. Adapun faktor yang mempengaruhi terjadinya kredit macet yang berasal dari nasabah, yaitu133

a. Nasabah menyalahgunakan kredit yang diperolehnya

:

Setiap kredit yang diperoleh nasabah telah diperjanjikan tujuan penggunaannya, sehingga nasabah harus menggunakan kredit sesuai dengan tujuannya. Pemakaian kredit yang menyimpang akan mengakibatkan usaha nasabah gagal, misalnya kredit untuk pengangkutan dipergunakan untuk pertanian. Karena usaha nasabah tersebut bersifat spekulatif. Kedua sektor tersebut pengelolaannya berbeda.

b. Nasabah kurang mampu mengelola usahanya

Hal ini dapat terjadi kepada nasabah yang kurang menguasai bidang usahanya, dalam hal ini nasabah mampu meyakinkan bank akan keberhasilan usahanya. Akibatnya usaha yang dibiayai dengan kredit tidak dapat berjalan dengan baik.

133

c. Nasabah beritikad tidak baik

Ada sebagian nasabah yang sengaja dengan segala upaya mendapatkan kredit, akan tetapi setelah kredit diterima ternyata dipergunakan untuk kepentingan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Nasabah sejak awal tidak berniat mengembalikan kredit walaupun dengan risiko apapun. Biasanya sebelum kredit tersebut jatuh tempo, nasabah sudah melarikan diri unutk menghindari tanggung jawab.

Bank juga merupakan salah satu penyebab terjadinya kredit macet. Bank dalam memberikan kredit wajib mempunyai keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan nasabah untuk melunasi utangnya sesuai dengan yang diperjanjikan. Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi pejabat bank bertindak menyimpang dari prinsip-prinsip perbankan, yaitu134

a. Kualitas pejabat bank

:

Setiap pejabat bank manapun dituntut untuk bekerja secara profesional. Namun tidak semua pejabat bank mempunyai kualitas yang baik. Pejabat yang bekerja tidak profesional tentu sulit diharapkan dapat memperoleh hasil kerja yang baik terutama dibidang kredit. Pejabat yang seperti itu dapat mempengaruhi penyaluran kredit yang tidak sebagaimana mestinya.

134

Adanya kolusi antara pejabat bank yang menangani kredit dengan debitur, sehingga bank memutuskan kredit yang tidak seharusnya diberikan. Misalnya, bank melakukan over taksasi terhadap nilai agunan.135

b. Persaingan antar bank

Bahwa jumlah bank yang beroperasi terus meningkat yang mengakibatkan persaingan antar bank semakin ketat. Setiap bank berusaha untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat guna mendapatkan nasabah yang banyak dan nasabah yang sudah ada tidak pindah kepada bank yang lain. Kondisi yang demikian, menyebabkan bank dengan mudah memberikan fasilitas kepada nasabahnya tanpa memperhatikan prinsip-prinsip perbankan yang sehat.

c. Hubungan ke dalam

Hubungan ke dalam yang dimaksud adalah hubungan bank dengan perusahaan- perusahaan yang tergabung dalam kelompoknya, pengurus maupun pemegang saham. Dari adanya hubungan tersebut, bank dalam melayani kepentingan nasabah dari dalam cenderung lebih mudah dibandingkan dengan nasabah lainnya. Serta campur tangan terlalu besar dari pihak terkait, misalnya komisaris, direktur bank sehingga petugas tidak independen dalam memutusakn kredit.136

135

Ismail, Op.Cit., hlm. 123.

136

d. Pengawasan

Setiap tindakan bank dalam menyalurkan fasilitas kredit selalu disertai dengan tindakan pengawasan. Tindakan pengawasan selain dilakukan dari dalam bank itu sendiri (bagian pengawasan kredit), bank juga diawasi oleh Bank Indonesia.

Selain itu terdapat juga faktor penyebab timbulnya kredit macet dapat dilihat dari beberapa kelompok, yaitu137

a. Faktor internal perbankan yang meliputi kelemahan dalam analisis kredit, kelemahan-kelemahan kredit, agunan, sumber daya alam, teknologi, dan kecurangan petugas bank.

:

1) Kelemahan dalam analisis kredit

a) Analisis kredit tidak berdasarkan data akurat; b) Informasi kredit tidak lengkap;

c) Kredit terlalu sedikit; d) Kredit terlalu banyak;

e) Jangka waktu kredit terlalu lama; f) Jangka waktu kredit terlalu pendek. 2) Kelemahan dalam dokumen kredit

a) Data mengenai kredit tidak didokumentasi dengan baik;

b) Pengawasan atas fisik dokumen tidak dilaksanakan dengan baik. 3) Kelemahan dalam supervise kredit

a) Bank kurang pengawasan atas usaha nasabah secara kontinyu dan teratur; b) Terbatasnya data dan informasi yang berkaitan dengan penyelamatan dan penyelesaian kredit;

c) Tindakan perbaikan tidak diterapkan secara dini dan tepat waktu; d) Jumlah nasabah terlalu banyak;

e) Nasabah terpencar. 4) Kecerobohan petugas bank

a) Bank terlalu kompromi;

b) Petugas bank terlalu menggampangkan masalah; c) Pengambilan keputusan yang tidak tepat waktu;

d) Terus memberikan pinjaman pada usaha yang siklusnya menurun; e) Tidak diasuransikan.

5) Kelemahan kebijaksanaan kredit a) Prosedur kredit terlalu panjang.

137

As. Mahmoeddin, Kredit Bermasalah (Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 2004), hlm. 51- 110.

6) Kelemahan bidang agunan

a) Jaminan tidak dipantau dan diawasi secara baik; b) Nilai agunan tidak sesuai;

c) Agunan fiktif;

d) Agunan sudah dijual; e) Pengikatan agunan lemah. 7) Kelemahan sumber daya manusia

a) Tebatasnya tenaga yang ahli dibidang penyelamatan penyelasaian kredit; b) Pendidikan dan pengalaman pejabat kredit sangat terbatas;

c) Kurangnya tenaga ahli hukum untuk mendukung pelaksanaan penyelesaian dan penyelamatan kredit;

d) Terbatasnya tenaga ahli untuk analisis kredit. 8) Kelemahan teknologi

a) Terbatasnya sarana dan prasarana yang berkaitan dengan pekerjaan teknis; b) Keterbatasan bank dalam hal teknis, seperti : manajemen secara baik, pengawasan secara kontinyu, administrasi yang rapi.

9) Kecurangan petugas bank

a) Petugas bank terlibat kepentingan pribadi;

b) Disiplin pejabat kredit dalam menerapkan sistem dan prosedur.

b. Faktor internal nasabah yang meliputi kelemahan karakter nasabah, kemampuan nasabah, musibah yang dialami nasabah, kecerobohan nasabah, dan manajemen nasabah.

1) Kelemahan karakter nasabah

a) Nasabah tidak mau tau atau memang tidak beritikad baik; b) Nasabah kalah judi;

c) Nasabah menghilang.

2) Kelemahan kemampuan nasabah

a) Tidak mampu mengembalikan kredit karena terganggunya kelancaran usaha;

b) Kemampuan usaha nasabah yang kurang;

c) Teknik produksi yang sudah ketinggalan zaman; d) Kemampuan pemasaran tidak memadai;

e) Pengetahuan terbatas; f) Pengalaman terbatas; g) Informasi terbatas.

c. Faktor eksternal seperti situasi ekonomi yang negatif, politik dalam negeri yang merugikan, politik negara lain yang merugikan, situasi alam yang merugikan, dan peraturan pemerintah yang merugikan.

1) Situasi ekonomi yang negatif

a) Globalisasi ekonomi yang berdampak negatif; b) Perubahan kurs mata uang.

2) Situasi politik dalam negeri yang merugikan a) Pergantian pejabat tertentu;

b) Hubungan diplomatik dengan negara lain; c) Adanya gejolak sosial.

3) Politik Negara lain yang merugikan a) Proteksi oleh negara lain;

b) Adanya pemogokan buruh diluar negri; c) Adanya perkembangan politik dinegara lain;

d) Kebijakan dari industri luar negeri dengan menjatuhkan harga barangnya sehingga menjatuhkan harga produk dalam negeri.

4) Situasi alam yang merugikan

a) Faktor alam yang berakibat negatif; b) Habisnya sumber daya alam. 5) Peraturan pemerintah yang merugikan

a) Membatasi jumlah supermarket atau mall di daerah tertentu; b) Menutup usaha tertentu untuk melindungi pengusaha kecil.

d. Faktor kegagalan bisnis seperti aspek hubungan, aspek yuridis, aspek manajemen, aspek pemasaran, aspek teknis produksi, aspek keuangan, dan aspek sosial ekonomi.

1) Aspek hubungan a) Kehilangan relasi;

b) Hubungan memburuk dengan pelanggan; c) Hubungan memburuk dengan pekerja; 2) Aspek yuridis

a) Kerusakan lingkungan; b) Penggunaan tenaga asing. 3) Aspek manajemen

a) Kesulitan sumber daya manusia; b) Perselisishan antar pengurus; c) Belum profesional;

d) Cenderung kepada investasi murah; e) Tidak mampu mengelola usaha. 4) Aspek pemasaran

a) Kehilangan fasilitas; b) Permintaan menurun; c) Pengaruh musim;

d) Dumping politik;

e) Inflasi dalam negeri;

f) Hambatan pasar luar negeri; g) Perubahan kurs;

h) Persaingan luar negeri; i) Pasar jenuh.

5) Aspek teknis produksi a) Ketinggalan teknologi; b) Lokasi tidak tepat;

c) Proyek bersifat percobaan; d) Mesin tidak lengkap;

e) Perubahan selera masyarakat; f) Mutu rendah;

g) Produksi gagal; 6) Aspek keuangan

a) Kenaikan harga bahan baku; b) Kenaikan harga bahan bakar;

c) Keterlambatan pembayaran dari pelanggan; d) Laporan tidak benar;

e) Pembukuan tidak teratur. 7) Aspek sosial ekonomi

a) Daya beli masyarakat menurun;

b) Perubahan trayek jalan membuat lokasi tidak strategis.

e. Ketidakmampuan manajemen seperti pencatatan tidak memadai, informasi biaya tidak memadai, modal jangka panjang tidak cukup, gagal mengendalikan biaya, kurangnya pengawasan, gagal melakukan penjualan, investasi berlebihan, kurang menguasai teknis, dan perselisihan antara pengurus.

Dokumen terkait