• Tidak ada hasil yang ditemukan

FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES AND POLICIES (continued)

acquisitions of the Group have resulted in goodwill Under PSAK No 22 (Revised 2010),

RISIKO KEUANGAN

36. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES AND POLICIES (continued)

Risiko suku bunga (lanjutan) Interest rate risk (continued)

Untuk mengurangi risiko tingkat suku bunga, Entitas Anak mengadakan transaksi derivatif, khususnya tingkat bunga (interest rate swaps) untuk mengelola fluktuasi dalam biaya pembiayaan yang terkait dengan utang jangka panjang dengan suku bunga mengambang. Transaksi derivatif tersebut ditetapkan oleh Entitas Anak sebagai bagian dari akuntansi lindung nilai arus kas. Lebih lanjut, terkait dengan yang telah dijelaskan pada paragraf sebelumnya, fluktuasi kurs tukar antara Rupiah dan Dolar AS memberikan ruang lindung nilai alami (natural hedge) terhadap dampak kurs tukar dalam Kelompok Usaha.

To mitigate interest rate risk, a Subsidiary entered into a derivative transaction, specifically interest rate swap to manage fluctuations in financing costs related to its long-term debts with floating interest rate. This derivative transaction was designated by

the Subsidiaries under cash flow hedge

accounting. Further, in relation to the matters discussed in the preceding paragraph, the fluctuations in the exchange rates between the Rupiah and US Dollar provide some degree of natural hedge for the Group’s foreign exchange exposure.

Pada tanggal 30 September 2014, berdasarkan simulasi yang rasional, jika tingkat suku bunga pinjaman tidak termasuk trust receipts meningkat/menurun sebesar 50 basis poin dengan semua variabel konstan, laba sebelum beban pajak penghasilan untuk enam bulan yang berakhir pada 30 September 2014 akan lebih rendah/tinggi sebesar Rp10.396, terutama sebagai akibat kenaikan/penurunan biaya bunga atas pinjaman dengan tingkat bunga mengambang.

As of September 30, 2104, based on a sensible simulation, had the interest rates of the loans and borrowings, excluding trust receipts payable, been 50 basis points higher/lower with all other variables held constant, income before income tax expense for the nine months ended September 30, 2014 would have been Rp10,396 lower/higher, mainly as a result of higher/lower interest charge on the loans and borrowings with floating interest rates.

Risiko mata uang asing Foreign currency risk

Mata uang pelaporan Kelompok Usaha adalah Rupiah. Kelompok Usaha menghadapi risiko nilai tukar mata uang asing karena pinjaman, penjualan ekspor dan biaya beberapa pembelian utamanya dalam mata uang Dolar Amerika Serikat atau harga yang secara signifikan dipengaruhi oleh tolak ukur perubahan harganya dalam mata uang asing (terutama Dolar AS) seperti yang dikutip dari pasar internasional. Apabila pendapatan dan pembelian Kelompok Usaha di dalam mata uang selain Rupiah, dan tidak seimbang dalam hal nilai dan/atau pemilihan waktu, Kelompok Usaha harus menghadapi risiko mata uang asing.

The Group’s functional currency is the Rupiah. The Group faces foreign exchange risk as its borrowings, export sales and the costs of certain key purchases are either denominated in the United States Dollar or whose price is significantly influenced by their benchmark price movements in foreign currencies (mainly US Dollar) as quoted in the international markets. If the revenue and purchases of the Group are denominated in currencies other than Rupiah, and are not evenly matched in terms of quantum and/or timing, the Group has exposure to foreign currency risk.

36. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)

36. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES AND POLICIES (continued)

Risiko mata uang asing (lanjutan) Foreign currency risk (continued)

Untuk mengurangi risiko mata uang asing, Entitas Anak mengadakan transaksi derivatif, khususnya pertukaran mata uang (cross-currency swaps) untuk mengelola dampak risiko mata uang karena utang dalam mata uang asing. Transaksi derivatif tersebut ditetapkan oleh Entitas Anak sebagai bagian dari akuntansi lindung nilai arus kas. Lebih lanjut, terkait dengan yang telah dijelaskan pada paragraf sebelumnya, fluktuasi kurs tukar antara Rupiah dan Dolar AS memberikan ruang lindung nilai alami (natural hedge) terhadap dampak kurs tukar dalam Kelompok Usaha..

To mitigate foreign currency risk, a Subsidiary entered into a derivative transactions, specifically cross-currency swaps to manage currency risk exposures related to its foreign currency- denominated debt. This derivative transaction was designated by the Subsidiary under cash flow hedge accounting. Further, in relation to the matters discussed in the preceding paragraph, the fluctuations in the exchange rates between the Rupiah and US Dollar provide some degree of natural hedge for the Group’s foreign exchange exposure.

Pada tanggal 30 September 2014, jika nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS melemah/menguat sebanyak 10% dengan semua variabel konstan, laba sebelum beban pajak penghasilan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 30 September 2014 akan lebih rendah/tinggi sebesar Rp795.474, terutama sebagai akibat kerugian/keuntungan translasi kas dan setara kas, deposito berjangka, piutang usaha, utang dan pinjaman yang dikenakan bunga dan utang usaha dan lain-lain dalam Dolar AS.

As of September 30, 2014, had the exchange rate

of Rupiah against US Dollar

depreciated/appreciated by 10% with all other variables held constant, income before income tax expense for the year ended September 30, 2014 would have been Rp795,474 lower/higher, mainly as a result of foreign exchange losses/gains on the translation of cash and cash equivalents, time deposits, trade receivables, interest-bearing loans and borrowings and trade and other payables denominated in US Dollar.

Risiko kredit Credit risk

Risiko kredit yang dihadapi oleh Kelompok Usaha berasal dari kredit yang diberikan kepada pelanggan dan petani plasma dan penempatan rekening koran dan deposito pada bank. Kelompok Usaha menerapkan kebijakan untuk memastikan penjualan produk hanya dilakukan kepada pelanggan yang dapat dipercaya dan terbukti mempunyai sejarah kredit yang baik. Kelompok Usaha mengharuskan semua pelanggan yang akan melakukan pembelian secara kredit melalui prosedur verifikasi kredit. Untuk penjualan ekspor, Kelompok Usaha mengharuskan pembayaran pada saat penyerahan dokumen kepemilikan.

The Group is exposed to credit risk arising from the credit granted to its customers and plasma farmers and placement of current accounts and deposits in the banks. The Group implements policies to ensure that sales of products are made only to creditworthy customers with proven track record or good credit history. The Group requires that all customers who wish to trade on credit are subject to credit verification procedures. For export sales, the Group requires payment upon the presentation of title documents.

36. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)

36. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES AND POLICIES (continued)

Risiko kredit (lanjutan) Credit risk (continued)

Risiko kredit atas penempatan rekening koran dan deposito dikelola oleh manajemen sesuai dengan kebijakan Kelompok Usaha. Investasi atas kelebihan dana dibatasi untuk tiap-tiap bank dan kebijakan ini dievaluasi setiap tahun oleh direksi. Batas tersebut ditetapkan untuk meminimalkan risiko konsentrasi kredit sehingga mengurangi kemungkinan kerugian akibat kebangkrutan bank- bank tersebut.

Credit risk arising from placements of current accounts and deposits is managed in accordance with the Group’s policy. Investments of surplus funds are limited for each bank and reviewed annually by the directors. Such limits are set to minimize the concentration of credit risk and therefore mitigate financial loss through potential failure of the banks.

Untuk penjualan dalam negeri, Kelompok Usaha memberikan jangka waktu kredit sampai dengan 30 – 45 hari dari faktur yang diterbitkan. Kelompok Usaha menerapkan kebijakan batas kredit untuk pelanggan tertentu, seperti mengharuskan sub- distributor untuk memberikan jaminan bank. Sebagai tambahan, saldo piutang dipantau secara terus menerus untuk mengurangi kemungkinan piutang yang tidak tertagih.

For domestic sales, the Group grants its customers credit terms of 30 – 45 days from the issuance of invoice. The Group has policies that limit the amount of credit exposure to any particular customer, such as requiring sub-distributors to provide bank guarantees. In addition, receivable balances are monitored on an ongoing basis to reduce the Group’s exposure to bad debts. Ketika pelanggan tidak mampu melakukan

pembayaran dalam jangka waktu yang telah diberikan, Kelompok Usaha akan menghubungi pelanggan untuk menindaklanjuti piutang yang telah lewat jatuh tempo. Jika pelanggan tidak melunasi piutang yang telah jatuh tempo dalam jangka waktu yang telah ditentukan, Kelompok Usaha akan menindaklanjuti melalui jalur hukum Tergantung pada penilaian Kelompok Usaha, penyisihan khusus mungkin dibuat jika piutang dianggap tidak tertagih. Untuk meringankan risiko kredit, Kelompok Usaha akan menghentikan penyaluran semua produk kepada pelanggan sebagai akibat terlambat dan/atau gagal bayar.

When a customer fails to make payment within the credit term given, the Group will contact the customer to act on the overdue receivables. If the customer does not settle the overdue receivable within a reasonable time, the Group will proceed to commence legal proceedings. Depending on the Group’s assessment, specific provisions may be made if the receivable is deemed uncollectible. To mitigate credit risk, the Group will cease the supply of all products to the customer in the event of late payment and/or default.

Piutang plasma merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk pengembangan perkebunan plasma yang meliputi pengeluaran yang dibiayai oleh bank dan yang sementara dibiayai sendiri oleh Entitas Anak menunggu pendanaan dari bank.

Plasma receivables represent costs incurred for plasma plantation development which include costs for plasma plantations funded by the banks and temporarily self-funded by the Subsidiaries awaiting banks’ funding.

Piutang plasma juga mencakup pinjaman talangan kredit, pinjaman pupuk serta sarana produksi pertanian lainnya kepada petani plasma. Biaya- biaya ini akan ditagihkan kembali ke petani plasma dan jaminan berupa bukti kepemilikan tanah perkebunan plasma akan dikembalikan kepada petani plasma setelah piutang plasma dilunasi sepenuhnya.

Plasma receivables also include advances to plasma farmers for topping up loan installment to the banks, advances for fertilizers and other agricultural supplies. These advances shall be reimbursed by the plasma farmers and the collateral in the form of titles of ownership of the plasma plantations will be handed over to the plasma farmers once the plasma receivables have been fully repaid.

36. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)

36. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES AND POLICIES (continued)

Risiko kredit (lanjutan) Credit risk (continued)

Kelompok Usaha melalui pola kemitraan juga memberikan bantuan teknis kepada petani plasma untuk mempertahankan produktivitas perkebunan plasma yang merupakan bagian dari strategi Kelompok Usaha untuk mempererat hubungan dengan petani plasma yang diharapkan akan dapat memperlancar pelunasan piutang plasma.

The Group through partnership scheme also provides technical assistance to the plasma farmers to maintain the productivity of plasma plantations as part of the Group’s strategy to strengthen relationship with plasma farmers which is expected to improve the repayments of plasma receivables.

Pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian, eksposur maksimum Kelompok Usaha terhadap risiko kredit adalah sebesar nilai tercatat masing-masing kategori dari aset keuangan yang disajikan pada laporan posisi keuangan konsolidasian.

As at the reporting date, the Group’s maximum exposure to credit risk is represented by the carrying amount of each class of financial assets presented in the consolidated statement of financial position.

Kelompok Usaha tidak memiliki konsentrasi risiko kredit karena piutang usaha berasal dari banyak pelanggan.

The Group has no concentration of credit risk as its trade receivables relate to large number of ultimate customers.

Tabel di bawah ini menunjukkan analisa umur aset keuangan Kelompok Usaha pada tanggal-tanggal pelaporan.

The tables below present the aging analysis of the Group’s financial assets as at reporting dates. 30 September 2014/September 30, 2014 (Tidak Diaudit)/ (Unaudited)

Lancar dan Tidak Mengalami Penurunan

Nilai/

Telah Jatuh Tempo Namun Tidak Mengalami Penurunan Nilai/ Past Due but Not Impaired

Telah Jatuh Tempo Dan/Atau Mengalami Penurunan Total/Total Neither Past Due nor Impaired 1 – 30 Hari/

1 – 30 Days 31 – 60 Days31 – 60 Hari/ 61 – 90 Days61 – 90 Hari/

Lebih Dari 90 Hari/More than 90 Days

Nilai/Past Due and/or Impaired Pinjaman yang diberikan dan

piutang/Loans and

receivables

Kas dan setara kas/Cash and

cash equivalents 13.765.398 13.765.398 - - - - -

Deposito berjangka lebih dari tiga bulan/ Time deposits

more than three months 7.165.435 7.165.435 - - - - -

Piutang /Accounts receivable

Usaha/Trade :

Pihak ketiga/Third

parties 3.606.525 2.525.830 806.601 116.584 53.018 67.895 36.597

Pihak berelasi/Related

parties 423.996 423.996 - - - - -

Bukan usaha/Non- trade:

Pihak ketiga/Third

parties 292.855 292.855 - - - - -

Pihak berelasi/Related

parties 281.449 281.449 - - - - -

Aset tidak lancar lainnya – Piutang jangka panjang/ Other non-current assets

– Long-term receivables 82.147 82.147 - - - - -

Piutang Plasma/Plasma

Receivable 565.125 565.125 - - - - -

36. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)

36. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES AND POLICIES (continued)

Risiko kredit (lanjutan) Credit risk (continued)

31 Desember 2013/December 31, 2013 (Diaudit)/ (Audited)

Lancar dan Tidak Mengalami Penurunan

Nilai/

Telah Jatuh Tempo Namun Tidak Mengalami Penurunan Nilai/ Past Due but Not Impaired

Telah Jatuh Tempo Dan/Atau Mengalami Penurunan Total/Total Neither Past Due nor Impaired 1 – 30 Hari/ 1 – 30 Days 31 – 60 Hari/ 31 – 60 Days 61 – 90 Hari/ 61 – 90 Days Lebih Dari 90 Hari/More than 90 Days

Nilai/Past Due and/or Impaired Pinjaman yang diberikan dan

piutang/Loans and

receivables

Kas dan setara kas/Cash and

cash equivalents 13.666.194 13.666.194 - - - - -

Deposito berjangka lebih dari tiga bulan/ Time deposits

more than three months 3.398.300 3.398.300 - - - - -

Piutang /Accounts receivable

Usaha/Trade :

Pihak ketiga/Third

parties 4.125.713 3.115.686 796.352 71.906 26.857 42.499 72.413

Pihak berelasi/Related

parties 375.733 375.733 - - - - -

Bukan usaha/Non- trade:

Pihak ketiga/Third

parties 322.114 322.114 - - - - -

Pihak berelasi/Related

parties 208.269 208.269 - - - - -

Aset tidak lancar lainnya – Piutang jangka panjang/ Other non-current assets

– Long-term receivables 55.589 55.589 - - - - -

Piutang Plasma/ Plasma

Receivable 632.661 632.661 - - - - -

Aset keuangan tersedia untuk dijual/AFS financial assets

Investasi jangka pendek/

Short-term investments 692.832 692.832 - - - - -

Total 23.477.405 22.467.378 796.352 71.906 26.857 42.499 72.413

Risiko likuiditas Liquidity risk

Kelompok Usaha menghadapi risiko likuiditas karena mungkin akan menemui kesulitan dalam memenuhi kewajiban dan komitmen kontraktualnya.

The Group faces liquidity risk because it may encounter difficulty in meeting its contractual obligations and commitments.

Kelompok Usaha mengelola profil likuiditasnya untuk membiayai belanja modal dan melunasi utang yang jatuh tempo dengan cara menjaga tingkat kas dan setara kas dan ketersediaan pendanaan melalui jumlah komitmen fasilitas kredit yang memadai.

The Group manages its liquidity profile to be able to finance its capital expenditure and service its maturing debts by maintaining sufficient cash and cash equivalents, and the availability of funding through an adequate amount of committed credit facilities.

Kelompok Usaha secara rutin mengevaluasi informasi arus kas proyeksi dan arus kas aktual dan terus menerus memantau kondisi pasar keuangan untuk mengidentifikasi kesempatan melakukan penggalangan dana yang mencakup utang dan pinjaman bank, dan penerbitan ekuitas pasar modal.

The Group regularly evaluates its projected and actual cash flow information and continuously assesses conditions in the financial markets for opportunities to pursue fund-raising initiatives, including bank loans and borrowings, and equity market issues.

36. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)

36. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES AND POLICIES (continued)

Risiko likuiditas (lanjutan) Liquidity risk (continued)

Tabel di bawah ini merangkum profil jatuh tempo liabilitas keuangan Kelompok Usaha, berdasarkan arus kas kontraktual yang tidak terdiskonto:

The tables below summarize the maturity profile of

the Group’s financial liabilities, based on

contractual undiscounted payments: 30 September 2014/September 30, 2014 (Tidak Diaudit)/ (Unaudited)

Jumlah/ Total Dalam waktu 1 tahun/ Within 1 year Dalam waktu 1 sampai dengan 5 tahun/ Within 1-5 years Lebih dari 5 tahun/ More than 5 years Utang bank jangka pendek dan

cerukan 7.053.177 7.053.177 - - bank loans and overdraft Short-term

Utang trust receipts 5.295.807 5.295.807 - - Trust receipts payable

Utang usaha 3.554.198 3.554.198 - - Trade payables

Utang lain-lain 1.319.760 1.319.760 - - Other payables

Biaya akrual 1.768.132 1.768.132 - - Accrued expenses

Utang bank jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu

tahun of long-term bank loans Current maturities

Pokok pinjaman 1.073.207 1.073.207 - - Principal

Utang pembelian aset tetap jangka panjang yang jatuh

tempo dalam waktu satu tahun for purchases of fixed assets Current maturities of liability

Pokok pinjaman 10.649 10.649 - - Principal

Utang obligasi dan Sukuk Ijarah yang jatuh tempo dalam waktu

satu tahun Current maturities of Bonds and Sukuk Ijarah payables

Pokok pinjaman 730.000 730.000 - - Principal

Utang bank jangka panjang – setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu

tahun loans – net of current maturities Long-term bank

Pokok pinjaman 14.081.554 - 11.373.466 2.708.088 Principal

Utang obligasi Bonds payables

Pokok pinjaman 4.000.000 - 4.000.000 - Principal

Utang pembelian aset tetap – setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu

tahun

Liability for purchases of fixed assets – net of current

maturities

Pokok pinjaman 34.817 - 34.817 - Principal

Utang kepada pihak-pihak

36. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)

36. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES AND POLICIES (continued)

Risiko likuiditas (lanjutan) Liquidity risk (continued)

31 Desember 2013/December 31, 2013 (Diaudit)/ (Audited)

Jumlah/ Total Dalam waktu 1 tahun/ Within 1 year Dalam waktu 1 sampai dengan 5 tahun/ Within 1-5 years Lebih dari 5 tahun/ More than 5 years Utang bank jangka pendek dan

cerukan 4.625.586 4.625.586 - - bank loans and overdraft Short-term

Utang trust receipts 4.103.558 4.103.558 - - Trust receipts payable

Utang usaha 3.677.850 3.677.850 - - Trade payables

Utang lain-lain 1.172.720 1.172.720 - - Other payables

Biaya akrual 1.513.147 1.513.147 - - Accrued expenses

Utang bank jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu

tahun of long-term bank loans Current maturities

Pokok pinjaman 954.935 954.935 - - Principal

Utang pembelian aset tetap jangka panjang yang jatuh

tempo dalam waktu satu tahun for purchases of fixed assets Current maturities of liability

Pokok pinjaman 11.111 11.111 - - Principal

Utang obligasi dan Sukuk Ijarah yang jatuh tempo dalam waktu

satu tahun Current maturities of Bonds and Sukuk Ijarah payables

Pokok pinjaman 2.340.000 2.340.000 - - Principal

Utang bank jangka panjang – setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu

tahun

Long-term bank loans – net of current

maturities

Pokok pinjaman 13.294.577 - 9.867.151 3.427.426 Principal

Utang obligasi dan Sukuk Ijarah Bonds and

Sukuk Ijarah payables

Pokok pinjaman 2.000.000 - 2.000.000 - Principal

Utang pembelian aset tetap – setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu

tahun

Liability for purchases of fixed assets – net of current

maturities

Pokok pinjaman 36.511 - 36.511 - Principal

Utang kepada pihak-pihak

36. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)

36. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES AND POLICIES (continued)

Risiko harga komoditas Commodity price risk

Kelompok Usaha terkena dampak risiko harga komoditas akibat beberapa faktor, antara lain cuaca, kebijakan pemerintah, tingkat permintaan dan penawaran pasar dan lingkungan ekonomi global. Dampak tersebut terutama timbul dari pembelian MKS, di mana marjin laba atas penjualan barang jadi dapat terpengaruh jika harga MKS (yang merupakan bahan baku utama yang digunakan dalam pabrik penyulingan untuk memproduksi minyak dan lemak nabati) meningkat dan Kelompok Usaha tidak dapat mengalihkannya kepada pelanggannya. Selain itu, Kelompok Usaha juga terkena dampak dari fluktuasi harga jual produk MK dan harga beli kopra (yang merupakan bahan baku dalam produksi MK).

The Group is exposed to commodity price risk due to certain factors, such as weather, government policies, level of demand and supply in the market and the global economic environment. Such exposure mainly arises from its purchases of CPO where the profit margin on sales of its finished products may be affected if the cost of CPO (which is the main raw material used in the refinery factories to produce edible oil and fats products) increases and the Group is unable to pass such cost increases to its customers. In addition, the Group is also exposed to fluctuations in the selling price of its processed CNO and the purchase price of copra (being the raw material used in the production of CNO).

Kelompok Usaha mempunyai kontrak komoditas berjangka dengan beberapa entitas asing, yang terutama bertujuan untuk mengelola risiko kerugian yang timbul dari fluktuasi harga komoditas yang diproduksi dan dijual oleh Kelompok Usaha.

The Group has future commodity contracts with several foreign entities, the purpose of which is primarily to manage its exposures on risk of losses arising from the fluctuations in the prices of the commodities that are produced and traded by the Group.

Kebijakan Kelompok Usaha adalah untuk meningkatkan swasembada MKS dalam proses penyulingan untuk mengurangi risiko biaya bahan baku terhadap fluktuasi harga komoditas. Jika Kelompok Usaha tidak dapat melakukannya, Kelompok Usaha dapat meminimalisasi risiko tersebut melalui kontrak berjangka (forward contracts). Namun, Kelompok Usaha dapat juga terkena dampak dari risiko harga komoditas karena perubahan nilai wajar kontrak komoditas berjangka diakui secara langsung dalam laporan laba rugi.

The Group’s policy is to minimize the risks arising from the fluctuations in the commodity prices by increasing its self-sufficiency in the supply of CPO for the refinery operation. To the extent the Group