• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORIDAN PENELITIAN YANG RELEVAN

A. Landasan Teori

Landasan teori adalah teori –teori yang relevan yang dapat digunakan untuk menjelaskan tentang variabel yang akan di teliti, sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara terhadap rumusan yang di ajukan atau hipotesis, dan penyusunan instrumen penelitian.25 Sebuah penelitian yang sifatnya ilmiah, mka perlu adanya sebuah pembatasan dan penegasan masalah yang akan diteliti, agar penelitian tersebut lebih fokus. Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang pengertian dalam judul tesis ini, maka penulis tegaskan beberapa istilah-istilah yang terdapat dalam judul tesis ini, yakni sebagai berikut:

1. Manajemen

Secara etimologi, istilah manajemen dalam bahasa inggris berasal dari kata to manage, yang artinya mengatur dan menggelola. Kata manage di jelaskan berasal dari bahasa itali

“maggio” dari kata “managiere” yang selanjutnya kata tersebut berasal dari bahasa latin “manus” yang berarti tangan (hand). Kata manage dalam kamus tersebut diberi arti membeimbing dan mengawasi, memperlakukan dengan seksama, mengurus perniagaan atau urusan-urusan, untuk mencapai tujuan tertentu.26

25 Ridwan, Belajar Mudah Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2013) Hlm. 7

26 Sadili Samsudin, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Bandung: PT Pustaka setia, Edisi Revisi, 2012), Hlm. 15

Manajemen adalah suatu proses kegiatan usaha mencapai tujuan tertentu melalui kerja sama dengan orang lain. Meskipun cendrung mengarah pada fokus tertentu, para ahli masih berbeda pandangan dalam mendevinisikan manajemen. Manajemen sering diartikan sebagai seni, ilmu, sistem, proses dan fungsi. Manajemen adalah suatu proses sosial yang direncanakan untuk menjamin, partisipasi dan keterlibatan sejumlah orang dalam mencapai sasaran dan tujuan tertentu yang ditetapkan secara efektif.

manajemen mengandung unsur pembimbingan, pengarahan dan pengelolaan sekelompok orang terhadap pencapaian sasaran umum.27

Pembahasan manajemen berkaitan dengan proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian yang didalamnya terdapat upaya dari anggota organisasi untuk nencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama. Secara keseluruhan, proses pengelolaan merupakan fungsi-fungsi manajemen.

Manajemen adalah ilmu seni yang mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia secara efektif, yang didukung oleh sumber-sumber lainnya dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan tententu.28

Sementara itu dalam ensiklopedia ekonomi, bisnis dan manajemen, istilah manajemen diartikan sebagai proses merencanakan dan mengambil keputusan, mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan sumber daya manusia, keuangan, fasilitass dan informasi guna mencapai sasaran organisasi dengan

27 Kompri, Manajemen Pendidikan-jilid I, (Bandug: Alfabeta, 2015), Hlm. 1

28 Hikmat, Manajemen Pendidikan, (Bandung: Pustaka setia, 2012), hlm. 11

cara efektif dan efisien. Menurut Stoner dan Freeman yang dikutip oleh Ambar teguh Sulistiyani dan Rosidah dalam bukunya yang berjudul Manajemen sumber daya Manusia pendekatan teoritik dan praktik untuk organisasi publik, manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dan proses penggunaan semua lain-lain sumber daya organisasi untuk tercapainya tujuan organisasi yang telah ditetapkan.29

GR. Terry dalam buku Principles Of Managemen meneyebutkan : Managemen is a distinct proces consisting of planning, organizing, actualing, and controling performend to determined and accomplish stated objectives by the use of human being and other resources. manajemen merupakan suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisian, penggerakan dan pengenalian yang dilakukan untuk menentukan dan mencapai sasaran –sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya.30

Berdasarkan pendapat diatas maka dapat difahami bahwa manajemen merupakan cara atau proses yang sistematis untuk melakukan pekerjaan dalam rangka mencapai tujuan. Cara yang sistematis tersebut meliputi perencanaan, pengorganisasian, bimbingan dan pengrahan serta kontrol dan pengawasan, penggunaan segala sumber daya organisasi baik berupa sumber daya manusia maupun sumber daya lainnya guna mencapai tujuan

29 Ambar Teguh Sulistiyani & Rosidah, Manajemen Sumberdaya Manusia Pendekatan Teoritik Dan Praktik Untuk Organisasi Publik, (Yogyakarta Gava Media, 2018), Hlm. 12

30 Eman Suherman, Manajemen Masjid, (Bandung: Alfabeta, 2012), hlm. 25

organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya seefektif dan seefisien mungkin. Dengan demikian esensi manajemen adalah aktivitas bekerja melalui orang lain untuk meraih berbagai hasil atau mencapai tujuan yang diinginkan.

Terry dan Koontz mengemukakan dua hal penting yang ada dalam aktivitas manajemen, yaitu pencapaian tujuan dan kerja sama. Sedangkan menurut devinisi Pfifner ditemukan unsur penting manajemen berupa: kegiatan pengarahan orang, pengarahan tugas / fungsi, dan pencapaian tujuan. Pendapat pendapat tersebut memang secara garis besar mengandung pengertian yang hampir sama, namun secara khusus pada devinisi Pfifner lebih menunjuk pada aktivitas yang lebih jelas yakni manajemen berarti merupakan aktivitas mengarahkan.31 Dengan deikian manajemen berarti memerlukan kemampuan seseorang untuk dapat mengarahkan orang lain menurut fungsi dan tugasnya.

Dari pandangan penulis sendiri pengertian manajemen tidak hanya terbatas padapengarahan orang melalui tugas dan fungsinya sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Pfifner, Melainkan manajemen mencakup pengertian yang lebih luas yakni sampai pada penggerakkan sumber-sumber daya lain yang terlibat dalam aktivitas organisasi. Dengan demikian hendaknya manajemen difahami sebagai aktivitas untuk menggerakkan dan menserasikan sumber daya manusia dan sumber daya lain dalam rangka melakukan tugas dan fungsi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

31Ibid., Hlm. 13-14

2. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia merupakan sumber daya yang memiliki kedudukan istimewa dibandingkan dengan sumber-sumber yang lain sumber-sumber daya manusia mampu bertahan karena memiliki kompetensi manajerial, yaitu kemampuan untk merumuskan visi dan strategi serta kemampuan untuk memperoleh dan menggerakkan sumber daya-sumber daya lain dalamrangka mewujudkan visi dan menerapkan strategi perubahan. Dengan demikian unsur sumber daya manusia merupakan satu-satunya unsur dalam organisasi yang memiliki dinamika untuk berkembang ketika memperoleh ilmu dan pengembangan dari lingkungannya.32

sumber daya manusia merupakan investasi sangat berharga bagi sebuah organisasi yang perlu dijaga. Setiap organisasi harus mempersiapkan proggram yang berisi kegiatan yang dapat meningkatkan kemampuan dan profesionalisme supaya organisasi bisa bertahan dan berkembang sesuai dengan lingkungan organisasi. Untuk mencapai produktivitas yang maksimum, organisasi harus menjamin disiplinnya tenaga kerja yang tepat dengan pekerjaan serta kondisi yang memungkinkan mereka bekerja optimal.

Sudarmayanti mengemukakan ciri-ciri sumber daya yang produktif adalah tampak tindakannya konstruktif, percaya diri, mempunyai rasa tanggung jawab, memiliki rasa cinta terhadap pekerjaannya, mempunyai pandangan jauh kedepan dan mampu

32 Nurkholis, Manajemen Berbasis Sekolah, (Jakarta: PT. Gramedia Widyasarana Inonesia, 2010), Hlm. 33

enyelesaikan persoalan.33 Sedangkan menurut Tempe dalam Umar ciri-ciri sumber daya manusia yang produktif adalah cerdas dan dapat belajar dengan relatif cepat, kompeten secara profesional, kreatif dan inovatif, memahami pekerjaan, belajar dengan cerdik, menggunakan logika, efisien, tidak mudah macet dalam pekerjaan, selalu mencari perbaikan-prbaikan, tetapi tahu kapan harus berhenti, dianggap bernilai oleh atasannya, memiliki catatan prestasi yang baik, selalu meningkatkan diri.34

Sumber daya manusia merupakan kemampuan terpadu dari daya fikir dan daya fisik yang dimiliki individu. Selanjutnya dijelaskan daya fikir adalah kecerdasan yang dibawa lahir (modal dasar) sedangkan kecakapan adalah diperoleh dari usaha pendidikan. Daya fisik adalah kekuatan dan ketahanan seseorang untuk melakukan pekerjaan atau melaksanakan tugas yang diembannya. Dengan demikian sumber daya manusia bidang pendidikan adalah kompetensi fungsional yang dimiliki tenaga kependidikan dalam melaksanakan tugasnya, sumber daya manusia dituntut mengaktualisasikan kemampuannya baik daya fikir maupun daya fisik secara terintegrasi.35

Berdasarkan uraian diatas maka penulis mengambil kesimpulan bahwa sumber daya manusia adalah keampuan terpadu dari daya fikir dan fisik yang dimiliki individu. Sumber daya manusia di pandang sebagai kemampuan dan kekuatan daya fikir dan karya manusia yang masih terdapat dalam dirinyayang perlu

33 Sudarmayanti, Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja, (bandung: CV. Mandar Maju, 2010), Hlm. 42

34 Umar, Riset Sumber Daya Manusia dan administrasi, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2012), Hlm. 21

35 Malayu SP. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya manusia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), Hlm 69

dibina dan digali serta dikembangkan untuk dimanfaatkan sebaik-baiknya bagi kesejahteraan dan kehidupannya.

3. Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)

Secara etimologis manajemen sumberdaya manusia (MSDM) merupakan penggabungan dua konsep yang secara maknawiyah memiliki pengertian yang berbeda. Kedua konsep tersebut adalah: 1) manajemen dan 2) sumber daya manusia.

Sumber daya organisasi secara gareis besar dapat dibedakan kedalam dua kelompok, yaitu: sumber daya manusia (human resources). sumber daya manusia meliputi semua orang yang berstatus sebagai anggota dalam organisasi, yang masing-masing memiliki peran dan fungsi. Sumber daya manusia adalah potensi manusiawi yang melekat keberadaannya pada seseorang yang meliputi potensi fisik dan non fisik. Sedangkan sumber daya manusia dalam konteks organisasi publik dipahami sebagai potensi manusiawi yang melekat keberadaannya sebagai seorang pegawai yang terdiri atas potensi fisik dan potensi non fisik. Potensi fisik adalah kemampuan seorang pegawai yang terakumulasi baik dari latar belakang pengetahuan, intelegensia, keahlian, keterampilan, human relation. Yang dimaksud sebagai sumber daya manusia meliputi tiga pengertian yaitu:

1. Sumber daya manusia adalah manusia yang bekerja dilingkungan suatu organisasi (disebut juga personil, tenaga kerja, pegawai atau karyawan).

2. Sumber daya manusia adalah potensi manusiawi sebagai penggerak organisasi dalam mewujudkan eksistensinya.

3. Sumber daya manusia adalah potensi yang merupakan asset dan berfungsi sebagai modal (non material/ non finansial) didalam organisasi bisnis, yang diwujudkan menjadi potensi nyata secara fiik dan non fisik dalam mewujudkan eksistensi organisasi.36

Manajemen sumber daya manusia dapat difahami sebagai suatu proses dalam organisasi serta dapat pula diartikan sebagai suatu kebijakan (policy). Cushway, mendevinisikan manajemen sumber daya manusia sebagai: “ Part of the process that helps the organization achieve its objectives”. Pernyataan ini dapat diterjemahkan sebagai bagian dari proses yang membantu organisasi mencapai tujuannya. Menurut Edwin B. Flippo, manajemen sumber daya manusia adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan kegiatan-kegiatan pengadaan, pengembangan, pemberia kompensasi pengintegrasian pemeliharaan dan pelepasan sumber daya manusia agar tercapai tujuan individu, organisasi,dan masyarakat.

Sementra itu Schuler, Dowling, Smart dan Huber mengartikan manajemen sumber daya manusia dalam rumusan seperti berikut ini:human resource management (HRM) is the recognition of the importance of an organization’s workforce as vital human resources contributing to the to the goals of the organization,and the utilisation of several functions and activies to ensurethat theyare used

36 Ambar teguh Suistiyani, & Rosidah, Manajemen Sumber Daya Manusia Pendekatan Teoritik dan Praktik Untuk Organisasi Publi, (Yogyakarta: Gava Media, 2018), Hlm. 14-15

effectively and fairly for the benefit of the individual the organization, and sociiety”.37

Manajemen sumber daya manusia merupakan pengakuan tentang pentingnya tenaga kerja organisasi sebagai sumber daya manusia yang sangat penting dalam memberi kostribusi bagi tujuan-tujuan organisasi, dan penggunaan beberapa fungsi dan kegiatan untuk memastikan bahwa sumber daya manusia tersebut digunakan secara efektif dan adil bagi kepentingan individu, organisasi dan masyarakat.38

Manajemen sumber daya manusia adalah pendekatan terhadap manajemen manusia. Pendekatan terhadap manajemen manusia tersebut didasarkan pada nilai manusia dalam hubungannya dengan organisasi. Manusia merupakan sumber daya yang penting dalam organisasi, disamping itu efektifitas organisasi sangat ditentukan oleh manajemen manusia.

Perkembangan studi manajemen ternyata tidak semata-mata pada pencapaian tujuan organisasi saja, tetapi telah berkembang lebih juh meliputi sikap mental, moral dan etika para pelaku organisasi sumber daya manusia dalam mencapai tujuan. Sedangkan sumber daya manusia (SDM) yang dalam istilah lain sering disebut dengan manpower39merupakan manusia atau orang-orang yang bekerja dilingkungan organisasiyang sering juga disebut dengan personil,

37 Wukir, Manajemen Sumber daya Manusia Dalam Organisasi Sekolah,( Yogyakarta, Multi Presindo, 2013), Hlm 51

38 Priyono Marnis, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Sidoarjo: Zifatama Publisher, 2010), Hlm. 4

39 Manpower adalah planing atau perencanaan tenaga kerja yang merupakan suatu proses pengidentifikasian, mengevaluasi, dan juga merencanakan pemenuhan kebutuhan SDM yang akan menempati jabatan tertentu dalam perusahaan atau organisasi dengan standar kebutuhan yang sudah ditetapkan sebelumnya., Lihat Http://ilmumanajemen.com

tenaga kerja, pekerja atau karyawan. Dengan kata lain SDM adalah salah satu faktor yang terdapat dalam organisasi yang meliputi semua orang yang melakukan aktivitas.40

Manajemen sumber daya manusia (human resources manajemen) adalah suatu kegiatan pengelolaan yang meli[uti pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian balas jasa bagi manusia sebagai idividu anggota organisasi atau perusahaan bisnis. Sumber daya manusia juga menyangkut cara-cara mendesain sistem perencanaan, penyusunan karyawan, pengelolaan karir, evaluasi kinerja, kompensasi karyawan, dan hubungan ketenaga kerjaan. Manajemen sumber daya manusia melibatkan semua praktik manajemen yang dapat memengaruhi secara langsung terhadap organisasi. Manajemen sumber daya manusia terdiri dari serangkaian kebijakan yang terintegrasi tentang hubungan ketenaga kerjaan yang empengaruhi orang-orang dan organisasi. Manajemen sumber daya manusia merupakan aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan agar sumber daya manusia dalam organisasi dapat didaya gunakan secara efektif dan efisien guna mencapai berbagai tujuan. Konsekuensinya, manejer-menejer disemua lapisan organisasi harus menaruh perhatian yang besar terhadap pentingnya pengelolaan sumber daya manusia.41

Pengelolaan sumber daya manusia menjadi unsur yang sangat penting dari fungsi manajemen. Jika sumber daya manusia tidak dikelola secara baik, efektifitasnya akan merosot lebih cepat dari pada sumber daya yang lainnya. Sumber daya manusia

40 Malayu SP. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Revisi, (Jakarta Bumi Asara 2010)

41 Sadili Samsudin, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), Hlm. 22

mempunyai imbas yang lebih besar terhadap efektifits organisasional dibanding dengan sumber daya yang lainnya. Oleh karena itu, pada era global dewasa ini aktivitas pengelolaan sumber daya manusia secara efektif akan semakin meningkat pada semua jenis dan jenjang organisasi atau perusahaan bisnis. Hal ini merupakan konsekuensi dari kemajuan dan perkembangan yang saat ini berlangsung dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, dan pada kehidupan lainnya. 42

Manajemen sumber daya manusia digunakan untuk meningkatkan daya hasil dan daya guna sumber daya manusia dalam organisasi, dan lembaga, dengan tujuan untuk memberikan kepada organisasi dan lembaga tersebut sutu tujuan kerja yang efektif serta mampu meningkatkan mutu lembaga / sekolah.

Manajemen sumber daya manusia mempuyai keistimewaan dibandingkan manajemen sumber daya lainnya, karena yang dikelola (di-manage) adalah manusia, sehingga kegiatan manajemen sumber daya manusia akan mempunyai dampak yang sangat luas.43

Secara umum langkah-langkah manajemen sumber daya manusia pada lemabaga pendidikan tinggi ditujukan kepada tenaga pendidik (dosen) yang ada di perguruan tinggi untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Dalam hal ini tujuan yang akan dicapai tidak lain adalah tercapainya tenaga pendidik (dosen) yang profesional, yang selanjutnya diharapkan akan melahirkan hasil (out-put) pendidikan yang berkualitas. Sehingga fungsi-fungsi

42Ibid., Hlm. 24

43 Nurkholis, Manajemen Berbasis Sekolah, Teori, Model dan Aplikasi (Jakarta: Grasindo, 2013), Hlm. 71-72

manajemen dapat membawa peningkatan profesionalitas dosen, kemudian bisa melaksanakan perubahan dalam pembelajaran.

Dosen yang profesional akan dapat memberikan pelayanan secara maksimal dalam pendidikan, sehingga pencapaian mutu akan mudah tercapai.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa manajemen sumber daya manusia merupakan proses mengatur dan mendayagunakan segenap potensi yang dimiliki oleh tenaga kerja atau anggota organisasi agar dapat bekerja secara efektif dan efisien dalam rangka mewujudkan tujuan organisasi.

Pendayagunaan segenap potensi tersebut dilakukan melalui proses perencanaan, seleksi dan penarikan, pelatihan, dan pengembangan serta pemeliharaan.

4. Manajemen Sumber Daya Manusia di Perguruan Tinggi

Manajemen sumber daya manusia diperguruan tinggi sebagai bagian dari pengelolaan segenap aktivitas akademika.

Salah satu tantangan (challenge) bagi menejer pendidikan tinggi khususnya manajemen sumberdaya manusia yakni menghadirkan profesi dosen profesional dimana out-put akhirnya kampus mampu menghasilkan lulusan yang kompeten dala bidangnya masing-masing sekaligus eksistensi dosen menjadi kebutuhan untuk mewujudkan visi ddan misi perguruan tinggi tersebut.

Meminjam konsep manajemen secara umum, manajemen sumber daya manusia di perguruan tinggi dapat didevinisikan sebagai usaha merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan dan menilai sumber daya manusia perguruan tinggi sehingga mampu memberikan konstribusi sebesar-besarnya bagi

pengembangan perguruan tinggi dan pencapaian program maupun rencana kerja.44

Sumber daya manusia adalah the people who are ready willing, and contribute to organizational goals. Sudah barang tentu yang dimaksud dengan organizational goals disini bukan hanya untuk pengelolaan sumber daya manusia yang ada di dunia industri, politik, pemerintah, melainkan juga untuk perguruan tinggi, baik secara scientific maupun cultural yang dikenal dengan konsep sumeber daya manusia perguruan tinggi.

Eksistensi manajemen sumber daya manusia di perguruan tinggi menjadi tantangan sekaligus kebutuhan dan stekholdernya dimana manajemen sumber daya manusia diperguruan tinggi tentu lebih memfokuskan pekerjaannya dalam hal mengurus (memenej) segenap potensi dosen maupun meminimalisirkan berbagai kekurangan yang dimilikinya. Sehingga pada akhirnya manajemen sumber daya manusia diperguruan tinggi mampu menampilkan profil dosen profesional sesuai dengan amanah yang dipikulnya, mengemban Tri Dharma Perguruan Tinggi. Namun mereka juga dituntut untuk profesional melakukan penelitian-penelitian (research) ilmiah dan cerdas dalam pengabdian kepada masyarakat.45

Berdasarkan uraian diatas penulis menyimpulkan bahwa manajemen sumber daya manusia diperguruan tinggi memberikan pemahaman tentang sumber daya manusia (dosen), memiliki

44 Arwildayanto, Manajemen Sumber Daya Manusia Perguruan Tinggi Pendekatan Budaya Kerja Dosen Profesional, (gorontalo: Ideas Publishing,2012), Hlm. 7-8

45 Arwildayanto, Manajemen Sumber Daya Manusia Perguruan Tinggi ; Pendekatan Budaya Kerja Dosen Profesional, (Gorontao: Ideas Publishing, 2012), Hlm. 9

posisi yang vital dalam membentuk image mutu lulusan maupun mutu perguruan tinggi secara umum. Posisi itu diperkuat dengan fakta bahwa, dosen memiliki otoritas yang tinggi dalam proses akademik, dan malahan lebih tinggi dari profesi serupa pada lembaga pendidikan dibawahnya. Untuk itu manajemen sumber daya manusia perguruan tinggi baik pada pimpinan level puncak sampai level terendah maupun staff kepegawaian sebagai penunjang akademik mesti mampu bekerja dengan profesional dengan melayani all out, berinovasi untuk mencari solusi, serta menjaga relationship.

5. Pendidikan

Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar manusia untuk mengembangkan kepribadian didalam maupun diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Oleh karenanya agar pendidikan dapat dimiliki oleh seluruh rakyat sesuai dengan kemampauan masyarakat, maka pendidikan adalah tanggung jawab keluarga, masyarakat, dan pemerintah. Tanggung jawab tersebut didasari kesadaran bahwa tinggi rendahnya tingkat pendidikan masyarakat berpengaruh pada kebudayaan suatu daerah, karena bagaimanapun juga kebudayaan tidak hanya berpangkal dari naluri semata-mata tapi trutama dilahirkan dari proses belajar dalam arti yang sangat laus.46

Menurut Undang – Undang no. 20 Tahun 2003 pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

46 E-Journal, Pengertian Pendidikan, diakses pada tanggal 29 desember 2018, pukul 15.38

keagamaan, pengendalian diri, kepribdian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

H. Fuad Ihsan menjelaskan bahwa dalam pengertian yang sederhana dan umum makna pendidikan sebagai “usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada didalam masyarakat dan kebudayaan”. Usaha-usaha yang dilakukan untuk menanamkan nilai-nilai dan norma-norma tersebut serta mewariskan kepada generasi berikutnya untuk dikembangkan dalam hidup dan kehidupan yang terjadi dalam suatu proses pendidikan sebagai usaha manusia untuk melestarikan hidupnya.

Bratanata dkk. Mengartikan pendidikan sebagai usaha yang sengaja diadakan baik langsung maupun dengan cara tidak langsung untuk membantu anak dalam perkembangan nya untuk mencapai kedewasaannya sedangkan John Dewey mendevinisikan pendidikan sebagai proses pembentukan kecakapan-kecakapan fondamental secara intelektual dan emosional kearah alam dan sesama manusia.

Menurut Brown bahwa pendidikan adalah proses pengendalian secara sadar dimana perubahan-perubahan dlam tingkah laku dihasilkan dalam diri orang itu melalalui didalam kelompok. Dari pandangan ini pendidikan adalah suatu proses yang mulai pada waktu lahir dan berlangsung sepanjang hidup.

Dilain pihak Oemar Hamalik menjelaskan bahwa pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar

dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungan dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkan untuk berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat.

Dari beberapa pendapat diatas maka penulis menarik kesimpulan bahwa pendidikan merupakan sarana untuk membantu seorang anak untuk dapat mengembangkan potensi-potensi yang ada didalam dirinya, baik itu secara langsung maupun tidak langsung gar mampu bermanfaat bagi kehidupannya dimasyarakat.

6. Mutu Pendidikan

Kata “Mutu” berasal dari bahasa inggris “Quality” yang berarti kualitas. Mutu berarti merupakan sebuah hal yang berhubungan dengan gairah dan harga diri. Sesuai keberadaannya, mutu dipandang sebagai nilai tertinggi dari suatu produk atau jasa. Mutu adalah drajat keunggulan atau hasil kerja baik berupa barang atau jasa.47

Dalam paradigma kalsik, mutu dapat dipahami sebagai sesuatu yang ditentukan oleh produsen atau peberi layanan berdasarkan standar standar pabrik. Sedangkan dalam paradigma kontemporer, mutu dipahami sebagai sesuatu yang lebih berorientasi pada pelanggan, sehingga suatu produk atau layanan yang bermutu adalah produk produk atau layanan yang unggul yang dapat memenuhi harapan pelanggan. 48

47 Sri Winarsih, Kebijakan dan Implementasi Manajenen Pendidikan Tinggi Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan, (Kebumen: IAINU,2017), Hlm.59

48 Syafrudin Aziz, Manajemen Mutu Pendidikan Perguruan Tinggi, (Yogyakarta: Gava Media, 2016), Hlm 17

Fred Smith dalam Uhar Suharsaputra,49 mendevinisikan mutu sebagai meeting the customer’sneed the first time.

Sementara U.S Departement Of Defence mengungkapkan mutu adalah doing the right thing right the first time, always satisfying the Customer.

Mutu jika dilihat dari sisi pendidikan, mutu pendidikan dapat diartikan sbagai kemampuan pendidikan tinggi dalam pengelolaan secara operasional dan efisien terhadap komponen – komponen yang berkaitan dengan pendidikan tinggi, sehingga menghasilkan nilai tambah terhadap komponen tersebut menurut norma / standar yang berlaku. Mutu pendidikan juga mengandung pengertian drajat keunggulan dalam pengelolaan pendidikan secara efektif dan efisien untuk melahirkan keunggulan akademis pada mahasiswa yang dinyatakan untuk satu jenjang pendidikan atau menyelesaikan program pembelajaran tertentu.50

Mencermati devinisi diatas mutu tampak nya memiliki devinisi yang cukup kompleks. Akan tetapi secara substansial mutu memiliki titik fokus pada aspek harapan dan kebutuhan serta kepuasan pelanggan. Artinya pelanggan satu unsur penting yang menentukan tingkatan mutu. Sehingga peningkatan mutu harus dilakukan seiring dengan tingkat perubahan kebutuhan pelanggan pada saat itu pula. Dalam konteks itulah, peningkatan mutu yang berorientasi kepada pelanggan tentunya memerlukan seperangkat manajemen mutu secara berkualitas.51

49Ibid., Hlm.17

50 Sri Winarsih, Kebijakan dan Implementasi Manajemen Pendidikan Tinggi Dalam Meningkatkan Mutu pendidikan, (Kebumen: IAINU, 2017), Hlm.59-60

51Ibid., Hlm 18

Dokumen terkait