Catatan lapangan nomor : 02
Waktu pengamatan : Kamis, 26 September 2013
Tempat pengamatan : Kelas XI SLB/B YRTRW SKA
Obyek pengamatan : Kegiatan belajar-mengajar Bahasa Inggris oleh
Ibu Sri Sumarsih (SS)
Pengamat : Aditya Pratama (AP)
11.30-11.36
(01) Jam 11.30 Guru (SS) dan peneliti (AP) memasuki ruang kelas XI. Murid-muridpun lalu juga masuk ke dalam kelas. Di sekolah ini tidak menggunakan bel elektrik, karena penggunaan bel elektrik dirasa tidak akan efektif mengingat murid-muridnya yang mengalami gangguan pendengaran. Guru lalu memulai pelajaran dengan menyapa “Good afternoon.” Muridpun membalas “Good afternoon Bu.Asih.” Guru lalu memeriksa kehadiran siswa “Semua masuk ya?” Muridpun menjawab “Iya.” Guru kemudian mengeluarkan handphone-nya dan berkata “Siapa tahu apa ini?” Murid menjawab “Handphone.” Guru lalu merespon “Iya, handphone atau biasa disingkat menjadi HP. Semua punya?” Muridpun menjawab bahwa mereka semua mempunyai handphone. Guru lalu bertanya lagi “Apa fungsinya? Apa kegunaanya? Buat apa?” Siswi Lala menjawab “SMS.” Dan siswi Yoma menjawab “Telfon.” Guru merespon “Iya betul, apa lagi?” Siswa Deni menjawab “Foto.” Guru lalu berkata “Iya, kalau HP yang bagus, ada kameranya, bisa untuk foto.”
11.36-11.43
(02) Guru lalu mengemukakan topik yang akan dibahas pada pertemuan kali ini “Hari ini kita akan belajar mengenai kegunaan handphone, terutama cara membuat dan mengirim SMS. Bu Asih tahu kalian semua sudah bisa membuat dan mengirim SMS, tapi kali ini kita akan belajar membuat SMS dengan mengikuti petunjuk dalam Bahasa Inggris.” Guru lalu meminta murid untuk membuka buku paket mereka yang merupakan fotokopian. “Buka bukunya, page
thirty, halaman 30! Lihat di atas, di situ ada gambar, terus number one, what are
there in the pictures?” Murid menjawab “Handphone.” Guru merespon “Yes, do
121
“Pertanyaanya kan pakai have tha, jadi jawabannya juga pakai have, jadi „Yes, I have‟.” Muridpun lalu mengikuti perkataan Guru. Guru kemudian melanjutkan pertanyaan “What is a Handphone for?” Siswi Lala menjawab “SMS.” Dan siswa Deni menjawab “Telfon.” Guru lalu merespon “Bahasa Inggrisnya apa?” Make.. a..call. To make a call.” Guru melanjutkan lagi “Can you make a call from the handphone?” Muridpun menjawab “Yes.” Guru merespon “Yes we can. Terus
Canyou write and send an sms from the handphone?” Murid lalu menjawab “Yes
we can.” Dan guru berkata “Iya betul.”
11.43-12.05
(03) Guru kemudian menuju latihan berikutnya “Lihat bawahnya, Listen
and repeat! Bu Asih nanti membaca, kalian dengar dulu, perhatikan, kemudian
baru ditirukan, paham?” Muridpun menjawab bahwa mereka paham dan guru mulai membaca sambil menekankan pada bagian vowel ditambah dengan bahasa isyarat agar murid bisa membaca dengan pronounciation yang benar walaupun tentu saja tidak akan sama dengan pengucapan anak normal. Murid lalu mengikuti dan guru melanjutkan ke kalimat kedua dan ketiga. Jika murid salah mengucapkan, guru akan terus mengulanginya sampai anak itu mengucapkan dengan betul. Setelah itu, guru meminta anak membaca dan mengerjakan “Sekarang lihat bawahnya „Read the text carefully!‟. Kalian baca dulu sendiri -sendiri, kemudian di translate atau diterjemahkan ke Bahasa Indonesia di buku tulis kalian. Nomer satu sampai delapan.” Kemudian siswi Lala bertanya “Boleh buka kamus?” Gurupun merespon “Boleh, boleh buka kamus, sekarang dikerjakan dulu.”
12.05-12.26
(04) Setelah sekitar hampir 15 menit, guru lalu bertanya “Sudah selesai?” Murid lalu menjawab bahwa mereka belum selesai. Guru kemudian berkata “Ya sudah tidak apa-apa, kita Bahasa bersama saja, number one, Push the „menu‟
button and you will see many services. Bahasa Indonesianya apa?” Murid lalu
menjawab “Tekan menu dan kau akan..” Guru lau membenarkan “Tekan tombol menu dan kau akan melihat..apa? Many apa Bahasa Indonesianya?” Siswa Deni menjawab “Banyak.” Guru merespon “Iya, banyak. Banyak apa?” Siswa Deni menjawab lagi “Servis.” Guru merespon “Lho? Services apa artinya? Layanan, jadi „Tekan tombol menu dan kau akan melihat banyak layanan.” Guru lalu memerintahkan murid untuk maju menuliskan jawaban di whiteboard. “Sekarang maju ke depan, ditulis! Yoma nomor dua, Deni nomor tiga.” Siswi Yoma dan Siswa Deni lalu maju ke depan dan menuliskan jawabannya di whiteboard. Siswi Yoma selesai mengerjakan terlebih dahulu lalu guru memeriksa jawabanyya “Semua lihat, choose the „massages‟ then push the „select‟ or „OK‟, pilih „pesan‟
kemudian tekan „select‟ atau „OK‟. Benar atau tidak jawaban Yoma?” Muridpun menjawab bahwa jawaban Yoma ada yang kurang. Guru lalu berkata “Apa yang kurang? Select, artinya apa? Pilih. Jadi jawabanyya „pilih „pesan‟ kemudian tekan „pilih‟ atau „OK‟. Terus Lala maju nomer empat!” Siswi Lalapun maju dan mengerjakan. Setelah siswa Deni dan siswa Lala selesai mengerjakan, guru memeriksa jawaban mereka bersama-sama murid yang lain. Jawaban mereka berduapun benar.”
12.26-12.28
(05) Guru kemudian berkata “Nah untuk yang nomer lima sampai delapan dikerjakan di rumah. Tadi kan belum selesai tha? Lha itu dilanjutkan, dikerjakan dirumah. Jangan sampai lupa ya. Nah kalau begitu hari ini sudah, boleh pulang.” Guru lalu meninggalkan kelas dan muridpun mengucapkan selamat siang kepada guru.
Komentar pengamat:
(06) Ini hari pertama peneliti masuk ke kelas dan melihat proses belajar-mengajar Bahasa Inggris pada anak tunarungu berlangsung. Guru dan murid datang tepat waktu. Peneliti kali ini belum menggunakan kamera untuk merekam melainkan hanya mengamati dan membuat catatan saja. Hal ini dimaksudkan agar para murid dan guru terbiasa terlebih dahulu dengan keberadaan peneliti di dalam kelas sebelum mulai mengambil gambar/video. Guru memulai pelajaran dengan menyapa dan memeriksa kehadiran siswa. Lalu memulai apersepsi dengan menunjukkan handphone, barang yang memang dekat dengan kehidupan murid sehingga murid dapat terpancing. Guru memberikan beberapa latihan seperti menjawab soal, latihan membaca dan pengucapan atau pronounciation juga menerjemahkan. Setiap membahas jawaban murid, guru selalu mengajak murid yang lain untuk melihatnya dan membahasnya bersama-sama. Selain itu guru juga terus melatih murid membaca berulang-ulang sampai bacaan murid benar. Sejauh ini yang dapat ditangkap peneliti adalah kurangnya kemampuan pronounciation para murid. Hal itu dapat dimaklumi karena murid memang mengalami gangguan mendengar dan bicara, tapi guru terus mencoba untuk mengoptimalkan kekurangan itu dengan memberitahu dan melatih mereka cara membaca dengan benar. Sementara itu, murid terlihat kadang melirik peneliti, itu menunjukkan bahwa mereka belum terbiasa dengan kehadiran peneliti. Tapi dengan semakin seringnya peneliti masuk ke dalam kelas diharapkan bahwa mereka akan segera terbiasa dengan kehadiran peneliti.
123