• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

C. Fikih Muamalah

1. Pengertian Fikih Muamalah

Fiqih muamlah terdiri atas dua kata yaitu fiqih dan muamalah. Agar definisi fiqih muamalah lebih jelas maka akan diuraikan pengertian fiqih, muamalah, dan fiqih muamalah.

a. Fikih

Menurut etimologi adalah alfahmu (paham), seperti

pernyataanfaqqahtuddarsa (saya paham pelajaran itu). Arti ini sesuai dengan arti fikih dalam salah satu hadis riwayat Imam Bukhari berikut:

ِنيِّدلا ىِف ُهْهِّقَفُ ي اًرْ يَخ ِهِب ُهَّللا ِدِرُي ْنَم

)يراخب مامإ ةياور(

Artinya: “Barang siapa yang dikehendaki Allah menjadi orang yang baik disisiNya, niscaya diberikan kepadaNya pemahaman (yang mendalam) dalam pengetahuan agama.”(HR. Imam Bukhari)

Fiqih menurut istilah sebagaimana dikemukakan oleh Abdul Wahab Khallaf yaitu:

Fiqih adalah ilmu tentang hukum-hukum syara‟ yang bersifat amaliyah yang diambil dari dalil-dalil yang terperinci. Atau fiqh adalah

himpunan hukum-hukum syara‟ yang bersifat amaliyah yang diambil dari dalil-dalil yang terperinci.

b. Muamalah

Kata muamalah adalah masdar dari kata „amala-yu’ailu-muamalatan yang berarti saling bertindak, saling berbuat dan saling mengenal. Menurut A. Warson Munawir, muamalah secara etimologis

yaitu perlakuan hubungan kepentingan seperti jual beli.29

Muamalah ialah segala aturan agama yang mengatur hubungan antara sesama manusia, tanpa memandang agama atau asal usul kehidupannya.

c. Fiqih Muamalah

Fiqih muamalah dalam arti luas menurut Ad-Dimyati, fiqih muamalah adalah aktivitas untuk menghasilkan duniawi menyebabkan keberhasilan masalah ukhrawi. Sedangkan menurut pendapat Mahmud Syaltout yaitu ketentuan-ketentuan hukum mengenai hubungan

perekonomian yang dilakukan anggota masyarakat, dan

bertendensikan kepentingan material yang saling menguntungkan satu sama lain.

Berdasarkan pemikiran diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa fiqih muamalah adalah mengetahui ketentuan-ketentuan hukum tentang usaha-usaha memperoleh dan mengembangkan harta, jual beli, hutang piutang dan jasa penitipan diantara anggota-anggota

29

masyarakat sesuai keperluan mereka, dan dalil-dalil syara‟ yang terinci.30

Menurut Harun Fiqh muamalah terdiri dari kata “fiqh” dan “muamalah” fiqh secara bahasa berati al-fahmu (paham), sedangkan secara istilah fiqh berarti ilmu tentang hukum-hukum syara‟ amaliyah yang digali atau diperoleh dari dalil-dalil yang tafshili (rinci). Dengan kata lain fiqh berarti kumpulan hukum syara yang berhubungan dengan amal perbuatan manusia (mukallaf) yang digali dari dalil-dalil yang rinci.

Perkembangan selanjutnya, ulama fiqh membagi beberapa bidang yang salah satunya adalah fiqh muamalah. Muamalah berasal dari kata yang semakna dengan mufa’alah (saling berbuat), yang menggambarkan adanya suatu aktivitas manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Dengan demikian, fiqh muamalah berarti hukum-hukum syara‟ yang berhubungan dengan perbuatan manusia

yang menyangkut urusan keduniaan.31

Berdasarkan dari beberapa definisi diatas fiqih muamalah adalah suatu aturan hukum mengenai kegiatan perilaku manusia didunia yang berkaitan dengan harta yang mengatur tentang pola akad atau transaksi antarmanusia, dan memiliki aturan yang mengikat para pihak yang melaksanakan muamalah tertentu.

30

Nizaruddin, Fiqih Muamalah, (Yogyakarta: Idea Press, 2013), 4.

31

2. Pembagian Fiqih Muamalah

Al-Fikri dalam kitab Al-Muamalah Al-Madiyah, wa Al-Adabiyah, membagi fiqih muamalah menjadi dua bagian yaitu:

a. Al-Muamalah Al-Madiyah

Al-Muamalah al-madiyah adalah muamalah yang mengkaji segi objeknya, yaitu benda. Sebagian ulama berpendapat bahwa muamalah al-madiyah bersifat kebendaan, yakni benda yang halal, haram, dan syubhat untuk dimiliki, diperjualbelikan atau diusahakan,

benda yang menimbulkan kemudaratan dan mendatangkan

kemaslahatan bagi manusia, dan lain-lain.

Dengan kata lain, al-muamalah al-madiyah adalah aturan-aturan yang telah ditetapkan syara‟ dari segi objek benda. Oleh kerena itu, berbagai aktivitas muslim yang berkaitan dengan benda, seperti al-bai‟ (jual-beli) tidak hanya ditujukan untuk memperoleh keuntungan semata, tetapi lebih jauh dari itu, yakni untuk memperoleh ridha Allah. Konsekuensinya, harus menuruti tata cara jual-beli yang

telah ditetapkan syara‟.32

Berdasarkan penjelasan di atas yang berkaitan dengan penelitian pelaksanaan sewa menyewa pada kolam pancing ditinjau dari perspektif fikih muamalah studi kasus kampung Pujokerto Kecamatan Trimurjo Lampung Tengah dimana dalam sewa menyewa ini sudah jelas objeknya yaitu benda yang halal.

b. Al-Muamalah Al-Adabiyah

Al-muamalah al-adabiyah maksudnya, muamalah ditinjau dari segi cara tukar menukar benda, yang sumbernya dari pancaindera manusia, sedangkan unsur-unsur penegaknya adalah hak dan kewajiban, seperti jujur, hasud, iri, dendam, dan lain-lain.Dalam bahasa yang lebih sederhana, al-muamalah al-adabiyah adalah aturan-aturan Allah yang berkaitan dengan aktivitas manusia dalam hidup bermasyarakat yang ditinjau dari segi subjeknya, yaitu manusia sebagai pelakunya. Dengan demikian, maksud adabiyah berkisar dalam keridaan dari kedua belah pihak yang melangsungkan akad, ijab

qabul, dusta, dan lain-lain.33

Dari pembagian fiqih muamalah tersebut makayang berkaitan dalam penelitian tentang pelaksanaan sewa menyewa pada kolam pancing ditinjau dari perspektif fikih muamalah studi kasus kampung Pujokerto Kecamatan Trimurjo Lampung Tengah adalah al-muamalah al-madiyah karena dalam penjelasan tersebut dijelaskan bahwa muamalah yang dikaji dilihat dari segi objeknya yaitu benda yang bersifat halal, haram dan syubhat untuk dimiliki.

3. Ruang Lingkup Fikih Muamalah

Sesuai dengan pembahasan muamalah, maka ruang lingkup fiqh muamalah terbagi dua. Ruang lingkup muamalah yang bersifat adabiyah ialah ijab dan qabul, saling meridhai, tidak ada keterpaksaan dari salah

33

satu pihak, hak dan kewajiban, kejujuran pedagang, penipuan, pemalsuan, penimbunan dan segala sesuatu yang bersumber dari indra manusia yang ada kaitannya dengan peredaran harta dalam hidup bermasyarakat.

Ruang lingkup pembahasan madiyah ialah masalah jual beli (al-bai’ al-tijarah), gadai (ar-rahn), jaminan dan tanggungan (kafalah dan dhaman), pamindahan hutang (hiwalah), jatuh bangkrut (taflis), batasan bertindak (al-hajru), perseroan atau (al-syirkah), perseroan harta dan tenaga (al-mudharabah), sewa menyewa (al-ijarah‟), pemberian hak guna pakai ariyah), barang titipan wadi’ah), barang temuan luqathah), garapan tanah mujara’ah), sewa menyewa tanah mukhabarah), upah (ujarat al’amal), gugatan syuf’ah), sayembara (al-ji’alah), pembagian kekayaan bersama (al-qismah), pemberian (al-hibah), pembebasan (al-ibra)¸ damai (al-shulhi), ditambah dengan beberapa masalah mu’ashirah (muhaditsah), seperti masalah bunga bank, asuransi,

kredit dan masalah baru lainnya.34

Berdasarkan ruang lingkup fikih muamalah di atas, maka penelitian ini difokuskan pada salah satu ruang lingkup fikih muamalah yaitu tentang sewa menyewa (al-ijarah) karena berkaitan dengan penelitian pelaksanaan sewa menyewa pada kolam pancing ditinjau dari perspektif fikih muamalah studi kasus kampung Pujokerto Kecamatan Trimurjo Lampung Tengah.

4. Prinsip-prinsip Fikih Muamalah

Hal-hal yang menjadi prinsip dalam bermuamalah adalah: a. Mubah

Prinsip dasar dalam setiap bentuk muamalah dalam Islam adalah mubah atau boleh. Setiap akad muamalah yang dilakukan manusia dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidupnya adalah boleh selama tidak ada dalil yang menyatakan keharamannya.

34

b. Halal

Dalam melakukan muamalah, benda yang akan ditransaksikan harus suci zatnya sesuai dengan QS. Al-Maidah (5:88).

c. Sesuai Dengan Ketentuan Syariat Dan Aturan Pemerintah

Dalam Islam prinsip yang berlaku adalah melakukan transaksi harus sesuai dengan apa yang diatur dalam syariat dan peraturan pemerintah. Transaksi yang dilakukan dengan cara melawan hukum yang berlaku atau bertentangan dengan ketentuan syariat dipandang tidak sah. d. Asas Manfaat

Benda yang ditransaksikan harus mempunyai manfaat, baik manfaat yang dapat dirasakan secara langsung, seperti buah-buahan, maupun tidak langsung, seperti bibit tanaman.

e. Asas Maslahat

Prinsip ini sejalan dengan tujuan syariat (maqashid syariah) yakni mendatangkan kemaslahatan dan menghindari kemudaratan pada setiap transaksi yang dilakukan.

f. Asas Kerelaan

Dalam Islam, setiap akad atau transaksi yang dilakukan dengan manusia harus dilakukan atas dasar suka sama suka atau kerelaan. g. Niat

Niat merupakan sesuatu yang sangat menentukan nilai suatu perbuatan, karena hasil dari suatu perbuatan tergantung pada niat.

h. Asas Tolong Menolong

Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa membutuhkan

manusia lain dalam rangka memenuhi segala kebutuhan hidupnya.35

Berdasarkan prinsip-prinsip fikih muamalah tersebut maka yang berkaitan dengan penelitian pelaksanaan sewa menyewa pada kolam pancing ditinjau dari perspektif fikih muamalah studi kasus kampung Pujokerto Kecamatan Trimurjo Lampung Tengah yaitu menggunakan asas manfaat karena prinsip tersebut terdapat manfaat yang dirasakan langsung oleh konsumen/masyarakat pemancing.

5. Konsep Aqad Fiqih Muamalah

Setiap kegiatan usaha yang dilakukan manusia pada hakekatnya adalah kumpulan transaksi-trsansaksi ekonomi yang mengikuti suatu tatanan tertentu. Dalam Islam, transaksi utama dalam kegiatan usaha adalah transaksi riil yang menyangkut suatu objek tertentu, baik objek berupa barang ataupun jasa. Objek transaksi menurut syariah dapat meliputi barang (maal) atau jasa, bahkan jasa dapat juga termasuk jasa dari pemanfaatan binatang. Pada prinsipnya objek transaksi dapat dibedakan kedalam:

a. Objek yang sudah pasti (Ayn), yaitu objek yang sudah jelas keberadaanya atau segera dapat diperoleh manfaatnya.

b. Objek yang masih merupakan kewajiban (Dayn), yaitu objek yang

timbul akibat suatu transaksi yang tidak tunai.36

35

Secara garis besar aqad dalam fiqih muamalah adalah sebagai berikut: 1. Aqad Mudharabah

Ikatan atau aqad mudharabah pada hakekatnya adalah ikatan penggabungan atau pencampuran berupa hubungan kerjasama antara pemilik usaha dengan pemilik harta.

2. Aqad Musyarakah

Ikatan atau aqad musyarakah pada hekekatnya adalah ikatan penggabungan atau pencampuran antara para pihak yang bersama-sama menjadi pemilik usaha.

3. Aqad Perdagangan

Aqad fasilitas perdagangan, perjanjian pertukaran yang bersifat keuangan atas suatu transaksi jual beli dimana salah satu pihak memberikan fasilitas penundaan pembayaran atau penyerahan objek sehingga pembayaran atau penyerahan tersebut tidak dilakukan secara tunai atau seketika pada saat transaksi.

4. Aqad Ijarah

Aqad ijarahadalah aqad pemberian hak untuk memanfaatkan objek melalui penguasaan sementara atau peminjaman objek dengan manfaat tertentu dengan membayar imbalan kepada pemilik objek. Ijarah mirip dengan leasing namun tidak sepenuhnya sama dengan leasing, karena

36

ijarah dilandasi adanya perpindahan manfaat tetapi tidak terjadi

perpindahan kepemilikan.37

Berdasarkan konsep aqad fiqih muamalah tersebut maka yang berkaitan dengan penelitian pelaksanaan sewa menyewa pada kolam pancing ditinjau dari perspektif fikih muamalah studi kasus kampung Pujokerto Kecamatan Trimurjo Lampung Tengah yaitu dengan menggunakan aqad ijarah karena dalam aqad tersebut dengan memberikan hak untuk memanfaatkan objek melalui penguasaan sementara dengan membayar imbalan kepada pemilik objek.

37

Dokumen terkait