• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fibonacci Retracement

Dalam dokumen Belajar Forex Sd-smp (Halaman 32-35)

Fibonacci Dan Moving Averages

2. Fibonacci Retracement

Di kelas ini kita mulai masuk ke bagaimana penerapan Fibonacci ke trading Forex. Untuk diketahui, sebenarnya ada banyak ragam Fibonacci, ada Fibonacci Arc, Fan, Expansion, dan Retracement. Nah, di kita akan pelajari yang terakhir, yaitu Fibonacci retracement. Indikator Fibonacci retracement akan sangat berguna pada saat market sedang trending. Saat Uptrend

Ide dasar dari indikator ini adalah buy di level support Fibonacci retracement ketika trend sedang naik dan sell pada level resistance Fibonacci retracement pada saat trend sedang turun. Langkah pertama untuk memakai indikator ini adalah menghubungkan "swing high" dengan "swing low". Swing high adalah candlestick yang berada di antara candle-candle yang lebih tinggi di sebelah kanan dan kirinya. Swing low adalah candlestick yang lebih rendah dibandingkan dengan candle di sebelah kanan dan kirinya. Nah, jika sudah menemukan swing high dan swing low-nya, kemudian tarik dengan garis Fibonacci agar harga Support dan Resistance-nya terbentuk. Untuk lebih jelasnya, silakan perhatikan gambar berikut:

Level-level Fibonacci retracement ada lima, antara lain 0.236, 0.382, 0.500, 0.618, 0.764. Dan hampir semua platform trading sudah memiliki fasilitas lengkap untuk indikator Fibonacci retracement yang akan secara otomatis menghitung dan trader tinggal memasangnya saja.

Untuk lebih jelasnya, mari kita perhatikan gambar grafik uptrend berikut:

Grafik tersebut menggambarkan pergerakan mingguan pair AUD/USD yang dirangkum selama tiga bulan. Pertama, kita tentukan swing low dan swing highnya. Nah, swing low kita tentukan di angka 0.6955 pada tanggal 20 April lalu tarik kursor ke swing high di angka 0.8264 pada tanggal 3 Juni. Yup! Level-level fibonacci retracement-nya ditampilkan secara otomatis oleh platform. Dari grafik tersebut, kemudian didapatkan gambaran tingkat retracementnya antara lain 0,7955 (0.236), 0,7764 (0.382), 0,7609 (0.500), 0,7454 (0.618), dan 0,7263 (0.764).

Selanjutnya, dari gambaran grafik tersebut dapat diambil suatu prediksi bahwa harga AUD/USD tersebut kemungkinan akan turun atau ter-retrace dari high terakhir sehingga ada peluang untuk menemui level support pada salah satu level Fibonacci tersebut karena para trader akan memasang order buy setelah harga kembali naik untuk bergerak sesuai tren semula.

Sekarang, mari kita lihat apa yang terjadi pada harga selanjutnya.

Ternyata harga bergerak melewati level 0.236 dan berlanjut turun pada beberapa minggu berikutnya.

Pergerakan harga bahkan sempat menyentuh 0.382 tetapi tidak sampai close di bawah level tersebut, sehingga besar kemungkinan bahwa level tersebut adalah level support.

Tunggu beberapa saat, apakah harga bergerak naik jika ya, segera pasang order buy untuk mendapatkan profit pada trade long-term atau jangka panjang.

Saat Downtrend

Pengunaan indikator Fibonacci pada saat downtrend kurang lebih sama seperti pada uptrend. Untuk lebih jelasnya, mari kita perhatikan grafik GBP/USD dengan time frame 4 jam berikut ini:

Nah, dari grafik tersebut, kita dapatkan bahwa Swing High berada pada posisi 1.5260 pada tanggal 22 Maret pukul 20.00 GMT dan 20 jam kemudian, Swing Low didapatkan di posisi 1.5142 pada tanggal 25 Maret. Level-level retracement-nya antara lain 1.5170 (23.6%), 1.5187 (38.2%), 1.5201 (50.0%), dan 1.5215 (61.8%).

Ekspektasi dari downtrend adalah jika harga mengalami retrace pada posisi rendah tersebut, maka kemungkinan akan muncul resistance di salah satu level Fibonacci sehingga, trader bisa bersiap untuk memasang order sell atau jual di sana karena jika jarum candle sempat mencapai level Fibonacci biasanya akan melanjutkan penurunan, sedangkan jika badan candle yang menyentuh level Fibonacci maka akan ter-breakout.

Oke, mari kita lihat apa yang terjadi berikutnya pada grafik berikut ini:

Bagaimana? Keren kan?

Pasar mencoba untuk naik, sempat terhenti di bawah level 38,2% sebelum menyentuh level fibo 50,0%. Jika kita memiliki beberapa order baik di tingkat 38,2% atau 50,0%, kita bisa menciptakan pips di kedua level tersebut.

Pada dua contoh tersebut, kita melihat bahwa harga menjumpai suatu level support atau resistance sementara pada level-level Fibonacci retracement. Karena indikator Fibonacci ini banyak dipakai oleh para trader, level-level tersebut dengan sendirinya mengisi level-level support dan resistancenya.

Satu hal yang perlu dicatat adalah, harga tidak selalu memantul dari level-level retracement ini.

Level-level retracement ini lebih tepat disebut sebagai "area menarik" atau justru sebagai "zona merah" alias zona yang membahayakan. Selengkapnya akan dibahas di kelas selanjutnya.

Yang terpenting di sini adalah, penggunaan indikator Fibonacci ini harus betul-betul dikuasai dan tak boleh sembarangan meletakkan order di level-level retracement. Hampir semua hal di dunia ini perlu perhitungan, Bung! Jika Fibonacci semudah itu, tentu market akan selalu trend dan takan ada orang rugi di dunia ini. Fibonacci yang nampak canggih pun berpotensi gagal. Gagal? Ya, mari kita

Kapan Fibonacci Dikatakan Gagal

Fibonacci yang canggih ini pun ternyata tak selalu menuntun kita ke jalan yang benar alias profit. Di kelas ini, kita akan ungkapkan sisi gelap Fibonacci tersebut. Mari kita perhatikan grafik GBP/USD 4 jam di bawah ini:

Kita sama-sama melihat bahwa pair GBP/USD tersebut berada dalam kecenderungan akan menurun dan kita tergoda untuk memakai indikator Fibonacci agar dapat melihat titik entry yang baik. Kita pasang Swing High di level 1.5383 dan Swing Low di sekitar level 1,4799. Tampak bahwa beberapa candle pair tersebut tersangkut di level 50,0%. Mengetahui pergerakan harga yang tertahan di level Fibonacci 50 itu, kita pun serta merta memasang sell short dengan semangat juang '45 demi cita-cita yang hampir tergapai di depan mata.

Lalu, apa yang terjadi? Perhatikan grafik selanjutnya berikut:

Ternyata, swing low yang kita pilih tersebut adalah bagian dasar dari sebuah downtrend dan market justru mulai untuk reli di atas titik Swing High. Jangankan cita-cita tercapai, yang ada justru akun kita yang melunglai. Terutama jika kita tidak melakukan manajemen risiko sebelumnya. Wah, bisa begitu ya? Terus, bagaimana ini? Kita ambil saja hikmahnya. Walaupun level Fibonacci membukakan peluang yang lebar bagi kita untuk meraih profit tinggi, namun yakinlah, tidak akan ada peramal di dunia ini yang akan selalu benar, begitupun perhitungan Fibonacci. Tak seorang pun yang tahu apakah harga terlebih dahulu akan mundur ke titik 0.382 atau tidak, atau bisa saja harga justru menembus level 0.500 atau 0.618 sebelum berbalik arah, atau yang paling parah harga justru sama sekali tak menyentuh level Fibonacci.

Yang perlu kita perhatikan adalah bahwa pasar tidak selalu akan melanjutkan uptrend setelah menemukan support/resistance sementara, sebaliknya, justru akan terus melewati Swing High atau Swing Low terakhir. Masalah lain yang umum dalam menggunakan perhitungan Fibonacci adalah menentukan Swing Low dan Swing High yang jitu. Itulah kelemahan indikator Fibonacci ini, apabila keliru menarik garis atau tertukar dengan titik level lain, hasilnya bisa berbeda sangat jauh. Pemahaman tiap orang dalam membaca grafik terkadang berbeda, time frame yang diterapkan juga berbeda, begitupula bias fundamental pun berbeda. Yah, bisa dikatakan penggunaan semua indikator, termasuk Fibonacci, memang subjektif. Dibutuhkan banyak latihan untuk menggunakan indikator Fibonacci ini sehingga dapat mengasah kepekaan trader dalam menggunakannya secara tepat.

Nah, jika telah memahami Fibonacci secara mendasar, di kelas berikutnya kita akan mencobabelajar mengkombinasika Fibonacci dengan Support Dan Resisstance.

Dalam dokumen Belajar Forex Sd-smp (Halaman 32-35)

Dokumen terkait