Consolidated Financial Statements with Independent Auditors’ Report
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
28. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES AND POLICIES (continued)
MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko utama yang timbul dari instrumen keuangan Kelompok Usaha adalah risiko kredit dan risiko likuiditas. Kepentingan untuk mengelola risiko ini telah meningkat secara signifikan dengan mempertimbangkan perubahan dan volatilitas pasar keuangan baik di Indonesia maupun internasional. Direksi Perusahaan menelaah dan menyetujui kebijakan untuk mengelola risiko-risiko yang dirangkum di bawah ini.
The main risks arising from the Group’s financial instruments are credit risk and liquidity risk. The importance of managing these risks has significantly increased in light of the considerable change and volatility in both Indonesian and international financial markets. The Company’s Directors review and approve the policies for managing these risks which are summarized below.
a. Risiko kredit a. Credit risk
Risiko kredit adalah risiko dimana salah satu pihak atas instrumen keuangan akan gagal memenuhi liabilitasnya dan menyebabkan pihak lain mengalami kerugian keuangan. Risiko kredit yang dihadapi Kelompok Usaha berasal dari kredit yang diberikan kepada pelanggan. Kelompok Usaha melakukan hubungan usaha hanya dengan pihak ketiga yang diakui dan kredibel. Kelompok Usaha memiliki kebijakan untuk semua pelanggan yang akan melakukan transaksi secara kredit harus melalui prosedur verifikasi kredit.
Credit risk is the risk that one party of financial instruments will fail to discharge its obligation and will incur a financial loss to other party. The Group is exposed to credit risk arising from the credit granted to their customers. The Group trades only with recognized and creditworthy third parties. It is the Group’s policy that all customers who wish to trade on credit terms are subject to credit verification procedures.
Sebagai tambahan, jumlah piutang dipantau secara terus menerus untuk mengurangi risiko piutang yang tidak tertagih. Nilai maksimal eksposur adalah sebesar nilai tercatat sebagaimana diungkapkan pada Catatan 6 dan 7. Tidak ada risiko kredit yang terpusat secara signifikan.
In addition, receivable balances are monitored on an ongoing basis to reduce the exposure to bad debts. The maximum exposure to the credit risk is represented by the carrying amount as shown in Notes 6 and 7. There is no concentration of credit risk.
Sehubungan dengan risiko kredit yang timbul dari aset keuangan lainnya yang mencakup kas dan bank, eksposur Kelompok Usaha terhadap risiko kredit yang dihadapi timbul karena wanprestasi dari counterparty. Kelompok Usaha memiliki risiko kredit terpusat dari penempatan kas dan bank di mana pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar 82% ditempatkan pada satu bank. Kelompok Usaha memiliki kebijakan untuk tidak menempatkan investasi pada instrumen yang memiliki resiko kredit tinggi dan hanya menempatkan investasinya pada bank-bank dengan peringkat kredit yang tinggi. Nilai maksimal eksposur adalah sebesar nilai tercatat sebagaimana diungkapkan pada Catatan 4 dan 5.
With respect to credit risk arising from the other financial assets, which comprise cash and banks, the Group’s exposure to credit risk arises from default of the counterparty. The Group has concentration of credit risk from the placement of cash and banks which 82% of the balance as of December 31, 2013 is placed at one bank.The Group has a policy not to place investments in instruments that have a high credit risk and only put the investments in banks with a high credit ratings. The maximum exposure equal to the carrying amount as disclosed in Notes 4 and 5.
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language. PT KRAKATAU INDUSTRIAL ESTATE CILEGON
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 dan Tahun yang Berakhir padaTanggal-tanggal tersebut
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT KRAKATAU INDUSTRIAL ESTATE CILEGON AND SUBSIDIARY
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2013 and 2012 and for the Years Then Ended (Expressed in thousands of Rupiah,
unless otherwise stated) 28. KEBIJAKAN DAN TUJUAN MANAJEMEN
RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
28. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES AND POLICIES (continued)
MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) RISK MANAGEMENT (continued)
b. Risiko suku bunga atas nilai wajar dan arus kas
b. Fair value and cash flow interest rate risk
Risiko suku bunga atas nilai wajar atau arus kas adalah risiko dimana nilai wajar atau arus kas masa datang dari suatu instrumen keuangan akan berfluktuasi akibat perubahan suku bunga pasar. Eksposur Kelompok Usaha terhadap risiko perubahan suku bunga pasar terutama terkait dengan pinjaman bank jangka panjang. Fluktuasi suku bunga mempengaruhi biaya atas pinjaman baru dan bunga atas saldo pinjaman Perusahaan yang dikenakan suku bunga tetap yang dapat ditinjau kembali.
Fair value and cash flow interest rate risk is the risk that the fair value or future cash flows of a financial instrument will fluctuate because of changes in market interest rates. The Group are exposed to the risk of changes in market interest rates relates primarily to their long-term bank loans. Interest rate fluctuations influence the cost of new loans and the interest on the loans of the Company that bears fixed rates subject to review by the lender.
Kebijakan Kelompok Usaha terkait dengan risiko suku bunga adalah dengan mengevaluasi perbandingan suku bunga tetap terhadap suku bunga mengambang dan menentukan apakah pembiayaan baru menggunakan suku bunga tetap atau mengambang.
The Group policies relating to interest rate risk are to evaluates the fixed to floating ratio and to determine whether new financing will be priced either on a fixed or floating rate basis.
Analisis sensitivitas untuk risiko suku bunga Sensitivity analysis for interest rate risk Pada tanggal 31 Desember 2013, jika tingkat
suku bunga pinjaman meningkat/menurun sebesar 50 basis poin dengan semua variabel konstan, rugi sebelum beban pajak untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut lebih tinggi/rendah sebesar Rp143.169, terutama sebagai akibat kenaikan/penurunan biaya bunga atas pinjaman dengan tingkat bunga mengambang.
As of December 31, 2013, had the interest rate of the loans been 50 basis points higher/lower with all other variables held constant, loss before tax expense for the year then ended would have been Rp143,169 higher/lower, mainly as a result of higher/lower interest expense on loans with floating interest rates.
c. Risiko likuiditas c. Liquidity risk
Risiko likuiditas didefinisikan sebagai risiko saat posisi arus kas Kelompok Usaha menunjukkan bahwa pendapatan jangka pendek tidak cukup menutupi pengeluaran jangka pendek.
The liquidity risk is defined as a risk when the cash flow position of the Group indicates that the short-term revenue is not enough to cover the short-term expenditure.
Kebutuhan likuiditas Kelompok Usaha secara historis timbul dari kebutuhan untuk membiayai pengeluaran modal terkait dengan program perluasan bisnis real estat. Bisnis utama Kelompok Usaha membutuhkan modal kerja yang substansial untuk membangun dan memperluas lahan kawasan dan untuk mendanai operasional. Kelompok Usaha berharap untuk menambah pengeluaran modal terutama berfokus pada akuisisi dan ekspansi lahan kawasan industri untuk meningkatkan marjin laba.
The Group’s liquidity requirements have historically arisen from the need to finance capital expenditures related to the expansion of the real estate business. The Group’s main business requires substantial capital to debelop and expand industrial estate and to fund operations. The Group isexpect to incur additional capital expenditures primarily focusing on acquisition and expansion of industrial estate to increase profit margin.
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language. PT KRAKATAU INDUSTRIAL ESTATE CILEGON
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 dan Tahun yang Berakhir padaTanggal-tanggal tersebut
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT KRAKATAU INDUSTRIAL ESTATE CILEGON AND SUBSIDIARY
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2013 and 2012 and for the Years Then Ended (Expressed in thousands of Rupiah,
unless otherwise stated) 28. KEBIJAKAN DAN TUJUAN MANAJEMEN
RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
28. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES AND POLICIES (continued)
c. Risiko likuiditas (lanjutan) c. Liquidity risk (continued) Sumber utama likuditas Kelompok Usaha
adalah kas dan bank yang didapatkan dari kegiatan usaha dan fasilitas kredit. Dalam mengelola risiko likuiditas, Kelompok Usaha memantau dan menjaga tingkat kas dan bank yang dianggap memadai untuk membiayai operasi Kelompok Usaha dan untuk mengatasi dampak dari fluktuasi arus kas. Kelompok Usaha juga secara rutin mengevaluasi proyeksi arus kas dan arus kas aktual, termasuk jadwal jatuh tempo utang jangka panjang mereka dan terus menelaah kondisi pasar keuangan untuk memelihara fleksibilitas pendanaan dengan cara menjaga ketersediaan komitmen fasilitas kredit. Kegiatan ini meliputi pinjaman bank dan penerbitan ekuitas pasar modal.
The Group Principal sources of liquidity are cash and banks generated from its operations and its credit lines. In managing of liquidity risk, the Group monitors and maintains a level of cash and banks deemed adequate to finance the Group’s operations and to mitigate the effects of fluctuation in cash flows. The Group also regularly evaluates the projected and actual cash flows, including their long-term loan maturity profiles, and continuously assesses conditions in the financial markets to maintain flexibility in funding by keeping committed credit facilities available. These activities may include bank loans and equity market issues.
Tabel di bawah ini merupakan profil liabilitas keuangan Kelompok Usaha berdasarkan arus kas kontraktual yang tidak terdiskonto:
The table below summarizes the maturity profile of the Group’s financial liabilities based on contractual undiscounted payments:
Dibawah Lebih dari Nilai wajar
1 tahun/ 5 tahun/ 31 Des. 2013/
Below 1-2 tahun/ 3-5 tahun/ Over Jumlah/ Fair value 1 year 1-2 years 3-5 years 5 years Total Dec. 31, 2013
Liabilitas jangka pendek Current liablities
Utang usaha 8.351.206 - 533.090 - 8.884.296 8.884.296 Trade payables
Utang lain-lain 7.575.717 - - - 7.575.717 7.575.717 Other payables
Beban Akrual 6.085.069 - - - 6.085.069 6.085.069 Accrued expenses
Liabilitas jangka panjang Non-current liablities Customers guarantee
Uang jaminan pelanggan 2.433.282 150.415 135.423 1.891.344 4.610.464 4.610.464 deposits
Pinjaman bank Bank loan
Pokok Pinjaman 7.617.760 8.618.970 12.622.762 - 28.859.492 28.859.492 Principal
Future imputed
Beban bunga masa depan 2.596.486 1.756.031 966.515 - 5.319.032 5.319.032 interest charges
Total 34.659.520 10.525.416 14.257.790 1.891.344 61.334.070 61.334.070 Total
PENGELOLAAN PERMODALAN CAPITAL MANAGEMENT
Kelompok Usaha bertujuan mencapai struktur modal yang optimal untuk memenuhi tujuan usaha, di antaranya dengan mempertahankan rasio modal yang sehat dan maksimalisasi nilai pemegang saham.
The Group aims to achieve an optimal capital structure in pursuit of their business objectives, which include maintaining healthy capital ratios and maximizing stockholders’ value.
Perusahaan dipersyaratkan oleh Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, untuk mengalokasikan sampai dengan minimal 20% dari modal saham diterbitkan dan dibayar penuh ke dalam dana cadangan yang tidak boleh didistribusikan. Berdasarkan RUPST tanggal 25 Juni 2012, Perusahaan telah menyediakan cadangan wajib sebesar Rp100.000, namun jumlah tersebut belum mencapai 20% dari modal saham
The Company is required by the Law No. 40 Year 2007 regarding Limited Liability Entities, to allocate and maintain a non-distributable reserve fund until the said reserve reaches minimum 20% of the issued and fully paid share capital. Based on AGMS dated June 25, 2012, the Company has provided appropriation fo mandatory reserves amounting to Rp100,000, but the amount is still below 20% of issued and fully paid share capital.
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language. PT KRAKATAU INDUSTRIAL ESTATE CILEGON
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 dan Tahun yang Berakhir padaTanggal-tanggal tersebut
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT KRAKATAU INDUSTRIAL ESTATE CILEGON AND SUBSIDIARY
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2013 and 2012 and for the Years Then Ended (Expressed in thousands of Rupiah,
unless otherwise stated) 28. KEBIJAKAN DAN TUJUAN MANAJEMEN
RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
28. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES AND POLICIES (continued)
PENGELOLAAN PERMODALAN (lanjutan) CAPITAL MANAGEMENT (continued)
Manajemen memantau modal dengan
menggunakan beberapa ukuran leverage keuangan seperti rasio utang terhadap ekuitas. Tujuan Perusahaan adalah mempertahankan rasio utang terhadap ekuitas sebesar maksimum 2,5 pada tanggal 31 Desember 2013.
Management monitors capital using several financial leverage measurements such as debt-to-equity ratio. The Company’s objective is to maintain its debt-to-equity ratio at a maximum of 2.5 as of December 31, 2013.
Pada tanggal 31 Desember 2013, akun-akun Perusahaan yang membentuk rasio utang terhadap ekuitas adalah sebagai berikut:
As of December 31, 2013, the Company’s debt-to- equity ratio accounts are as follows:
2013 2012
Total liabilitas 208.673.485 196.144.849 Total liabilities
Total ekuitas 978.557.159 907.228.561 Total equity
Rasio utang terhadap ekuitas 0,21 0,22 Debt-to-equity ratio
29. ASET DAN LIABILITAS DALAM MATA UANG