• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Dan Sifat Penelitian 1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian yang bertujuan mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaan sekarang dan interaksi sosial, individu, kelompok,

lembaga dan masyarakat.38 Jadi peneliti melakukan penelitian secara

langsung di tempat penelitian Pelaksanaan Sewa Menyewa Pada Kolam Pancing Ditinjau Dari Perspektif Fikih Muamalah Studi Kasus Kampung Pujokerto Kecamatan Trimurjo Lampung Tengah.

2. Sifat Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif yaitu yang berupa

keterangan-keterangan dan bukan berupa perhitungan dan angka. 39

Sedangkan penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang dapat menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

orang-orang dan perilaku yang diamati.40

Jadi penelitian deskriptif kualitatif adalah sifat penelitain yang bertujuan untuk menggambarkan atau menjabarkan tentang suatu kondisi dan situasi, yang penjabarannya tertuang dalam bentuk kalimat bukan

38

Husein Usman, Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003) 24.

39

Sumadi Suryabrata, Metodologi Peneitian, Cet. Ke-VI (Jakarta: Rajawali Press, 1991), 8.

40

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014), 4.

angka. Artinya, dalam penelitian ini hanya berupa gambaran dan keterangan-keterangan mengenai Pelaksanaan Sewa Menyewa Pada Kolam Pancing Ditinjau Dari Perspektif Fikih Muamalah Studi Kasus Kampung Pujokerto Kecamatan Trimurjo Lampung Tengah.

B. Sumber Data

Sumber data yang digunakan pada penelitian ini adalah sumber data primer dan sumber data sekunder.

1. Sumber Data Primer

Sumber data primer merupakan sumber pertama dimana sebuah data

dihasilkan.41 Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara dengan pemilik

Sewa Menyewa Kolam Pancing dan konsumen/masyarakat di Kampung Pujokerto Kecamatan Trimurjo Lampung Tengah. Dimana peneliti wawancara dengan 1 pemilik kolam pancing yaitu Bapak Selak dan mengambil 8 sampel pemancing.

2. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder merupakan data yang diperoleh dari bahan

kepustakaan.42 Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah sumber

data dari buku-buku dan dokumen, yaitu Seperti buku Fikih Ekonomi Syariah (Mardani), Fiqh Muamalah (Nasrun Harun), Fiqih Muamalah

41

Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial & Ekonomi. Format-Format Kuantitatif

dan Kualitatif Untuk Studi Sosiologi, Kebijakan Publik Komunikasi Manajemen dan Pemasaran,

(Jakarta: Kencana Prenda Media Group, 2013), 129.

42

Joko Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori Dan Praktik, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), 88.

(Rahmad Syafei), Pengantar Fiqh Muamalah (Dimyauddin Djuwaini), Fiqh Muamalah (Nizaruddin), Fikih Muamalah (Hendi Suhendi).

C. Teknik Pengumpulan Data

Beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti yaitu: 1. Wawancara

Wawancara adalah teknik untuk mengumpulkan data melalui proses tanya jawab lisan yang berlangsung satu arah, artinya pertanyaan datang dari pihak mewawancarai dan jawaban diberikan oleh yang

diwawancara.43 Macam-macam wawancara terdiri dari :

a. Wawancara berstruktur adalah wawancara yang memberikan pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan jawaban dalam pola pertanyaan yang dikemukakan.

b. Wawancara tak berstruktur adalah wawancara yang dilakukan dengan cara pertanyaan dapat dijawab secara bebas oleh responden tanpa terikat pola-pola tertentu.

c. Campuran, bentuk ini merupakan campuran antara wawancara

berstruktur dengan tak berstruktur. 44

Berdasarkan rnacam-macam wawancara di atas maka penelitian ini menggunakan wawancara campuran yaitu gabungan dari wawancara berstruktur dan wawancara tidak berstruktur. Pada wawancara ini peneliti membawa sederet pertanyaan, namun pada saat wawancara peneliti dapat mengembangkan pertanyaan lagi. Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara dengan 1 pemilik sewa menyewa kolam pancing Bapak Selak dan 8 konsumen/masyarakat di Kampung Pujokerto Kecamatan Trimurjo Lampung Tengah.

43

Abdurrahmat Fathoni, Meteodologi Penelitian & Teknik Penyusunan Skirpsi, (Jakarta; Rineka Cipta, 2011), 105.

44

Dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel 8

konsumen/masyarakat pemancing dengan menggunakan teknik

Purposive sampling merupakan pengambilan sampel hanya pada

individu yang didasarkan pada pertimbangan dan karakteristik tertentu.45

Peneliti mengambil sampel dengan pertimbangan tertentu yaitu masyarakat Pujokerto yang sering memancing di kolam pancing tersebut. Berdasarkan penjelasan tersebut maka peneliti tidak mengambil semua individu namun yang sering datang memancing di kolam pancing tersebut berdasarkan temuan dan ciri-ciri subjek yang diteliti dengan

mengambil 9 sampel (1 pemilik kolam pancing dan 8

konsumen/masyarakat). 2. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui suatu pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencantatan terhadap

keadaan atau perilaku objek sasaran.46 Berdasarkan pengertian tersebut

peneliti menggunakan metode observasi langsung yaitu peneliti terjun ke lapangan mengamati pelaksanaan sewa menyewa pada kolam pancing. D. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan cara bekerja dengan data, menemukan pola, memilih-milihnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan

45

Uhar Suharsaputra, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan, (Bandung: PT Refika Aditama, 2012), 118.

apa yang dipelajari, dan menemukan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.47

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif karena data yang didapat berupa uraian-uraian dan keterangan-keterangan. Dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif karena data yang didapatkan berupa uraian-uraian dan keterangan dari kegiatan wawancara yang dilakukan peneliti.

Cara berfikir yang dilakukan dalam penelitian ini adalah deduktif, berfikir deduktif yaitu dengan menggunakan analisis yang berpijak dari pengertian-pengertian atau fakta-fakta yang bersifat umum, kemudian diteliti

dan hasilnya dapat memecahkan persoalan khusus.48 Cara berfikir ini

digunakan untuk membahas mengenai Pelaksanaan Sewa Menyewa Kolam Pancing Ditinjau Dari Perspektif Fikih Muamamalah Studi Kasus Kampung Pujokerto Kecamatan Trimurjo Lampung Tengah.

47

Lexy J. Moleong, Metode Penelitian., 248

48

Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 1999), 20.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Kolam Pemancingan di Kampung Pujokerto Kecamatan Trimurjo Lampung Tengah

Kolam pemancingan di kampung Pujokerto Kecamatan Trimurjo Lampung Tengah berdiri sejak tahun 2016 yang dikelola oleh Bapak Selak, dengan luas tanah 1/8 hektar yang dibangun kolam pemancingan dengan berukuran 25×13 M². Usaha kolam pemancingan yang dijalani oleh Bapak Selak sudah berjalan ± 2 (dua) tahun.

Pemilik kolam pemancingan ini adalah Bapak Paino yang dibangun dengan tanah yang dimilikinya. Kemudian sebelum kolam pemancingan dikelola oleh Bapak Selak sebelumnya telah dikelola oleh orang lain. Namun setelah kolam pemancingan berjalan sekitar beberapa bulan yang dikelola oleh orang tersebut, penghasilan yang didapat tidak sesuai atau tidak menghasilkan keuntungan.

Adanya hal tersebut, maka Bapak Paino mencari pengganti untuk mengelola kolam pemancingan kepada Bapak Selak untuk mengelola kolam pemancingan tersebut. Sehingga sampai sekarang kolam pemancingan yang dikelola oleh Bapak Selak telah berjalan lancar dan berpenghasilan yang cukup lumayan untuk kegiatan usaha sampingannya.

Nama pemancingan kolam ikan tersebut adalah pemancingan Gapura Gajah. Dimana nama tersebut diambil dari adanya tugu patung

gajah yang berbatasan antara desa Pujokerto dengan desa Pujobasuki.

Jenis ikan yang ada di kolam pemancingan tersebut adalah ikan emas.49

Tempat usaha sewa menyewa kolam pemancingan di kampung Pujokerto Kecamatan Trimurjo Lampung Tengah didirikan dengan alasan sebagai usaha sampingan, dan untuk mendapatkan profit atau keuntungan. Selain itu, belum adanya yang membuka usaha kolam pemancingan tersebut, sehingga peluang ini dapat dimanfaatkan oleh Bapak Selak.

Kolam pemancingan di Kampung Pujokerto Kecamatan Trimurjo Lampung Tengah menggunakan sistem harian dan sistem lomba mataan, dimana kolam pemancingan tersebut dibuka setiap hari mulai dari pagi sampai malam hari. Dimana harga yang ditetapkan untuk semua penyewa sama yaitu Rp35.000,00 perkilo dalam sehari pukul 08.00-17.00 WIB, dan Rp20.000,00 setengah kilo dalam setengah hari pukul 12.00-17.00 WIB,

dan malam buka pada pukul 20.00-00.00 WIB.50 Dimana pemilik kolam

pancing menyediakan tempat untuk disewakan kepada para pemancing dengan menggunakan sistem yang telah diterapkan tersebut.

Perlombaan memancing di kampung Pujokerto Kecamatan Trimurjo Lampung Tengah dilakukan tiga kali dalam satu minggu yaitu pada hari selasa malam dan jumat malam pada pukul 20.00-00.00 WIB, namun jika pada siang hari perlombaan dilakukan pada hari jumat siang dimulai pukul 14.00-15.00 WIB dan hari minggu pada pukul 08.00-17.00.

49

Wawancara dengan Bapak Selak, Pemilik Kolam Pancing Trimurjo pada13 Oktober 2018

50

Wawancara dengan Bapak Selak, Pemilik Kolam Pancing Trimurjo pada13 Oktober 2018

Batas waktu lomba mataan tersebut sekitar 2-3 jam sampai ikan untuk loma mataan di dalam kolam sudah habis, maka setelah itu boleh dilanjutkan bebas memancing seperti biasa.

Berdasarkan wawancara yang telah peneliti lakukan pada Bapak Selak menyatakan banyak pemancing yang berdatangan untuk memancing di kolam pemancingan kampung Pujokerto Kecamatan Trimurjo Lampung Tengah selain dari pemancing sekitar namun juga banyak dari pemancing

luar.51 Peniliti mengambil 8 (delapan) sampel konsumen/masyarakat yang

memancing di kampung Pujokerto Kecamatan Trimurjo Lampung Tengah diantaranya yaitu Bapak Miswantoro (Nunggal Rejo), Bapak Jom (Nunggal Rejo), Bapak Sabarno (Pujoasri), Bapak Eman (Kota Gajah), Bapak Tri (Pujokerto), Bapak Hamdani (Pujodadi), Bapak Kodiran (Pujokerto), dan Bapak Dodi (Pujokerto). Dalam penyewaan kolam pancing yamg diterapkan tersebut dilakukan secara individu.

Pemancing tidak ada yang komplain atau keberatan dengan adanya sistem yang diterapkan oleh pemilik kolam pancing tersebut. Karena menurut mereka sistem yang diterapkan dalam kolam pancing tersebut telah sesuai dan tidak ada kecurangan yang dilakukan oleh pemilik kolam pemancingan.

51

Wawancara dengan Bapak Selak, Pemilik Kolam Pancing Trimurjo pada13 Oktober 2018

B. Sistem Kolam Pemancingan di Kampung Pujokerto Kecamatan Trimurjo Lampung Tengah

Sistem yang dilakukan di kolam pemancingan kampung Pujokerto Kecamatan Trimurjo Lampung Tengah menggunakan 2 (dua) sistem yaitu sistem harian dan sistem lomba mataan. Sistem harian yaitu dengan menyewakan tempat khusus yang disediakan untuk pemancingan dengan cara pemancing membayar sewa, dimana harga yang ditetapkan untuk semua penyewa sama. Dalam sistem harian pemancing akan dikenakan biaya yang jumlahnya sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh pemilik kolam pancing. Dimana harga yang ditetapkan untuk semua penyewa sama yaitu Rp35.000,00 perkilo dalam sehari pukul 08.00-17.00 WIB, dan Rp20.000,00 setengah kilo dalam setengah hari pukul 12.00-17.00 WIB, dan malam buka pada pukul 20.00-00.00 WIB.

Sistem lomba mataan ini dilakukan satu minggu tiga kali yaitu pada hari selasa malam dan jumat malam, namun jika siang hari dilakukan pada hari jumat dan hari minggu. Lomba mataan ini dilakukan dengan membagi undian kepada pemancing dimana pemancing duduk memancing berdasarkan nomor undian tersebut. Kemudian pemancing tersebut tidak boleh berpindah tempat memancing sebelum lomba mataan selesai. Jika lomba mataan sudah selesai maka pemancing bebas untuk berpindah memancing.

Lomba mataan ini biasanya diikuti oleh kurang lebih 10 pemancing dengan sistem pembayaran awal Rp50.000,00 dan Rp35.000,00 untuk

harga ikan perkilonya dan Rp15.000,00 untuk mataannya, dimana uang Rp15.000,00 tersebut dikumpulkan dijadikan satu, lalu digunakan untuk memberikan hadiah/uang kepada pemancing yang memperoleh ikan dengan dihargai Rp10.000,00 per mata ikan (satu ekor ikan). Pemberian uang tersebut sesuai dengan ikan yang diperoleh pemancing, misalnya pemancing memperoleh 5 ekor ikan, maka akan diberikan uang Rp50.000,00 jadi, pemancing tersebut bisa dikatakan memperoleh ikan secara gratis.

Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan dengan

konsumen/masyarakat pemancing yang menggunakan sistem harian dan

sistem lomba mataan, peneliti mengambil 8 (delapan)

konsumen/masyarakat yaitu:

1. Bapak Miswantoro yang beralamat di desa Nunggal Rejo Kecamatan Punggur melakukan pemancingan dengan menggunakan sistem harian yang dimulai pada pukul 08.00-17.00 WIB dengan membayar ikan perkilonya seharga Rp35.000,00 dalam sehari. Menurut Bapak Miswantoro memilih memancing di kolam tersebut karena ingin mempunyai banyak teman, selain itu juga tempatnya nyaman, dan pemilik kolam pancingnya ramah. Dalam satu minggu Bapak Miswantoro memancing 3-4 kali, dan beliau tidak merasa keberatan dengan sistem yang diterapkan oleh pemilik kolam pancing.

Ikan yang diperoleh dalam sehari memancing itu tidak pasti atau tidak bisa ditentukan karena para pemancing memiliki cara tersendiri

untuk memancing seperti dengan cara memberikan umpan yang berbeda-beda, terkadang dalam sehari memancing mendapat ikan 4 kg dan pernah tidak mendapatkan ikan. Dalam kolam pancing tersebut menyewa kolam dilakukan dengan cara individu. Ketika dalam memancing tidak memperoleh ikan maka menurut beliau itu sudah hal biasa, meskipun kecewa karena rugi tidak memperoleh ikan tapi bagi

beliau memancing merupakan hobi untuk menghilangkan kejenuhan.52

2. Bapak Jom yang beralamat di desa Nunggal Rejo Kecamatan Punggur melakukan pemancingan dengan menggunakan sistem harian yang dimulai pada pukul 08.00-17.00 WIB dengan membayar ikan perkilonya seharga Rp35.000,00 dalam sehari. Menurut Bapak Jom alasan memancing di kolam tersebut karena tempatnya nyaman, selain itu tidak canggung karena pemilik kolam pancing humoris. Dalam satu minggu beliau memancing 3-4 kali, serta beliau tidak merasa dirugikan dengan sistem yang diterapkan oleh pemilik kolam pancing.

Kemudian Bapak Jom memperoleh ikan 1 kg dalam sehari memancing. Ikan yang diperoleh saat sehari memancing itu tidak dapat ditentukan, terkadang tidak memperoleh ikan sama sekali ataupun hanya mendapat ikan kurang dari 1 (satu) kg. Dalam sistem sewa menyewa kolam pancing ini dilakukan secara individu. Menurut beliau sudah hal biasa jika tidak memperolah ikan atau hanya memperoleh sedikit meskipun kecewa namun beliau tetap tidak menjadikan hal itu

52

Wawancara dengan Bapak Miswantoro, Konsumen/Masyarakat Trimurjo pada 13 Oktober 2018

masalah, karena hal itu merupakan bentuk hobi dan hanya untuk

kesenangan saja.53

3. Bapak Sabarno yang beralamat di desa Pujoasri kecamatan Trimurjo melakukan pemancingan dengan menggunakan sistem harian yang dimulai pada pukul 08.00-17.00 WIB dengan membayar ikan perkilonya seharga Rp35.000,00 dalam sehari. Bapak Sabarno juga mengatakan alasan memancing di kolam tersebut karena tempatnya dekat dengan rumahnya, tempatnya yang nyaman, dan memiliki banyak teman.

Beliau memancing dalam seminggu 3 kali jika libur kerja beliau mengisi waktu luang dengan memancing di kolam pancing tersebut. Beliau tidak merasa dirugikan dengan sistem yang diterapkan oleh pemilik kolam pancing, Dalam sehari memancing beliau tidak memperoleh ikan sama sekali. Serta sistem sewa menyewa kolam pancing tersebut dilakukan secara individu. Meskipun rugi dan kecewa karena tidak memperoleh ikan namun bagi beliau hal itu sudah biasa karena memancing merupakan bentuk hobi dan untuk menghilangkan

kejenuhan saja.54

4. Bapak Eman yang beralamat di Kota Gajah melakukan pemancingan dengan menggunakan sistem harian yang dimulai pada pukul 08.00-17.00 WIB dengan membayar ikan perkilonya seharga Rp35.000,00

53

Wawancara dengan Bapak Jom, Konsumen/Masyarakat Trimurjo pada 13 Oktober 2018

54

Wawancara dengan Bapak Sabarno, Konsumen/Masyarakat Trimurjo pada 13 Oktober 2018

dalam sehari. Bapak Eman juga mengatakan alasan memancing di kolam tersebut karena pemilik dan konsumen/masyarakat di sini ramah, dan tempatnya nyaman, meskipun rumahnya tidak dekat dengan kolam pancing tersebut.

Satu minggu beliau memancing 3-4 kali, serta beliau tidak merasa dirugikan dengan sistem yang diterapkan oleh pemilik kolam pancing, Dalam sehari memancing beliau memperoleh ikan sebanyak 2,5 kg. Ikan yang diperoleh Bapak Eman dalam sehari tidak dapat dipastikan, karena masing-masing pemancing memiliki umpan sendiri-sendiri untuk memberi makan ikan. Namun beliau juga pernah tidak memperoleh atau hanya memperoleh ikan sedikit kurang dari satu kg. Dalam sistem yang diterapkan di kolam pancing tersebut dilakukan dengan cara indivudu, serta menurut beliau kecewa saat memancing karena ikan yang diperoleh hanya sedikit atau tidak mendapat ikan. Akan tetapi beliau beranggapan meskipun kecewa, namun memancing

dapat menghilangakan kejenuhan dan merupakan bentuk hobi.55

5. Bapak Tri beralamat di desa Pujokerto Kecamatan Trimurjo melakukan pemancingan dengan menggunakan sistem harian yang dimulai pada pukul 08.00-17.00 WIB dengan membayar ikan perkilonya seharga Rp35.000,00 dalam sehari. Menurut Bapak Tri selain tempatnya nyaman, dan tidak jauh dari rumah, karena memancing juga merupakan hobi. Beliau memancing 3 kali dalam satu

55

Wawancara dengan Bapak Eman, Konsumen/Masyarakat Trimurjo pada 13 Oktober 2018

minggu, dan beliau tidak merasa dirugikan dengan sistem yang diterapkan oleh pemilik kolam pancing tersebut.

Sehari memancing beliau memperoleh ikan satu kg. Sistem sewa menyewa yang digunakan tersebut secara individu. Jumlah ikan yang diperoleh tidak dapat dipastikan, terkadang jumlah ikan yang diperoleh melebihi harga ikan perkilo dan terkadang tidak memperoleh ikan. Meskipun kecewa atau rugi karena ikan yang diperoleh hanya sedikit atau tidak memperoleh ikan, hal tersebut tidak dijadikan masalah karena memancing dapat menghilangkan kejenuhan dan hanya

kesenangan saja.56

6. Bapak Hamdani beralamat di desa Pujodadi Kecamatan Trimurjo melakukan pemancingan dengan menggunakan sistem harian yang dimulai pada pukul 08.00-17.00 WIB dengan membayar ikan perkilonya seharga Rp35.000,00 dalam sehari. Bapak Hamdani mengatakan alasan memancing di kolam tersebut karena rumahnya yang dekat dengan kolam pemancingan, tempatnya nyaman dan hobi. Beliau memancing dalam satu minggu 3-4 kali, kemudian beliau tidak merasa dirugikan dengan sistem yang diterapkan oleh pemilik kolam pancing. Dalam memancing sehari beliau memperoleh ikan satu kg dan sistem sewa menyewa kolam pancing ini dilakukan secara individu. Ketika beliau memancing dalam sehari namun tidak memperoleh ikan atau hanya sedikit ikan yang diperoleh, hal tersebut

56

Wawancara dengan Bapak Tri, Konsumen/Masyarakat Trimurjo pada 13 Oktober 2018

dikatakan sudah biasa meskipun kecewa atau rugi karena mamancing

merupakan bentuk hobi dan untuk menghilangkan kejenuhan.57

7. Bapak Kodiran yang beralamat di desa Pujokerto Kecamatan Trimurjo melakukan pemancingan dengan menggunakan sistem harian yang dimulai pada pukul 08.00-17.00 WIB dengan membayar ikan perkilonya seharga Rp35.000,00 dalam sehari. Bapak Kodiran menyatakan alasan memancing di kolam tersebut karena rumahnya yang dekat dengan kolam pemancingan, tempatnya nyaman, dan mengenal banyak teman. Beliau memancing dalam satu minggu 2 kali, karena ketika beliau sedang libur kerja waktu luang tersebut dimanfaatkan untuk memancing guna menghilangkan kejenuhan. Dalam sistem yang diterapkan oleh kolam pancing beliau tidak merasa dirugikan karena tidak ada yang dipermasalahkan dalam sistem tersebut.

Ikan yang diperoleh beliau dalam sehari memancing 1 ekor ikan dengan berat timbangan 7 ons. Ikan yang diperoleh beliau tidak dapat dipastikan karena setiap orang memancing memiliki cara yang berbeda untuk memberikan umpan. Serta dalam menyewa dilakukan secara individu. Ketika beliau memancing dan tidak memperoleh ikan tersebut beliau kecewa namun karena memancing merupakan hobi dan

hanya kesenangan saja hal itu tidak dijadikan masalah.58

57

Wawancara dengan Bapak Hamdani, Konsumen/Masyarakat Trimurjo pada 13 Oktober 2018

58 Wawancara dengan Bapak Kodiran, konsumen/masyarakat Trimurjo pada 13 Oktober 2018

8. Bapak Dodi beralamat di desa Pujokerto Kecamatan Trimurjo melakukan pemancingan dengan menggunakan sistem harian yang dimulai pada pukul 08.00-17.00 WIB dengan membayar ikan perkilonya seharga Rp35.000,00 dalam sehari. Bapak Dodi beralasan memancing di kolam tersebut karena tempatnya yang dekat dengan kolam pemancingan, untuk menghilangkan stres, bisa memiliki banyak teman, dan relax. Dalam satu minggu beliau memancing 2-3 kali setelah libur kerja untuk memanfaatkan waktu luangnya dengan memancing. Menurut beliau dengan adanya sistem sewa menyewa yang diterapkan oleh pemilik kolam pancing tidak merasa dirugikan.

Sehari memancing beliau memperoleh ikan 1,5 kg. Ikan yang diperoleh tidak dapat dipastikan karena setiap pemancing memiliki cara berbeda-beda untuk memberi umpan. Ada yang memperoleh ikan melebihi harga perkilonya ada juga yang tidak memperoleh ikan. Sistem sewa menyewa kolam ini dilakukan secara individu. Meskipun kecewa karena ikan yang diperoleh hanya sedikit namun, hal tersebut tidak dijadikan masalah karena memancing merupakan bentuk dari

hobi dan untuk menghilangkan stres.59

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap 8 (delapan) konsumen/masyarakat di kolam pemancingan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa pemancing beranggapan memancing merupakan bentuk dari hobi mereka untuk menghilangkan kejenuhan

59

Wawancara dengan Bapak Dodi, Konsumen/Masyarakat Trimurjo pada 13 Oktober 2018

dan hanya kesenangan saja. Meskipun mereka kecewa dan rugi karena ikan yang diperolehnya tidak dapat dipastikan, seperti ada yang memperoleh ikan melebihi harga ikan perkilonya, ada yang hanya memperoleh ikan sedikit dan ada yang tidak memperoleh ikan maka hal tersebut tidak dijadikan masalah bagi mereka.

C. Analisis Pelaksanaan Sewa Menyewa Pada Kolam Pancing Ditinjau Dari Perspektif Fikih Muamalah Studi Kasus Kampung Pujokerto Kecamatan Trimurjo Lampung Tengah

Analisis terhadap sewa menyewa kolam pancing yang berkaitan fikih muamalah dengan teori ijarah. Ijarah merupakan suatu akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa dalam batasan waktu tertentu,

melalui pambayaran upah sewa.60 Salah satu bentuk sewa menyewa di

kolam pancing ini seperti tempat yang disewakan untuk pemancing dengan menggunakan sistem harian dan sistem lomba mataan. Dimana dalam sistem harian tersebut pemancing memancing terlebih dahulu kemudian pembayaran dilakukan di akhir. Sedangkan dalam sistem lomba mataan pemancing terlebih dahulu membayar uang pendaftaran untuk memperoleh nomor undian. Ijarah memiliki beberapa rukun yang telah

digariskan oleh ulama guna menentukan sahnya akad tersebut.61 Dalam

melaksanakan sewa menyewa, maka harus memenuhi rukun dan syarat ijarah yaitu:

60

Dimyauddin djuwaini, Pengantar Fiqh Muamalah, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), 153.

61

1. Aqid‟, yaitu mu’jir (orang yang menyewakan) dan musta’jir (orang yang menyewa).

Orang yang berakad dalam kolam pancing di kampung Pujokerto Kecamatan Trimurjo Lampung Tengah adalah pemilik kolam pancing dan pemancing atau penyewa kolam pancing. Dalam rukun tersebut

Dokumen terkait