2.3.1 Faktor Resiko Karies
Menurut Soames dan Southam pada Oral Pathology (2005), tidak semua gigi atau permukaan gigi rentan terhadap karies, walaupun tingkat kemajuan lesi karies konstan. Faktor yang mempengaruhi tingkat kemajuan dan letak karies terdiri dari faktor intrinsic dan ekstrinsik. Faktor intrinsic pada gigi antara lain,
a. Komposisi enamel.
b. Struktur enamel – perkembangan hypoplasia enamel dan hipomineralisasi dapat mempengaruhi tingkat kemajuan karies tetapi tidak menjadi awal karies.
c. Morfologi gigi – Pit dan fisura yang dalam dan sempit mendukung retensi plak dan makanan.
Sedangkan faktor ekstrinsik pada gigi antara lain,
a. Saliva – tingkat aliran, viskositas, kapasitas buffer, ketersediaan ion kalsium dan fosfat untuk mineralisasi, dan ketersedian agen antimikroba seperti immunoglobulin, ion tiosianat, laktoferin, dan lisosom dapat mempengaruhi karies.
b. Makanan – hal yang terpenting adalah frekuensi makanan dan minuman manis yang dimakan. Mengunyah permen yang tidak mengandung gula atau seporsi kecil keju setelah makan dapat melindungi gigi dari karies.
c. Penggunaan fluoride – sebagai tambahan pada efek intrinsic, fluoride masuk ke sel bakteri dan menghambat enzim yang diperlukan untuk metabolisme gula.
Untuk mengetahui aktifitas karies pada seorang pasien, harus dilihat berapa banyak lesi yang muncul (baik yang memiliki kavitas ataupun tidak) dan dimana
letaknya. Sejarah karies seperti angka banyaknya lesi dan tumpatan pada 2-3 tahun terakhir juga berguna. Peningkatan dua atau lebih lesi dalam setahun yang terdeteksi secara klinis ataupun radiografi menandakan tingkat kemajuan lesi yang tinggi. Pemnbentukan lesi pada lokasi dimana aliran saliva relative cepat juga menandakan resiko tinggi peningkatan karies.
Setelah mengetahui status aktifitas karies pasien yang tinggi, suatu tindakan harus dilakukan untuk mengetahui faktor resiko yang relevan sehingga dapat diketahui cara untuk memperlambat kemajuan karies.
Faktor resiko karies menurut Kidd (2005) A. Riwayat medis
- Obat-obatan yang mengandung gula
- Obat-obatan yang diketahui dapat menyebabkan mulut kering - Radioterapi untuk tumor pada kepala dan leher
- Sindrom Sjögren - Disabilitas
B. Riwayat kesehatan gigi
- Riwayat restorasi berulangkali - Pergantian restorasi yang sering
- Kebutuhan mendadak untuk multiple restoration C. Oral hygiene
- Frekuensi yang rendah dalam membersihkan gigi - Pasta gigi tidak mengandung fluoride
- Pasta secara keseluruhan terbilas dari mulut
- Penggunaan alat seperti orthodontic atau gigi tiruan parsial D. Diet (makanan)
- Seringnya memakan makanan atau minuman yang mengandung gula E. Fluoride
- Tidak ada suplemen fluoride seperti pada pasta gigi - Jarang menyikat gigi
F. Saliva
G. Faktor social dan demografis - Kemiskinan
- Status pendidikan yang rendah - Tidak memiliki pekerjaan
- Agama dan etnis mungkin berpengaruh - Ketidaktersediaan fluoride pada air 2.3.2 Pengendalian Karies
Proses karies adalah aktivitas metabolic pada plak (biofilm). Hasilnya dapat berupa sejumlah kehilangan mineral yang dapat mengakibatkan lesi karies yang dapat terlihat atau tidak ada sama sekali. Plak merupakan penyebab karies, dan gigi yang seluruhnya bebas dari plak tidak akan mengalami kerusakan. Namun meskipun plak merupakan penyebab utama karies, terdapat faktor lain yang berpengaruh. Hal ini mengapa karies disebut dengan penyakit multifaktoral. Faktor ini dapat meningkatkan atau menurunkan tingkat
demineralisasi.
Langkah yang paling mudah dan efektid untuk mengendalikan perkembangan dan kemajuan karies pada tingkat individu adalah dengan membersihkan plak dengan pasta gigi berfluoride. Terdapat efek sinergis juga antara plak dan diet, dapat dilihat bahwa resiko karies meningkat dengan meningkatnya plak pada tingkat apapun konsumsi gula. Namun saat konsumsi gula tinggi, penghilangan plak dapat mengendalikan perkembangan dan kemajuan karies.
Penghilangan Plak secara Mekanik
1. Melihat plak dengan disclosing agent dan cermin
Karena plak bersifat translusen dan memiliki warna sama dengan gigi maka harus diberi warna agar terlihat dengan jelas. Cairan, tablet atau kapsul yang mengandung eritrosin atau pewarna sayur disebut disclosing agent yang digunakan untuk mewarnai plak. Setelah pasien diajarkan bagaimana mengidentifikasi plak, disclosing agent harus digunakan setelah menyikat gigi agar terlihat di daerah mana yang oral hygienenya kurang.
2. Sikat gigi
a. Sikat gigi manual
Pada umumnya, sikat gigi yang digunakan harus memiliki:
o Besar kepala yang sesuai dengan mulut pengguna; sikat dengan kepala yang kecil direkomendasikan pada umumnya.
o Kombinasi yang rapi filament nilon bulat yang medium hard
o Bentuk yang meningkatkan penghilangan plak; sikat dengan bulu sikat yang diatur dengan tinggi dan sudut yang berbeda lebih efektif dibandingkan dengan sikat gigi dengan bulu sikat rata.
Sikat gigi harus diganti secara teratur. Sekurangnya setiap 3 bulan atau lebih cepat jika bulu sikatnya sudah membengkok secara permanen. Sikat yang menunjukkan tanda-tanda wear tidak dapat membersihkan dengan efektif.
b. Sikat gigi bertenaga
Umumnya sikat gigi bertenaga memiliki kepala yang kecil dan bulat yang dapat membentuk gerakan memutar atau counter-rotational. Beberapa memiliki timer yang dapat menunjukkan berapa lama pengguna menghabiskan waktu untuk menyikat gigi. Sikat gigi bertenaga lebih efektif menghilangkan plak dan mengurangi gingivitis daripada sikat gigi manual.
3. Metode menyikat gigi
Metode menyikat gigi yang diklasifikasikan berdasarkan tipe gerakan yang dilakukan sikat gigi:
- Scrub method dilakukan dengan gerakan menggosok secara horizontal dan direkomendasikan untuk anak kecil dan permukaan oklusal gigi
- Pada metode Bass digunakan gerakan vibratory. a. Metode Bass
o Sikat dipegang agar bulu sikat mengarah secara apical dan diletakkan pada gingival margin dengan sudut 45º terhadap sumbu memanjang gigi.
o Sikat gigi ditekan agar bulu sikat membengkok dan ujungnya berada diantara gigi. Kemudian digerakkan dengan arah anterior posterior dengan gerakan memutar pegangannya, menjaga agar ujung bulu sikat berada pada posisinya.
o Untuk membersihkan permukaan lingual dari gigi anterior atas dan bawah, sikat gigi dapat di arahkan ke posisi vertical.
Metode ini disarankan kepada pasien dengan ruang interdental terbuka karena memfasilitasi penekanan filament sikat gigi. Metode Bass efektif untuk menghilangkan plak yang ada pada gingival margin.
b. Permukaan oklusal
Menyikat dengan gerakan horizontal harus digunakan pada permukaan oklusal. 4. Membersihkan daerah interdental
a. Dental floss atau tape
Penting untuk mengajarkan pasien untuk menggunakan dental floss denggan benar karena dapat melukai jaringan gingiva. Benang gigi arahkan perlahan melewati titik kontak dan meliputi permukaan interproksimal lalu digerakkan dengan arah vertical pada permukaan untuk menghilangkan plak.
b. Sikat interdental
Digunakan saat ruang interdental yang luas dan digunakan juga saat membersihkan sekitar bridge. Sikat ini berbentuk seperti miniature sikat botol dan tersedia dalam berbagai ukuran.
c. Single-tufted brushes
Terkadang sulit untuk mencapai permukaan distal dari gigi posterior. Bulu sikat tunggal merupakan alat yang berguna untuk membersihkan area ini.
5. Pengendalian plak secara professional
Pada pasien dengan karies aktif namun untuk beberapa alasan tidak menguasai cara mengontrol plak dengan dirinya sendiri atau pasien dengan penurunan sekresi saliva (dibawah 0.3 ml/min), tambahan pengendalian plak dengan bantuan professional dapat memberikan pasien support tambahan.
Prosedur klinis adalah sebagai berikut:
o Lihat plak.
o Hilangkan plak dengan pasta pengilap abrasive rendah yang yang mengandung fluoride. Handpiece digunakan dengan sikat berujung runcing untuk fissure dan rubber cup untuk permukaan yang halus. Untuk permukaan proksimal, pasta digunakan dengan toothpick atau sikat interdental atau dental
floss.
o Lihat lagi dan cek apakah seluruh plak sudah hilang.
o Berikan varnish Duraphat pada bagian dengan lesi aktif. Durafat mengandung sodium fluoride dalam larutan alcohol varnish biasanya. Idealnya digunakan pada gigi yang kering dan bersih, dengan sikat atau aplikator spons tetapi akan menempel pada gigi meskipun pada keadaan lembab. Varnish ini memiliki konsentrasi fluoride yang tinggi (22 mg/ml) dan kontraindikasi dengan anak-anak dibawah 6 tahun yang dapat menelan produk.
o Review pasien setiap 2-3 minggu secara berkala. 6. Saran kepada pasien
Frekuensi sikat gigi
Sikat gigi dua kali sehari dengan menggunakan pasta gigi berfluoride. Konsentrasi fluoride
Untuk anak-anak dibawah 7 tahun, orang tua memberikan sedikit jumlah pasta (sebesar biji jagung) pada sikat gigi untuk mencegah fluorosis.
Rinsing behaviour
Hindari membilas dengan volume air yang banyak. Lebih baik untuk membasahi sikat gigi lalu bersihkan pasta yang berlebih dengan itu lalu buang dengan meludah. Sarankan kepada anak kecil untuk membuang kelebihan pasta gigi dibandingkan dengan menelannya, untuk mencegah fluorosis.
Waktu menyikat gigi
Menyikat gigi pada malam hari sebelum tidur agar sisa pasta gigi tersisa dalam mulut karena aliran saliva berkurang. Menyikat gigi pada pagi hari sebelum makan dan sesudah makan. Tetapi apabila sarapan pagi mengandung makanan atau minuman yang asam, tidak boleh langsung menyikat gigi agar mencegah terjadinya sensitifitas pada area dentine yang terekspos.