a. Angka Partisipasi Sekolah
Angka Partisipasi Sekolah (APS), untuk setiap jenjang pendidikan makin kecil seiring dengan makin tingginya jenjang pendidikan. APS untuk usia Sekolah Dasar (7-12 tahun) tahun 2010 sekitar 80,59 persen meningkat menjadi 87,07 persen tahun 2011, sementara di 2012 mencapai 83,66 persen. Hal ini menunjukkan bahwa ada sekitar 92,87 persen anak usia 7-12 tahun secara aktif sekolah pada jenjang pendidikan dasar dari total penduduk pada usia tersebut.
Selanjutnya pada jenjang Sekolah Lanjutan Pertama (13-15 tahun), APS-nya berada pada kisaran 57,47 persen pada tahun 2010, sedangkan pada tahun 2011 turun menjadi 54,09 % dan tahun 2012 menjadi 64,20 persen. Bahkan harapan kita di tahun 2015 dan 2016 APS semua jenjang pendidikan ini akan semakin meningkat seiring dengan semakin mengecilnya Angka Putus Sekolah disemua jenjang pendidikan.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD ) Kab. Jeneponto Tahun 2016
II-28
Tabel 2.26Perkembangan Angka Partispasi Sekolah (APS) Tahun 2010-2014 Kabupaten Jeneponto
NO Jenjang Pendidikan 2010 2011 2012 2013 2014 1 SD/MI
1.1. Jumlah Murid Usia 7-12 tahun 33.789 38.528 39.153 38.520 41.746 1.2. Jumlah penduduk kelompok
usia 7-12 tahun 41.925 44.247 46.800 44.949 44.949*
1.3. APS SD/MI 80,59 87,07 83,66 85,70 92,87
2 SMP/MTs
2.1. Jumlah Murid Usia 13-15
tahun 12.565 11.538 13.833 14.017 10.655
2.2. Jumlah penduduk kelompok
usia 13-15 tahun 21.862 21.333 21.547 21.671 21.671*
2.3. APS SMP/MTs 57,47 54,09 64,20 64,68 49,17
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kab. Jeneponto * Data sementara (belum tersedia data terbaru)
Tabel 2.27
Angka Partisipasi Sekolah (APS) Tahun 2014 menurut Kecamatan Kabupaten Jeneponto
NO Kecamatan SD/MI SMP/MTs Jumlah murid usia 7-12 thn Jumlah penduduk usia 7-12 th APS Jumlah murid usia 13-15 thn Jumlah penduduk usia 13-15 th APS 1 Bangkala Barat 2.842 3.519 80,76 700 1.613 43,40 2 Bangkala 1.940 6.576 29,50 1.263 3.183 39,68 3 Tamalatea 4.513 5.485 82,28 1.113 2.801 39,74 4 Bontoramba 3.888 4.522 85,98 991 2.066 47,97 5 Binamu 5.537 6.934 79,85 1.765 3.315 53,24 6 Turatea 3.690 3.936 93,75 669 1.903 35,16 7 Kelara 2.532 1.780 142,25 552 1.747 31,60 8 Rumbia 2.315 2.829 81,83 657 1.439 45,66 9 Arungkeke 1.940 2.250 86,22 401 1.071 37,44 10 Batang 2.085 2.464 84,62 233 1.182 19,71 11 Tarowang 3.053 2.924 104,41 555 1.351 41,08 Jumlah 34.335 43.219 86,50 8.899 21.671 39,52
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kab. Jeneponto
b. Rasio Ketersediaan Sekolah/Penduduk Usia Sekolah
Rasio ketersediaan sekolah adalah jumlah sekolah tingkat pendidikan per 10.000 jumlah penduduk usia pendidikan tertentu. Rasio ketersediaan sekolah di Kabupaten Jeneponto periode 2010-2014 dapat dilihat pada tabel berikut :
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD ) Kab. Jeneponto Tahun 2016
II-29
Tabel 2.28Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah Tahun 2010-2014 Kabupaten Jeneponto
NO Jenjang Pendidikan 2010 2011 2012 2013 2014 1 SD/MI
1.1. Jumlah gedung sekolah 304 319 325 325 328
1.2. Jumlah penduduk kelompok
usia 7-12 tahun 41.925 44.247 46.800 44.949 44.492
1.3. Rasio 72,51 72,10 69,44 72,30 73.72
2 SMP/MTs
2.1. Jumlah gedung sekolah 98 117 122 121 123
2.2. Jumlah penduduk kelompok
usia 13-15 tahun 21.862 21.333 21.547 21.671 21.264
2.3. Rasio 44,83 54,84 56,62 55,83 57.84
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kab. Jeneponto
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa pada tahun 2010 rasio ketersediaan sekolah per penduduk usia SD/MI adalah sebesar 72,51 dan pada tahun 2014 menjadi 73,70. Sedangkan untuk jenjang pendidikan SMP/MTs, pada tahun 2010 rasionya sebesar 44,83 menjadi 57,84 persen pada tahun 2014. Data diatas menunjukkan bahwa ketersediaan sekolah sudah relatif bagus namun yang perlu ditingkatkan adalah pemerataannya, jangan sampai ada desa yang jarak sekolah dasarnya melebihi yang ditentukan.
Tabel 2.29
Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah Tahun 2014 menurut Kecamatan Kabupaten Jeneponto
No Kecamatan SD/MI SMP/MTs Jumlah Gedung Sekolah Jumlah penduduk usia 7-12 th Rasio Jumlah Gedung Sekolah Jumlah penduduk usia 13-15 th Rasio SD MI SMP MTs 1 Bangkala Barat 26 3 3.626 0,008 8 3 1.613 0,007 2 Bangkala 47 11 6.891 0,008 8 9 3.183 0,005 3 Tamalatea 30 2 5.485 0,006 8 6 2.801 0,005 4 Bontoramba 27 4 4.522 0,007 9 4 2.066 0,006 5 Binamu 36 4 6.965 0,006 10 4 3.315 0,004 6 Turatea 22 4 3.936 0,007 7 7 1.903 0,007 7 Kelara 25 1 2.741 0,009 4 4 1.747 0,005 8 Rumbia 29 2 2.907 0,011 8 4 1.439 0,008 9 Arungkeke 14 1 2.250 0,007 2 2 1.071 0,004 10 Batang 16 1 2.464 0,007 2 3 1.182 0,004 11 Tarowang 18 2 2.924 0,007 4 5 1.351 0,007 Jumlah 290 35 44.711 70 51 21.671
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD ) Kab. Jeneponto Tahun 2016
II-30
b. Rasio Guru dan MuridSalah satu indikator penting bidang pendidikan adalah rasio antara guru dan murid. Indikator ini dapat menunjukkan kualitas pendidikan karena semakin sedikit murid yang diajar maka kualitas pengajaran akan semakin baik. Rasio antara guru dan murid di Kabupaten Jeneponto untuk periode 2010 sampai dengan 2014 adalah sebagai berikut :
Tabel 2.30
Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Dasar Tahun 2010-2014 Kabupaten Jeneponto
NO Jenjang Pendidikan 2010 2011 2012 2013 2014 1 SD/MI 1.1. Jumlah Guru 3.574 2.391 4.865 3.759 4.654 1.2. Jumlah Murid 43.566 50.535 50.526 52.981 49.731 1.3. Rasio 12 21 10 14 11 2 SMP/MTs 2.1. Jumlah Guru 1.601 3.808 1.109 2.333 2.440 2.2. Jumlah Murid 19.757 19.397 20.201 20.853 21.791 2.3. Rasio 12 5 18 9 9
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kab. Jeneponto
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa pada tahun 2010 rasio guru terhadap murid jenjang pendidikan SD/MI adalah sebesar 12 dan pada tahun 2014 menjadi 11 persen. Sedangkan untuk jenjang pendidikan SMP/MTs, pada tahun 2010 rasionya sebesar 12 persen menjadi 9 persen pada tahun 2014. Angka tersebut diatas mengindikasikan bahwa jumlah tenaga pengajar sudah memenuhi standar. Pertanyaannya adalah apakah semua pengajar tersebut adalah berstatus PNS atau tidak. Selain itu yang patut menjadi pertanyaan adalah apakah jumlah guru tersebut sudah merata disemua wilayah di Kab. Jeneponto.
Tabel 2.31
Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Dasar Tahun 2014 menurut Kecamatan Kabupaten Jeneponto
NO Kecamatan
SD/MI SMP/MTs Jumlah
Guru Jumlah Murid Rasio Jumlah Guru Jumlah Murid Rasio SD MI SD MI SD MI SMP MTs SMP MTs SMP MTs 1 Bangkala Barat 384 22 3.664 144 0,10 0,15 211 54 1.048 174 0,20 0,31 2 Bangkala 802 159 6.299 1188 0,13 0,13 365 29 2.014 131 0,18 0,22 3 Tamalatea 508 47 5.821 382 0,09 0,12 332 0 1.579 0 0,21 0,00 4 Bontoramba 490 37 4.718 238 0,10 0,16 244 0 1.464 0 0,17 0,00 5 Binamu 631 50 7.125 425 0,09 0,12 333 58 2.627 765 0,13 0,08 6 Turatea 425 49 3.781 346 0,11 0,14 180 0 1.001 0 0,18 0,00
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD ) Kab. Jeneponto Tahun 2016
II-31
NO Kecamatan
SD/MI SMP/MTs Jumlah
Guru Jumlah Murid Rasio Jumlah Guru Jumlah Murid Rasio SD MI SD MI SD MI SMP MTs SMP MTs SMP MTs 7 Kelara 370 12 3.329 120 0,11 0,10 121 50 800 615 0,15 0,08 8 Rumbia 347 33 2.938 224 0,12 0,15 147 0 982 0 0,15 0,00 9 Arungkeke 270 12 2.406 84 0,11 0,14 70 0 594 0 0,12 0,00 10 Batang 268 17 2.680 107 0,10 0,16 60 0 379 0 0,16 0,00 11 Tarowang 205 29 3.178 147 0,06 0,20 105 0 785 0 0,13 0,00 Jumlah 4700 45.939 2168 13.273
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kab. Jeneponto
2.3.1.2. Bidang Kesehatan
a. Rasio sarana kesehatan per satuan penduduk
Rasio sarana kesehatan berupa puskesmas, pustu dan poskesedes per satuan penduduk di Kabupaten Jeneponto dalam kurun waktu 2010 – 2014, dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.32
Jumlah Puskesmas, Poliklinik dan Pustu Kabupaten Jeneponto Tahun 2010-2014
NO Uraian 2010 2011 2012 2013 2014
1. Jumlah Puskesmas 17 18 18 18 18
2. Jumlah Poliklinik 0 2 3 3 2
3. Jumlah Pustu 56 56 56 56 55
4. Jumlah Penduduk 342.489 346.149 351.083 352.894 353.287
5. Rasio Puskesmas persatuan penduduk 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0
6. Rasio Poliklinik persatuan penduduk 0 1,0 1,0 1,0 0,5
7. Rasio Pustu persatuan penduduk 30,50 32,14 32,14 32,14 31,4
Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Jeneponto
Sementara itu distribusi sarana kesehatan di tingkat kecamatan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.33
Jumlah Puskesmas, Poliklinik dan Pustu Kabupaten Jeneponto Menurut Kecamatan Tahun 2014
NO Kecamatan Penduduk* Jumlah Puskesmas Poliklinik Pustu Jmlh Rasio Jmlh Rasio Jmlh Rasio
(1) (2) (3) (4) (5=4/3) (6) (7=6/3) (8) (9=8/3)
1 Bangkala Barat 25.128 2 0,01 0 0 6 0,02
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD ) Kab. Jeneponto Tahun 2016
II-32
NO Kecamatan Penduduk* Jumlah Puskesmas Poliklinik PustuJmlh Rasio Jmlh Rasio Jmlh Rasio
3 Tamalatea 39.041 1 0,01 0 0 7 0,02 4 Bontoramba 37.759 1 0,01 0 0 8 0,02 5 Binamu 54.631 3 0,01 2 0,00 2 0,00 6 Turatea 38.115 2 0,01 0 0 7 0,02 7 Kelara 24.787 1 0,01 0 0 5 0,02 8 Rumbia 24.799 2 0,01 0 0 5 0,02 9 Arungkeke 17.185 1 0,01 0 0 2 0,01 10 Batang 18.646 1 0,01 0 0 3 0,02 11 Tarowang 26.038 2 0,01 0 0 1 0,02 Jumlah 353.287 18 0,01 3 5,53 56 0,02
Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Jeneponto
* Data Proyeksi Sementara BPS Jeneponto 2015
Data diatas menunjukkan bahwa fasilitas kesehatan sudah relatif baik. Hal ini didukung oleh data dari Riskesdes 2014 yang menunjukkan tidak ada lagi wilayah di Kab. Jeneponto yang jarak ke unit pelayanan kesehatan terdekat melebihi 60 menit perjalanan. Selain itu dengan launching program brigade siaga 115 maka diharapkan pelayanan kesehatan akan semakin baik.
b. Cakupan Balita Gizi Buruk yang mendapatkan Perawatan
Cakupan balita gizi buruk yang mendapatkan perawatan adalah balita gizi buruk yang ditangani di sarana pelayanan kesehatan sesuai tata laksana gizi buruk di satu wiayah kerja pada kurun waktu tertentu. Pada periode lima tahun ini cakupan balita gizi buruk yang mendapatkan perawatan di Kabupaten Jeneponto telah mencapai 100 persen. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.34
Cakupan Balita Gizi Buruk yang Mendapat Perawatan Kabupaten Jeneponto Tahun 2010-2014
No Uraian Tahun
2010 2011 2012 2013 2014
1. Jumlah Penderita Gizi Buruk yang Mendapat Perawatan 102 39 22 11 16
2. Jumlah Gizi Buruk 102 39 22 11 16
Persentase 100 100 100 100 100
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD ) Kab. Jeneponto Tahun 2016
II-33
c. Cakupan Penanganan Komplikasi KebidananCakupan Komplikasi Kebidanan adalah ibu dengan komplikasi kebidanan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang mendapat penanganan defenitif sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan terlatih pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.35
Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Kabupaten Jeneponto Tahun 2010-2014
No Uraian Tahun
2010 2011 2012 2013 2014
1. Cakupan komplikasi Kebidanan yang ditangani 32 431 648 855 886 2. Jumlah Sasaran Komplikasi Kebidanan yang ditangani 1.534 1.430 1.507 1.476 1.320
Persentase 2,09 30,14 43,00 57,93 67.13
Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Jeneponto
Data pada tabel diatas menunjukkan bahwa pada tahun 2014 cakupan pelayanan komplikasi kebidanan mencapai 67,13%, meningkat 64% dari tahun 2010 yang hanya mencapai 2,09%. Dengan kondisi seperti ini maka resiko komplikasi kebidanan dapat ditekan sehingga angka kematian ibu melahirkan dan bayi dapat ditekan sehingga indeks kesehatan bisa meningkat dan mendonkrak IPM Kab. Jeneponto.
d. Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah ibu bersalin yang mendapatkan pertolongan dari tenaga kesehatan di satu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu. Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di Kabupaten Jeneponto periode tahun 2010-2014 adalah sebagaimana pada tabel berikut :
Tabel 2.36
Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Kabupaten Jeneponto Tahun 2010-2014
No Uraian Tahun
2010 2011 2012 2013 2014
1. Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan 5.712 6.262 6.347 6.027 5.458
2. Jumlah Ibu Bersalin 7.319 6.830 7.191 7.039 6.299
Persentase 78,04 91,68 88,26 85,62 86.65
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD ) Kab. Jeneponto Tahun 2016
II-34
Dengan angka persentase yang mencapai 86,65% pada tahun 2014maka masih dibutuhkan kerja keras agar prestasi yang dicapai pada tahun 2011 yaitu sebesar 91,68% bisa dicapai. Tentu saja kegiatan penyadaran kepada masyarakat akan pentingnya proses kelahiran bayi dibantu oleh tenaga kesehatan harus digalakkan selain mendorong para bidan dan kegiatan posyandu untuk lebih aktif melakukan pendataan kehamilan.
e. Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan Masyarakat Miskin
Cakupan pelayanan kesehatan rujukan masyarakat miskin adalah jumlah kunjungan masyarakat miskin di sarana kesehatan strata dua dan strata tiga pada kurun waktu tertentu. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan masyarakat miskin di Kabupaten Jeneponto periode 2010-2014 adalah sebagai berikut :
Tabel 2.37
Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan Masyarakat Miskin Kabupaten Jeneponto Tahun 2010-2014
No Uraian
Tahun
2010 2011 2012 2013 2014
1. Jumlah Penduduk Miskin yang mendapatkan rujukan 2.661 2.411 1.982 1.969 1.477
2. Jumlah Penduduk Miskin 202.337 188.621 116.719 116.719 179.019
Persentase 1,32 1,28 1,70 1,69 0,83
Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Jeneponto
f. Cakupan Desa UCI
Cakupan desa Universal Child Immunization (UCI) adalah
desa/kelurahan dimana lebih dari 80 persen dari jumlah bayi yang ada di desa/kel. tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap. Cakupan desa UCI di Kabupaten Jeneponto periode tahun 2010 – 2014 adalah sebagaimana pada tabel berikut :
Tabel 2.38
Cakupan Desa UCI Kabupaten Jeneponto Tahun 2010-2014
No Uraian Tahun
2010 2011 2012 2013 2014
1. Jumlah Desa yang Ucl 44 71 70 75 93
2. Jumlah Desa / Kelurahan 113 113 113 113 113
Persentase 38,94 62,83 61,95 66,37 82,30
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD ) Kab. Jeneponto Tahun 2016
II-35
Data dari tabel 2.38 mengindikasikan bahwa sisa 20 desa/kelurahanyang belum masuk kategori UCI (93 desa/kelurahan sudah UCI), suatu prestasi yang perlu diapresiasi karena jumlah ini meningkat pesat dari tahun 2013 yang hanya mencapai 75 desa/kelurahan.
g. Cakupan Kunjungan Bayi
Cakupan kunjungan bayi adalah cakupan bayi yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan standar oleh dokter, bidan dan perawat yang memilik kompetensi klinis kesehatan, paling sedikit 4 kali dalam satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Cakupan kunjungan bayi di Kabupaten Jeneponto periode tahun 2010 – 2014 adalah sebagaimana pada tabel berikut :
Tabel 2.39
Cakupan Kunjungan Bayi
Kabupaten Jeneponto Tahun 2010-2014
No Uraian Tahun
2010 2011 2012 2013 2014
1. Jumlah Kunjungan Bayi 5.803 5.127 6.394 6.208 4.920
2. Jumlah Sasaran bayi 5.838 6.574 6.918 6.771 6.059
Persentase 99,4 78,0 92,4 91,7 81.20
Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Jeneponto
2.3.1.3. Bidang Pekerjaan Umum a. Panjang Jaringan Jalan
Panjang jaringan jalan dapat menunjukkan tingkat pembangunan transportasi jalan di suatu daerah. Pembangunan transportasi jalan di Kabupaten Jeneponto ditandai dengan meningkatnya panjang jaringan jalan dari 1.645,09 km pada tahun 2010, menjadi 1.712,63 pada tahun 2013, dengan kondisi baik 70,61 persen (1.209,26 km), kondisi rusak sedang 5,70 persen (97,66 km), kondisi rusak 3,08 persen (52,79 km), dan kondisi rusak berat 20,61 persen (352,93 km). Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.40
Panjang Jaringan Jalan
Kabupaten Jeneponto Tahun 2010-2014
NO Kondisi Jalan Panjang Jalan (km)
2010 2011 2012 2013 2014
1. Kondisi Baik 1.491,77 1.508,05 1.451,19 1.370,11
2. Kondisi Rusak sedang 136,1 96,02 86,148 171,26
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD ) Kab. Jeneponto Tahun 2016
II-36
NO Kondisi Jalan Panjang Jalan (km)
2010 2011 2012 2013 2014
4. Kondisi Rusak Berat 0 45,40 121,778 85,631
5. Jalan secara keseluruhan (nasional, provinsi, dan kabupaten/kota)
1.645,09 1.679,87 1.699,127 1.712,63
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kab. Jeneponto
b. Rasio Jaringan Irigasi
Rasio Jaringan irigasi di Kabupaten Jeneponto pada periode tahun 2010 -2014 mengalami peningkatan. Pada tahun 2010 rasio jaringan irigasi sebesar 88,00 meningkat menjadi 90,18 pada tahun 2013. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.41 Rasio Jaringan Irigasi
Kabupaten Jeneponto Tahun 2010-2014
NO Jaringan Irigasi Panjang Jaringan (meter)
2010 2011 2012 2013 2014
1. Jaringan primer 15.750 15.850 16.250 16.830
2. Jaringan Sekunder 52.370 53.500 53.750 53.905
3. Jaringan Tersier 95.900 96.250 96.500 96.750
4. Luas lahan budidaya 22.900 22.950 23.000 23.123
5. Rasio 88,00 89,00 89,50 90,18
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kab. Jeneponto
Sementara itu dari sisi efisiensi dan efektifitas pengelolaan jaringan irigasi, juga mengalami peningkatan dimana pada tahun 2013 indeksnya mencapai 9,40. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.42
Efisiensi dan Efektivitas Pengelolaan Jaringan Irigasi Kabupaten Jeneponto Tahun 2010-2014
NO Pasokan Irigasi 2010 2011 2012 2013 2014
1. Pasok Irigasi per Area 12,33 12,57 13,25 13,96
2. Pasok Irigasi Relatif 7,57 7,75 8,15 8,25
3. Pasok Air Relatif 0,010 0,010 0,010 0,010
4. Indek Luas Areal 9,15 9,25 9,35 9,40
5. Rancangan Luas Areal 2.400 25.500 27.500 28.350
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kab. Jeneponto
Sementara itu jika data efisiensi dan efektivitas jaringan irigasi dilihat menurut sebaran per kecamatan maka Kecamatan Tamalatea dan Batang memiliki rasio tertinggi untuk pasok irigasi per area.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD ) Kab. Jeneponto Tahun 2016
II-37
Tabel 2.43Efisiensi dan Efektifitas Pengelolaan Jaringan Irigasi Menurut Kecamatan Tahun 2014 Kabupaten Jeneponto
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kab. Jeneponto
2.3.1.4. Bidang Penataan Ruang a. Rasio Ruang Terbuka Hijau
Rasio ruang terbuka hijau untuk Kabupaten Jeneponto masih sangat rendah. Sampai dengan tahun 2013 luas ruang terbuka hijau hanya mencapai 0,5 ha, tidak mengalami peningkatan dalam 4 tahun terakhir, lihat table dibawah. Namun pada tahun 2014 terjadi kenaikan signifikan terhadap luas ruang terbuka hijau. Peningkatan luas areal ini disebabkan dialokasikannya beberapa titik sebagai ruang terbuka hijau untuk publik seperti antara lain kompleks RTH Ka’bonga, RTH Romanga yang berupa hutan kota, dan perluasan RTH Taman Siswa.
Tabel 2.44
Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas Wilayah Kabupaten Jeneponto Tahun 2010-2014
No Uraian 2010 2011 2012 2013 2014
1. Luas Ruang Terbuka Hijau 0,546 ha 0,546 ha 0,546 ha 0,546 ha 7 ha
2. Luas wilayah ber HPL/HGB TD TD TD TD TD
3. Luas wilayah 74.979 ha 74.979 ha 74.979 ha 74.979 ha 74.979 ha
4. Rasio Ruang Terbuka Hijau (1:2) 0,0006 0,0006 0,0006 0,0006 0,0010
Sumber : Diolah dari Dinas Tata Ruang dan Kebersihan Kab. Jeneponto
NO Kecamatan Rancangan Luas (Ha) Luas Lahan Terairi (Ha) Kebutuhan Air Tanaman (Ha) Pasok Air Irigasi (lt/ dtk) Total Pasok Air (lt/ dtk) PIA (lt/ dtk/ha) PIR (lt/ dtk/ha) PAR (lt/ dtk/ha) IA (%) 1 2 3 4 5 6 8 9=6/4 10=6/5 11=9/5 12=4/3 1. Bangkala Barat 2.400 2.388 1.791 3.009 4.800 1,26 0,75 0,0007 1,00 2. Bangkala 1.000 897 673 1.121 1.794 1,25 0,75 0,0019 0,90 3. Tamalatea 1.000 924 693 1.201 1.894 1,30 0,75 0,0019 0,92 4. Bontoramba 2.500 2.431 1.823 3.087 4.911 1,27 0,75 0,0007 0,97 5. Binamu 2.500 1.440 1.080 1.800 2.880 1,25 0,75 0,0012 0,58 6. Turatea 3.250 2.950 2.213 3.717 5.930 1,26 0,75 0,0006 0,91 7. Kelara 2.750 2.600 1.950 3.302 5.252 1,27 0,75 0,0007 0,95 8. Rumbia 6.250 6.141 4.606 7.676 12.282 1,25 0,75 0,0003 0,98 9. Arungkeke 2.000 1.420 1.065 1.818 2.883 1,28 0,75 0,0012 0,71 10. Batang 2.500 1.932 1.449 2.512 3.961 1,30 0,75 0,0009 0,77 11. Tarowang 2.200 1.580 1.185 2.007 3.192 1,27 0,75 0,0011 0,72 Jumlah 28.350 24.703 18.527 31.250 49.777 13,96 8,25 0,0110 9,40
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD ) Kab. Jeneponto Tahun 2016
II-38
Walaupun terjadi peningkatan signifikan pada luas areal ruang terbukahijau namun masih jauh dari yang dipersyaratkan yaitu 20% dari wilayah. Namun hal ini juga bisa diperdebatkan apakah hanya ibu kota kabupaten yang dihitung RTH nya atau seluruh wilayah kabupaten. Karena jika hanya ibukota kabupaten maka dengan luas areal RTH yang mencapai 7 ha maka rasionya akan menjadi lebih besar karena luas total kawasan ibukota hanya kurang lebih 500 ha.
b. Rasio Bangunan ber – IMB
Rasio bangunan ber – IMB di Kabupaten Jeneponto periode 2009-2013 sangat rendah. Dimana pada tahun 2010 rasionya hanya 0,35 persen dan pada tahun 2014 tercatat hanya 0,28 persen. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.45
Rasio Bangunan ber-IMB per Satuan Bangunan Kabupaten Jeneponto Tahun 2010-2014
No Uraian 2010 2011 2012 2013 2014
1. Jumlah Bangunan ber-IMB 256 353 327 288 520
2. Jumlah Bangunan 66.568 78.315 90.063 103.573 119.109*
3. Rasio bangunan ber-IMB (1:2) 0,38 0,45 0,36 0,28 0,44
Sumber : Dinas Tata Ruang dan Kebersihan Kab. Jeneponto
* Data merupakan hasil prediksi berdasarkan trend perkembangan dari tahun ketahun Pada tahun 2015 menurut data dari Kantor Pelayanan Terpadu ada sekitar 232 IMB yang dikeluarkan atau hampir sama dengan jumlah bangunan ber-IMB pada tahun 2013. Dengan kondisi seperti ini maka perkembangan rasio bangunan ber-IMB meningkat dua kali lipat dari tahun sebelumnya. Fenomena ini tentunya akan berpengaruh pada realisasi PAD dari IMB yang masuk ke kas daerah.
2.3.1.5. Bidang KB dan Pemberdayaan Perempuan a. Rasio Akseptor KB
Rasio akseptor KB di Kabupaten Jeneponto tahun 2010 – 2014 mengalami fluktuasi. Dimana pada tahun 2010 rasionya sebesar 85,94 persen kemudian menurun pada tahun 2011 menjadi 69,08 persen dan pada tahun 2014 menurun drastis menjadi 16,60 persen. Hal tersebut sebagaimana tercantum pada tabel berikut :
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD ) Kab. Jeneponto Tahun 2016
II-39
Tabel 2.46Rasio Akseptor KB
Kabupaten Jeneponto Tahun 2010-2014
NO Uraian 2010 2011 2012 2013 2014
1 Jumlah akseptor KB 53.270 49.120 59.140 50.629 11.664
2 Jumlah pasangan usia subur 61.987 71.103 78.256 70.382 70.117
3 Rasio akseptor KB 85,94 69,08 75,57 71,93 16.60
Sumber: Badan Pusat Statistik
b. Rata – Rata Jumlah Anak Per keluarga
Rata – rata jumlah anak per keluarga di Kabupaten Jeneponto pada tahun 2014 adalah sebesar 2 orang. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.47
Rata-rata Jumlah Anak per Keluarga Kabupaten Jeneponto Tahun 2010-2014
NO Uraian 2010 2011 2012 2013 2014
1 Jumlah anak 182.594 184.967 187.616 186.154 156.268
2 Jumlah keluarga 91.767 90.688 92.127 92.975 93.291
3 Rata-rata jumlah anak per keluarga 3 3 3 2,6 1,675
Sumber: Badan Pusat Statistik
Penurunan jumlah rata-rata anak per keluarga pada tahun 2014 lebih banyak disebabkan kelompok usia anak yang pada tahun 2013 sebesar 186.154 berkurang menjadi 156.268 karena sudah beranjak ke kelompok umur diatasnya. Jadi penurunan rerata anak per keluarga bukan disebabkan natural causes seperti kematian.
2.3.1.6 Bidang Perhubungan, Komunikasi dan Informatika a. Jumlah Penumpang Angkutan Umum
Jumlah penumpang angkutan umum di Kabupaten Jeneponto tahun 2010 – 2014 semakin meningkat. Pada tahun 2010 jumlah penumpang angkutan umum adalah sebanyak 6.634.000 orang, dan pada tahun 2014 sebanyak 6.840.000 orang. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.48
Jumlah Penumpang Angkutan Umum Kabupaten Jeneponto Tahun 2010-2014
No Uraian 2010 2011 2012 2013 2014
1. Jumlah penumpang Bis 6.634.000 6.583.800 6.621.000 6.738.000 6.840.000 2.
Jumlah
penumpang Kereta api
- - - - -
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD ) Kab. Jeneponto Tahun 2016
II-40
No Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 laut 4. Jumlah penumpang Pesawat udara - - - - -5. Total Jumlah Penumpang 6.634.000 6.583.800 6.621.000 6.738.000 6.840.000
Sumber: Dinas Perhubungan dan Informatika Kab. Jeneponto
Kabupaten Jeneponto hanya menghitung penumpang angkutan darat dikarenakan tidak memiliki bandar udara dan moda kereta api. Jeneponto memiliki pelabuhan rakyat bungeng tapi lebih dipergunakan untuk angkutan barang dari dan ke Jeneponto, bukan untuk penumpang.
b. Jumlah Izin Trayek
Jumlah izin trayek di Kabupaten Jeneponto tahun 2010 – 2014 mengalami penurunan setiap tahun. Dimana pada tahun 2010 jumlah izin trayek yang dikeluarkan sebanyak 390 buah dan pada tahun 2014 tercatat hanya 285 buah. Hal tersebut dapat di lihat pada tabel berikut :
Tabel 2.49 Jumlah Ijin Trayek
Kabupaten Jeneponto Tahun 2010-2014
No Uraian 2010 2011 2012 2013 2014
1. Izin Trayek perkotaan 2 2 2 2 2
2. Izin Trayek perdesaan 12 12 12 12 12
3. Jumlah Izin Trayek 390 365 330 315 285
Sumber: Dinas Perhubungan dan Informatika Kab. Jeneponto
Ada dua kemungkinan kenapa penurunan terus terjadi. Pertama, jumlah mobil angkutan semakin menurun yang kemungkinan dikarenakan usia kendaraan yang sudah uzur maupun munculnya moda transportasi darat lainnya yang menggerus penumpang kendaraan umum sehingga secara alamiah jumlah kendaraan umum terus berkurang karena berkurangnya permintaan. Yang kedua, kemungkinan banyak kendaraan umum yang tidak memiliki izin trayek atau izinnya sudah kadaluarsa. Jika hal ini yang terjadi maka butuh pendataan kembali terhadap izin trayek kendaraan umum yang beroperasi karena akan sangat merugikan daerah karena berkurangnya pendapatan asli daerah.
c. Jumlah Uji Kir Angkutan Umum
Jumlah uji kir angkutan umum di Kabupaten Jeneponto tahun 2010 – 2014 mengalami peningkatan. Pada tahun 2010 uji kir yang dilakukan
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD ) Kab. Jeneponto Tahun 2016
II-41
terhadap angkutan umum sebanyak 760, dan pada tahun 2014 jumlah uji kirsebanyak 520.
Tabel 2.50
Jumlah Uji Kir Angkutan Umum Kabupaten Jeneponto Tahun 2010-2014
No Angkutan Umum
2010 2011 2012 2013 2014
Jml Jmlh KIR % Jmlh Jmlh KIR % Jmlh Jmlh KIR % Jmlh Jmlh KIR % Jmlh Jmlh KIR % 1. Mobil penumpang umum 390 300 77 365 220 60 365 275 75 315 285 90 265 155 80
2. Mobil bus 190 90 47 90 - - 8 - - 8 - - - - -
3. Mobil barang 420 370 88 460 400 87 475 645 74 715 655 92 705 365 95
4. Kereta gandengan - - - - - - - - - - - - - - -
5. Kereta tempelan - - - - - - - - - - - - - - -
Jumlah 1000 760 77 915 620 80 848 920 74 1038 940 90 970 520 175
Sumber: Dinas Perhubungan dan Informatika Kab. Jeneponto
d. Jumlah Surat Kabar
Jumlah jenis surat kabar yang beredar di Kabupaten Jeneponto baik terbitan nasional maupun lokal mengalami peningkatan setiap tahun. Pada tahun 2010 tercatat ada 38 jenis surat kabar, dan pada tahun 2014 meningkat menjadi 55 jenis surat kabar.
Tabel 2.51
Jumlah Surat Kabar Nasional/Lokal Kabupaten Jeneponto Tahun 2010-2014
NO Uraian 2010 2011 2012 2013 2014
1 Jumlah jenis surat kabar terbitan
nasional 5 6 6 8 8
2 Jumlah jenis surat kabar terbitan
lokal 33 35 45 47 47
3 Total jenis surat kabar (1+2) 38 41 51 55 55
Sumber: Data olahan
e. Jumlah Penyiaran Radio dan TV lokal/nasional
Jumlah penyiaran Radio dan TV lokal/nasional yang dapat dinikmati di Kabupaten Jeneponto mengalami peningkatan. Pada tahun 2010 jumlah penyiaran radio dan TV lokal/nasional sebanyak 22 stasiun, pada tahun 2014 meningkat menjadi 22 jumlah stasiun.
Tabel 2.52
Jumlah Penyiaran Radio/TV Lokal Kabupaten Jeneponto Tahun 2010-2014
NO Uraian 2010 2011 2012 2013 2014
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD ) Kab. Jeneponto Tahun 2016
II-42
NO Uraian 2010 2011 2012 2013 2014
2 Jumlah penyiaran radio
nasional 1 1 1 1 1
3 Jumlah penyiaran TV lokal 3 3 4 5 7
4 Jumlah penyiaran TV nasional 16 18 20 25 12
5 Total penyiaran radio/TV lokal
(1+2+3+4) 22 24 29 37 22
Sumber: Dinas Perhubungan dan Informatika Kab. Jeneponto
f. Jumlah orang/barang yang terangkut angkutan umum
Mobilitas penduduk Kabupaten Jeneponto tergolong cukup dinamis, hal ini dapat terlihat dari banyaknya orang dan barang yang terangkut dengan angkutan umum. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.53
Jumlah Orang/Barang yang Terangkut Angkutan Umum Kabupaten Jeneponto Tahun 2010-2014
NO Uraian 2010 2011 2012 2013 2014
1. Jumlah orang (orang) 6.634.000 6.583.00 6.621.000 6.738.000 6.840.000 2. Jumlah Barang (ton) 66.340.000 65.838.000 66.210.000 67.380.000 68.470.000
Sumber: Dinas Perhubungan dan Informatika Kab. Jeneponto
2.3.1.7 Bidang Tenaga Kerja dan Sosial
a. Penduduk usia 15 Tahun keatas dirinci menurut Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan Kerja serta Jenis Kelamin
Ketenagakerjaan merupakan aspek yang mendasar dalam pembangunan daerah karena mencakup dimensi sosial ekonomi. Berikut ini disajikan gambaran kondisi penduduk usia produktif pada tahun 2014 menurut angkatan kerja dan bukan angkatan kerja berdasarkan jenis kelamin.
Tabel 2.54
Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Dirinci Menurut Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan Kerja serta Jenis Kelamin Tahun 2014
Kabupaten Jeneponto
No Uraian Laki-laki* Perempuan* Jumlah*
1 ANGKATAN KERJA
a. Bekerja 52.263 55.378 107.641
b. Pengangguran 1.640 2.401 4.041
Jumlah penduduk angkatan kerja (i) 54.902 58.179 113.081
2 BUKAN ANGKATAN KERJA
a. Sekolah 10.225 3.084 13.309
b. Mengurus RT 21 14.220 14.241
c. Lainnya - - -
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD ) Kab. Jeneponto Tahun 2016
II-43
No Uraian Laki-laki* Perempuan* Jumlah*
kerja (ii)
Jumlah penduduk usia kerja (i) + (ii) 65.148 75.483 140.631
3 TPAK (tingkat partisipasi angkatan
kerja) 28 % 26 % 54 %
4 TPT (tingkat pengangguran terbuka) 5,20 % 7,70 % 12,90 %
Sumber : Badan Pusat Statistik