FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2.1. Fauna Tanah
Organisme tanah atau disebut juga biota tanah merupakan semua makhluk hidup, baik hewan (fauna) maupun tumbuhan (flora) yang seluruh atau sebagian dari siklus hidupnya berada dalam sistem tanah. Fauna tanah merupakan salah satu makhluk hidup heterotrof yang hidupnya tergantung dari tersedianya makhluk hidup produsen utama di dalam tanah (Richards, 1974). Fauna tanah merupakan bagian ekosistem tanah yang kehidupannya tidak sendiri, melainkan berinteraksi dengan faktor lain di dalam lingkungan. Adanya interaksi tersebut dapat mempengaruhi keberadaannya, penyebaran dan kepadatan fauna tanah. Fauna tanah adalah hewan yang hidup di tanah, baik yang hidup di permukaan tanah maupun di dalam tanah. Kelompok hewan tanah sangat banyak dan beraneka ragam, mulai dari Protozoa, Rotifera, Nematoda, Annelida, Mollusca, Arthropoda hingga Vertebrata (Suin, 2006).
2.1.1. Klasifikasi Fauna Tanah
Fauna tanah dapat dikelompokkan atas dasar ukuran tubuh, kehadiran dalam tanah, habitat yang dipilihnya dan kegiatan makannya (Suin, 2006).
a) Ukuran Tubuh
Sebuah klasifikasi umum mengkelaskan ukuran fauna tanah berdasarkan panjang tubuhnya: mikrofauna, mesofauna, makrofauna dan megafauna. Klasifikasi ini mencakup rentang ukuran dari yang terkecil sampai terbesar. Lebar tubuh fauna itu berhubungan dengan mikrohabitatnya (Coleman et al., 2004). Sistem klasifikasi fauna tanah berdasarkan ukuran tubuhnya, menurut Van der Drift (1951) dalam Widyastuti (2002), dibedakan menjadi mikrofauna (ukuran tubuh <0,2 mm), mesofauna (ukuran tubuh 0,2 – 2 mm), makrofauna (ukuran tubuh 2 – 20 mm) dan megafauna (ukuran tubuh >20 mm). Menurut Wallwork (1970), kisaran ukuran tubuh fauna tanah cukup besar, membentang sekitar 20 μm sampai lebih dari 200 mm, dapat dikategorikan menjadi:
(1) Mikrofauna, memiliki rentang ukuran tubuh 20 μm sampai 200 μm. Hanya ada satu kelompok pada kategori ini, yaitu Protozoa, meskipun ukuran terkecil dari Tungau, Nematoda, Rotifera, Tardigrada dan Crustacea dapat dimasukkan pada rentang ukuran tubuh ini.
(2) Mesofauna, memiliki rentang ukuran tubuh 200 μm sampai 1 cm. Kelompok Mikroarthropoda (Acari/tungau dan Collembola) adalah anggota penting dalam grup ini yang juga meliputi Nematoda, Rotifera, Tardigrada serta sebagian besar kelompok Araneida (laba-laba), Chelonethi (kalajengking), Opiliones, Enchytraeidae, larva serangga, ukuran terkecil dari kaki seribu dan Isopoda.
(3) Makrofauna, memiliki ukuran tubuh lebih dari 1 cm. Kategori ini meliputi kelompok Lumbricidae, Mollusca, serangga, Arachnida yang berukuran besar dan vertebrata kecil penghuni tanah.
b) Keberadaan dalam Tanah
Pengelompokan fauna tanah berdasarkan keberadaannya di dalam tanah dibagi menjadi empat kategori, yaitu transient, temporary, periodic dan permanent. Pengelompokan tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Pengelompokkan Fauna Tanah Berdasarkan Keberadaan di dalam Tanah
Kategori Keterangan Contoh Fauna
Transient Fauna yang meletakkan telur dan kepompongnya di dalam tanah, tetapi ketika masuk tahap kehidupan yang aktif tidak lagi berada di dalam tubuh tanah
Beberapa insekta
Temporary Awal kehidupan aktifnya berada di dalam tanah, sedangkan kehidupan selanjutnya berada di luar tanah
Larva dari insekta
Periodic Fauna yang sering sekali keluar masuk tanah
Beberapa insekta
Permanent Seluruh siklus hidupnya berlangsung di dalam tanah
Collembola, Acari
c) Habitat
Berdasarkan habitatnya, fauna tanah ada yang digolongkan sebagai epigeon, hemiedafon dan euedafon. Hewan epigeon hidup pada lapisan tumbuh-tumbuhan di permukaan tanah, hemiedafon pada lapisan organik tanah dan euedafon hidup pada tanah lapisan mineral (Suin, 2006).
d) Perilaku Makan
Beberapa fauna tanah merupakan herbivora, karena mereka memakan langsung akar tanaman hidup, tetapi paling banyak yang memakan bahan tanaman mati, mikroba yang berasosiasi dengan akar tanaman mati, atau kombinasi dari keduanya. Fauna tanah lainnya adalah karnivora, parasit dan predator (Coleman et al., 2004). Wallwork (1970) membagi fauna tanah berdasarkan perilaku makannya menjadi:
(1)Carnivore, yaitu predator (Carabidae, Pselaphidae, Scydmaenidae, kumbang Staphylinidae, tungau Mesostigmata dan Prostigmata, laba-laba, kalajengking, lipan, Nematoda serta Mollusca) dan binatang parasit (Ichneumonidae, Diptera parasit dan Nematoda).
(2)Phytophagous, yaitu fauna pemakan tumbuhan (Mollusca dan larva Lepidoptera), fauna pemakan akar tanaman (Nematoda parasit tanaman, Symphylidae, larva Diptera, Coleoptera, Lepidoptera, Mollusca dan Orthoptera pelubang) serta fauna pemakan kayu (rayap, larva kumbang dan tungau Pthiracaroidae).
(3)Saprophagous, yaitu fauna pemakan tanaman mati dan bahan organik yang busuk (Lumbricidae, Enchytraeid, Isopoda, Milipedes, tungau, Collembola dan serangga). Beberapa dari mereka juga merupakan pemakan feses (coprophages), pemakan kayu (xylophages) dan pemakan bangkai (necrophages) yang seringkali disebut sebagai detritivor.
(4)Microphytic-feeders, yaitu fauna pemakan jamur, alga, lichens dan bakteri, misalnya tungau Saprophagous, Collembola serta serangga pemakan fungi. (5)Miscellaneous-feeders, yaitu fauna pemakan tanaman atau hewan, misalnya
Nematoda, tungau Cryptostigmata, Collembola, larva Diptera dan larva Coleoptera.
2.1.2. Contoh Fauna Tanah Penting a) Cacing
Cacing tanah merupakan fauna tanah yang umum dijumpai, salah satu fauna tanah yang penting dan berpengaruh besar dalam sistem tanah. Fauna tanah ini memiliki tubuh yang lunak, terdiri dari beberapa segmen dan rentang ukuran tubuh yang luas, yaitu dari beberapa milimeter sampai 1 meter. Cacing tanah memproduksi kotoran (kasting) yang berpengaruh bagi struktur tanah (Coleman et al., 2004). Iswandi (1990) menyebutkan bahwa cacing tanah sangat sensitif terhadap kemasaman tanah. Cacing tanah menyukai habitat yang lembab. Mereka memerlukan bahan organik dan akan hidup baik di daerah yang dapat menyediakan banyak bahan organik (Soepardi, 1983).
Menurut Richards (1974), cacing-cacing Oligochaeta kecil (Enchytraeid) berwarna putih, sering hadir dalam tanah dengan jumlah yang sangat besar dan tidak terdistribusi secara merata, melainkan membentuk kelompok-kelompok. Enchytraeid sangat sensitif terhadap kekeringan dan paling banyak ditemukan pada tanah di daerah beriklim basah. Jumlah Enchytraeid maksimum ditemukan pada tanah masam dengan kandungan bahan organik yang tinggi, dimana populasinya kemungkinan mencapai 105/m2.
b) Semut dan Rayap
Semut terdapat hampir di semua habitat, dimulai dari tempat yang lembab sampai panas (Wallwork, 1970). Semut dan rayap merupakan serangga sosial yang hidup secara berkoloni dan membentuk sarang atau gundukan tanah sebagai tempat berlindung. Biasanya jumlah koloni dari serangga sosial ini terdiri dari ratusan, ribuan sampai jutaan individu (Wallwork, 1982). Menurut Richards (1974), rayap dapat dikelompokkan berdasarkan makanannya, yaitu rayap pemakan kayu, pemakan humus atau perombak organik dan pemakan fungi. Rayap dapat hidup pada habitat yang kering.
c) Coleoptera (kumbang)
Coleoptera merupakan salah satu dari insekta yang tinggal di dalam atau di atas tanah dalam bentuk larva dan dewasa. Kebanyakan merupakan hewan kecil predator, tetapi dapat juga memakan bahan-bahan tumbuhan, jamur, alga, kayu,
kotoran, bangkai dan sebagainya. Jumlah kumbang sangat besar dan habitatnya bervariasi. Beberapa spesies menghabiskan hidupnya di dalam sampah, sedangkan yang lainnya menggali tanah dengan kedalaman beberapa sentimenter serta membawa kotoran atau bentuk bahan organik lainnya ke dalam tanah tersebut (Adianto, 1993).
d) Collembola dan Acari
Collembola hanya ada pada keadaan yang lembab, tetapi beberapa dari mereka dapat tahan terhadap kekeringan sampai batas tertentu. Makanan Collembola sangat bervariasi, yaitu bakteri, jamur, hifa dan spora, mendekomposisi bahan organik, kotoran, tanaman serta hewan. Collembola tidak berperan langsung dalam penyediaan nutrisi tanah, tetapi mereka aktif dalam fragmentasi serasah tanaman dan dalam hal ini dapat berperan langsung terhadap tanah (Richards, 1974). Collembola hidup pada habitat yang tersembunyi, seperti reruntuhan daun, di bawah kulit kayu, kulit kayu yang membusuk dan pada jamur. Collembola merupakan fauna tanah dengan persentase yang besar dan penting dalam menghancurkan zat-zat organik dan mendorong kesuburan tanah. Acari ditemukan di dalam tumpukan daun, di bawah kulit kayu, di bawah tanah serta batu-batu (Borror et al., 1992).
Acari/tungau merupakan fauna tanah yang keberadaannya paling banyak diantara fauna tanah lainnya. Acari terdiri dari empat jenis, yaitu: Prostigmata, Mesostigmata, Astigmata dan Cryptostigmata. Anggota tungau Prostigmata dan Mesostigmata biasanya aktif berkembang di dalam tanah dan beberapa diantaranya bersifat predator. Beberapa tungau Cryptostigmata berukuran lebih kecil, pergerakannya lambat dan bersifat detritivor. Tungau Astigmata tidak selalu berada di dalam tanah (Richards, 1974).