• Tidak ada hasil yang ditemukan

FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES AND POLICIES

Dalam dokumen INDF Billingual 31 Des 2015 Released (Halaman 185-197)

RISIKO KEUANGAN

37. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES AND POLICIES

Risiko utama dari instrumen keuangan Kelompok Usaha adalah risiko suku bunga, risiko mata uang asing, risiko harga komoditas, risiko kredit, dan risiko likuiditas. Direksi menelaah dan menyetujui kebijakan untuk mengelola masing-masing risiko tersebut yang dijelaskan dengan lebih rinci sebagai berikut:

The main risks arising from the Group’s financial instruments are interest rate risk, foreign currency risk, commodity price risk, credit risk and liquidity risk. The Directors reviewed and agreed on the policies for managing each of these risks, which are described in more detail as follows:

Risiko suku bunga Interest rate risk

Risiko suku bunga Kelompok Usaha terutama timbul dari pinjaman untuk modal kerja dan investasi.

The Group’s interest rate risk mainly arises from loans for working capital and investment purposes.

Entitas Anak mengadakan transaksi derivatif,

khususnya pertukaran mata uang (cross-currency

swaps) untuk mengelola dampak risiko mata uang karena utang dalam mata uang asing. Transaksi derivatif tersebut ditetapkan oleh Kelompok Usaha sebagai bagian dari akuntansi lindung nilai arus kas. Lebih lanjut, terkait dengan yang telah dijelaskan pada paragraf sebelumnya, fluktuasi kurs tukar antara Rupiah dan Dolar AS

memberikan ruang lindung nilai alami (natural

hedge) terhadap dampak kurs tukar dalam

Kelompok Usaha.

Subsidiary entered into derivative transactions, specifically cross-currency swaps to manage currency risk exposures related to its foreign currency-denominated debt. This derivative transaction was designated by the Group under cash flow hedge accounting. Further, in relation to the matters discussed in the preceding paragraph, the fluctuations in the exchange rates between the Rupiah and US Dollar provide some degree of natural hedge for the Group’s foreign exchange exposure.

Pada tanggal 31 Desember 2015, berdasarkan simulasi yang rasional, jika tingkat suku bunga

pinjaman tidak termasuk trust receipts

meningkat/menurun sebesar 50 basis poin dengan semua variabel konstan, laba sebelum beban pajak penghasilan untuk tahun yang berakhir pada

tanggal 31 Desember 2015 akan lebih

rendah/tinggi sebesar Rp9.432 terutama sebagai akibat kenaikan/penurunan biaya bunga atas pinjaman dengan tingkat bunga mengambang.

As at December 31, 2015, based on a sensible simulation, had the interest rates of the loans and borrowings, excluding trust receipts payable, been 50 basis points higher/lower with all other variables held constant, income before income tax expense for the year ended December 31, 2015 would have been Rp9,432 lower/higher, mainly as a result of higher/lower interest charge on the loans and borrowings with floating interest rates.

RISIKO KEUANGAN (lanjutan) AND POLICIES (continued)

Risiko mata uang asing Foreign currency risk

Mata uang fungsional Kelompok Usaha adalah Rupiah. Kelompok Usaha menghadapi risiko nilai tukar mata uang asing karena pinjaman, penjualan ekspor dan biaya beberapa pembelian utamanya dalam mata uang Dolar Amerika Serikat atau harga yang secara signifikan dipengaruhi oleh tolak ukur perubahan harganya dalam mata uang asing (terutama Dolar AS) seperti yang dikutip dari pasar internasional. Apabila pendapatan dan pembelian Kelompok Usaha di dalam mata uang selain Rupiah, dan tidak seimbang dalam hal nilai dan/atau pemilihan waktu, Kelompok Usaha harus menghadapi risiko mata uang asing.

The Group’s functional currency is the Rupiah. The Group faces foreign exchange risk as the borrowings, export sales and the costs of certain key purchases are either denominated in the United States Dollar or whose price is significantly influenced by their benchmark price movements in foreign currencies (mainly US Dollar) as quoted in the international markets. If the revenue and purchases of the Group are denominated in currencies other than Rupiah, and are not evenly matched in terms of quantum and/or timing, the Group has exposure to foreign currency risk.

Entitas Anak tertentu mengadakan transaksi

derivatif, khususnya pertukaran mata uang (cross-

currency swaps) untuk mengelola dampak risiko mata uang karena utang dalam mata uang asing. Transaksi derivatif tersebut ditetapkan oleh Kelompok Usaha sebagai bagian dari akuntansi lindung nilai arus kas. Lebih lanjut, terkait dengan yang telah dijelaskan pada paragraf sebelumnya, fluktuasi kurs tukar antara Rupiah dan Dolar AS

memberikan ruang lindung nilai alami (natural

hedge) terhadap dampak kurs tukar dalam Kelompok Usaha.

A Subsidiary entered into derivative transactions, specifically cross-currency swaps to manage currency risk exposures related to its foreign currency-denominated debt. This derivative transaction was designated by the Group under cash flow hedge accounting. Further, in relation to the matters discussed in the preceding paragraph, the fluctuations in the exchange rates between the Rupiah and US Dollar provide some degree of natural hedge for the Group’s foreign exchange exposure.

Pada tanggal 31 Desember 2015, jika nilai tukar

Rupiah terhadap mata uang asing

menguat/melemah sebanyak 10% dengan semua variabel konstan, laba sebelum pajak penghasilan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 akan lebih tinggi/rendah sebesar

Rp714.767 terutama sebagai akibat

keuntungan/kerugian penjabaran aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing.

As at December 31, 2015, had the exchange rate of Rupiah against foreign currencies appreciated/depreciated by 10% with all other variables held constant, income before tax for the year ended December 31, 2015 would have been Rp714,767 higher/lower mainly as a result of foreign exchange gains/losses on the translation of monetary assets and liabilities denominated in foreign currencies.

Risiko kredit atas penempatan rekening koran dan deposito dikelola oleh manajemen sesuai dengan kebijakan Kelompok Usaha. Investasi atas kelebihan dana dibatasi untuk tiap-tiap bank dan kebijakan ini dievaluasi setiap tahun oleh direksi.

Pembatasan tersebut ditetapkan untuk

meminimalkan risiko konsentrasi kredit sehingga

mengurangi kemungkinan kerugian akibat

kebangkrutan bank-bank tersebut.

Credit risk arising from placements of current accounts and deposits is managed in accordance with the Group’s policy. Investments of surplus funds are limited for each bank and reviewed annually by the directors. Such limits are set to minimize the concentration of credit risk and therefore mitigate financial loss through potential failure of the banks.

Risiko kredit yang dihadapi oleh Kelompok Usaha berasal dari kredit yang diberikan kepada pelanggan dan petani plasma dan penempatan rekening koran dan deposito pada bank.

The Group is exposed to credit risk arising from the credit granted to its customers and plasma farmers and placement of current accounts and deposits in the banks.

Kelompok Usaha menerapkan kebijakan untuk memastikan penjualan produk hanya dilakukan kepada pelanggan yang dapat dipercaya dan terbukti mempunyai sejarah kredit yang baik. Kelompok Usaha mengharuskan semua pelanggan yang akan melakukan pembelian secara kredit melalui prosedur verifikasi kredit. Untuk penjualan

ekspor, Kelompok Usaha mengharuskan

pembayaran pada saat penyerahan dokumen kepemilikan.

The Group implements policies to ensure that sales of products are made only to creditworthy customers with proven track record or good credit history. The Group requires that all customers who wish to trade on credit are subject to credit verification procedures. For export sales, the Group requires payment upon the presentation of title documents.

Untuk penjualan dalam negeri, Kelompok Usaha memberikan jangka waktu kredit sampai dengan 1 - 45 hari dari faktur yang diterbitkan. Kelompok Usaha menerapkan kebijakan batas kredit untuk pelanggan tertentu, seperti mengharuskan sub- distributor untuk memberikan jaminan bank. Sebagai tambahan, saldo piutang dipantau secara terus menerus untuk mengurangi kemungkinan piutang yang tidak tertagih.

For domestic sales, the Group grants its customers credit terms of 1 - 45 days from the issuance of invoice. The Group has policies that limit the amount of credit exposure to any particular customer, such as requiring sub-distributors to provide bank guarantees. In addition, receivable balances are monitored on an ongoing basis to reduce the Group’s exposure to bad debts.

RISIKO KEUANGAN (lanjutan) AND POLICIES (continued)

Risiko kredit (lanjutan) Credit risk (continued)

Ketika pelanggan tidak mampu melakukan pembayaran dalam jangka waktu yang telah diberikan, Kelompok Usaha akan menghubungi pelanggan untuk menindaklanjuti piutang yang telah lewat jatuh tempo. Jika pelanggan tidak melunasi piutang yang telah jatuh tempo dalam jangka waktu yang telah ditentukan, Kelompok Usaha akan menindaklanjuti melalui jalur hukum. Tergantung pada penilaian Kelompok Usaha, penyisihan khusus mungkin dibuat jika piutang dianggap tidak tertagih. Untuk meringankan risiko kredit, Kelompok Usaha akan menghentikan penyaluran semua produk kepada pelanggan sebagai akibat terlambat dan/atau gagal bayar.

When a customer fails to make payment within the credit term given, the Group will contact the customer to act on the overdue receivables. If the customer does not settle the overdue receivable within a reasonable time, the Group will proceed to commence legal proceedings. Depending on the Group’s assessment, specific provisions may be made if the receivable is deemed uncollectible. To mitigate credit risk, the Group will cease the supply of all products to the customer in the event of late payment and/or default.

Piutang plasma merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk pengembangan perkebunan plasma yang meliputi pengeluaran yang dibiayai oleh bank dan yang sementara dibiayai sendiri oleh Entitas Anak menunggu pendanaan dari bank.

Plasma receivables represent costs incurred for plasma plantation development which include costs for plasma plantations funded by the banks and temporarily self-funded by the Subsidiaries awaiting banks’ funding.

Piutang plasma juga mencakup pinjaman talangan kredit, pinjaman pupuk serta sarana produksi pertanian lainnya kepada petani plasma. Biaya- biaya ini akan ditagihkan kembali ke petani plasma dan jaminan berupa bukti kepemilikan tanah perkebunan plasma akan dikembalikan kepada petani plasma setelah piutang plasma dilunasi sepenuhnya.

Plasma receivables also include advances to plasma farmers for topping up loan installment to the banks, advances for fertilizers and other agricultural supplies. These advances shall be reimbursed by the plasma farmers and the collateral in the form of titles of ownership of the plasma plantations will be handed over to the plasma farmers once the plasma receivables have been fully repaid.

Kelompok Usaha melalui pola kemitraan juga memberikan bantuan teknis kepada petani plasma untuk mempertahankan produktivitas perkebunan plasma yang merupakan bagian dari strategi Kelompok Usaha untuk mempererat hubungan dengan petani plasma yang diharapkan akan dapat memperlancar pelunasan piutang plasma.

The Group through partnership scheme also provides technical assistance to the plasma farmers to maintain the productivity of plasma plantations as part of the Group’s strategy to strengthen relationship with plasma farmers which is expected to improve the repayments of plasma receivables.

Pada tanggal laporan posisi keuangan

konsolidasian, eksposur maksimum Kelompok Usaha terhadap resiko kredit adalah sebesar nilai tercatat masing-masing kategori dari aset keuangan yang disajikan pada laporan posisi keuangan konsolidasian.

As at the reporting date, the Group’s maximum exposure to credit risk is represented by the carrying amounts of each class of financial assets presented in the consolidated statement of financial position.

Risiko kredit (lanjutan) Credit risk (continued) Kelompok Usaha tidak memiliki konsentrasi risiko

kredit karena piutang usaha berasal dari banyak pelanggan.

The Group has no concentration of credit risk as its trade receivables relate to large number of ultimate customers.

Tabel di bawah ini menunjukkan analisa umur aset keuangan Kelompok Usaha pada tanggal-tanggal pelaporan.

The tables below present the aging analysis of the Group’s financial assets as at reporting dates.

31 Desember 2015/December 31, 2015 Lancar dan Tidak Mengalami Penurunan Nilai/

Telah Jatuh Tempo Namun Tidak Mengalami Penurunan Nilai/

Past Due but Not Impaired

Telah Jatuh Tempo Dan/Atau Mengalami Penurunan Total Neither past Due nor Impaired 1 - 30 hari/ 1 - 30 days 31 - 60 hari/ 31 - 60 days 61 - 90 hari/ 61 - 90 days Lebih Dari 90 hari/More than 90 Days Nilai/Past Due and/or Impaired

Pinjaman yang diberikan dan

piutang/Loans and

receivables

Kas dan setara kas/Cash and

cash equivalents 13.076.076 13.076.076 - - - - -

Piutang/Accounts receivable

Usaha/Trade :

Pihak ketiga/Third

parties 3.559.641 2.758.100 528.894 105.577 41.512 88.470 37.088 Pihak berelasi/Related

parties 733.261 733.261 - - - - -

Bukan usaha/Non-trade:

Pihak ketiga/Third

parties 458.089 458.089 - - - - -

Pihak berelasi/Related

parties 402.707 402.707 - - - - -

Piutang plasma - bagian lancar/Plasma receivable

- current portion 9.860 9.860 - - - - -

Aset tidak lancar lainnya - Piutang jangka panjang/ Other non-current assets -

Long-term receivables 77.754 77.754 - - - - -

Piutang plasma - bagian jangka panjang/Plasma receivables - long-term

portion 785.773 785.773 - - - - -

Aset keuangan tersedia untuk

dijual/AFS financial assets

Investasi jangka pendek/

Short-term investments 1.090.607 1.090.607 - - - - -

RISIKO KEUANGAN (lanjutan) AND POLICIES (continued)

Risiko kredit (lanjutan) Credit risk (continued)

31 Desember 2014/December 31, 2014 (Disajikan Kembali/restated)

Lancar dan Tidak Mengalami Penurunan

Nilai/

Telah Jatuh Tempo Namun Tidak Mengalami Penurunan Nilai/

Past Due but Not Impaired

Telah Jatuh Tempo Dan/Atau Mengalami Penurunan Total Neither past Due nor Impaired 1 - 30 hari/

1 - 30 days 31 - 60 days31 - 60 hari/ 61 - 90 days61 - 90 hari/

Lebih Dari 90 hari/More than 90 Days Nilai/Past Due and/or Impaired

Pinjaman yang diberikan dan

piutang/Loans and

receivables

Kas dan setara kas/Cash and

cash equivalents 14.157.619 14.157.619 - - - - -

Piutang/Accounts receivable

Usaha/Trade :

Pihak ketiga/Third

parties 3.032.492 2.181.653 626.856 93.734 34.896 64.018 31.335

Pihak berelasi/Related

parties 553.910 553.910 - - - - -

Bukan usaha/Non-trade:

Pihak ketiga/Third

parties 500.602 500.602 - - - - -

Pihak berelasi/Related

parties 302.755 302.755 - - - - -

Piutang plasma - bagian lancar/Plasma receivable

- current portion 7.572 7.572 - - - - -

Aset tidak lancar lainnya - Piutang jangka panjang/ Other non-current assets -

Long-term receivables 72.386 72.386 - - - - -

Piutang plasma - bagian jangka panjang/Plasma receivables - long-term

portion 618.026 618.026 - - - - -

Aset keuangan tersedia untuk

dijual/AFS financial assets

Investasi jangka pendek/

Short-term investments 665.340 665.340 - - - - -

Total 19.910.702 19.059.863 626.856 93.734 34.896 64.018 31.335

Risiko likuiditas Liquidity risk

Kelompok Usaha menghadapi risiko likuiditas

karena mungkin akan menemui kesulitan

dalam memenuhi kewajiban dan komitmen kontraktualnya.

The Group faces liquidity risk because it may encounter difficulty in meeting its contractual obligations and commitments.

Kelompok Usaha mengelola profil likuiditasnya untuk membiayai belanja modal dan melunasi utang yang jatuh tempo dengan cara menjaga tingkat kas dan setara kas dan ketersediaan pendanaan melalui jumlah komitmen fasilitas kredit

The Group manages its liquidity profile to be able to finance its capital expenditure and service its maturing debts by maintaining sufficient cash and cash equivalents, and the availability of funding through an adequate amount of committed credit

Risiko likuiditas (lanjutan) Liquidity risk (continued) Tabel di bawah ini merangkum profil jatuh tempo

liabilitas keuangan Kelompok Usaha, berdasarkan arus kas kontraktual yang tidak terdiskonto:

The table below summarizes the maturity profile of the Group’s financial liabilities, based on contractual undiscounted payments: 31 Desember 2015/December 31, 2015 Jumlah/ Total Dalam waktu 1 tahun/ Within 1 year Dalam waktu 1 sampai dengan 5 tahun/ Within 1-5 years Lebih dari 5 tahun/ More than 5 years Utang bank jangka pendek dan

cerukan 5.971.569 5.971.569 - - bank loans and overdraft Short-term

Utang trust receipts 1.747.575 1.747.575 - - Trust receipts payable

Utang usaha 3.584.904 3.584.904 - - Trade payables

Utang lain-lain dan uang muka

yang diterima - Pihak ketiga 1.589.265 1.589.265 - -

Other payables and deposit received – Third parties

Beban akrual 2.137.266 2.137.266 - - Accrued expenses

Utang bank jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu

tahun

Current maturities of long-term bank loans

Pokok pinjaman 2.949.803 2.949.803 - - Principal

Utang pembelian aset tetap jangka panjang yang jatuh

tempo dalam waktu satu tahun for purchases of fixed assets Current maturities of liability

Pokok pinjaman 42.942 42.942 - - Principal

Utang bank jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu

tahun

Long-term bank loans - net of current

maturities

Pokok pinjaman 12.889.330 - 12.226.337 662.993 Principal

Utang obligasi Bonds payables

Pokok pinjaman 3.989.156 - 3.989.156 - Principal

Utang pembelian aset tetap - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu

tahun

Liability for purchases of fixed assets - net of current

maturities

Pokok pinjaman 15.466 - 15.466 - Principal

Utang kepada pihak-pihak

berelasi 338.848 - 338.848 - Due to related parties

RISIKO KEUANGAN (lanjutan) AND POLICIES (continued)

Risiko likuiditas (lanjutan) Liquidity risk (continued)

31 Desember 2014/December 31, 2014 (Disajikan Kembali/As Restated)

Jumlah/ Total Dalam waktu 1 tahun/ Within 1 year Dalam waktu 1 sampai dengan 5 tahun/ Within 1-5 years Lebih dari 5 tahun/ More than 5 years Utang bank jangka pendek dan

cerukan 5.069.833 5.069.833 - - bank loans and overdraft Short-term

Utang trust receipts 3.922.784 3.922.784 - - Trust receipts payable

Utang usaha 3.818.843 3.818.843 - - Trade payables

Utang lain-lain dan uang muka

yang diterima - Pihak ketiga 1.274.315 1.274.315 - - Other payables and deposit received - Third parties

Beban akrual 2.084.729 2.084.729 - - Accrued expenses

Utang bank jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu

tahun of long-term bank loans Current maturities

Pokok pinjaman 1.091.748 1.091.748 - - Principal

Utang pembelian aset tetap jangka panjang yang jatuh

tempo dalam waktu satu tahun

Current maturities of liability for purchases of fixed assets

Pokok pinjaman 11.349 11.349 - - Principal

Utang bank jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu

tahun

Long-term bank loans - net of current

maturities

Pokok pinjaman 12.826.553 - 12.726.953 99.600 Principal

Utang obligasi Bonds payables

Pokok pinjaman 3.985.409 - 3.985.409 - Principal

Utang pembelian aset tetap - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu

tahun

Liability for purchases of fixed assets - net of current

maturities

Pokok pinjaman 25.914 - 25.914 - Principal

Utang kepada pihak-pihak

berelasi 523.202 - 523.202 - Due to related parties

Beban bunga masa depan 3.688.050 1.103.144 2.507.795 77.111 Future imputed interest charge

Risiko harga komoditas Commodity price risk

Kelompok Usaha terkena dampak risiko harga komoditas akibat beberapa faktor, antara lain cuaca, kebijakan pemerintah, tingkat permintaan dan penawaran pasar dan lingkungan ekonomi global. Dampak tersebut terutama timbul dari pembelian MKS, di mana marjin laba atas penjualan barang jadi dapat terpengaruh jika harga MKS (yang merupakan bahan baku utama yang digunakan dalam pabrik penyulingan untuk memproduksi minyak dan lemak nabati) meningkat dan Kelompok Usaha tidak dapat mengalihkannya kepada pelanggannya.

The Group is exposed to commodity price risk due to certain factors, such as weather, government policies, level of demand and supply in the market and the global economic environment. Such exposure mainly arises from its purchases of CPO where the profit margin on sales of its finished products may be affected if the cost of CPO (which is the main raw material used in the refinery factories to produce edible oil and fats products) increases and the Group is unable to pass such cost increases to its customers.

Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan tahun yg berakhir pada tanggal 31 Desember 2014, kebijakan Kelompok Usaha adalah untuk tidak melakukan lindung nilai atas risiko harga komoditas tersebut.

For the year ended December 31, 2015, and the year ended December 31, 2014, the Group’s policy is that no hedging in the said commodity price risk shall be undertaken.

Kebijakan Kelompok Usaha adalah untuk meningkatkan swasembada MKS dalam proses penyulingan untuk mengurangi risiko biaya bahan baku terhadap fluktuasi harga komoditas.

The Group’s policy is to increase its self-sufficiency in supply of CPO for the refinery operations to reduce the exposure of raw material costs to fluctuations in commodity prices.

38. PIUTANG PLASMA 38. PLASMA RECEIVABLES

Kebijakan pemerintah Indonesia mewajibkan perusahaan perkebunan untuk membangun area perkebunan inti rakyat. Sehubungan dengan kebijakan tersebut, Entitas-entitas Anak, yaitu LSIP, MISP, GS, CNIS, KGP, RAP, CKS, MSA, JS, MPI, SBN, PIP, HPIP dan IBP (secara bersama- sama disebut sebagai “Perusahaan Inti”), memiliki komitmen dengan beberapa KUD yang mewadahi petani plasma untuk mengembangkan perkebunan plasma.

Pembiayaan atas pengembangan perkebunan plasma ini diperoleh melalui pinjaman dari bank maupun pembiayaan langsung oleh Perusahaan Inti. Perusahaan Inti, tidak termasuk MISP,

memberikan jaminan perusahaan (corporate

guarantee) untuk pelunasan pinjaman atas pembiayaan yang diperoleh dari bank.

The Indonesian government policy requires the plantations companies to develop plasma plantations (perkebunan inti rakyat). Relative to this, Subsidiaries, namely LSIP, MISP, GS, CNIS, KGP, RAP, CKS, MSA, JS, MPI, SBN, PIP,HPIP and IBP (collectively referred to as the “Nucleus Companies”), have commitments with several KUD representing the plasma farmers to develop plantations under the plasma scheme.

The financing of these plasma plantations are provided by the banks or Nucleus Companies. Nucleus Companies, exclusive of MISP, provide corporate guarantees to the related credit facilities provided by the bank.

Pada saat perkebunan plasma telah menghasilkan, petani plasma berkewajiban untuk menjual seluruh hasil perkebunan tersebut kepada Perusahaan Inti, dan melunasi angsuran atas fasilitas pinjaman investasi yang diberikan oleh bank atau

Dalam dokumen INDF Billingual 31 Des 2015 Released (Halaman 185-197)