• Tidak ada hasil yang ditemukan

Belajar Forex Sd-smp

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Belajar Forex Sd-smp"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

Kelas 1

Pengertian Broker

1.

Broker

Peranan broker bagi trader individu sangatlah penting. Tetapi ingat! Tidak semua broker dapat membawa kita ke puncak keuntungan. Jika salah pilih broker, alih-alih untung, yang ada malah pailit!

Broker: Siapakah Gerangan Dirimu?

Selamat! Setelah Sekolah TK, berarti kita telah mengenal forex secara garis besar.

Nah, sebagai pelajaran pertama di Sekolah Dasar Forex Kelas 1 ini, kita akan belajar lebih mendalam mengenai broker. Di TK, kita telah mempelajari sekilas bahwa broker adalah "jembatan" yang menghubungkan trader dengan pasar forex yang rumit. Namun sebenarnya, broker tidak hanya cukup dipelajari sampai di situ. Masih ada misteri yang dikandung oleh Sang Broker ini. Mari kita pelajari bersama.

Asal-Usul Broker

Broker forex online sebenarnya adalah cikal bakal modernisasi trading forex (perdagangan forex). Seperti yang telah kita pelajari di TK, pada tahun 90-an sebelum internet populer, memasuki pasar forex sangatlah sulit dikarenakan tingginya biaya transaksi. Selain itu, pada masa itu pemerintah juga masih sangat membatasi gerak-gerik bisnis valuta asing.

Namun akhirnya, sebuah lembaga pengawas dan pelindung perdagangan berjangka dan komoditas di Amerika Serikat, yang disebut dengan CFTC (Commodities Futures Trade Commission), memutuskan untuk membuka saja pintu perdagangan forex terutama forex secara online. Dari situlah akhirnya broker forex lahir sebagai agen yang menjembatani trader forex dengan pasar. Setelah populernya internet, bisnis forex perlahan-lahan mulai dikenal dan diminati masyarakat. Dan trading forex akhirnya dilakukan dengan cara yang sangat praktis. Kita tinggal membuka rekening pada sebuah broker forex online terpercaya.

Terpercaya? Memangnya ada yang tidak terpercaya? Ya! Ada juga lho broker forex yang tidak terpercaya. Seiring dengan boomingnya bisnis forex, orang-orang berwatak culas yang ingin mengambil keuntungan cepat dari jalan yang tidak halal, memilih untuk menjelma menjadi broker forex abal-abal alias broker forex penipu. Saat ini banyak sekali broker-broker yang berdiri di luar sana, dan trader yang cerdas harus pandai-pandai memilih broker yang jujur. Nah, agar tak tertipu, terlebih dahulu mari kita kenali dulu jenis-jenis broker di kelas selanjutnya.

2.

Jenis-Jenis Broker

Broker dapat dibedakan menjadi dua jenis: Dealing Desk (DD) dan No Dealing Desk (NDD). Broker DD disebut juga dengan Market Makers, sementara broker NDD terbagi menjadi dua jenis, yaitu Straight Through Processing (STP) dan Electronic Communication Network + Straight Through Processing (ECN+STP). Bagannya adalah sebagai berikut:

Broker DD

Broker DD memperoleh keuntungan melalui spread. Broker DD ini dapat dikatakan menciptakan pasar dan nilai tukar buatan mereka sendiri untuk para klien. Mungkin kesannya ada sedikit manipulasi, namun sebenarnya tidak. Market maker tetap menyediakan pilihan sell dan buy dan mereka tidak peduli mana nantinya yang akan dipilih oleh trader.

Keunggulan dari broker DD ini biasanya adalah fasilitas yang mereka tawarkan seperti leverage yang tinggi hingga 1:1000, bebas bunga, spread kecil (terkadang fixed spread), bonus-bonus menarik, hingga dengan melakukan transfer langsung dengan pihak ke-tiga. Pokoknya segala hal yang sekiranya membuat orang tertarik untuk memilih mereka sebagai broker.

Kekurangan dari broker DD adalah, karena broker ini adalah market maker alias bandar, maka mereka akan mencari keuntungan dengan melawan trading kliennya dengan cara memperlambat eksekusi order, server sering down atau gangguan, harga yang freeze, dilarang menggunakan teknik tertentu atau apapun agar trading kita loss. Karena jika kita loss, maka mereka akan profit. Jika kita loss $1000 maka mereka akan mendapat income $1000. Gambaran ini adalah gambaran kasar.

(2)

Tidak ada salahnya apabila ada beberapa dari kita yang ingin bergabung dengan broker DD ini, dengan syarat, carilah broker besar yang teregulasi alias legal, sehingga jika kita menang, mereka mampu membayar kemenangan kita. Dengan teregulasi dan legal, maka "kecurangan" mereka tidak akan terlewat batas dan dapat dipertanggungjawabkan.

Broker NDD

Seperti namanya NDD atau No Dealing Desk yang berarti tanpa melalui "meja" dealing, broker inilah yang memiliki arti broker sebagai jembatan. Broker NDD mengambil keuntungan dari spread yang tidak mungkin bisa fix karena mereka menyesuaikan dengan market dan biasanya spreadnya sedikit lebih besar daripada broker DD. Broker DD ini tidak melawan trading kita, sehingga mereka lebih senang apabila kita profit, bahkan broker NDD cenderung "welcome" terhadap trader scalper atau trader yang melakukan trading dengan volume sedikit-sedikit tapi sering. Karena jika kliennya profit maka mereka juga akan profit karena klien tersebut dapat membayar spread.

Ada dua jenis broker NDD. Pertama yaitu ECN. Broker ECN ini benar-benar berfungsi seperti bank-bank besar yang mempertemukan penjual dan pembeli yang menjadi klien mereka. Karena broker jenis ini benar-benar menggambarkan market yang sesungguhnya, maka biasanya leverage yang mereka tawarkan tidak akan besar. Jenis kedua adalah broker STP (Straight Through Processing). Broker STP adalah broker yang ordernya dilempar lagi ke broker yang lain, yang tentunya bukan broker DD.

Kombinasi broker DD dan NDD biasa disebut dengan broker Hybrid. Broker jenis ini pada umumnya menjadi jembatan bagi order dengan lot yang kecil (micro atau mini) dan apabila ada order dengan lot besar maka ia akan memprosesnya dengan ECN atau STP.

3.

Cara Mengenali Broker Jujur Atau Tipuan

Pada sub bab sebelumnya, kita sudah mengupas apa itu broker. Bagaimana? Sudah cukup paham bukan? Nah, di sub-bab ini, kita akan belajar cara mengenali broker abal-abal dengan broker jujur. Tujuannya tentu saja agar uang yang kita maksudkan untuk menjadi modal trading forex benar-benar "dicemplungkan" ke market, bukan dibawa lari demi keuntungan Si Broker penipu itu sendiri. Sebelum memilih broker ingatlah 5T:

1. Teregulasi

Seperti bank, broker-broker yang beroperasi juga harus ada yang mengatur agar tidak ada pihak yang dirugikan. Jika yang mengatur bank-bank adalah bank sentral, broker forex pun juga mempunyai "broker sentral" atau yang disebut dengan regulator. Kalau di Indonesia, regulator atau pengawas ini bernama Bappebti. Dan berikut adalah daftar badan regulator dunia: o Amerika Serikat: NFA dan CFTC

o Inggris: FSA o Australia: ASIC o Swiss: SFBC o Jerman: BaFIN o Perancis: AMF

Broker yang jujur akan selalu dengan bangga menyatakan bahwa mereka telah teregulasi dengan badan pengawas perdagangan valuta asing, karena menjadi anggota badan regulator tersebut itu juga tidak mudah. Banyak sekali persyaratan yang harus dipenuhi oleh sebuah broker untuk menjadi broker yang benar-benar diakui. Jadi, sebelum menyetorkan uang, hendaknya kita pastikan dulu apakah broker pilihan kita menjadi member salah satu badan regulasi di atas.

2. Terlalu Manis

Jangan mudah percaya dengan broker yang beriklan bahwa dengan bertrading pada mereka maka kita tidak akan pernah rugi. Jika ada broker yang menyatakan demikian maka broker tersebut adalah SCAM! Bisnis apapun, tidak ada yang bisa berkelit dari kerugian secara total. Dalam berbisnis, yang ada adalah meminimalkan kerugian, bukan menghilangkannya. Untuk itu, apabila mengetahui tawaran-tawaran yang terlalu manis seperti keuntungan 1000 persen, spread yang sangat-sangat murah, atau hal-hal lain yang manis namun tak masuk akal, sebaiknya pikirkanlah lagi.

3. Trading Platform

Online forex trading berarti segala macam aktivitas trading akan dijalankan melalui platform broker tersebut. Trading platform broker pilihan kita nantinya harus stabil dan mudah dipahami user. Pahamilah betul-betul apa saja yang ditawarkan pada trading platform tersebut. Pemahaman platform sangat penting agar kita tidak melewatkan satu informasipun berkaitan dengan trading dan uang kita.

4. Tentang Deposit, Penarikan, Dan Eksekusi

Sebelum memilih broker, pastikan bahwa deposit, penarikan (withdrawal) dan eksekusi order kita teraplikasi dengan benar. Apabila kita mendapat untung, pastikan dahulu bagaimana alur penarikannya nanti. Pastikan juga, apabila ada ketidaksesuaian apakah uang yang kita depositkan bisa kembali atau tidak atau segala hal yang berhubungan dengan deposit, penarikan, dan eksekusi harus jelas alurnya.

5. Terdapat Customer Service Aktif

Ini juga penting. Pastikan bahwa broker pilihan kita mempunyai alamat kantor yang jelas atau setidaknya memiliki nomor telfon atau email aktif yang dapat dihubungi sewaktu-waktu terkait dengan trading kita.

Nah, setelah tahu bagaimana dan seperti apa broker abal-abal dan jujur, sekarang saatnya kita belajar jenis - jenis analisis. Ada Tiga Analisis Dominan yang paling umum digunakan oleh para trader.

(3)

Kelas 2

Jenis-Jenis Analisis

Ada tiga macam analisis dalam forex dengan keunggulan masing-masing yang bisa membantu kita mendatangkan profit. Masalahnya, kita mesti pandai-pandai memilih. Pilih jenis analisis yang mana? Cap, cip, cup, kembang kuncup...

Eits, tapi sebelumnya ada yang harus kita lakukan terlebih dahulu, yaitu mengenali diri. Tenang, kita tak perlu bangkit dari duduk dan pergi berkaca atau menemui orangtua untuk belajar sejarah tentang masa kecil atau leluhur kita. Yang dimaksud mengenali diri di sini adalah mengenali tipe kita sebagai trader, sesuai dengan tiga jenis analisis dalam trading Forex.

Gambar tersebut memperlihatkan seorang pembaca koran yang gemar memburu berita, dengan mudah kita bisa mengenalinya sebagai analis fundamental.

Seorang analis teknikal yang sedang memeluk erat tas berisi laptop, yang nantinya akan digunakannya untuk menilik pergerakan grafik.

Dan yang terakhir sosok analis sentimen pasar, yang lebih cenderung

mengamati pergerakan pasar dan trend.

Nah, kira-kira sosok manakah yang cocok dengan karakter kita?

Tiga Jenis Analisis

Uraian singkat tentang tiga karakter dari gambar di atas memberi kita gambaran mengenai macam-macam analisis, yaitu: 1. Analisis Teknikal

2. Analisis Fundamental 3. Analisis Sentimen Pasar

Untuk pengertian masing-masing, kita akan membahasnya di pelajaran berikutnya.

Akan selalu ada perdebatan di antara trader tentang "mana analisis yang terbaik" di antara tiga jenis analisis tersebut. Sejujurnya sih, tidak ada analisis yang lebih baik di antara analisis teknikal, fundamental, dan sentimen. Perhatikan bangku analisis pasar di bawah ini.

Jika diibaratkan, tiga analisis pasar sama seperti gambar bangku di atas. Jika meremehkan satu saja analisis lainnya, bisa jadi kita jatuh terjengkang. mending kalau sekedar jatuh. Nah, kalau jatuh miskin? Jadi, jangan pernah meremehkan atau terlalu mengagung-agungkan satu analisis dibanding analisis lainnya.

1.

Analisis Teknikal

Inti dari analisis ini adalah

mengamati pergerakan harga

. Itu saja.

Lalu bagaimana cara kita menganalisis pergerakan harga? Well, sebenarnya cukup mudah. Caranya adalah dengan melihat histori dari pergerakan harga dan dari data yang telah tersedia, kita bisa memperkirakan bagaimana pergerakan pair mata uang DAN ke mana dia akan bergerak.

Prinsip dari analisis ini adalah kepercayaan bahwa, "sejarah akan selalu berulang". Situasi boleh berbeda, tetapi pergerakan harga akan selalu sama.

Sehingga setiap Analis Teknikal akan selalu mencari pola sama yang terbentuk sebelumnya. Dari sana mereka akan memiliki gambaran bagaimana harga akan bergerak.

Analisis Teknikal identik dengan grafik

. Para analis teknikal percaya selain sebagai peta pergerakan harga, grafik adalah pencatat data histori trading. Dari sanalah para analis ini mendapatkan "bocoran" tentang pergerakan harga. "Bukankah jika melihat grafik yang sama, kita akan memiliki hasil analisis yang sama?"

Oh, tidak kawan. Meski kita menganalisis grafik yang sama, bahkan dalam satu ruangan, analisis kita akan berbeda. Sebab Analisis Teknikal SANGATLAH subjektif. Sama berbedanya seperti dua orang yang melihat gajah dari depan dan belakang.

Yang terpenting di atas semuanya adalah memahami konsep dasar teknikal analisis, jadi kita tak perlu menjedotkan kepala ke tembok saat nanti topik menjadi lebih serius. Misalnya seperti Fibonacci, Support and Resistance, atau Japanese Candlestick... Tidak. Kita tidak sedang membicarakan lilin dari Negeri Sakura. "Lalu, apa nama-nama aneh di atas itu?"

Dengar Kawan, nama-nama aneh itulah yang akan membantu kita untuk mendapatkan profit. Jadi mulai sekarang, siapkan diri untuk menghafalkan nama-nama aneh dalam dunia trading Forex dan jadikan mereka sebagai mantra keberhasilanmu.

(4)

2.

Analisis Fundamental

Berbeda dengan Analisis Teknikal yang berkutat dengan grafik, Analisis Fundamental mengharuskan kita untuk tahu lebih banyak tentang dunia dan isu-isu global. Singkat kata, kita wajib melek berita. Mulai dari masalah ekonomi, sosial, dan politik yang mempengaruhi supply dan demand harus kita ketahui.

Kita tentu belum lupa pelajaran dasar ekonomi saat sekolah dulu, bukan? Tentang hukum supply dan demand yang mempengaruhi harga. Tapi jangan pikir cara analisis tipe ini akan semudah itu. Sebab ada banyak berita di dunia yang menjadi data kita, namun tidak semua data tersebut dapat kita gunakan sebagai analisis pergerakan market. Di sinilah kesulitan Analisis Fundamental, kita dituntut untuk jeli mengamati dan membaca data.

Kesulitan membayangkannya? Oke, mari kita langsung terjun ke praktiknya saja. Misalnya kita trading menggunakan pair USD/JPY:

Pada pair ini yang menjadi base adalah USD, sehingga mata uang inilah yang akan menjadi penentu aksi (buy atau sell) kita.

Jika kita membaca berita yang menunjukkan kemungkinan pemerintah Jepang akan menurunkan nilai Yen, aksi yang mesti kita lakukan adalah BUY USD/JPY.

Sebaliknya, jika Dolar memberi sinyal-sinyal penguatan maka order yang harus kita lakukan adalah SELL USD/JPY.

Singkat kata, Analisis Fundamental adalah tentang baik-buruknya ekonomi sebuah negara. Ketika baik, kita harus melakukan sell atau buy, ketika ekonomi sebuah negara memburuk.

Nantinya, kita akan mempelajari data ekonomi mana yang memengaruhi gerak harga mata uang dan mengapa demikian. Kita akan mengetahui siapa Gubernur The Fed dan bagaimana setiap kata yang diucapkannya mampu mengubah nilai mata uang, serta bagaimana harga penjualan ritel mencerminkan kondisi ekonomi suatu negara.

Tapi....kita tidak akan mempelajarinya sekarang. Karena jam pelajaran ini hampir habis.

Singkatnya,

Analisis Fundamental adalah cara menganalisis mata uang dari kuat atau lemahnya ekonomi

suatu negara

. Oke, mari istirahat!!

3.

Analisis Sentimen Pasar

Jika dua analisis sebelumnya mengharuskan kita memelototi grafik dan memasang telinga untuk setiap berita yang dirilis, Analisis Sentimen Market mewajibkan kita untuk melatih insting trader kita untuk mengetahui ke mana pasar akan bergerak. Dalam kata lain, kita harus menjadi cenayang Forex ketepatan seperti Paul si Gurita.

"Haha...bercanda, kok."

Kenyataan pahit tentang trading Forex adalah kita tidak bisa mengandalkan satu pun, baik informasi pasar maupun rilis berita) sebagai data analisis. Sebab, terkadang market bisa memberi berita yang mengecoh. Sementara setiap negara bisa saja merilis beritanya secara bersamaan dan menyebabkan pergerakan harga tak stabil.

Satu-satunya yang bisa diandalkan jika hal ini terjadi adalah pendapat serta insting kita, untuk mengatasi sentimen pasar. Sebab kita bukan Bernanke, yang bisa menggerakkan pasar hanya dengan melontarkan beberapa kata saja.

Pada Analisis Sentimen Pasar yang menjadi senjata utama adalah diri kita sendiri sebagai trader. Kita nanti akan bertugas untuk memperkirakan bagaimana "mood" pasar saat ini, apakah sedang bullish atau bearish. Selain itu, kita jugalah yang memegang kontrol bagaimana nantinya kita akan mengaplikasikan sentimen pasar ke dalam strategi trading kita.

Kita boleh saja tak mengacuhkan sentimen pasar, tapi sayang sekali kalau kita tak mau melirik analisis ini. Sebab, kemampuan menaksir sentimen pasar bisa menjadi tool yang penting bagi trading kita.

(5)

Analisis Terbaik

Setelah mempelajari tiga analisis sebelumnya, pasti pertanyaan yang muncul di benak kita saat ini adalah "analisis

mana yang terbaik?"

Setiap analisis memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Jadi...ingat satu pelajaran penting tentang

ketiga analisis: tidak ada analisis yang terbaik dan terburuk di antara ketiganya. Mereka hanya melihat

market dari sisi yang berbeda

Jadi, pilih analisis yang paling nyaman dan menguntungkan bagi kita. Lebih sempurna bila kita bisa menggunakan

ketiga. Sebab, faktor-faktor fundamental mempermudah kita melihat seperti apa sentimen market. Sedangkan

Analisis Teknikal menolong kita melihat sentimen pasar dan memilih framework yang tepat untuk trading kita.

Nah, mari kita mengingat kembali inti dari tiga analisis yang sebelumnya telah kita pelajari:

1.

Analisis Teknikal :

mempelajari pergerakan harga dari grafik.

2.

Analisis Fundamental :

mengamati bagaimana perkembangan situasi ekonomi sebuah negara

3.

Analisis Sentimen Pasar :

menentukan trend pasar, apakah bullish atau bearsih, berdasarkan prospek saat ini atau yang akan datang.

Sebenarnya ketiga analisis tersebut dapat kita manfaatkan bersamaan agar dapat menemukan ide trading yang

brilian. Faktor fundamental akan membentuk sentimen pasar, sedangkan analisis teknikal membantu kita untuk

memvisualisasikan sentimen tersebut dan menggunakannya untuk membentik framework trading kita.

Masih ingat dengan bangku tiga kaki yang kita pelajari sebelumnya. Selalu ingat, bahwa dengan ketika kaki

tersebut kita dapat duduk dengan nyaman. Tetapi ambil saja satu, kita akan segera jatuh.

"Lalu bagaimana caranya memanfaatkan ketiga analisis tersebut ke dalam trading kita?"

Misalnya nih, kita sedang duduk di depan komputer dan menunggu pergerakan dari pair yang kita gunakan untuk

trading, katakanlah EUR/USD. Suatu ketika kita melihat kesempatan trading. Segeralah kita menjual EUR/USD.

Tapi, belum sampai jari kita meraih mouse, mendadak terjadi perubahan. Tiba-tiba saja 100 pip bergerak ke arah

berlawanan. Tanpa kita tahu salah satu bank besar di Eropa gulung tikar. Kini sentimen semua orang tertuju pada

pasar Eropa dan semua orang berbondong-bondong trading di arah berlawanan.

Pada studi kasus semacam di atas, kita bisa memanfaatkan ketiga jenis analisis. Jangan bergantung pada satu

analisis saja. Kita harus menyeimbangkan penggunaan mereka. Dengan demikian, kita bisa meraup banyak

keuntungan dari trading Forex.

(6)

Kelas 3

Jenis-Jenis Order

Dalam forex tak ubahnya seperti berada di restoran internasional dengan pelayan dari berbagai negara, karena itu kita mesti menguasai "bahasa order" dalam forex supaya tidak salah terima pesanan. Mestinya menikmati profit, eh...malah dapat loss.

Nyaris serupa dengan pengertian "order" dalam dunia kuliner, dalam trading Forex kata ini mengisyaratkan apa yang ingin kita lakukan terhadap transaksi trading kita. Misalnya jika kita ingin "memesan" open-position atau close-open-position.

Maka dari itu, penting bagi kita untuk mengetahui jenis-jenis order yang diterima oleh broker kita. Beberapa order memiliki istilah sederhana, sedangkan beberapa yang lain akan terdengar seperti menu makanan. Oke, mari kita langsung ke TKP!

1. Order Order Normal 1. Order Market

Ini adalah jenis order paling sederhana dalam trading, yang perlu kita lakukan adalah buy atau sell pada harga terbaik yang tersedia.

Misalnya, nih, harga jual untuk EUR/USD saat ini adalah 1.2315 dan harga beli adalah 1.2317. Jika ingin membeli EUR/USD di pasar, maka kita akan membelinya di harga 1.2317. Kita akan klik order buy dan platform trading kita secara otomatis akan mengeksekusinya pada harga tersebut.

2. Order Limit-Entry

Ini adalah order yang dapat kita gunakan untuk buy di bawah harga market atau sell di atas harga market, pada harga tertentu. Contohnya, EUR/USD saat ini tengah diperdagangkan di harga 1.2320. Kita ingin trading short saat harga mencapai angka 1.2345. Kita bisa memilih:

a. Duduk menunggu di depan komputer sampai akhirnya pair tersebut menyentuh harga 1.2345, lalu klik order sell. Atau...

b. Kita bisa mengatur order limit pada 1.2345, kemudian kita bisa pergi keluar dengan teman-teman.

Dengan order Limit-Entry platform trading kita akan dengan otomatis mengeksekusi order sell pada harga terbaik yang disediakan oleh pasar.

3. Order Stop-Entry

Order ini adalah kebalikan dari Limit-Entry. Dia berguna untuk melakukan aksi buy di atas harga market atau sell di bawah harga market, pada kisaran harga tertentu.

Misalnya saja GBP/USD saat ini sedang diperdagangkan pada harga 1.4545 dan saat ini sedang bergerak naik. Jika kita yakin harga akan meneruskan pergerakkannya saat ini dan menyentuh angka 1.4567, maka kita bisa mengatur order Stop-Entry pada angka tersebut.

4. Order Stop-Loss

Order ini adalah tipe order yang dihubungkan pada trading dengan tujuan untuk mencegah kerugian semakin parah, ketika harga bergerak di luar perkiraan. Karena itu, penting bagi kita untuk mengingat order ini.

Seandainya GBP/USD yang tadinya bergerak naik dari kisaran 1.4545 ke 1.4558, ehh, ternyata di tengah penantian panjang kita, pair itu malah berbalik dan turun ke 1.4535. Untungnya...kita sempat memasang Stop-Loss sehingga kita "hanya" rugi 10 pip. 5. Order Trailing-Stop

Order Trailing-Stop adalah tipe order yang dipasang pada trading ketika harga mengalami fluktuasi.

Katakanlah kita ingin trading short untuk pair USD/JPY di angka 100.80, dengan Trailing-Stop pada pip 20. Artinya, kita sudah menentukan Stop-Loss pada 101.00. Ketika harga bergerak turun dan menyentuh angka 100.50, maka order Trailing-Stop kita secara otomatis akan turun menjadi 100.70.

Hanya saja, dengan order ini kita akan stagnan di harga tersebut dan (TIDAK BERGERAK). Trailing-Stop tidak akan melebar saat harga bergerak berlawanan dengan keinginan kita. Singkat kata, setelah berhenti di kisaran 100.70, harga tersebut tidak akan bergerak lagi jika tiba-tiba harga bergerak ke angka 100.60.

Dengan order Trailing-Stop trade kita akan tetap terbuka selama harga tidak bergerak melawan 20 pip yang sebelumnya telah kita tentukan pada order Trailing-Stop. Begitu harga menyentuh Trailing-Stop kita, maka order Stop-Loss akan terpicu dan posisi kita akan ditutup.

(7)

2. Order-Order Aneh

Nah, sekarang kita sampai pada order aneh bin ajaib. Tapi jangan khawatir, saat klik order tersebut kita tidak akan mengecil atau membesar seperti Alice in Wonderland. Kalau toh ada yang mengecil itu pasti adalah presentase rugi kita, dan kalau ada yang membesar adalah presentase untung kita. Bukankah kita ini adalah Al in Forexland. Hehe...

1. Order Good 'Till Cancelled (GTC)

Order unik pertama ini aktif di market sesuai dengan keinginan kita. Jika kita membatalkan order ini, maka seketika dia akan segera menyingkir dari layar komputer kita. Broker kita tidak bisa membatalkan order ini kapanpun. Karena itu, kita harus berhati-hati dan mengingat bahwa kita telah menjadwalkan order ini dalam trading.

2. Order Good for the Day (GFD)

Berbeda dengan menu order sebelumnya, GFD tetap aktif hingga di akhir trading kita pada hari itu. Karena Forex adalah pasar yang buka 24-jam, ini artinya trading kita (khususnya trader Asia) mengikuti pasar sesi Sidney dan Tokyo. Dimulai pukul 4:00 dan berakhir pada pukul 14:00. Namun untuk keterangan lebih lengkap, ada baiknya kita bertanya pada broker kita.

3. Order One-Cancels-the-Other (OCO)

ini adalah perpaduan dari order stop-loss dan/atau dua entri. Dua order pada satu harga dan durasi yang bervariasi ditempatkan di atas dan di bawah harga pair mata uang pada saat ini. Saat salah satu order dieksekusi, order yang lain akan secara otomatis dibatalkan.

Misalnya saja pada pair USD/JPY yang berada pada harga 96.65. Kita ingin buy pada harga 96.85 pada level resistance untuk mengantisipasi break-out, atau berinisiatif melakukan sell jika harga jatuh di bawah harga 95.45. Dengan order ini kita bisa melakukan dua order tersebut. Sehingga saat harga sampai pada angka 96.85, order buy kita secara otomatis akan aktif. Sementara order sell pada 95.45 akan spontan dibatalkan.

4. Order One-Triggers-the-Other (OTO)

Berbeda dengan order OCO, order OTO hanya akan bereaksi ketika order sebelumnya terpicu. Umumnya order ini digunakan ketika seorang trader ini mengambil profit dan melakukan stop-loss level lebih dulu, bahkan sebelum trader tersebut masuk ke dalam arena trading.

Misalnya saja, saja saat ini pair EUR/USD berada pada kisaran 1.2885. Ketika melihat grafik kita yakin, begitu menyentuh angka 1.2915, pair tersebut akan mengalami reversal dan bergerak turun ke kisaran 1.2795. Sayangnya, kita tidak bisa menunggu sampai pair menyentuh angka tersebut. Ada kencan ke pedalaman Papua, sehingga kita takkan bisa melihat lebih lanjut perkembangan trend market.

Nah, supaya kita tidak melewatkan tangkapan besar selama kencan, kita bisa mengatur sell limit pada 1.2885 dan di saat yang sama, menempatkan order buy limit pada 1.2795, dan untuk berjaga-jaga stop-loss pada 1.2915. Order OTO hanya akan menempatkan order buy limit dan stop-loss jika order sell yang kita lakukan pertama kali terpicu."Jadi, kesimpulannya...???"

Pusing membaca dan memahami jenis-jenis order aneh di atas? Jangan khawatir. Umumnya, ketika trading kita hanya memerlukan order-order dasar (seperti order market, limit entry, stop-entry, stop-loss, dan trailing-stop).

Lalu untuk apa kita tadi membaca order di atas?!

Hei, tenang, Kawan.... Coba berpikir positif dan memandang jauh ke depan. Tidak mungkin kita akan bertahan dan tetap di posisi trader amatir untuk seumur hidup, kan? Pasti pelan-pelan kita akan menjadi trader pro dan veteran. Pada saat itulah kita akan memerlukan order di atas agar bisa berinovasi pada saat trading.

Tapi ingat!

Jangan macam-macam selama kita masih ingusan dan baru bergabung dalam dunia Forex. Kita cukup beradaptasi dengan broker, paham kapan melakukan buy atau sell, tahu kapan membatasi entri dan menghentikannya, serta membatasi kerugian kita sebelum mengeksekusi trading.

(8)

Kelas 4

Jenis-Jenis Grafik

Memilih grafik tak ubahnya seperti memilih jenis kendaraan. Jika cocok dengan grafik tersebut dan bisa membacanya dengan mudah, kita akan bisa melaju dengan cepat dan sampai di tujuan dengan segera, yaitu profit. Tapi kalau tidak? Kita akan berakhir berputar-putar di tempat.

Ada tiga jenis grafik yang populer dalam dunia trading Forex, yaitu: 1. Grafik Line (Line Chart)

2. Grafik Bar (Bar Chart)

3. Grafik Candlestick (Candlestick Chart)

Nah, sekarang ayo kita pelajari tiga jenis grafik yang nantinya akan akrab dengan mata kita. 1. Grafik Line

Grafik yang berupa garis sederhana ini menampilkan garis dari satu harga penutupan (closing price) ke harga penutupan berikutnya. Ketika dihubungkan oleh satu garis, kita bisa melihat pergerakan umum harga dari suatu pair mata uang pada satu periode waktu.

Berikut adalah contoh dari grafik ini:

2. Grafik Bar

Grafik bar sedikit lebih kompleks dibanding grafik garis. Dia menunjukkan opening dan closing price, berikut rata-rata tertinggi dan terendah harga suatu pair mata uang. Bagian bawah dari bar vertikal mengindikasikan harga terendah pada periode trading saat itu, sedangkan bagian atas bar menunjukkan harga tertinggi yang dibayar.

Bar vertikal itu sendiri mewakili range (jarak) trading suatu mata uang secara keseluruhan.

Kekusutan horisontal pada sisi kiri bar menunjukkan opening price, sedangkan pada kekusutan pada sisi kanan mengindikasikan closing price.

Berikut adalah contoh dari bar charts:

Catatan yang harus kita perhatikan dari pelajaran ini adalah kata bar mengacu pada sepotong data pada sebuah grafik.

Sebuah bar secara sederhana mewakili satu segmen waktu, entah apakah itu sehari, satu minggu, atau satu jam. Ketika kita melihat kata 'bar' bergerak ke depan, pastikan kita paham time frame mana yang dimaksud oleh bar tersebut.

Grafik bar disebut juga grafik "OHLC", sebab dia mewakili Open, the High, the Low, dan the Close dari suatu mata uang tertentu. Berikut adalah contoh dari bar harga:

Open :

garis horisontal kecil di sebelah kiri yang mewakili opening price.

High :

puncak garis vertikal yang menggambarkan harga tertinggi pada

suatu periode waktu.

Low :

bagian bawah garis vertikal yang menunjukkan harga terendah pada

satu periode waktu.

Close :

(9)

3. Grafik Candlesticks

Informasi yang disediakan oleh candlestick tidak jauh berbeda dengan grafik bar. Hanya saja grafik ini memberi variasi format grafik yang lebih menarik dibanding dua pendahulunya. Candlestick masih menunjukkan pergerakan harga tinggi-ke-rendah melalui garis vertikal.

Perbedaannya adalah pada grafik candlestick, bagian batang lilin (badan) di bagian tengah menunjukkan jarak antara harga pembukaan dan penutupan. Sederhananya, jika bagian tengah berisi atau berwarna menandakan mata uang tersebut ditutup (closed) lebih rendah dari opening price-nya.

Pada contoh di bawah ini warna-pengisi yang digunakan adalah hitam. Untuk blok yang diwarnai, bagian puncak dari blok adalah opening price, sedangkan bagian bawah dari blok tersebut adalah closing price. Jika closing price lebih tinggi dari opening price, maka bagian tengah menjadi "putih" atau kosong.

Perbedaan warna pada candlestick juga memiliki manfaat lain, dan bukan hanya sebagai penyemarak grafik trading yang sudah membosankan. Dengan memperhatikan warna pada candle, kita bisa membaca grafik lebih cepat. Misalnya saja kita akan langsung mengenali up-trend atau downtrend, atau bahkan melihat tanda-tanda reversal akan terjadi, dengan memerhatikan warna candle.

Berikut adalah contoh grafik candlestick untuk pair EUR/USD

Tujuan utama grafik candlestick adalah untuk mengatasi kebosanan trader.

"Sesederhana itu?!"

Oh, ayolah...jangan katakan kalian tidak bosan melihat garis naik-turun dan bar yang bergerak di layar

komputer.

Pasti terbersit kebosanan dalam diri kita. Nah, di sinilah manfaat grafik candlestick. Sebab pada dasarnya informasi yang ditampilkan oleh candlestick dan OHLC tidak jauh berbeda. Namun secara umum candlestick punya kelebihan dibanding dua grafik yang lain, yaitu:

1. Mudah dibaca dan dianalisis. Sehingga menjadi chart yang sempurna bagi para trader pemula dan mereka yang baru menekuni trading Forex.

2. Mudah digunakan. Mata kita segera beradaptasi pada informasi dalam notasi bar. Hasil riset juga membuktikan sesuatu yang visual akan memudahkan pemahaman seseorang. Siapa tahu, kita bisa memanfaatkan hal ini dalam trading.

3. Nama-nama kece pola grafik candlestick memudahkan kita untuk mengingat arti dari pola tersebut. Misalnya shooting star. 4. Hebat untuk mengidentifikasi perubahan arah market (reversal), dari up-trend ke down-trend, atau sebaliknya. Tapi kita akan

(10)

Kelas 5

Support Dan Resistance

Support dan resistance selalu dikaitkan dengan analisis teknikal. Tapi bukan berarti kaum trader fundamental tidak boleh mempelajarinya. Justru sebaliknya, sangatlah penting mempelajari support dan resistance, agar kita bisa menaksir harga di masa depan, bukan hanya gebetan.

Di Kelas 5 ini kita akan mendalami materi tentang Support dan Resistance. Jika melihat chart pergerakan harga, dua kata tersebut pasti akan sering sekali disebutkan. Memahami chart sendiri saja terkadang masih bingung, ditambah lagi dengan belum memahami istilah support dan resistance, wah, sempurnalah kebingungan kita! Tenaang! Kita akan pahami kedua istilah tersebut perlahan-lahan sampai paham. Mari perhatikan!

Pasar forex sangat dinamis dan harga yang terbentuk adalah hasil dari aktivitas jual beli. Pembeli cenderung mendorong harga untuk naik, sementara penjual biasanya akan menciptakan tren yang menurun. Singkatnya, arah pergerakan harga menggambarkan mana yang lebih kuat, pembeli atau penjual.

Support dan resistance ini sejatinya adalah sebuah konsep untuk memahami analisa teknikal. Dan setiap orang biasanya akan memiliki pemahaman sendiri mengenai support dan resistance. Mari perhatikan gambar berikut:

Gambar tersebut menunjukkan market yang tren-nya sedang bullish atau naik.

Support adalah sebuah tingkat atau level harga dimana pembeli memiliki posisi yang kuat dan mendominasi kontrol pasar sehingga harga tidak akan turun lebih jauh. Nah, titik support tersebut adalah titik terendah yang dicapai sebelum harga memantul ke atas.

Sedangkan, resistance adalah sebuah level dimana penjual mendominasi kontrol pasar sehingga harga tidak akan naik lebih jauh lagi. Nah, titik resistance ini adalah titik tertinggi yang dicapai sebelum akhirnya memantul ke bawah.

Saat harga naik mendekati titik resistance, biasanya investor akan masuk mengambil posisi jual, sedangkan saat harga turun mendekati titik support biasanya para investor akan membacanya sebagai peluang yang bagus untuk melakukan aksi beli. Kondisi seperti itu biasanya akan cenderung berulang sehingga titik support atau resistance tidak sampai tertembus. Namun, apabila support atau resistance tertembus, maka hal itu disebut dengan break dan akan membentuk titik support dan resistance yang baru. Titik resistance yang tertembus akan menjadi titik support sembari titik resistance yang baru akan kembali terbentuk.

Dan penting untuk diingat, level support dan resistance bukanlah sebuah angka yang pasti. Artinya, tidak seorang pun yang dapat menentukan dengan pasti dimana akan terjadi support dan dimana akan terjadi resistance. Support dan resistance biasanya adalah sebuah perkiraan yang disesuaikan dengan history yang telah terjadi dan dapat dihitung menggunakan indikator Fibonacci Retracement Level atau pivot point.

Teknik lain untuk memperkirakan level support dan resistance adalah dengan cara pengamatan visual dengan menarik garis pada level dimana pergerakan naik atau turun sulit berlanjut. Dan garis penentuan itu biasanya tidak sama di tiap-tiap trader, tergantung bagaimana mereka membaca trend yang sedang berlangsung. Intinya, menentukan titik support dan resistance ini membutuhkan pengalaman yang cukup lama.

Mengenal Trend Line

Istilah lain yang akan ditemui dalam trading forex adalah Trend Line atau garis tren. Trendline ini akan sering dijumpai dalam membaca grafik analisa teknikal dan perannya cukup penting terutama untuk menentukan posisi kita dalam trading, apakah kita sebaiknya melakukan sell atau buy.

Trend dalam forex diartikan sebagai kecenderungan harga. Harga akan bergerak dalam satu arah, apakah itu naik maupun turun. Trend harga naik disebut dengan uptrend, sebaliknya tren harga turun disebut dengan downtrend.

(11)

Perhatikan gambar grafik berikut:

Ada beberapa hal penting yang perlu diingat mengenai trendline:

1. Untuk menggambar trendline yang valid dibutuhkan setidaknya dua puncak atau dasar, tetapi harus ada setidaknya tiga puncak atau dasar untuk mengonfirmasi sebuah trendline. Semakin banyak titik-titik harga yang dihubungkan maka akan semakin valid garis trend tersebut, dan semakin kuat menahan titik-titik support atau resistance pada pengujian berikutnya.

2. Semakin valid sebuah garis trend maka akan semakin diperhatikan dan ditaati oleh para pelaku pasar.

3. Semakin curam sebuah garis trend menggambarkan kondisi pasar yang semakin bullish (bila curam kearah atas) atau semakin bearish (bila curam kearah bawah).

4. Jangan pernah menggambar sebuah trendline dengan memaksanya agar sesuai dengan market! Jika tidak sesuai, berarti trendline tersebut tidak valid.

Memperhatikan tren adalah sebuah metode pengamatan harga yang paling dasar. Apabila trend cenderung naik atau uptrend, maka pasanglah posisi beli. Sedangkan ketika trend cenderung menurun atau downtrend, maka posisi yang disarankan adalah posisi jual. Adapula sebuah trend dimana harga tidak naik maupun turun, posisi seperti itu dinamakan sideways. Kondisi sideways terjadi biasanya saat market di Eropa atau Amerika masih tutup atau pasar yang sedang menunggu rilis berita besar. Pada saat trend sedang sideways, disarankan untuk tidak open posisi. Sebuah trend dapat diprediksi keberlangsungannya dengan bantuan indikator Moving Average atau Parabolic SAR. Apa itu indikator? Kita akan pelajari lebih lanjut di tingkat SMP.

Jika kita sudah memahami tentang trendline, maka di kelas ini kita akan lanjutkan untuk mnegenal lebih lanjut tentang channel. Apa itu channel? Apakah ada hubungannya dengan program TV? Hehehe! Tentu saja tidak. Channel dalam forex adalah salah satu tool yang digunakan dalam analisis teknikal yang fungsinya sama seerti trendline, yaitu menentukan posisi buy atau sell dengan tepat. Secara sederhana, channel adalah garis trend yang digambar secara paralel, dan baik puncak maupun dasarnya adalah area yang berpotensi mengalami support atau resistance.

Gambarnya adalah seperti berikut:

Langkah untuk menggambar garis channel cukup mudah. Untuk channel naik atau up channel, kita cukup menarik garis paralel pada sudut yang sama seperti garis uptrend lalu geserlah garis tersebut ke posisi baris yang menyentuh puncak yang paling baru. Hal ini harus dilakukan bersamaan saat membuat garis trendline.

Sedangkan untuk membuat garis channel turun atau down channel, cukup dengan menarik garis paralel pada sudut yang sama seperti garis downtrend. Kemudian garis tersebut digeser ke posisi yang menyentuh titik lembah yang paling baru.

Sebagai catatan, ketika harga menyentuh dasar trendline, hal ini dapat digunakan sebagai tanda untuk area beli. Sebaliknya, jika menyentuh trendline yang lebih tinggi, hal ini dapat digunakan sebagai tanda untuk area jual.

Ada tiga jenis channel dalam forex:

1. Channel Ascending (rerata tinggi yang lebih tinggi dan rerata rendah yang lebih tinggi) 2. Channel Descending (rerata tinggi yang lebih rendah dan rerata rendah yang lebih rendah) 3. Channel Horizontal (keadaan mendatar)

(12)

Hal-hal yang perlu diingat dalam channel:

 Ketika menggambar garis channel, kedua garis trendline nya haru paralel satu sama lain

 Secara umum, dasar channel dianggap sebagai zona beli, sementara puncak channel dianggap sebagai zona jual

 Terakhir, jangan membuat gambar secara paksa! Jika garisnya tidak cocok dan tidak paralel berarti channel tersebut tidak dapat digunakan sebagai acuan.

Bounce Dan Break

Nah, sampai di sini, kita telah mempelajari dasar dari analisis teknikal. Analisis teknikal sepintas memang nampak rumit (dan aslinya memang rumit sih! hehe), tetapi akan sangat membantu kalau kita berhasil memahaminya. Pada dasarnya, level support dan resistance dapat dipahami dengan dua ide sederhana yaitu: pantulan (bounce) dan break.

Bounce

Dalam bahasa Indonesia, bounce artinya pantulan. Jika diperhatikan, level support dan resistance terjadi tetap setelah adanya bounce ini. Terkadang sebagian trader masih melakukan kekeliruan dengan cara memasang order mereka secara langsung pada saat terjadi support atau resistance, lalu dengan penuh harap mereka menunggu trading mereka tersebut mencetak profit. Iya sih, cara tersebut awalnya memang akan efektif, tetapi metode trading semacam ini biasanya menganggap bahwa harga pasti akan bergerak mencapai level support atau resistance tertentu padahal harga sebenarnya belum mencapai level tersebut.

Mungkin sebagian dari kita pernah bertanya-tanya,"Kenapa tidak buka oder tepat pada saat support atau resistance saja ya? Kan harganya jadi lebih gampang diperkirakan tuh waktu itu?"

Perlu diingat, perlu kehati-hatian jika kita ingin memakai strategi bounce ini. Kita harus memastikan terlebih dahulu apakah level support atau resistance masih akan bertahan. Sebaiknya jangan langsung membeli pada saat itu juga, tapi tunggulah sampai harganya memantul dulu, baru masuk dan pasang posisi. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari kemungkinan salah analisis, siapa tahu bukannya bouncing, tetapi yang terjadi malah breakout. Lebih baik waspada di awal daripada terlanjur basah bukan?

Break

Pergerakan harga adalah suatu hal yang tidak bisa diatur seenak hati kita. Mungkin semua trader pernah bermimpi untuk pasang order saat level support atau resistance saja dan terus profit dengan cara itu. Tapi kembali lagi, itu hanya mimpi.

Pada kenyataannya, level support dan resistance seringkali break. Sehingga, kita tidak bisa hanya mengandalkan bounce. Kita perlu tahu apa yang harus kita lakukan jika pada akhirnya level support dan resistance tertembus.

Nah, ada dua cara untuk menghadapi kondisi break.

Pertama, dengan cara Tembak Langsung. Ini adalah cara yang paling simpel karena kita hanya perlu jual atau beli ketika harga telah secara meyakinkan menembus zona support atau resistance. Ya, kuncinya ada pada kata "meyakinkan", karena kita hanya akan bisa entry dengan mudah ketika harga melewati level support atau resistance yang telah nampak jelas. Dengan kata lain, cara Tembak Langsung ini bisa diasumsikan bahwa trader harus melihat dengan mata kepalanya sendiri saat level support atau resistance tertembus agar yakin untuk melakukan open posisi.

Yang kedua adalah Cara Konservatif. Misalnya, kita membeli pair EUR/USD dan mengharapkan pair tersebut naik setelah bouncing dari level support. Tetapi ternyata, level support tersebut malah break dan posisi kita sekarang loss dengan saldo yang perlahan-lahan jatuh. Jika berada dalam posisi seperti itu, maka hanya ada dua pilihan: pasrah menerima kekalahan dan menutup posisi ATAU menahan trading kita dan berharap harga akan naik lagi. Pilihan kedua itulah yang disebut dengan Cara Konservatif

Jangan lupa bahwa setiap kali kita menutup posisi, kita menutupnya dengan melakukan transaksi yang berlawanan. Misalnya, jika kita menutup posisi beli pair EUT/USD pada atau di dekat titik breakeven, maka trading kita harus impas, caranya dengan melakukan transaksi jual EUR/USD dengan jumlah yang sama. Nah, jika penjualan mencukupi dan penutupan posisi yang merugi tersebut terjadi pada level support yang tertembus, maka harga akan berbalik dan jatuh lagi. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa level support menjadi resistance ketika ia mengalami break.

Syarat utama untuk menjalankan cara konservatif ini adalah bersabar. Daripada masuk tepat pada saat break, lebih baik tunggu hingga berbalik sampai level support atu resistance tertembus dan membuka posisi pada saat harga memantul kembali.

PS: Level support dan resistance tidak selalu dapat diprediksi secar mulus seperti penjelasan di atas. Pullback bisa saja tidak akan terjadi. Pergerakan harga adalah rahasia Tuhan. Jadi, selalu gunakan Stop Loss pada setiap posisi trading Anda dan jangan pernah berharap keajaiban terjadi pada posisi yang jelas-jelas sudah kalah. Perhitungkan trading kita masak-masak ya, Kawan!

(13)

Kelas 6 :

Candlestick

Apa Itu Candlestick Jepang?

Tidak, kita tidak sedang membicarakan lilin buatan Negeri Sakura itu, apalagi sampai membandingkannya dengan lilin buatan negara kita. Pada kelas ini kita akan membicarakan lebih lanjut mengenai Grafik Candlestick.

Candlestick Jepang diciptakan oleh Steven Nison, yang terinspirasi dari salah seorang broker Jepang. Nison tertarik pada fakta bahwa bangsa Jepang telah lebih dulu mengenal analisis teknikal, yang mereka gunakan untuk jual-beli beras.

Beras?!

Hei, kita tidak berpikir tiba-tiba saja masyarakat baheula bisa trading, kan? Lagipula tidak mungkin mereka melakukan trading dengan beras, ikan, jagung di jaman itu. Nah, berkat keuletan Nison yang gigih mempelajari tentang teknik trading candlestick Jepang, kini kita bisa menikmati grafik yang memiliki pola unik ini.

Jadi, apa itu candlestick Forex?

Tidak ada kata yang bisa menjelaskan apa itu sebenarnya candlestick Forex. Cara terbaik untuk menjelaskannya adalah lewat gambar. Coba tengok gambar di bawah:

Candlestick dapat digunakan pada time-frame apapun. Baik satu hari, satu jam, atau tiga puluh menit. Mana pun yang kita inginkan! Sebab candlestick digunakan untuk menggambarkan price action pada time-frame yang dipergunakan oleh trader.

Candlestick dibentuk menggunakan open, high, low, dan close pada periode waktu yang dipergunakan.

 Jika "close" berada di bagian atas "open", maka candlestick kosong (biasanya berwarna putih) yang muncul di grafik.

 Jika "close" berada di bagian bawah "open", maka yang muncul pada grafik adalah candlestick yang berisi (biasanya berwarna hitam).  Serangkaian candlestick kosong atau berisi biasanya disebut "real body"

atau cukup "body".

 Garis tipis yang muncul di atas dan di bawah body menggambarkan range high atau low, yang juga dikenal dengan sebutan "shadow".  Bagian atas dari upper shadow disebut "high".

 Bagian bawah dari lower shadow disebut "low".

Lilin yang Seksi dengan Bayangan Aneh

Layaknya manusia, candlestick memiliki ukuran tubuh yang bebeda. Dan ketika trading menggunakan grafik ini, hal pertama yang mesti kita perhatikan adalah "keseksian" masing-masing candlestick.

Tubuh candlestick yang semampai mengindikasikan buying (pembelian) atau selling (penjualan). Semakin semampai tubuhnya, maka semakin intens pula tekanan buy atau sell. Ini berarti entah buyer atau seller memiliki posisi yang lebih kuat dan memegang kendali. Sedangkan tubuh candlestick yang pendek menandakan sedikitnya aktivitas buy atau sell. Di kamus gaul Forex, bulls identik dengan buyers (pembeli) sedangkan bears identik dengan sellers (penjual).

Candlestick berwarna putih menunjukkan tekanan buying yang kuat. Semakin tinggi semampai tubuh candlestick, semakin melambung closing price dari opening-nya. Kemunculan candle ini mengisyaratkan harga naik tajam dari open ke close dan buyer cukup agresif. Singkat kata, si banteng (bulls) menyeruduk beruang (bears) hingga jatuh terjengkang!

Candlestick yang berwarna (hitam) mengisyaratkan kuatnya tekanan selling. Semakin tinggi semampai tubuh candlestick ini, maka semakin merosot closing price dari opening-nya dan menandakan keagresifan seller. Dengan kata lain, kali ini beruang (bears) membalas dendamnya dengan menarik tanduk banteng (bulls) dan menghempaskan mereka ke tanah.

Bayangan Misterius

Selain tubuh yang seksi, satu lagi yang tak boleh kita lewatkan dari sosok candlestick: bayangannya yang misterius. Bagian tubuh candle yang tak kalah pentingnya ini memberi petunjuk penting mengenai sesi trading.

(14)

Upper shadows (bayangan teratas) menandakan sesi tinggi (high session), sedangkan lower shadow menunjukkan sesi rendah (low session). Jika sebuah candlestick memiliki bayangan yang panjang, berarti aksi trading muncul setelah open dan close. Sebaliknya, candlestick dengan bayangan pendek menandakan aksi trading terjadi di dekat open dan close.

Nah, bagaimana jika sebuah candlestick memiliki upper shadow yang panjang dan lower shadow pendek? Hal ini berarti pembeli menggerakkan badan mereka dan harga beli melonjak tinggi. Namun karena satu-dua hal, pembeli datang dan mengembalikan harga ke kisaran semula pada opening price, serta mengakhiri sesi trading.

Sebaliknya, ketika candlestick memiliki lower shadow yang panjang dan upper shadow pendek berarti para seller berusaha membuat harga menurun, tetapi gagal. Sebab buyer datang dan mendorong harga kembali untuk mengakhiri sesi, untuk mencegah pergerakan embali ke arah opening price.

Pola-Pola Dasar Candlestick 1. Spinning Tops

Candlestick dengan bayangan upper yang panjang, lower shadow, serta tubuh riil yang lebih kecil disebut Spinning Tops. Pola ini mengindikasikan ketidakpastian antara buyer dan seller.

Tubuh candle yang kecil, baik yang kosong atau pun berisi, menunjukkan pergerakan dari open ke close. Sedangkan shadow mengindikasikan pertarungan buyer dan seller, tapi tak seorang pun dari mereka yang menang

.

Meski sesi trading dibuka dan ditutup dengan sedikit perubahan, secara signifikan harga bergerak lebih tinggi dan rendah di saat yang bersamaan. Tak seorang pun di antara buyer maupun seller yang berada di atas angin. Pola Spinning Tops identik dengan kebuntuan.

Pola Spinning Tops juga mengisyaratkan kemungkinan reversal. Perbedaan hanya terjadi kapan pola ini muncul. Jika Spinning Tops muncul saat up-trend, hal ini menandakan tidak terlalu banyak buyer yang ada di arena trading. Sebaliknya, bila dia muncul saat down-trend, mengisyaratkan tidak begitu banyak seller.

2. Marubozu

Nama pola ini terdengar aneh. Tapi karena kelas ini tentang Candlestick (Jepang--> BOLD), maka biasakanlah telinga dan mata kita dengan nama-nama aneh ala ninja dan samurai. Walau sejujurnya gambar pola ini tidak semengerikan prajurit shogun. Atau shinobi Naruto.

Tanpa bayangan (shadow), keterangan pada pola ini hanya mengandalkan ada atau tidaknya warna pada tubuh candle. Petunjuk untuk tinggi dan rendah sama seperti open dan close. Marubozu berwarna putih berisi batang lilin panjang tanpa bayangan. Open price sama dengan low price, sedangkan close price sama dengan high price. Pola candle ini sangat bullish, sebab dia menunjukkan bahwa saat ini buyerlah yang memegang kendali. Kemunculan Marubozu putih biasanya menjadi bagian awal dari keberlanjutan bullish atau pola reversal bullish.

Marubozu berwarna hitam berisi batang lilin panjang tanpa bayangan. Open price sama dengan high price, sedangkan close price sama dengan low price. Pola candle ini menunjukkan trend bearish, sebab dia menandakan bahwa seller memegang kendali atas price action. Kemunculan Marbozu hitam biasanya mengisyaratkan keberlanjutan tren bearish atau pola reversal bearish.

3. Doji

Candlestick Doji memiliki persamaan open dan close price, sebab batang lilin mereka sangat pendek yang terlihat seperti garis tipis. Pola Doji menunjukkan ketidakpastian atau perebutan posisi antara buyer dan seller. Harga bergerak di atas dan di bawah open price selama sesi trading, tetapi ditutup pada posisi di dekat open price. Karena tak satupun yang bisa memegang kendali, ujung-ujungnya seller dan buyer berakhir seri.

Ada empat macam tipe candlestick Doji. Panjang upper dan lower shadow bervariasi, mengakibatkan candlestick terlihat seperti salib, salib yang terbalik, atau tanda plus. Kata "Doji" sendiri mengacu pada bentuk singular dan plural.

Saat Doji muncul dalam grafik kita, perhatikan baik-baik candlestick yang muncul sebelumnya.

Jika sebuah Doji terbentuk setelah satu seri candlestick dengan batang kosong dan memanjang (seperti Marubozu berwarna putih), ini berarti Doji memberi sinyal bahwa buyer mulai lelah dan melemah. Agar harga terus naik, dibutuhkan lebih banyak buyer. Tapi sayangnya, hal itu tidak terjadi.

(15)

Saat hal ini terjadi, seller menunggu saat yang tepat untuk masuk ke dalam arena trading sambil menjilati sumpit dan mangkuk mereka.

Jika Doji terbentuk setelah satu seri candlestick dengan batang berwarna dan memanjang (seperti Marubozu berwarna hitam), berari Doji memberi sinyal bahwa seller mulai melemah dan kelelahan di pertempuran trading. Supaya harga terus turun, dibutuhkan lebih banyak seller lagi, sayangnya mereka semua telah hijrah karena badai tsunami.

Ketika hal ini terjadi, buyer sudah berdiri di tepi arena trading dengan mulut berbusa dan mata mengincar harga rendah.

Sementara penurunan terjadi dengan cukup signifikan, namun agar terjadi reversal, dibutuhkan kekuatan beli dari para buyer. Karena itu pertajam penglihatan kita dan cari candlestick putih yang close di atas candlestik hitam-panjang yang open.

Pola Candlestick Single - Para Samurai yang Kesepian

Selamat datang kembali ke kelas. Sudah beristirahat? Sudah kenyang dan tidak kehausan lagi, kan? Nah, mari kita lanjutkan pelajaran kita tentang candlestick Jepang, yang sedikit lebih rumit daripada sebelumnya.

Hammer dan Hanging Man

"Apa ini? Kenapa begitu masuk kelas aku disambut dengan pelajaran seperti ini?"

Tenang, tenang...kita tidak akan membicarakan tentang sejarah hukum pancung atau rajam di sini. Ingat, ini kelas trading Forex. Bukan kelas ala Freddy Kroeger atau Ibu Dara. Yang dimaksud dengan Hammer dan Hanging Man di sini adalah pola candlestick yang

menyerupai "palu" dan "pria yang digantung".

Bentuk kedua pola ini memang sama, tetapi sangat berbeda dalam makna. Hal ini bergantung pada pada price action sebelumnya. Dua-duanya memiliki tubuh mungil (hitam atau putih), lower shadow yang panjang, dan upper shadow yang absen atau pendek. Di bawah adalah gambar pola Hammer dan Hanging Man.

Nah, ini adalah penampakan bagaimana kedua pola ini jika muncul dalam rangkaian candlestick.

Hammer adalah pola reversal bullish yang terbentuk saat down-trend. Istilah "hammer" sendiri diambil dari aksi pasar yang memalu (hammering) keluar dari bawah

.

Ketika harga jatuh, Hammer memberi sinyal kalau bagian bawah nyaris tersentuh dan harga perlahan akan mulai kembali bangkit. Lower shadow yang panjang mengindikasikan bahwa seller menekan harga ke kisaran terendah, tapi buyer mampu mengantisipasi hal ini dan segera melakukan close di di sekitar open.

"Apa ini berarti ketika kita melihat Hammer terbentuk pada down-trend, kita bisa segera melakukan order buy?"

Wooow, wooow, wooow, tidak secepat itu Kawan. Ada beberapa tanda bullish yang mesti kita konfirmasi sebelum menarik pelatuk dan melepas peluru-order. Salah satu konfirmasi yang umum digunakan oleh trader adalah menunggu candlestick berwarna putih muncul di dekat open di sebelah kanan Hammer.

Ciri-ciri Bullish Pada Pola Hammer di Down-trend

1. Shadow panjangnya sekitar dua atau tiga kali dari batang candle yang asli. 2. Sedikit atau tidak ada upper shadow sama sekali.

3. Batang candle yang asli berada di dekat titik teratas akhir di range trading. 4. Warna batang candle tidak terlalu penting.

(16)

Hanging Man adalah pola reversal bearsih yang dijadikan tanda puncak atau level resistance yang kuat. Ketika harga melonjak, formasi Hanging Man mengisyaratkan kalau jumlah seller melebihi buyer.

Lower shadow yang panjang pada candle tipe ini menunjukkan bahwa pembeli berusaha menekan harga ke kisaran rendah pada sesi trading. Namun buyer sanggup membalas serangan seller dan mendorong harga, walau hanya sampai di dekat open. Kemunculan pola Hanging Man mestinya menjadi alarm bagi trader, sebab hal ini berarti tidak ada buyer tersisa untuk menciptakan momentum dan menjaga harga tetap naik.

Ciri-ciri Mengonfirmasi Pola Hanging Man

1. Lower shadow yang panjangnya sekitar dua-tiga kali dari batang candle yang asli. 2. Sedikit atau tidak ada upper shadow sama sekali.

3. Batang candle yang asli berada di dekat titik teratas akhir pada range trading.

4. Warna batang candle tidak terlalu penting, meski batang candle berwarna hitam lebih bearish dibanding batang candle berwarna putih. Hammer inverted (terbalik) muncul sewaktu harga merosot dan mengindikasikan kemungkinan reversal. Upper shadow-nya yang panjang menunjukkan kalau buyer berusaha untuk menawarkan harga lebih tinggi.

Pada sesi trading semacam sering terjadi pertarungan antara dua samurai dari Klan Buyer dan Klan Seller, yang berusaha memegang kendali. Klan Seller mengeluarkan jurus mereka dan berusaha menekan harga. Sayangnya, taktik itu diketahui oleh mata-mata Klan Buyer dan mereka segera menutup sesi trading mereka di dekat open.

Karena seller tidak bisa menekan harga lebih rendah lagi, hal ini memberi indikasi yang baik. Sebab kemunculan pola ini berarti semua orang ingin membeli semua hal yang telah inginkan dan terjual. Dan kalau tidak ada buyer, maka satu-satunya yang tersisa adalah tidak lain dan tidak bukan adalah buyer!

Pola Shooting Star adalah pola reversal bearish dan memiliki tampilan yang sama seJperti pula Hammer Terbalik. Bedanya adalah pola ini hanya muncul ketika harga melonjak. Bentuk pola ini memberi petunjuk pada trading ini bahwa harga dibuka pada kisaran rendahnya, berreli, hanya untuk terjatuh sekali lagi.

Peristiwa tersebut mengindikasikan upaya buyer untuk mendorong naik harga, tetapi seller melakukan serangan baik dan mengalahkan mereka. Ini adalah tanda bearish yang definit karena semua samurai dari Klan Buyer telah diberantas habis oleh Klan Seller, dan tidak lagi bersisa di arena trading.

Baiklah, kelas "Pola Candlestick Single - Para Samurai yang Kesepian" telah selesai. Yuk, jalan-jalan sebentar dan menghirup udara segar, sebelum kembali meneruskan kelas berikutnya".

Pola Candlestick Double - Legenda Pasangan Tanabata yang Sehati

Dahulu kala ada pasangan yang hidup rukun dan penuh cinta, yang mendapat kutukan terpisah seumur karena melalaikan tugasnya. Namun karena hati mereka yang selalu terpaut, para dewa akhirnya mengijinkan mereka untuk bertemu satu kali dalam satu tahun, yakni pada perayaan Tanabata yang jatuh pada tanggal tujuh bulan ketujuh.

Nah, pasangan yang sehati juga muncul dalam grafik candlestick Jepang. Bedanya, kita tidak perlu menunggu setahun sekali untuk melihat mereka bertemu. Dan sekalinya bertemu, pasangan candlestick ini bisa membuat kita membuat perayaan dalam arti sebenarnya!

Engulfing Candle

Pola Bullish Engulfing adalah pola dua candle yang menandakan kemungkinan terjadinya kenaikan harga yang kuat. Hal ini terjadi ketika candle bearish yang segera diikuti oleh candle bullish yang lebih besar. Kemunculan candle kedua tersebutlah yang "menelan" (engulfs) candle bearish. Yang berarti buyer sedang mengasah pedangnya dan bersiap menyambut kenaikan harga setelah down-trend atau periode konsolidasi harga.

Sementara itu, Pola Engulfing Bearish adalah kebalikan dari pola bullish. Pola jenis candle ini muncul ketika candle bullish segera diikuti oleh candle bearish yang "menelannya". Ini menandakan seller berkuasa terhadap buyer dan penurunan harga dapat terjadi kapanpun.

(17)

Tweezer Bottom Dan Top

Tweezer adalah duo candlestick dengan pola reversal. Jenis pola candlestick ini biasanya muncul setelah up-trend atau down-trend yang berkepanjangan, mengindikasikan bahwa reversal akan segera terjadi.

Nah, coba kita lihat bagaimana formasi candlestick terlihat seperti Kengyu (Bintang Altair) dan Orihime (Bintang Vega), sepasang Candle Tweezer.

Oke, setelah memahami apa dan bagaimana Tweezer Candle terbentuk, sekarang saatnya kita mengenal lebih jauh duo candle yang sehati ini. Tweezer paling efektif memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Candle pertama serupa dengan trend secara umum. Jika harga bergerak naik, maka candle pertama menunjukkan pergerakan bullish. 2. Candle kedua kebalikan dari trend umum. Jika harga bergerak naik, maka candle kedua menunjukkan pergerakan bearish.

3. Shadow (bayangan) kedua candle semestinya memiliki panjang yang sama. Tweezer Top seharusnya memiliki rata-rata tinggi yang sama, begitu pula dengan Tweezer Bottom.

Pola Candlestick Triple - Tiga Ninja Legendaris

Pelengkap formasi pola candlestick berikutnya adalah pola candlestick triple. Rangkaian grafik candlestick Jepang tidak akan lengkap tanpa kehadiran mereka ini. Yuk, langsung saja kita kenali pola-pola candlestick triple ini!

Evening dan Morning Star

Morning Star dan Evening Star adalah pola tiga candlestick yang bisa kita temukan di akhir sebuah trend. Biasanya ketiga candle ini menandakan reversal yang bisa dikenali lewat ciri-ciri berikut:

1. Candle yang pertama menandakan bullish, merupakan bagian dari up-trend yang baru saja terjadi.

2. Candle kedua memiliki batang yang lebih kecil, mengisyaratkan bahwa ketidakpastian yang terjadi di pasar. Candle ini bisa berarti bullish atau bearish.

3. Candle ketiga akan mengonfirmasi bahwa reversal akan terjadi, bersamaan dengan candle menutup di atas titik tengah dari candle pertama.

Three White Soldiers dan Black Crow

Pola Three White Soldiers terbentuk ketika tiga candle bullish panjang mengikuti down-trend, memberi sinyal bahwa reversal tengah terjadi. Pola candlestick jenis ini dianggap sinyal bullish yang paling mencolok, apalagi jika dia muncul setelah downtrend yang berkepanjangan dan periode singkat konsolidasi harga.

Candle pertama dari ketiganya disebut "reversal candle", yang kemunculannya bisa menandakan akhir downtrend atau mengisyaratkan bahwa periode konsolidasi harga yang mengikuti downtrend berakhir.

(18)

1. Candle kedua haruslah lebih besar ketimbang candle sebelumnya dan mesti berada di puncak, tanpa meninggalkan sumbu atau hanya menyisakan sedikit saja.

2. Candle terakhir harus berukuran sama seperti candle kedua dengan sedikit atau tidak ada bayangan sama sekali.

Pola candlestick three black crows adalah kebalikan dari three white soldiers. Pola ini terbentuk ketika tiga candle bearish mengikuti uptrend yang kuat dan mengindikasikan bahwa akan segera terjadi reversal.

Agar pola three black crows dianggap sah, candle kedua harus lebih besar dibandingkan candle pertama dan harus berada dekat dengan bagian rendah. Sementara candle ketiga harus berukuran sama atau lebih besar dai candle kedua dengan sedikit atau tanpa bayangan yang lebih rendah.

Three Inside Up and Down

Formasi candlestick three inside up adalah pola trend-reversal yang ada di bawah downtrend. Pola ini mengindikasikan downtrend akan segera berakhir dan uptrend akan segera terbentuk. Ada tiga hal yang harus terpenuhi agar pola three inside up dapat terbentuk dengan valid:

1. Candle pertama harus ada di puncak uptrend dan ditemani oleh candlestick bullish yang panjang.

2. Candle kedua harus terbentuk mulai dari bagian tengah candle pertama.

3. Candle ketika mesti berada di bawa candle rendah pertama untuk mengkonfirmasi bahwa sellers menguasai uptrend.

Contekan Candlestick Jepang

Oke, Kawan, berhenti scroll mousemu sekarang ini juga kalau kau melewati semua pelajaran sebelumnya dan langsung lompat ke bagian ini. Laman ini memang contekan untuk pelajaran "Candlestick Jepang", tapi bukan berarti kita boleh langsung mencontek.

Jadi...mari kembali ke jalan yang benar dan mulai membaca pelajaran "Candlestick Jepang" mulai dari awal, baru kembali ke laman ini untuk memantabkan pengetahuan kita.

(19)

Kelas 7

Indikator-Indikator Umum

1. Bollinger Bands

Yay! Selamat datang di tingkat Sekolah Forex Tingkat Menengah.

Berbeda dengan beberapa tingkat sebelumnya di mana kita hanya mempelajari materi-materi dasar dalam dunia trading Forex, di sini kita akan mempelajari beberapa tool yang bisa dipilih untuk dimasukkan ke dalam kotak trading tool kita.

Tak ubahnya seperti tukang bangunan... Yah, oke, kedengarannya memang tidak terlalu keren. Mari kita ubah jadi arsitek. Ehem! Tak ubahnya seperti arsitek, setiap trader harus memiliki kotak peralatan yang bisa diraih dan dibuka kapan saja, setiap kali kita memerlukannya. Jadi, saat memerlukan satu tool untuk satu situasi tertentu, kita tak perlu lari. Atau dalam kasus trading forex menggerakkan tangan kita dan membuka situs-situs tertentu, hanya untuk mencari tool yang cocok untuk situasi trading saat itu. Kalau dalam dunia arsitek ada AutoCad, penggaris, juga maket sebagai tool. Di dalam dunia trading yang menjadi tool adalah indikator.

Semakin banyak tool yang ada di dalam kotak, semakin tinggi daya adaptasi kita terhadap situasi market yang sering berubah-ubah. Kalau kita fokus pada situasi trading tertentu, kita juga bisa memilih beberapa tool saja untuk dimasukkan ke dalam kotak trading tool kita. Menjadi ahli dalam satu hal lebih baik, dibanding sekadar bisa banyak hal tapi tak memiliki pengetahuan yang baik. Lagipula, kedengarannya keren kalau kita mengenalkan diri sebagai Mr. X, ahli Bollinger Band. Atau Profesor Y, M.A. (alias Moving Average). Ya, kan? Hehe...

Jutaan Cara Berbeda, Meraup Pip

Ada berbagai cara untuk mendapatkan pip dan di sini kita akan belajar tentang berbagai indikator, yang menjadi tool untuk kita kumpulkan ke dalam kotak kita.

Yah, kita mungkin tidak akan memerlukan semua indikator. Tapi rasanya akan lebih baik jika kita bisa membuka kotak trading tool dan menemukan apa pun alat yang kita perlukan, tanpa perlu bertanya pada tetangga? (Apalagi kalau tetangga trader kita miskin sinyal...).

Jadi, ayo, kita langsung belajar! a. Sejarah Bollinger Bands

Bollinger Bands dikembangkan oleh John Bollinger. Kecewa pada Paul McCartney dan John Lennon yang menolaknya masuk sebagai anggota Beatles, Bollinger akhirnya membentuk grupnya sendiri: Bollinger Bands.

Oups! Bercanda. Haha! Oke, kali ini kita akan serius belajar.

Bollinger Bands dikembangkan oleh John Bollinger bukan guyonan. Dia menggunakan indikator ini untuk mengukur volatilitas pasar.

Secara sederhana, indikator Bollinger Bands menunjukkan pada kita kapan pasar tidak bersuara dan kapan pasar BERISIK!. Sewaktu pasar tidak bersuara, bands berkontraksi alias mengerut. Sedangkan saat pasar BERISIK!, bands akan berekspansi atau melebar.

Perhatikan gambar di bawah ini. Grafik tersebut menunjukkan pada saat harga bergerak tenang, tak bersuara. Bands bergerak merapat. Sewaktu harga bergerak naik, bands akan melonggar.

Hanya itu saja?!

Secara sederhana memang seperti itu. Tidak ada hal yang rumit dalam Bollinger Bands. Yah... memang ada sejarah tentang Bollinger Bands, bagaimana menghitungnya, seperti apa formula matematikanya. Dan lain sebagainya.

Tapi kita tak perlu semua itu. SeputarForex merasa yang terpenting dari sebuah teori adalah bagaimana pengaplikasiannya. Karena itu, dalam pelajaran ini hanya ada pelajaran inti dan pengaplikasian Bollinger Bands ke dalam praktik trading kita.

Jangan khawatir, ini bukan berarti tidak ada penjelasan lebih jauh mengenai Bollinger Bands. Kalau penasaran dengan bagaimana sebenarnya indikator ciptaan John Bollinger ini, kita bisa kliksalah satu artikel SeputarForexatau search di dalam situs SeputarForex. Ada banyak artikel yang ditulis oleh tim kami.

(20)

b. Pantulan Bollinger

Satu hal yang mesti kita ingat tentang Bollinger Bands bahwa harga memiliki kecenderungan untuk kembali ke tengah bands. Inilah alasan mendasar muncul istilah "Pantulan Bollinger" (Bollinger Bounce). Coba tilik grafik di bawah ini dan tebak, ke mana harga bergerak selanjutnya.

Kalau jawabannya down, selamat! Jawaban itulah yang tepat. Seperti yang bisa kita lihat, harga kembali bergerak turun menuju bagian tengah dari bands.

Apa yang baru saja kita simak adalah Bollinger Bounce tipe klasik. Penyebab mengapa lonjakan ini terjadi adalah karena Bollinger Bands bergerak seperti level support dan resistance yang dinamis.

Semakin lama time frame kita, para bands ini akan "bermain" semakin kuat. Banyak trader telah mengembangkan sistem yang berkembang pesat pada lonjakan-lonjakan tersebut dan strategi ini sempurna bila digunakan pada saat pasar ranging dan tidak ada trend yang jelas di sana.

Nah, sekarang mari kita perhatikan bagaimana cara menggunakan Bollinger Bands ketika pasar bergerak. c. Tekanan Bollinger

Istilah Tekanan Bollinger (Bollinger Squeeze) cukup menjelaskan apa maksud hal ini. Pada saat bands tertekan, biasanya ini mengisyaratkan breakout yang akan segera terjadi.

Jika candle mulai menembus di atas puncak salah satu band, maka pergerakan akan cenderung berlanjut ke atas. Jika candle mulai menembus di bawah bagian terendah band, hal ini menandakan harga akan meneruskan pergerakannya ke bawah.

Perhatikan grafik. Kita bisa melihat bagaimana bands tertekan.

Harga baru saja mulai menembus di atas band tertinggi.

Nah, berdasarkan informasi ini, tebak ke mana harga akan bergerak selanjutnya?

Kalau jawabanmu naik, maka...Anda benar!

Inilah bagaimana tipikal Bollinger Squeeze bekerja.

Strategi ini didesain agar kita mampu menangkap pergerakan harga sedini mungkin. Memang, kejadian ini tidak terjadi tiap hari, tapi kita bisa menemukannya beberapa kali dalam seminggu jika kita memasang time fram 15 menit pada grafik.

Ada beberapa hal yang bisa kita manfaatkan dari Bollinger Bands, tetapi ini adalah strategi paling umum yang sering dihubungkan dengan "para pemain" band ini. Nah, saatnya menaruh indikator ini ke dalam kotak peralatan sebelum berpindah ke indikator selanjutnya

Gambar

Gambar  tersebut  memperlihatkan  seorang  pembaca  koran  yang  gemar memburu  berita,  dengan  mudah  kita  bisa  mengenalinya  sebagai analis fundamental.
Grafik  yang  berupa  garis  sederhana  ini  menampilkan  garis  dari satu  harga  penutupan  (closing  price)  ke  harga  penutupan berikutnya
Gambar  tersebut  menunjukkan  market  yang  tren-nya  sedang  bullish  atau naik.
Tabel di atas  merupakan penelitian dari sekelompok  trader dengan  menggunakan pair EUR/USD dengan time  frame  hairan dalam kurun  waktu lima tahun terakhir
+3

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menemukan bahwa variabel pemahaman peraturan perpajakan dan asas keadilan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak,

Yakni jumlah panas yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu satu unit volume atau massa tanah (kal/cm 3 / o C, kal/g/ o C).Untuk tanah mineral lembab, kapasitas panas bergantung pada

Hasil perbandingan dari indikator prenatal, natal dan postnatal yang dilihat berdasarkan kelompok umur balita di keempat kelompok terpencil Banjar Dinas

Selain itu, dari pendapat sebagian besar responden yang menyatakan bahwa mayoritas responden setuju terhadap gaya kepemimpinan transformasional, artinya pimpinan dapat

Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui peranan fungsi Bimbingan Konseling Islam dalam upaya mengembangkan religiusitas remaja dan menekan atau mengontrol kenakalan remaja

Hal ini berkaitan dengan hukum penawaran, jika harga suatu barang meningkat cateris paribus , maka jumlah komoditi yang ditawarkan juga akan meningkat dan juga sebaliknya..

dilakukan dengan cara menganalisis laporan keuangan perusahaan tersebut [Ruhaya and Kartawinata, 2017]. Analisis laporan keuangan merupakan hal yang sangat penting

Nama kimia Nombor CAS Malaysia - Akta Dadah Berbahaya - Jadual Pertama - Bahan Bahagian I Malaysia - Akta Dadah Berbahaya - Jadual Pertama - Bahan Bahagian II Malaysia -