yang tinggi, yaitu sebesar 65,1% yang melampaui pertumbuhan laba rata-rata
FINANCIAL RATIOS Capital Adequacy Ratio
2009 2010 Pertumbuhan
Growth
Modal Inti Tier I Capital 10.1% 16.6% 6.5% Tier I Capital
Modal Pelengkap Tier 2 Capital 3.7% 2.0% (1.7%) Tier 2 Capital
CAR (setelah memperhitungkan beban risiko pinjaman dan risiko pasar)
13.8% 18.6% 4.8% CAR (after adjustments for credit
and market risks)
Rasio CAR untuk tahun 2010 sudah memperhitungkan beban risiko pinjaman, risiko pasar dan risiko
operasional.
Pinjaman Bermasalah (NPL)
NPL pada tahun 2010 tercatat sebesar Rp 5,8 triliun. Jumlah tersebut termasuk di dalamnya pinjaman dengan kolektibilitas lancar dan dalam perhatian khusus yang mengalami penurunan nilai. Keberhasilan menjaga pinjaman bermasalah tersebut dan ekspansi pinjaman di tahun 2010, menyebabkan rasio NPL
gross (perusahaan induk) berdasarkan Peraturan Bank Indonesia, menurun dari 4,7% di tahun 2009 menjadi 4,3%. Cadangan kerugian yang dibentuk pada tahun 2010 relatif stabil dibandingkan tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp 7,0 triliun dan porsi cadangan kerugian untuk pinjaman bermasalah (NPL) dengan kolektibilitas kurang lancar, diragukan dan macet mengalami penurunan dikarenakan estimasi arus kas yang membaik sehingga rasio NPL netto meningkat dari 0,8% pada tahun 2009 menjadi 1,1% pada tahun 2010.
Rasio Kecukupan Cadangan Kerugian terhadap NPL
BNI berkomitmen untuk mempertahankan rasio kecukupan cadangan kerugian terhadap pinjaman NPL berdasarkan PBI pada kisaran 120%. Hal tersebut ditunjukkan dengan rasio cadangan kerugian terhadap NPL sebesar 120,6% di tahun 2010 dan 120,1% pada tahun sebelumnya. Ke depan BNI akan terus
FINANCIAL RATIOS Capital Adequacy Ratio
With additional capital from the issuance of new shares in 2010, the Capital Adequacy Ratio (CAR) has increased to 18.6% from 13.8% in the previous year, well above Bank Indonesia’s minimum requirement of 8%, which reflects BNI capital resilience to withstand losses. Core capital has increased to 16.6% from 10.3% in the previous year.
In 2010, the CAR ratio had taken into account loan risk, market risk and operational risk.
Non Performing Loan (NPL)
NPL in 2010 was recorded at Rp 5.8 trillion. The amount includes impaired loans with current and special mention collectibility. The success to maintain the level of non performing loan and credit expansion in 2010, have caused gross NPL ratio (parent company), based on PBI, to decline from 4.7% in 2009 to 4.3%. Loss reserve is relatively stable in 2010 when compared to the previous year amounting to Rp 7.0 trillion and the portion of non performing loan loss reserve for substandard, doubtful, and loss collectibility has decreased due to improved estimated cash flows that lead to an increase in net NPL ratio from 0.8% in 2009 to 1.1% in 2010.
NPL Loss Reserve Adequacy Ratio
BNI is committed to maintaining reserve adequacy ratio of loan losses to NPL based on PBI in the range of 120%. This is indicated by the ratio of loss reserve to NPL that amounted to 120.6% in 2010 and 120.1% in the previous year. In the future, BNI will continue to maintain NPL loss reserve adequacy ratio at an adequate level, in accordance to the Tinjauan Keuangan
Rasio Laba terhadap Aset
Rasio Laba terhadap Aset (ROA) meningkat dari 1,7% menjadi 2,5% di tahun 2010, hal ini didorong oleh peningkatan laba yang signifkan di tahun 2010. Meningkatnya ROA ini menunjukkan bahwa BNI mampu meningkatkan profitabilitas asetnya dalam menghasilkan laba yang tinggi.
Rasio Laba terhadap Ekuitas
Rasio Laba terhadap Ekuitas (ROE) juga meningkat dari 16,3% menjadi 24,7% di tahun 2010. Walaupun terjadi peningkatan ekuitas akibat penerbitan saham terbatas namun adanya peningkatan laba bersih yang signifikan yaitu sebesar 65,1% maka mampu meningkatkan ROE di tahun 2010.
Marjin Bunga Bersih
Marjin Bunga Bersih (NIM) turun dari 6,0% di tahun 2009 menjadi 5,8% di akhir 2010.
Rasio Beban terhadap Pendapatan
Rasio Beban terhadap Pendapatan (CIR) membaik menjadi 51,3% dari 51,8% di tahun 2009 yang menunjukkan bahwa BNI mampu menekan seluruh beban operasional dengan di-cover oleh pendapatan yang sangat memadai baik yang berasal dari pendapatan bunganya maupun dari pendapatan non bunga. Hal ini juga menunjukkan bahwa BNI mampu menjalankan operasional perbankan secara lebih efisien dibanding tahun sebelumnya. Tentunya BNI terus berupaya untuk melakukan efisiensi secara menyeluruh agar mampu memperkecil angka CIR tersebut di tahun-tahun mendatang.
Rasio Pinjaman terhadap Simpanan
Rasio Pinjaman terhadap Simpanan (LDR) meningkat dari 64,1% menjadi 70,2% di tahun 2010, seiring dengan meningkatnya pinjaman.
Rasio Keuangan
Key Financial Ratios
Permodalan 2009 2010 Capital
CAR dengan memperhitungkan Risiko Kredit dan Risiko Operasional
13.9% 18.8% CAR with adjustment for Credit Risk and Operational Risk CAR dengan memperhitungkan Risiko Kredit,
Risiko Operasional dan Risiko Pasar
13.8% 18.6% CAR with adjustment for Credit Risk, Operational Risk, Market Risk
Aset Tetap terhadap Modal 18.8% 12.7% Fixed Assets to Capital
Kualitas Aset Earning Assets
Aset Produktif Bermasalah 2.8% 3.0% Non-Performing Earning Assets
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) Aset Keuangan terhadap Aset Produktif
3.6% 3.5% Impairment Provision on Financial Assets to Earning Assets Pemenuhan CKPN Aset Produktif 130.7% 136.9% Requirement for Provision of Earning Assets Pemenuhan PPA Non Produktif 170.6% 175.0% Requirement for Provision of Non-Earning Assets
Return on Assets
Return on Assets (ROA) has increased from 1.7% to 2.5% in 2010 which was driven by significant increase in net profit in 2010. The increase in ROA shows that BNI was able to increase the profitability of its assets to generate high amount of profit.
Return on Equity
Return on Equity (ROE) has also increased from 16.3% to 24.7% in 2010. Although there was an increase in equity due to rights issue, a significant increase in net income by 65.1% has increased ROE in 2010.
Net Interest Margin
Net Interest Margin (NIM) has declined from 6.0% in 2009 to 5.8% at the end of 2010.
Cost to Income Ratio
Cost to Income Ratio (CIR) has improved to 51.3% from 51.8% recorded in 2009 which indicate that BNI was able to control all operating expenses to be covered by a very sufficient income derived from both interest income as well as from non-interest income. This also shows that BNI was able to operate more efficiently than the previous year. BNI has certainly continue to make overall efficiency to be able to improve Cost to Income Ratio (CIR) in the years ahead.
Loan to Deposit Ratio
Loan to Deposit Ratio (LDR) has increased from 64.1% to 70.2% in 2010, along with increased loan. Financial Review Business Review Corporate Social Responsibility Good Corporate Governance Functional Review Corporate Data
Permodalan 2009 2010 Capital
Likuiditas Liquidity
Loan to Deposit Ratio (LDR) 64.1% 70.2% Loan to Deposit Ratio (LDR)
Kepatuhan Compliance
Persentase pelanggaran BMPK - - Percentage of Violations Against
Legal Lending Limit
Pihak Terkait - - Related Parties
Pihak Tidak Terkait - - Third Parties
Persentase Pelampauan BMPK - - Percentage on Excess of Legal Lending Limit
Pihak Terkait - - Related Parties
Pihak Tidak Terkait - - Third Parties
Giro Wajib Minimum (GMW) Rupiah 5.5% 8.2% Reserve Requirement in Rupiah
Giro Wajib Minimum (GMW) USD 1.0% 1.1% Reserve Requirement in US Dollar
Posisi Devisa Netto (PDN) 6.3% 4.4% Net Open Position
PENGUNGKAPAN LAIN-LAIN