• Tidak ada hasil yang ditemukan

Material Preventif

Dalam dokumen karies (Halaman 77-98)

2.6.1 Obat Kumur

Larutan cair yang digunakan sebagai pembilas, sebagai dasar untuk meningkatkan kesehatan oral, estetik, dan kesegaran napas.

a. Fungsi

Untuk mengirimkan komposisi aktif yang berperan dalam membersihkan  permukaan gigi atau jaringan.

 b. Komposisi

Mouthwash terdiri atas tiga bahan utama: 1) Agen aktif 

Agen aktif digunakan untuk aktivitas antikaries, efek antimikrobial, mengirimkan fluoride, atau mengurangi adhesi plak. Agen aktif dilarutkan dalam cairan air dan / atau alkohol. Alkohol digunakan untuk melarutkan  beberapa bahan aktif, meningkatkan rasa, dan sebagai pengawet.

2) Surfaktan

Surfaktan ditambahkan untuk membuang debris dari gigi dan melarutkan  bahan lain. Surfaktan dapat berupa kopolimer blok nonionik, kimia anionik seperti lauryl sulfate, atau cetyl pyrinidium chloride, yang merupakan kationik dan memiliki sifat antibakterial.

3) Agen flavoring (perisa)

Agen flavoring ditambahkan untuk menyegarkan nafas. Agen flavoring yang  biasanya dipakai adalah eukaliptus, menthol, thymol, dan metil salisilat.

c. Faktor penting

Dua faktor yang harus diperhitungkan dalam mengevaluasi mouthwash adalah keasamannya dan kandungan etanol dalam cairannya. Dua bahan aktif dalam mouthwash yang memberikan efek positif adalah klorheksidin dan fluoride.

1) Klorheksidin

Klorheksidin adalah agen antibakterial yang utama digunakan pada  pasien dengan infeksi jaringan lunak atau gum seperti gingivitis atau  perikoronitis. Konsentrasi yang diperbolehkan 0,1-0,2%. Klorheksidin glukonat telah menunjukkan dapat mengurangi penggunaan aerosol sebagai bahan pembilas sebelum operasi. Klorheksidin juga efektif mengurangi inflamasi jaringan lunak.

2) Fluoride

Fluoride berguna sebagai bahan antikaries. Prosesnya yaitu, lapisan materi kalsium fluorida terdeposit di permukaan gigi. Saat itulah, struktur mineral di bawahnya diubah dari hidroksiapatit menjadi fluoroapatit, yang

lebih keras dan lebih tahan terhadap demineralisasi. Peningkatan konsentrasi dan waktu meningkatkan penyerapan fluoride.

d. Efek

Mouthwash dapat menghaluskan permukaan material resin, efek residual staining (yang mengandung eugenol), dan dapat menimbulkan kanker (mouthwash yang mengandung kandungan ethanol yang tinggi).

2.6.2Fluoride Varnish

Flouride yang mengandung varnish memungkinkan terjadinya penyebaran fluoride secara topical keseluruh permukaan gigi yang berisiko terkena karies.  Fluoride varnish ini disepakati sebagai cavity varnishes  yang digunakan selama restorasi dan disepanjang  permukaan akar pada gigi sensitive dengan pengenduran gingiva. Material ini terdiri atas dua  bahan penyusun, yaitu sodium fluoride (5%; 2,26% F-atau 22,600 ppm) dan difluorsilane (1%; 0,1% F-atau 1,000 ppm). Flouride yang terdapat dalam material ini, terlarut dalam suatu  pelarut organik yang dapat mengalami evaporasi ketika digunakan.

Mekanisme kerja flouride pada  flouride varnish  ini sama dengan mekanisme kerja flouride pada obat kumur (mouthwash); kalsium flouride disimpan pada permukaan gigi dan kemudian dikonversi melalui reaksi remineralisasi menjadi fluorapatit. Material ini bersifat netral (pH 6- pH8). Sifat ini berasal dari komposisi utamanya, yaitu sodium fluoride. Selain itu, material ini juga bersifat antietsa dan antinoda pada restoras. Material ini digunakan pada indikasi klinis insidensi karies yang tinggi pada seorang pasien. Namun, material ini memiliki beberapa aspek negatif, berupa diskolorasi gigi selama kurang dari 24 jam dan rasa yang agak pahit. Adapun beberapa langkah yang harus dilakukan pada proses penggunaan material ini adalah :

Gosoklah gigi terlebih dahulu

Keringkan gigi dengan kasa kapas atau udara

Cegah gigi terkontaminasi ulang oleh saliva dengan cara menggunakan cotton rolls Gunakan fluoride varnish dengan ukuran 0.3-0.6 ml dengan menggunakan sikat kecil

atau aplikator

Jangan menggosok gigi setelah pemakaian pada hari itu

2.6.3 Fluoride Gel

 Fluoride gel  merupakan suatu material preventif yang digunakan secara topikal untuk menurangi insidensi karies pada pasien . Material ini bersifat sangat asam dan mengandung kadar fluoride yang sangat tinggi . Material ini sering disebut sebagai 1.23% APF , yang mangacu pada konsentrasi fluoride (1,23% fluoride ion atau 12,300 ppm) dan senayawa kimia berupa acidulated phosphate fluoride  yang memiliki pH 3,5 . Acidulated phophate fluoride ini, mengandung 2 % sodium fluoride, 0,34% hidrogen fluoride, dan 0,98%  phosphoric acid . Dengan sifatnya yang asam ini, fluoride jenis ini dapat mengetsa material restorative yang digunakan oleh seseorang . Seperti penggunaan fluoride varnish, gel fluoride ini juga digunakan untuk indikasi klinis insidensi kariesyang cukup tinggi.

 Namun, penggunaan fluoride jenis ini kini sudah dibatasi karena efek yang ditimbulkannya, seperti mual-mual, nyeri gastrointestinal, kerusakan oral mukosa, kerusakan ginjal atau muntah-muntah. Sifat asam pada gel fluoride ini menyebakan laju aliran saliva meningkat dan jumlah gel yang teringesti pun menjadi bertambah . Batas kadar fluoride yang diperbolehkan teringesti oleh anaka-anak adalah 7,7 mg setiap penggunaan, sedangkan pada orang dewasa adalah 10,3 mg setiap penggunaan . Adapun beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengurangi jumlah fluoride yang teringesti dari penggunaan gel fluoride ini adalah :

Pastikan pasien duduk dalam posisi yang tepat

Kurangi jumlah penggunaan gel fluoride, terutama bagi anak-anak 

Letakkan atau tempatkan alat penghisap selama proses perawatan(penggunaan) untuk menghisap kelebihan saliva

Berilah kesempatan bagi pasien untuk meludah setiap tray  dikeluarkan dari dalam mulut

Adapun cara penggunaan gel fluoride ini adalah :

o Bersihkan gigi terlebih dahulu dan keringkan (bebas dari saliva)

o Letakkan gel fluoride pada tray yang lembut setelah dental prophylaxis

o Letakkan gel fluoride pada maxillary dan mandibullary tray, dan kemudian tekan daerah bukal dan lingualnya agar gel dapat masuk ke dalam celah di antara gigi

o Setelah proses pengaplikasian, pasien dilarang untuk makan ataupun minum selama 30 menit

2.6.4 Pit and Fissure Sealant  Bahan Matriks Resin

Bahan matriksnya adalah bisfenol A-glisidil metakrilat (bis-GMA), suatu resin dimetakrilat. Karena bis-GMA memiliki berat molekul yang lebih tinggi dari metal metakrilat, kepadatan gugus metakrilat berikatan ganda adalah lebih rendah dalam monomer  bis-GMA, suatu faktor yang mengurangi pengerutan polimerisasi. Penggunaan dimetakrilat  juga menyebabkan bertambahnya ikatan silang dan perbaikan sifat polimer.

Bis-GMA, urethane dimetrakilat (UEDMA), dan trietil glikol dimetakrilat (TEGDMA) adalah dimetakrilat yang umum digunakan dalam komposit gigi. Monomer dengan berat molekul tinggi, khususnya bis-GMA amatlah kental pada temperature ruang. Penggunaan monomer pengental penting untuk memperoleh tingkat pengisi yang tinggi dan menghasilkan konsistensi pasta yang dapat digunakan secara klinis. Pengencer bisa berupa monomer metakrilat dan monomer dimetakrilat. Kebanyakan bahan resin saat ini menggunakan molekul bis-GMA, yang merupakan monomer dimetakrilat yang disintesis oleh reaksi antara bisfenol-A dan glisidil metakrilat. Reaksi ini dikatalisasi melalui sistem amine-peroksida

 Partikel Bahan Pengisi

Dimasukkannya partikel bahan pengisi ke dalam suatu matriks secara nyata meningkatkan sifat bahan matriks bila partikel pengisi benar-benar berikatan dengan matriks. Penyerapan air dan koefisiensi termal dari komposit juga lebih kecil dibandingkan dengan resin tanpa bahan pengisi. Sifat mekanis seperti kekuatan kompresi, kekuatan tarik, dan modulus elastis membaik, begitu juga ketahanan aus. Semua perbaikan ini terjadi dengan  peningkatan volume fraksi bahan pengisi.

Bis-GMA saat ini merupakan matriks resin pilihan sebagai bahan sealant. Bisa dengan atau tanpa bahan pengisi. Penambahan bahan pengisi meliputi serpih kaca mikroskopis,  partikel quartz dan bahan pengisi lainnya. Bahan ini membuat sealant lebih tahan terhadap

abrasi . Bahan yang digunakan bahan pengisi makro adalah partikel-partikel halus dari komponen silika, cristalin quartz, atau silikat glass boron.

Quartz telah digunakan secara luas sebagai bahan pengisi. Quartz memiliki keunggulan sebagai bahan kimia yang kuat. Sementara sifat radiopak bahan pengisi

disebabkan oleh sejumlah kaca dan porselen yang mengandung logam berat seperti barium, strontium dan zirconium. Penambahan bahan pengisi mengurangi pengerutan pada saat  polimerisasi dan menambah kekerasan

 Bahan Coupling

Bahan pengisi sangatlah penting berikatan dengan matriks resin. Hal ini memungkinkan matriks polimer lebih fleksibel dalam meneruskan tekanan ke partikel yang lebih kaku. Ikatan antara 2 fase komposit diperoleh dengan bahan coupling. Aplikasi bahan coupling yang tepat dapat meningkatan sifat mekanis dan fisik serta memberikan kestabilan hidrolitik dengan mencegah air menembus sepanjang antar bahan pengisi dan resin. γ -metakriloksipropiltrimetoksi  silane  adalah bahan yang sering digunakan sebagai bahan coupling

 Penghambat

Untuk mencegah polimerisasi spontan dari monomer, bahan penghambat ditambahkan pada sistem resin. Penghambat ini mempunyai potensi reaksi kuat dengan radikal bebas. Bila radikal bebas telah terbentuk, bahan penghambat akan bereaksi dengan radikal bebas kemudian menghambat perpanjangan rantai dengan mengakhiri kemampuan radikal bebas untuk mengawali proses polimerisasi. Bahan penghambat yang umum digunakan adalah butylated hydroxytoluene

Sifat Bahan Resin

Secara umum resin memiliki sifat mekanis yang baik, kelarutan bahan resin sangat rendah. Sifat termis bahan resin sebagai isolator termis yang baik. Bahan resin memiliki koefisien termal yang tinggi. Kebanyakan resin bersifat radiopaque . Resin memiliki karakteristik warna yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan perawatan. Sifat mekanis yang  baik sehingga dapat digunakan pada gigi dengan beban kunyah besar. Terjadinya pengerutan selama proses polimerisasi yang tinggi menyebabkan kelemahan klinis dan sering menyebabkan kegagalan. Kebocoran tepi akibat pengerutan dalam proses polimerisasi dapat menyebabkan karies sekunder. Pemolesan bahan harus bagus karena kekasaran pada  permukaan komposit dapat dijadikan tempat menempelnya plak.

 Indikasi Fisure Sealant Berbasis Resin a. Digunakan pada geligi permanen  b. Kekuatan kunyah besar

c. Insidensi karies relatif rendah d. Gigi sudah erupsi sempurna

e. Area bebas kontaminasi atau mudah dikontrol

f. Pasien kooperatif, karena banyaknya tahapan yang membutuhkan waktu lebih lama.  Pengerasan Sealant Berbasis Resin

Terdapat dua tipe bis-GMA yaitu yang mengalami polimerisasi setelah pencampuran komponen katalis dan yang mengalami polimerisasi hanya setelah sumber sinar yang sesuai. Sampai sekarang sinar ultraviolet (panjang gelombang 365 nm) telah digunakan, tetapi telah  banyak digantikan oleh sinar tampak (biru) dengan panjang gelombang 430-490 nm.

Pengerasan Sealant Berbasis Resin secara Otomatis

Proses ini kadang disebut dengan cold curing, chemical curing, atau  self curing. Bahan yang dipasok dalam 2 pasta, satu mengandung inisiator benzoil peroksida dan lainnya mengandung amin tersier. Bila kedua pasta diaduk, amin bereaksi dengan benzoil peroksida untuk membentuk radikal bebas dan polimerisasi tambahan dimulai

Sealant bis-GMA dipolimerisasi oleh bahan amina organik akselerator yang terdiri atas dua sistem komponen. Komponen pertama berisi bis-GMA tipe monomer dan inisiator  benzoil peroksida, dan komponen kedua berisi tipe monomer bis-GMA dengan akselerator 5% amina organik. Monomer bis-GMA dilarutkan dengan monomer metal metakrilat. Sebuah bahan sealant komersil berisi pigmen putih, dimana mengandung 40% bahan partikel quartz dengan diameter rata-rata 2 mikrometer. Kedua komponen tadi bercampur sebelum diaplikasikan ke gigi dan berpolimerisasi ikatan silang sebagai reaksi sederhana

Pada bahan ini operator tidak memiliki kemampuan mengendalikan waktu kerja setelah bahan diaduk. Jadi pembentukan kontur restorasi harus diselesaikan begitu tahap inisiasi selesai. Jadi proses polimerisasi terus-menerus terganggu sampai operator telah menyelesaikan proses pembentukan kontur restorasi

Pengerasan Sealant Berbasis Resin Dengan Sinar (Light Curing Sealant)

Radikal bebas pemula reaksi polimerisasi terdiri atas foto-inisiator dan activator amin terdapat dalam satu pasta. Bila tidak terkena sinar, maka kedua komponen tersebut tidak  bereaksi. Pemaparan terhadap sinar dengan panjang gelombang yang tepat (468 nm) merangsang fotoinisiator berinteraksi dengan amin untuk membentuk radikal bebas yang mengawali polimerisasi tambahan.

Foto-inisiator yang digunakan adalah camphoroquinone. Sumber sinar modern  biasanya berasal dari bohlam tungsten halogen melalui suatu filter sinar ultra merah dan spectrum sinar tampak dengan panjang gelombang 500 nm. Waktu polimerisasi sekitar 20-60 detik. Untuk mengimbangi penurunan intensitas sinar, waktu pemaparan harus diperpanjang 2 atau 3 kali.

Saat ini telah tersedia bahan fissure sealant berbasis resin dalam syringe yang akan  berpolimerisasi setelah diaktivasi dengan sinar. Sealant bis-GMA berpolimerisasi dengan sinar ultraviolet (340-400 nm) adalah satu sistem tanpa diperlukan adanya pencampuran. Tiga  bahan kental monomer bis-GMA dilarutkan dengan 1 bagian monomer metil metakrilat.

Dengan aktivator berupa 2% benzoin metil eter. Teknik Aplikasi Fissure Sealant Berbasis Resin

1. Pembersihan pit dan fisura pada gigi yang akan dilakukan aplikasi fissure sealant menggunakan brush dan pumis

2. Pembilasan dengan air

3. Isolasi gigi, Gunakan cotton roll atau gunakan rubber dam 4. Keringkan permukaan gigi selama 20-30 detik dengan udara. 5. Lakukan pengetsaan pada permukaan gigi

Lama etsa tergantung petunjuk pabrik

Jika jenis etsa yang digunakan adalah gel, maka etsa bentuk gel tersebut harus dipertahankan pada permukaan gigi yang dietsa hingga waktu etsa telah cukup.

Jika jenis etsa yang digunakan adalah berbentuk cair, maka etsa bentuk cair tersebut harus terus-menerus diberikan pada permukaan gigi yang dietsa hingga waktu etsa telah cukup.

6. Pembilasan dengan air selama 60 detik

7. Pengeringan dengan udara setelah pengetsaan permukaan pit dan fisura (selama 20-30 detik)

8. Aplikasi bahan sealant

Self curing: campurkan kedua bagian komponen bahan, polimerisasi akan terjadi selama 60-90 detik.

Light curing: aplikasi dengan alat pabrikan (semacam  syringe), aplikasi penyinaran  pada bahan, polimerisasi akan terjadi dalam 20-30 detik.

2.6.5 Glass Ionomer Sealant

Glass ionomer sealant sebagai bahan preventif mampu menghasilkan fluoride yang dapat melapisi permukaan gigi agar terhindar dari karies. Diutamakan pada pasien yang memiliki resiko karies yang tinggi.

Komposisi Komposisi bubuk: Silica 41,9% Alumina 28,6% Aluminium fluoride 1,6% Calcium fluoride 15,7% Sodium fluoride 9,3% Aluminium phosphate 3,8% Komposisi cairan: Asam poliakrilik 40-50% Sifat:

Sifat kekerasan baik

Kemampuan adhesi melibatkan proses kelasi dari gugus karboksil dari poliasam dengan kalsium di kristal apatit enamel dan dentin

Modulus elastisitas hampir sama dengan dentin Kekuatan ikatan mencapai 2-3 Mpa

Koefisien pemuaian sesuai dengan struktur gigi Memiliki solubilitas yang rendah

Opasitas tinggi

Kekuatan ikatan lebih rendah daripada komposit resin 2.1.1 Kelebihan:

Sifat anti-karies karena mampu melepas fluor dalam jangka waktu lama

Ikatan fisika kimiawi antara bahan dan permukaan gigi sangat baik sehingga mengurangi kebocoran tepi tumpatan

Tidak melibatkan proses pengetsaan 2.1.2 Kekurangan:

Sifat kekerasan jauh inferior dibandingkan kekerasan bahan resin

Dalam proses pengerasan harus dihindarkan dari saliva karena mudah larut dalam cairan dan menurunkan kemampuan adhesi

Manipulasi:

1. Pembersihan pit and fissure pada gigi yang akan dilakukan aplikasi fissure menggunakan brush dan pumis. Syarat pumis yang digunakan:

o Memiliki kemampuan abrasif ringan

o Tanpa ada pencampur bahan perasa

o Tidak mengandung minyak

o Tidak mengandung fluor

o Mampu membersihkan dan menghilangkan debris, plak, dan stain

o Memiliki kemampuan poles yang baik 2. Pembilasan dengan air. Syarat air:

o Bersih

o Tidak mengandung mineral

o Tidak mengandung bahan kontaminan

3. Isolasi gigi menggunakan cotton roll atau rubber dam

4. Keringkan permukaan gigi selama 20-30 detik dengan udara. Syarat udara:

o Kering

o Tidak lembab

o Tidak mengandung minyak

o Sebaiknya tersimpan dalam syringe udara dan dihembuskan langsung ke  permukaan gigi

5. Aplikasi bahan dentin kondisioner selama 10-20 detik (tergantung instruksi pabrik). Hal ini akan menghilangkan plak dan pelikel, mempersiapkan semen untuk  beradaptasi dengan baik dengan permukaan gigi, serta memberikan perlekatan yang  baik.

6. Pembilasan dengan air selama 60 detik

7. Pengeringan dengan udara setelah aplikasi dentin kondisioner dilakukan (20-30 detik) 8. Aplikasi Glass Ionomer Sealant pada pit dan fissure

9. Segera aplikasi bahan varnish

10. Evaluasi permukaan oklusal dengan articulating paper. Penyesuaian dilakukan bila terdapat kontak berlebih (spot grinding)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pemeriksaan radiografik digunakan untuk membantu seorang dokter maupun dokter gigi untuk menegakkan diagnosa dan tindakan selanjutnya yang akan dilakukan atau terapi. Hasil gambaran radiografik dapat membantu seorang dokter atau dokter gigi untuk mengetahui keadaan jaringan yang diperiksa. Namun, penggunaan radiasi harus sesuai dengan dosis yang telah ditentukan oleh lembaga-lembaga pengontrol dan harus memperhatikan proteksi bagi pasien, tenaga medis, serta lingkungan mengingat bahwa radiasi memiliki efek postif dan efek negatif.

Dalam dokumen karies (Halaman 77-98)

Dokumen terkait