• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fase Menstruas

URAIAN MATERI AJAR KELAS EKSPERIMENLampiran 6: Uraian Materi Ajar Kelas Eksperimen dan

C. Fertilisasi, Kehamilan, dan Melahirkan

4. Fase Menstruas

Fase menstruasi terdiri dari tiga fase yaitu : a. Fase Menstruasi

Fase ini ditandai oleh pengeluaran darah dan debris endometrium dari vagina. Fase ini bersamaan dengan berakhirnya fase luteal ovarium dan permulaan fase folikel. SewaktuCorpus luteumberdegenerasi karena tidak terjadi pembuahan dan implantasi ovum yang dikeluarkan dari siklus sebelumnya, kadar estrogen dan progesteron di sirkulasi turun drastis. Karena efek netto estrogen dan progesteron adalah mempersiapkan endometrium untuk implantasi ovum yang dibuahi, penarikan kembali kedua hormon steroid tersebut menyebabkan lapisan endometrium yang kaya akan nutrisi dan pembuluh darah itu tidak lagi ada yang mendukung secara hormonal. Penurunan kadar hormon-hormon ovarium itu juga merangsang pengeluaran prostaglandin uterus yang menyebabkan vasokonstriksi pembuluh- pembuluh endometrium, sehingga aliran darah ke endometrium terganggu. Perdarahan yang timbul melalui disintegrasi pembuluh darah itu membilas jaringan yang mati ke dalam lumen uterus.

Penurunan estrogen dan progesteron akibat degenerasiCorpus luteumsecara simultan menyebabkan terlepasnya endometrium dan perkembangan folikel-folikel baru di ovarium di bawah pengaruh hormon-hormon gonadotropin yang kadarnya kembali meningkat. Penurunan sekresi hormon gonad meningkatkan efek inhibisi padahipothalamusdanhipophisis anterior, sehingga sekresi FSH dan LH, folikel-folikel yang baru berkembang mengeluarkan cukup banyak estrogen untuk mendorong pemulihan dan pertumbuhan endometrium.

b. Fase Proliferasi

Fase ini dimulai bersamaan dengan bagian terakhir fase folikel ovarium pada saat endometrium mulai mamperbaiki dirinya dan mengalami proliferasi di bawah pengaruh estrogen yang berasal dari folikel-folikel yang baru yang sedang tumbuh. Sewaktu darah haid berhenti, di uterus tertinggal satu lapisan endometrium setebal < 1 mm. Estrogen merangsang proliferasi sel epitel, kelenjar, dan pembuluh darah di endometrium sehingga ketebalan lapisan ini dapat mencapai 3 – 5 mm. Fase proliferatif yang didominasi oleh estrogen berlangsung dari akhir haid sampai ovulasi. Kadar estrogen puncak memicu lonjakan LH yang menyebabkan ovulasi.

c. Fase Sekresi

Fase ini bersamaan waktunya dengan fase luteal ovarium.Corpus luteummengeluarkan sejumlah besar progesteron dan estrogen. Progesteron bekerja pada endometrium tebal yang sudah dipersiapkan oleh estrogen untuk mengubahnya menjadi jaringan yang kaya akan pembuluh dan glikogen, disebut fase sekretorik karena kelenjar- kelenjar endometrium secara aktif mengeluarkan glikogen, atau fase progestasional (sebelum kehamilan), dalam kaitannya dengan pembentukan lapisan endometrium subur yang mampu menunjang perkembangan mudgah. Jika tidak terjadi pembuahan dan implantasi,Corpus luteumberdegenerasi, dan fase folikel dan fase haid kembali dimulai.

Gambar 13 Siklus Menstruasi Gangguan menstruasi

Amenore adalah tidak haid lebih dari 3 bln berturut-turut. Amenore dapat dibagi

dalam dua bentuk :

a. Amenore fisiologik :

1) Prapubertas / pasca menopause

2) Hamil, laktasi

b. Amenore patologik :

1) Amenore primer

2) Amenore sekunder Dismenore

Dismenore atau nyeri haid adalah nyeri yang timbul akibat kontraksi uterus dengan satu atau lebih gejala seperti nyeri ringan sampai berat pada perut bagian bawah, bokong, dan nyeri spasmodik pada otot paha.

a. Klasifikasi dismenorea 1) Dismenore primer 2) Dismenore sekunder b. Penyebab dismenorea

1) Dismenore primer : berhubungan dengan faktor intrinsik, ketidak seimbangan steroid seks ovarium tanpa kelainan oganik dalam pelvis.

2) Dismenore sekunder : berhubungan dengan patologi uterus misalnya endometriosis, kista ovarium, Kontrasepsi dalam rahim, kelainan bentuk dan letak uterus.

c. Gejala dismenorea: 1) Dismenore primer a) Usia lebih muda

b) Timbul segera setelah siklus haid teratur c) Nyeri berupa kejang utrerus

d) Nyeri mendahului haid, meningakt pada hari pertama dan kedua haid e) Tidak ditemukanpatologis pelvis

f) Mempunyai respon terhadap terapi medis g) Pemeriksaan pelvis normal

2) Dismenore sekunder a) Usia lebih muda

c) Nyeri pada saat haid, meningkat bersamaan dengan keluarnya darah d) Berhubungan dengan kelainan pelvis

e) Tidak berhubungan dengan adanya ovulasi f) Sering membutuhkan tindakan operative E. Kontrasepsi

Peningkatan kadar prolaktin dan penurunan GnRH dari hipotalamus selama menyusui dapat menekan proses ovulasi. Hal ini menyebabkan pelepasan dan penghambatan pematangan folikel. Durasi penekanan ini bervariasi dan dipengaruhi oleh frekuensi dan lamanya menyusui dan lamanya waktu sejak lahir, yaitu 6 bulan setelah persalinan. Ibu tidak bisa menggunakan metode ini bila bayinya hanya disusui selama 3 – 4 jam siang hari dan mendapat makanan tambahan sebagai pendamping ASI.

Menyusui eksklusif merupakan suatu metode kontrasepsi sementara yang cukup efektif, selama klien belum mendapat haid dan waktunya kurang dari enam bulan pasca persalinan. Efektifnya dapat mencapai 98%. MAL efektif bila menyusui lebih dari delapan kali sehari dan bayi mendapat cukup asupan per laktasi.

Pada wanita pospartum konsentrasi esterogen, progesteron, dan prolaktin (PRL) yang tinggi selama kehamilan turun secara drastis. Tanpa menyusui, kadar gonadotropin meningkat pesat, konsentrasi PRL kembali ke normal dalam waktu sekitar 4 minggu dan pada minggu ke-8 pascapartum, sebagian besar wanita yang memberi susu formula pada bayinya memperlihatkan tanda-tanda perkembangan folikel dan akan berevolusi tidak lama kemudian. Sebaliknya, pada wanita yang menyususi, konsentrasi PRL tetap meninggi selama pengisapan sering terjadi dan pada setiap kali menyusui terjadi peningkatan sekresi PRL secara akut. Walaupun konsentrasi Follicle Stimulating Hormone (FSH) kembali ke normal dalam beberapa minggu pascapartum, namun konsentrasi Luteinizing Hormone (LH) dalam darah tetap tertekan sepanjang periode menyusui. Yang penting, pola pulsasi normal pelepasan LH mengalami gangguan dan inilah yang diperkirakan merupakan penyebab mendasar terjadinya penekanan fungsi normal ovarium. Wanita yang menyusui bayinya secara penuh atau hampir penuh dan tetap amenore memiliki kemungkinan kurang dari 2 % untuk hamil selama 6 bulan pertama setelah melahirkan.

Keuntungan Untuk Bayi :

1. Mendapat kekebalan pasif (mendapat antibody perlindungan lewat ASI).

2. Sumber asupan gizi yang terbaik dan sempurna untuk tubuh kembang bayi yang optimal.

3. Terhindar dari keterpurukan terhadap kontaminasi dari air susu lain atau formula atau alat minum yang dipakai.

Untuk Ibu :

1. Mengurangi resiko anemia

2. Meningkatkan hubungan psikologi ibu dan bayi

3. Menghemat pengeluaran keluarga untuk membeli susu formula. Kekurangan:

1. Perlu persiapan sejak perawatan kehamilan agar segera menyusui dalam 30 menit pasca persalinan

2. Mungkin sulit dilaksanakan karena kondisi sosial

3. Efektifitas tinggi hanya sampai kembalinya haid sampai dengan 6 bulan 4. Tidak melindungi terhadap IMS termasuk hepatitis B/HBV dan HIV/AIDS

Kontrasepsi adalah suatu cara yang bertujuan mencegah terjadinya pembuahan. Kontrasepsi memiliki beberapa metode, antara lain:

1.Tanpa alat bantu

Kontrasepsi dengan cara tidak melakukan koitus pada masa subur wanita (hari 12 – 16 siklus haid). Cara ini dikenal dengan nama sistem kalender atauabstinensi.

2.Menggunakan alat bantu

Pada cara ini, mencegah pertemuan ovum dengan spermatozoa, dapat dilakukan dengan berbagai alat bantu, misalnya: kondom, spiral, jelly, dan lain-lain.

Kontrasepsi dengan menggunakan alat bantu dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: a. Secara mekanik, yaitu dengan cara mencegah bertemunya sperma dengan ovum. Pada laki-laki menggunakan kondom, sedangkan pada wanita bisa menggunakan diafragma, spiral, IUD (Intra Uterine Device).

b. Secara kimiawi, yaitu dengan menggunakan spermisida senyawa kimia yang dapat membunuh sel-sel sperma. Misalnya bisa berbentuk jelly, busa, dan lain-lain.

c. Secara hormonal, yaitu dengan cara memengaruhi kesuburan wanita, misalnya dengan KB suntik, susuk dan pil KB. Bahkan kini juga sudah dikembangkan teknik hormonal (pada laki-laki).

3.Sterilisasi

Sterilisasi dilakukan dengan mengikat/me motong saluran vas deferens dikenal dengan istilahvasektomi, atau mengikat/memotong tuba fallopii dikenal dengan istilahtubektomi

Bertujuan untuk mencegah bertemunya sel sperma dengan sel ovum sehingga tidak terjadi fertilisasi. Macam cara dalam kontrasepsi adalah :

1. Sistem kalender yaitu dengan memperhatikan masa subur wanita. 2. Secara hormonal yaitu menghambat/menghentikan proses ovulasi.

3. Kimiawi yaitu dengan menggunakan zat-zat kimia. Seperti spermatosida untuk pria, vaginal douche untuk wanita.

4. Mekanik yaitu dengan menggunakan alat-alat kontrasepsi.

5. Sterilisasi yaitu dengan membuat setril organ-organ reproduksi bagian dalam. Seperti vasektomi untuk pria dan tubektomi untuk wanita.

Gambar 14 Berbagai macam kontrasepsi