• Tidak ada hasil yang ditemukan

Farmasi Non Klinik (Personil, Tugas dan Standar Prosedur

Dalam dokumen Laporan Umum PKPA RSUP Fatmawati (Halaman 46-76)

BAB III TINJAUAN UMUM RSUP FATMAWATI

D. Farmasi Non Klinik (Personil, Tugas dan Standar Prosedur

f. Laboratorium.

g. Perinatal Resiko Tinggi.

3. Tanggal 14 April 2004 RSUP Fatmawati memperoleh akreditasi penuh tingkat lengkap untuk 16 bidang pelayanan, 12 pelayanan tingkat II ditambah: a. Rehabilitasi medik.

b. Anastesi. c. Darah. d. Intensif.

4. Tanggal 25 Januari 2008 RSUP Fatmawati mendapatkan akreditasi penuh tingkat lengkap pada 16 bidang pelayanan yang ke-2.

5. Tahun 2010 RSUP Fatmawati mendapatkan akreditasi penuh tingkat lengkap pada 16 bidang pelayanan yang ke-3.

H. Susunan Organisasi RSUP Fatmawati

Susunan organisasi RSUP Fatmawati terdiri dari : 1. Dewan Pengawas.

2. Direktur Utama membawahi :

a. Direktur Medik dan Keperawatan

b. Direktur Umum, Sumber Daya Manusia Dan Pendidikan c. Direktur Keuangan

I. Tim Farmasi dan Terapi

Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, RSUP Fatmawati membentuk Tim Farmasi dan Terapi yang didukung oleh tenaga-tenaga profesional di bidangnya.

1. Ketentuan Umum a. Keanggotaan

Tim Farmasi dan Terapi terdiri dari sekurang-kurangnya 3 Dokter, Apoteker (berkedudukan sebagai sekretaris) dan perawat. Untuk rumah sakit besar, tenaga Dokter bisa lebih dari 3 orang yang mewakili semua Staf Medik Fungsional (SMF) yang ada. Ketuanya adalah seorang Dokter yang dipilih dari Dokter yang ada dalam kepanitiaan, jika dalam rumah sakit tersebut memiliki seorang ahli Farmakologi Klinik maka sebagai ketua adalah ahli tersebut.

b. Pelaksanaan

Tim Farmasi dan Terapi harus mengadakan rapat secara teratur sedikitnya 2 bulan sekali. Segala sesuatu yang berhubungan dengan rapat diatur oleh sekretaris termasuk pengarsipan dan hasil-hasil dalam rapat tersebut. Dapat mengundang pakar-pakar dari dalam maupun dari luar rumah sakit sehingga dapat memberikan masukan bagi pengelolaan Tim Farmasi dan Terapi.

2. Tujuan

a. Penggunaan obat dan alat kesehatan (alkes) habis pakai rasional : 1) Tepat indikasi

2) Tepat pasien 3) Tepat obat 4) Tepat regimen

5) Waspada efek samping obat

b. Pengelolaan obat dan alkes habis pakai di rumah sakit dilakukan secara transparan.

c. Rumah sakit memperoleh pemasukan yang sesuai dari hasil pengelolaan obat dan alkes habis pakai di rumah sakit.

3. Tugas dan Kewajiban

a. Melaksanankan uji coba dan memberikan rekomendasi dalam pemilihan penggunaan obat-obatan dan alkes habis pakai.

b. Menyusun formularium yang menjadi dasar dalam pengunaan obat-obatan dan alkes habis pakai di rumah sakit dan apabila perlu dapat diadakan perubahan secara berkala.

c. Menyusun standar terapi secara bersama-sama dengan staf medik. d. Tim Farmasi dan Terapi RSUP Fatmawati melaksanakan pengawasan,

pengendalian, penatalaksanaan obat dan evaluasi penulisan resep serta pengkajian penggunaan obat generik dan alkes habis pakai bersama-sama dengan Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS).

4. Kegiatan Tim Farmasi dan Terapi

Tabel III. 1 Kegiatan Farmasi dan Terapi

Langkah Kegiatan Pelaksanaan

1.Perencanaan

1. Pemilihan obat SMF 2. Perencanaan pengadaan

obat

1. Tim Farmasi dan Terapi 2. Instalasi Farmasi

2. Pengadaan

1. Pengadaan obat Instalasi Farmasi 2. Penyimpanan obat Instalasi Farmasi 3. Penyalur (distribusi)

obat

1. Tim Farmasi dan Terapi 2. Instalasi Farmasi

3. Pemakaian

1.Pengunaan (prescribing) dan Informasi obat

Setiap dokter dan seluruh SMF

2. Pemberian (dispensing) dengan informasi obat

Instalasi Farmasi

4. Monitoring 1.Pemantauan rasionalitas 1. Sub Komite Etik dan Mutu Profesi.

2. Tim Farmasi dan Terapi 3. Instalasi Farmasi

2. Pemantauan efektivitas 1. Kepala ruang rawat inap

2. Sub Komite Etik dan Mutu Profesi

3. Tim Farmasi dan Terapi 4. Instalasi Farmasi

5. Audit 1. Audit Promotif dan Preventif

1. Tim Farmasi dan Terapi

2. Audit Sumatif 2. Instalasi Farmasi

J. Sistem Formularium RSUP Fatmawati

Formularium Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati dimaksudkan untuk menunjang peningkatan pengobatan yang rasional, dan sekaligus meningkatkan daya guna dan hasil guna dana yang tersedia sebagai usaha untuk meningkatkan

mutu dan memeratakan pelayanan kesehatan, khususnya di RSUP Fatmawati. Keuntungan dari sistem formularium ini adalah menjamin kualitas dan kelayakan obat yang digunakan di rumah sakit, memberikan pendidikan bagi staf medik dan profesional kesehatan dan memberikan keuntungan ekonomi pada rumah sakit. Instalasi Farmasi RSUP Fatmawati dapat mengelola sistem pengadaan, pengendalian dan penyimpanan yang efisien.

Formularium RSUP Fatmawati ini disusun oleh Tim Farmasi dan Terapi RSUP Fatmawati yang anggotanya terdiri dari staf medik semua bidang keahlian yang ada di RSUP Fatmawati dan staf instalasi IFRSUP Fatmawati. Saat ini Formularium yang digunakan di RSUP Fatmawati adalah Formularium edisi 5 tahun 2010. Formularium RSUP Fatmawati disusun berdasarkan masukan Satuan Medis Fungsional (SMF) melalui tim Pantia Farmasi Terapi (PFT) dengan bersumber Daftar Obat Nasional Essensial 2008 (DOEN 2008) ditambah beberapa obat lain yang dirasakan perlu dan mengutamakan penggunaan obat generik.

Secara berkala, formularium RSUP Fatmawati ini akan mengalami perubahan dan penyesuaian yang diperlukan sesuai dengan Tata Kerja Tim Farmasi dan Terapi.

1. Formularium

Formularium adalah kumpulan obat yang diterima atau telah disetujui oleh Tim Farmasi dan Terapi untuk digunakan di rumah sakit dan dapat direvisi pada setiap batas waktu yang telah ditentukan.

2. Komposisi Formularium a. Halaman judul

b. Daftar nama anggota Sub Komite Farmasi dan terapi c. Daftar isi

d. Keputusan tentang anggota Tim Farmasi dan terapi. e. Tatalaksana Obat di Rumah Sakit.

f. Daftar Obat Formularium g. Lampiran

3. Isi Formularium yang ada di RSUP Fatmawati

a. Keputusan Direktur RSUP Fatmawati tentang Formularium RSUP Fatmawati.

b. Keputusan Direktur RSUP Fatmawati tentang pembentukan badan pekerja dan panitia-panitia dalam organisasi komite medik.

c. Keputusan Direktur RSUP Fatmawati tentang susunan Tim Farmasi dan Terapi RSUP Fatmawati.

d. Produk yang diterima untuk digunakan dalam Daftar obat Formularium RSUP Fatmawati berdasarkan kelas terapi.

K. Instalasi Sterilisasi Sentral dan Binatu

ISSB (Instalasi Sterilisasi Sentral dan Binatu) merupakan instalansi yang bertanggung jawab untuk mensterilkan pakaian untuk operasi, alat-alat kesehatan, alat-alat kesehatan yang habis pakai, dll. Tujuan dilakukan sterilisasi yaitu untuk memutuskan mata rantai infeksi nosokomial. ISSB (Instalasi Sterilisasi Sentral dan Binatu) RSUP Fatmawati Dipimpin oleh seorang Kepala Instalasi yang dibantu oleh seorang Waka ISSB serta 4 orang penyelia, dengan struktur organisasi sebagai berikut :

Gambar III.2. Struktur organisasi Instalasi Sterilisasi Sentral dan Binatu (ISSB)

Kepala ISSB

Waka ISSB

Penyelia Binatu dan Penjahitan

Penyelia Alkes Habis Pakai Penyelia Desinfeksi dan Sterilisasi Penyelia Penyimpanan dan Pendistribusian Pelaksana 1. Pelaksanaan Pencucian 2. Pelaksanaan Pengeringan 3. Pelaksanaan Penyetrikaan 1. Pelaksanaan Penyimpanan 2. Pelaksanaan Pendistribusian 1. Pelaksanaan Disinfeksi 2. Pelaksanaan Sterilisasi

ISSB terdiri dari Ruang Binatu dan Ruang Steril. Binatu merupakan tempat pembersihan non steril berupa kain atau pakaian. Ruang steril merupakan ruang pembersihan secara steril berupa pakaian atau kain untuk operasi dan alat kesehatan. Pakaian untuk operasi dan alat-alat kesehatan sebelum disterilkan dibungkus dengan menggunakan plastik steril atau kain linen. Plastik steril lebih banyak dipakai karena selain lebih praktis juga dapat disimpan sampai 1 tahun, sedangkan kain linen dalam pemakaiannya harus diganti setiap 3 x 24 jam karena kain linen memiliki pori-pori lebih besar yang memungkinkan udara atau partikel udara dapat masuk mengkontaminasi barang yang telah disterilkan. Akan tetapi plastik steril ini hanya digunakan untuk membungkus alat-alat kesehatan yang ukurannya kecil-sedang, sedangkan untuk alat-alat kesehatan yang ukurannya besar dan pakaian operasi lebih baik dibungkus dengan kain linen karena ditakutkan plastik mudah robek. Tugas utama ISSB adalah :

1. Menyiapkan peralatan medis untuk perawatan pasien. 2. Melakukan proses sterilisasi alat dan bahan.

3. Mendistribusikan alat-alat yang dibutuhkan oleh ruangan perawatan, kamar operasi maupun ruangan lainnya.

4. Berpatisipasi dalam pemilihan peralatan dan bahan yang aman, efektif serta bermutu.

5. Mempertahankan stok inventori yang memadai untuk keperluan perawatan pasien.

6. Mempertahankan standar yang telah ditetapkan.

7. Mendokumentasikan setiap aktivitas pembersihan, desinfeksi maupun sterilisasi sebagai bagian dari program upaya pengendalian mutu.

8. Mengevaluasi hasil sterilisasi.

Alur pelayanan sterilisasi di instalasi Sterilisasi Sentral dan Binatu (ISSB) RSUP Fatmawati dimulai dari pemilahan barang yang datang untuk di sterilisasi. Pada tahap ini dipisahkan antara bahan logam, bahan karet serta tenun atau alkes. Bahan–bahan berupa logam harus desinfeksi terlebih dahulu kemudian dicuci baru selanjutnya bisa dipacking, berbeda dengan bahan karet atau tenun yang tidak perlu mengalami tahap desinfeksi melainkan bisa langsung

dipacking. Barang–barang yang sudah di packing tersebut selanjutnya dikirimkan ke loket unit steril untuk di sterilisasi, khusus untuk barang-barang

handschoen sebelum disterilisasi harus mengalami pencucian dan pengeringan

terlebih dahulu baru kemudian dapat disterilisasi. Metode sterilisasi yang dilakukan di ISSB ini adalah metode autoclave. Setelah proses sterilisasi selesai barang-barang yang sudah steril tersebut di simpan di gudang steril, jika ada permintaan dari masing-mansing kamar operasi maka barang-barang tersebut akan diberikan di loket steril.

L. Instalasi Sanitasi dan Pertamanan

Instalasi Sanitasi dan Pertamanan (ISP) merupakan instalasi yang bertanggung jawab terhadap program pengawasan kualitas air bersih, program pengelolaan air limbah, program penanganan sampah, program pengawasan penanganan makanan dan minuman di rumah sakit, program penyehatan tempat pencucian linen rumah sakit, program pengendalian serangga, tikus dan binatang pengganggu, program penyehatan lingkungan kerja, program disinfeksi dan sterilisasi di rumah sakit, program perlindungan radiasi, program upaya penyuluhan kesehatan lingkungan serta program pemeliharaan taman rumah sakit.

Pengolahan limbah secara umum di RSUP Fatmawati adalah sebagai berikut. Limbah cair diolah secara sentralisasi. Secara teknis, limbah cair dari seluruh bagian akan ditampung di bak penampungan (RSUP Fatmawati saat ini memiliki 16 bak pengumpul limbah cair). Cairan yang terkumpul akan dipompa masuk ke sistem pengolahan (proses flokulasi). Setelah dilakukan flokulasi, globul–globul yang terbentuk diendapkan di bak sedimentasi (untuk memisahkan partikel sampah dengan air sehingga diperoleh cairan yang lebih bersih dari sebelumnya). Selanjutnya cairan tersebut dialirkan ke bak aerasi. Pada tahap ini umumnya terjadi proses biologis untuk mengurangi bahan-bahan organik oleh mikroorganisme yang tumbuh di dalamnya. Di dalam bak ini oksigen dialirkan secara continue dengan tujuan agar proses biologis dalam menguraikan bahan organik bisa berjalan lebih cepat. Tahap selanjutnya adalah

klorinasi dalam bak klorinasi. Tujuan klorinasi adalah untuk mendesinfeksi cairan yang telah diperoleh dari hasil aerasi. Tahap terakhir dari pengolahan air limbah ini yaitu penyaringan (filtrasi). Pada tahap ini digunakan pasir dan karbon sebagai media filter. RSUP Fatmawati melakukan pemeriksaan kualitas air hasil olahan limbah setiap hari. Dalam pemeriksaan tersebut, indikator mutu yang digunakan adalah pH, suhu, Total Disolve Solid (TDS), Total Solve Solid (TSS), COD, DOD kandungan zat organik dan amoniak.

Pengolahan limbah padat di RSUP Fatmawati tidak dilakukan sendiri melainkan bekerjasama dengan perusahaan pengolah limbah. Prosedur Penanganan Limbah Sitostatik dan Medis di Rumah Sakit Fatmawati adalah sebagai berikut. Sampah medis di kumpulkan berdasarkan jenisnya yaitu: sampah jarum suntik, sampah sitotoksik (kantong plastik warna ungu) dan sampah infeksius (kantong plastik warna kuning). Sampah medis tersebut diangkut oleh petugas kebersihan yang telah dilengkapi dengan alat pelindung diri (APD) yang sesuai di masing-masing ruangan. Sampah dalam plastik yang sudah penuh dikeluarkan dari tempat atau bak sampah kemudian ditutup kuat dan diganti kembali bak sampah tersebut dengan plastik sesuai peruntukannya. Sampah yang sudah diikat dimasukkan ke dalam sulo dorong (tempat sampah berukuran besar). Sulo dorong yang berisi sampah medis tersebut diangkut atau di bawa ke TPS (tempat pembuangan sampah) sesuai jenisnya oleh petugas

cleaning service. Penggunaan rute atau jalur pengangkutan sampah tidak boleh

bersamaan dengan rute pengiriman makanan pasien dan jam besuk keluarga pasien. Pengangkutan sampah di ruangan dilakukan setiap hari sebanyak 2 kali sehari (pukul 06.00-09.00 WIB dan 15.00-19.00 WIB). Pembuangan sampah medis dilakukan di TPS sampah medis. Di dalam TPS sampah medis sudah disediakan BIN (tempat sampah tertutup) berwarna kuning yang digunakan untuk menyimpan atau menampung sampah medis, benda tajam dan sampah sitotoksik. Sampah dimasukkan ke dalam BIN berwarna kuning oleh pembawa sampah (cleaning service). BIN yang sudah diisi sampah medis ditutup kembali agar tidak ada paparan dari sampah medis ke lingkungan sekitar dan di catat jumlah sampah yang di buang ke TPS dalam formulir: “penerimaan sampah

medis ruangan” yang telah disediakan di TPS sampah medis oleh pembawa sampah tersebut. Penyimpanan sampah medis di TPS tidak boleh lebih dari 24 jam pada musim kemarau dan 48 jam pada musim hujan. Sampah medis dalam BIN tersebut selanjutnya diangkut oleh perusahaan pengolah sampah untuk dibakar di incenerator. Petugas pengangkut harus mencuci tangan setelah menyelesaikan pekerjaan tersebut.

46

A. Pendahuluan

Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati adalah salah satu unit penunjang medis yang bertugas melaksanakan pengadaan, penyimpanan, peracikan dan pendistribusian perbekalan farmasi untuk kebutuhan RSUP Fatmawati serta memberikan informasi obat kepada tim pelayanan kesehatan di RSUP Fatmawati dan pasien rawat inap ataupun rawat jalan. Instalasi Farmasi RSUP Fatmawati merupakan fasilitas penyelenggaraan seluruh kegiatan serta pelayanan kefarmasian yang ditujukan untuk keperluan rumah sakit itu sendiri.

Instalasi Farmasi RSUP Fatmawati berada dibawah koordinasi atau bertanggung jawab langsung kepada Direktur Medik dan Keperawatan dan dipimpin oleh Kepala Instalasi Farmasi yaitu seorang Apoteker yang membawahi 2 Wakil Kepala Instalasi.

B. Visi, Misi dan Tujuan IFRSUP Fatmawati 1. Visi

Pelopor kemajuan pelayanan farmasi rumah sakit di Indonesia.

2. Misi

a. Melaksanakan pelayanan kefarmasian yang berorientasi kepada pasien. b. Bertanggung jawab atas pengelolaan farmasi rumah sakit yang efektif

dan efisien.

c. Mengembangkan farmasi klinik terutama bidang orthopaedi dan rehabilitasi medik.

d. Berperan serta dalam program-program rumah sakit untuk meningkatkan kesehatan pasien, tenaga kerja, dan lingkungan rumah sakit.

3. Tujuan

a. Mewujudkan pelayanan yang melampaui harapan pelanggan dan bertumpu pada keselamatan pasien (patient safety).

b. Mewujudkan pelayanan rumah sakit yang bermutu tinggi dengan tarif yang terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat.

c. Mewujudkan pengembangan berkesinambungan dan akuntabilitas bagi pelayanan dan pendidikan.

d. Mewujudkan SDM yang profesional yang berorientasi pada pelayanan pelanggan.

e. Mewujudkan kesejahteraan yang adil dan merata bagi seluruh karyawan.

C. Struktur Organisasi dan Personalia Instalasi Farmasi RSUP Fatmawati

Instalasi Farmasi RSUP Fatmawati dipimpin oleh Dra. Debby Daniel, M.Epid., Apt., sebagai Kepala Instalasi Farmasi, berkoordinasi dengan Tim Farmasi Terapi dan Satuan Farmasi Fungsional dengan dibantu Apoteker sebagai Wakil Kepala :

1. Wakil Kepala Perbekalan yang membawahi : Penyelia Pelaporan dan Penyelia Sistem Informasi Farmasi, Penyelia Gudang Farmasi, Penyelia Produksi Farmasi

2. Wakil Kepala Pelayanan yang membawahi : Penyelia Depo Farmasi Teratai, Penyelia Depo Farmasi Griya Husada dan Penyelia Depo Farmasi IBS, Penyelia Depo Farmasi Instalasi Rawat Jalan, Penyelia Depo Farmasi Askes dan Pegawai, Penyelia Depo Farmasi Instalasi Gawat Darurat dan Instalasi Rawat Intensif.

D. Farmasi Non Klinik (Personil, Tugas dan Standar Prosedur Pelaksanaan setiap Bagian Instalasi Farmasi RSUP Fatmawati)

1. Wakil Kepala Perbekalan

Wakil kepala perbekalan bertanggung jawab atas : Penyelia Pelaporan dan Penyelia Sistem Informasi Farmasi. Dalam pelaksanaannya, Pelaporan Instalasi Farmasi RSUP Fatmawati dibantu oleh 2 orang petugas

administrasi yang bertanggung jawab atas: Administrasi dan Pelaporan. Pelaporan Instalasi Farmasi RSUP Fatmawati merupakan satu unit kerja di lingkungan Instalasi Farmasi yang melakukan kegiatan: Administrasi, penyusunan program dan pelaporan. Semua itu dilakukan dengan tujuan terlaksananya tertib administrasi di lingkungan Instalasi Farmasi.

Adapun tugas dari Pelaporan Instalasi Farmasi RSUP Fatmawati adalah :

a. Membukukan Surat Masuk dan Surat Keluar.

1) Surat Masuk

Setiap surat yang masuk akan diterima oleh Pelaporan, kemudian diberi nomor urut surat masuk yang kemudian akan disampaikan kepada Kepala Instalasi Farmasi RSUP Fatmawati untuk diketahui dan diparaf. Selanjutnya surat tersebut disampaikan kepada yang bersangkutan untuk diproses. Surat yang telah diproses akan di arsipkan.

2) Surat Keluar

Setiap Surat yang akan dikirim keluar RSUP Fatmawati harus melalui Pelaporan dan ditandatangani oleh Kepala Instalasi Farmasi RSUP Fatmawati. Surat yang akan dikirim dibuat rangkap 2 : satu untuk dikirim dan satu untuk arsip.

b. Membuat Laporan di Instalasi Farmasi

Laporan-laporan yang dibuat oleh Pelaporan Instalasi Farmasi RSUP Fatmawati adalah :

1) Laporan yang dibuat setiap bulan, meliputi :

a) Laporan Keuangan dan Laporan Pengeluaran Barang Farmasi. Data diambil dari jumlah permintaan atau pemakaian Barang Farmasi (Formulir Permintaan Barang) oleh ruang/unit/ instalasi/poliklinik.

b) Laporan Narkotika dan Psikotropika. Data diperoleh dari jumlah pemasukan dan pengeluaran narkotika oleh: Gudang Farmasi dan Depo-depo Farmasi. Laporan kemudian dikirim ke Pelaporan Rumah Sakit untuk diproses selanjutnya.

Kemudian dikirim ke Dinas Kesehatan Kota Jakarta, tembusan ke Balai POM Jakarta, Penanggung Jawab Narkotika RSUP Fatmawati, dan sebagai arsip.

c) Laporan Generik dan Non Generik. Data diperoleh dari jumlah penulisan resep-resep generik dan non generik oleh: Gudang Farmasi, Depo Farmasi Pusat, Depo Farmasi Teratai, Depo Farmasi Rawat Jalan, Depo Farmasi Askes dan Pegawai serta Depo Farmasi IBS.

d) Laporan Tagihan Depo Farmasi. Data diperoleh dari Jumlah perincian penggunaan obat oleh pasien dari Depo-depo Farmasi.

2) Laporan yang dibuat setiap akhir tahun, meliputi :

a) Laporan Kegiatan. Data diperoleh dari penjumlahan lembar resep dan jumlah R/ dari Instalasi Rawat Jalan dan Instalasi Rawat Inap.

b) Laporan stok opname barang farmasi setiap bulan

Semua laporan dibuat rangkap 2 (dua), yaitu : 1 untuk arsip dan 1 untuk dikirim ke IRMIK (Instalasi Rekam Medik dan Informasi Kesehatan), kecuali laporan stok opname dikirim ke bagian akuntansi. Laporan narkotika dan psikotropika ditujukan ke IRMIK untuk mendapatkan surat pengantar ke DinKes (Dinas Kesehatan).

c. Menyimpan Arsip di Instalasi Farmasi.

Arsip-arsip di Instalasi Farmasi dibedakan atas :

1. Arsip surat masuk dan surat keluar, yang disimpan selama 3 tahun di ruang Pelaporan dan setelah 3 tahun akan disimpan di Gudang Arsip serta dimusnahkan setelah 5 tahun.

2. Arsip SK Direktur RSUP Fatmawati dan SK DepKes (Departemen Kesehatan) juga Menteri, yang disimpan dan tidak dimusnahkan. 3. Arsip kepegawaian, terdiri dari map setiap karyawan yang berisi

data pribadi, ijazah dan lain sebagainya disimpan di ruang Pelaporan.

4. Arsip laporan Depo Farmasi. Laporan Instalasi Farmasi RSUP Fatmawati selalu dibuat rekapitulasi tahunan. Laporan disimpan selama 3 tahun (1 tahun disimpan di ruang Pelaporan dan 2 tahun disimpan di Gudang Arsip). Arsip laporan yang berumur lebih dari 3 tahun akan dimusnahkan.

5. Arsip Resep. Arsip resep disimpan dalam Gudang Arsip selama 3 tahun dan dimusnahkan setelah berumur 3 tahun.

d. Menyimpan Resep Rawat Jalan dan Rawat Inap di Instalasi Farmasi.

Resep-resep setiap hari disusun dengan nomor berurut dan disimpan per-hari dan per-bulan. Resep 3 bulan terakhir disimpan di Depo Farmasi, dan resep yang berumur lebih dari 3 bulan akan disimpan di gudang arsip oleh Pelaporan Instalasi Farmasi RSUP Fatmawati. Resep dirahasiakan dan disimpan baik selama 3 tahun. Setelah jangka waktu 3 tahun, resep akan dimusnahkan. Pada saat pemusnahan resep harus dibuat berita acara pemunahan resep dengan mencantumkan nama Apoteker yang bertanggung jawab dan nama para saksi lain yang hadir.

e. Menyusun Arsip di Instalasi Farmasi.

Gudang arsip berisi arsip-arsip di Instlasi Farmasi RSUP Fatmawati yang secara garis besar dikelompokkan menjadi :

a) Arsip Surat Masuk dan Surat Keluar. b) Arsip Resep.

c) Arsip Laporan.

Setiap kelompok arsip tersebut disimpan terpisah satu dengan lainnya dan disimpan per-bulan. Setiap tahun, Pelaporan IFRSUP Fatmawati akan melakukan pemusnahan terhadap arsip yang berumur lebih dari 3 tahun.

2. Wakil Kepala Pelayanan

a. Depo Farmasi Teratai

Depo Farmasi Teratai terdiri dari Depo Farmasi Rawat Inap Teratai A (IRNA A) dan Depo Farmasi Rawat Inap Teratai B (IRNA B).

1) Pengadaan Obat

Permintaan obat ke gudang farmasi dilakukan setiap hari secara

on-line. Jumlah permintaan disesuaikan dengan kebutuhan dari seluruh

lantai gedung Teratai. 2) Kegiatan Pelayanan

IRNA A melayani pasien di lantai 1 (Kebidanan dan ruang bersalin), lantai 2 (Ibu dan bayi), dan lantai 3 (Anak). IRNA B melayani pasien di lantai 4 (Bedah umum, bedah plastik, urologi dan bedah syaraf, mata, THT dan gigi), lantai 5 (Penyakit dalam), dan lantai 6 (Neurologi, jantung dan High Care).

Petugas Depo Farmasi Teratai bertugas melayani kebutuhan obat dengan sistem unit dose. Pelayanan farmasi secara unit dose pada setiap lantai dikelola oleh 1 orang asisten apoteker, dimana obat disiapkan dalam bentuk dosis tunggal untuk keperluan sore hari sampai siang keesokan harinya. Selain itu, asisten apoteker juga bertanggungjawab terhadap penggunaan lemari emergency yang terdapat di lantai 3, 5 dan 6 IRNA B, dimana lemari

emergency ini akan diperiksa setiap pagi dan diisi kembali sesuai

dengan jumlah minimalnya pada sore hari. Obat-obat yang disediakan di lemari emergency terdiri dari obat-obat life saving, seperti : Isosorbid dinitrat dan adrenalin. Pemakaian obat-obat yang terdapat di lemari emergency kemudian akan dicatat di formulir Pemberian Obat Insidentil sesuai dengan nama pasien pemakai obat.

Sistem distribusi obat IRNA A terutama untuk kebidanan dan ruang bersalin terdiri dari paket-paket melahirkan, seperti: Paket Partus Normal, Paket Abortus Curetage, Paket Pre Eklampsi

Berat, Paket Hamil kontraksi, Paket Ketuban Pecah Dini (PKPD), Paket Sectio Sesar, Paket Pendarahan (HPP).

Depo Farmasi Teratai menerima resep dari dokter dalam bentuk resep unit dose sebanyak 2 rangkap, 1 lembar asli untuk arsip Depo Farmasi dan 1 lembar salinan untuk ditempel pada formulir instruksi pemberian obat. Dalam map pasien terdapat: Label nomor registrasi dan nomor Medical Record yang menunjukkan nama pasien, status pasien dan ruang perawatan pasien, formulir instruksi pemberian obat, formulir Pemberian Obat Insidentil dan formulir kesediaan membayar obat di luar DPHO

Dalam dokumen Laporan Umum PKPA RSUP Fatmawati (Halaman 46-76)

Dokumen terkait