• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA A.Landasan Teori

4. Foreign Direct Ivestment (FDI)

a. Pengertian Foreign direct Investment

FDI adalah arus modal internasional dimana perusahaan dari suatu negara mendirikan atau memperluas perusahaannya di negara lain. Oleh karena itu tidak hanya terjadi pemindahan sumber daya, tetapi juga terjadi pemberlakuan control terhadap perusahaan di luar negeri.

FDI (Foreign Direct Investment) atau investasi langsung luar negeri adalah salah satu ciri penting dari sistem ekonomi yang kian mengglobal. Hal ini bermula saat sebuah perusahaan dari satu negara menanamkan modalnya dalam jangka panjang ke sebuah perusahaan di negara lain. Dengan cara ini perusahaan yang ada di negara asal (biasa disebut 'home country') bisa mengendalikan perusahaan yang ada di negara tujuan investasi (biasa disebut 'host country') baik sebagian atau seluruhnya. Caranya dengan si penanam modal membeli perusahaan di luar negeri yang sudah ada atau menyediakan modal untuk membangun perusahaan baru di sana atau membeli sahamnya sekurangnya 10%.

31

Panayotou (1998) menjelaskan bahwa FDI lebih penting dalam menjamin kelangsungan pembangunaan dibandingkan dengan aliran bantuan atau modal portofolio, sebab terjadinya FDI disuatu negara akan diikuti dengan transfer of technology, know-how, management skill, resiko usaha relatif kecil dan lebih profitable.

FDI dapat memberikan beragam manfaat ekonomi dan lainnya untuk lokasi tuan rumah, manfaat ini termasuk meningkatkan lapangan kerja, peningkatan pendapatan, dampak menguntungkan untuk investasi lokal, alih teknologi, membaiknya keterampilan buruh, meningkatnya ekspor, meningkatkan kebersaingan internasional dari perusahaan-perusahaan lokal dan meningkatnya persaingan domestik.

Pemerintah sangat memberi perhatiaan pada FDI karena aliran investasi masuk dan keluar dari negara mereka bisa mempunyai akibat yang signifikan. Para ekonom menganggap FDI sebagai salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi karena memberi kontribusi pada ukuran-ukuran ekonomi nasional seperti Produk Domestik Bruto (PDB/GDP), Gross Fixed Capital Formation

(GFCF, total investasi dalam ekonomi negara tuan rumah) dan saldo pembayaran. Mereka juga berpendapat bahwa FDI mendorong pembangunan karena bagi negara tuan rumah atau perusahaan lokal yang menerima investasi itu, FDI menjadi sumber tumbuhnya teknologi, proses, produk sistem organisasi, dan ketrampilan manajemen yang baru. Lebih lanjut, FDI juga membuka pasar dan jalur pemasaran yang baru bagi perusahaan, fasilitas produksi yang lebih

32

murah dan akses pada teknologi, produk, keterampilan, dan pendanaan yang baru.

b. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Investasi

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi investasi (FDI) adalah sebagai berikut:

1) Tingkat suku bunga, terdapat hubungan negatif antara jumlah investasi dan tingkat bunga. Jika tingkat suku bunga naik maka investasi akan berkurang, begitupun sebaliknya.

2) Inovasi dan teknologi, perusahaan perlu menanamkan investasi untuk membeli mesin-mesin baru dan canggih agar produksinya jadi lebih efisien. 3) Kondisi perekonomian, semakin besar pendapatan nasional akan membuat

semakin banya bagian pendapatan yang ditabung. Yang nantinya akan diinvestasikan pada usaha yang menguntungkan.

4) Ramalan atau harapan akan konsidi perekonomian dimasa yang akan datang 5) Tingkat keuntungan perusahaan, makin banyak keuntungan yang diperoleh

makin banya bagian dari laba yang ditahan untuk tujuan investasi selanjutnya.

6) Situasi politik dan birokrasi, jika situasi politik aman serta mudahnya birokrasi akan membuat investor merasa aman untuk melakukan investasi.

33 5. Infrastruktur

a. Pengertian Infrastruktur

Secara bahasa dalam kamus besar bahasa Indonesia, infrastruktur dapat diartikan sebagai sarana dan prasarana. Definisi lainnya mengenai infrastruktur, adalah bahwasannya infrastruktur mengacu pada fasilitas fisik dan termasuk pula kerangka kerja organisaional, pengetahuan dan teknologi yang penting untuk organisasi masarakat dan pembangunan ekonomi. Infrastruktur meliputi undang-undang, sistem pendidikan dan kesehatan publik, sistim distribusi dan perawatan air, pengumpulan sampah dan limbah, pengolahan dan pembuangannya, sisten komunikasi, sistem transportasi dan utilitas publik (Tatom, 1993:124)

Dalam perekonomian infrastruktur merupakan wujud dari modal publik yang terbentuk dari investasi yang dikeluarkan oleh pemerintah. Familoni (2004:16) menyebut infrastruktur sebagai Basic essential service dalam proses pembangunan. Maksudnya adalah pembangunan sosial dan ekonomi akan dapat terjadi dan dipercepat dengan adanya infrastruktur sosial serta infrastruktur fisik pendukung perekonomian.

Infrastruktur merupakan elemen yang berfungsi sebagai sarana dan prasarana yang memudahkan mobilitas dan kegiatan manusia. Bagi perekonomian infrastruktur berfungsi sebagai input dalam kegiatan produksi dan sarana dalam mendistribusikan hasil produksi barang dan jasa. Infrastruktur mengacu kepada sistem fisik yang menyediakan transportasi, air, listrik dan fasilitas publik lain yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia

34

secara ekonomi maupun sosial (Grigg dalam Kodoatie, 2003:8). Sistem infrastruktur merupakan pendukung utama fungsi-fungsi sistem sosial dan ekonomidalam kehidupan masyarakat sehari-hari.

Gambar 2.2

Skema Hubungan Infrastruktur dan Sistem ekonomi

Sumber : Grigg, 1988

Gambar diatas menunjukan bahwa infrastruktur merupakan pendukung dari sistem sosial dan ekonomi. Ketersedian infrastruktur meningkatkan akses masyarakat terhadap sumber daya sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas yang berujung pada pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Oleh karena itu penting untuk memperhatikan konsisi infrastruktur terutama fisik untuk mendukung kegiatan ekonomi di suatu daerah.

Menurut Canning dan Pedroni (2004:11) infrastruktur memiliki sifat externalitas. Infrastruktur berupa jalan, pendidikan, listrik dan kesehatan memiliki sifat eksternalitas yang positif. Ini menggambarkan bahwa fasilitas yang diberikan pemerintah berupa infrastruktur merupakan eksternalitas positif yang dapat meningkatkan produktifitas semua input dalam proses produksi.

35

Eksternalitas positif yang di peroleh dari infrastruktur yaitu berupa efek limpahan

(Spillover effect) dalam bentuk peningkatan kapasitas produksi perusahaan dan pertanian tanpa harus meningkatkan input modal dan tenaga kerja.

Teori Pertumbuhan Endogeneus yang diperkenalkan oleh Romer memasukan peranan infrastruktur dalam pertumbuhan ekonomi. Teori ini menyatakan bahwa kemajuan ekonomi tidak dapat dikatakan eksogen, melainkan endogen karena kemajuan teknologi sangan ditentukan oleh investasi dari sumberdaya manusia dan industri berbasis ilmu pengetahuan. Konsekuensi lebih lanjut dari teori endogeneus ini adalah pentingnya penyediaan infrastruktur yang dapat meningkatkan efisiensi alokasi sumberdaya sehingga menghasilkan

increasing return to scale dalam suatu kegiatan prosuksi (Meiningtyas, 2007:10). b. Penggolongan Infrastruktur

Menurut Grigg dalam Kodoatie (2003:101), infrastuktur dapat dibagi kedalam 13 kategori, yaitu:

1) Sistem penyediaan air: waduk, penampungan air, transmisi dan distribusi, fasilitas pengelolaan air (treatment plant)

2) Sistem pengelolaan air limbah: pengumpulan, pengolahan, pembuangan, daur ulang

3) Fasilitas pengelolaan limbah padat

4) Fasilitas pengendali banjir, berupa drainase dan irigasi 5) Fasilitas lintas air dan navigasi

36

6) Fasilitas transportasi: jalan, rel, bandar udara. Termasuk didalamnya adalah tanda-tanda lalu lintas, fasilitas pengontrol.

7) Sistem transit publik

8) Sistem kelistrikan: produksi dan distribusi 9) Fasilitas gas alam

10)Gedung publik: sekolah, rumah sakit 11)Fasilitas perumahan publik

12)Taman kota sebagai daerah resapan, tempat bermain teermasuk stadion 13)Komunikasi

Sedangkan The World Bank (1994) membagi infrastruktur menjadi tiga, yaitu:

1) Infrastruktur ekonomi, merupakan infrastruktur fisik yang diperlukan untuk menunjang aktivitas ekonomi, meliputi publicutilities (tenaga, telekomunikasi, air, sanitasi, gas), public work (jalan, bendungan, kanal, irigasi dan drainase) dan sector transportasi (jalan, rel, pelabuhan, lapangan terbang dan sebagainya).

2) Infrastruktur sosial, meliputi pendidikan, kesehatan, perumahan dan rekreasi. 3) Infrastruktur administrasi, meliputi penegakan hukum, kontrol administrasi

dan koordinasi.

Pemerintah melalui Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2005 Tentang Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur, menjelaskan beberapa jenis infrastruktur yang penyediaannya diatur pemerintah yaitu: infrastruktur

37

transportasi, infrastruktur jalan, infrastruktur pengairan, infrasruktur air minum dan sanitasi, infrasruktur telematika, infrastruktur ketenagalistrikan, dan infrastruktur pengangkutan gas dan minyak bumi..

6. Pengangguran

a. Pengertian Pengangguran

Pengangguran adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yangmampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.

Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan

38

pendapatan perkapita suatu negara. Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah "pengangguran terselubung" di mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang.

Dalam teori pertumbuhan ekonomi Solow, pengangguran bisa dikategorikan ke dalam kuantitas tenaga kerja, sehingga jumlah penduduk yang mengganggur akan mempengaruhi produktifitas dan pertumbuhan ekonomi. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya.

b. Jenis dan Macam Pengangguran 1) Berdasarkan jam kerja

Berdasarkan jam kerja, pengangguran dikelompokkan menjadi 3 macam: a) Pengangguran Terselubung (Disguised Unemployment) adalah tenaga

kerja yang tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu. b) Setengah Menganggur (Under Unemployment) adalah tenaga kerja yang

tidak bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu.

c) Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) adalah tenaga kerja yang sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup banyak karena memang belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal.

39 2) Berdasarkan penyebab terjadinya

Berdasarkan penyebab terjadinya, pengangguran dikelompokkan menjadi 7 macam:

a) Pengangguran friksional (frictional unemployment)

Pengangguran friksional adalah pengangguran yang sifatnya sementara yang disebabkan adanya kendala waktu, informasi dan kondisi geografis antara pelamar kerja dengan pembuka lamaran pekerja tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditentukan pembuka lapangan kerja.

Semakin maju suatu perekonomian suatu daerah akan meningkatkan kebutuhan akan sumber daya manusia yang memiliki kualitas yang lebih baik dari sebelumnya. Proses dalam memperoleh pekerjaan ini yang meyebabkan para pekerja tersebut tergolong sebagai pengangguran dalam hal ini pengangguran normal.

b) Pengangguran konjungtural (cycle unemployment)

Pengangguran konjungtoral adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan gelombang (naik-turunnya) kehidupan perekonomian/siklus ekonomi.

c) Pengangguran struktural (structural unemployment)

Pengangguran struktural adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang. Pengangguran struktural bisa diakibatkan oleh beberapa kemungkinan, seperti:

40 i. Akibat permintaan berkurang

ii. Akibat kemajuan dan pengguanaan teknologi iii. Akibat kebijakan pemerintah

d) Pengangguran musiman (seasonal Unemployment)

Pengangguran musiman adalah keadaan menganggur karena adanya fluktuasi kegiaan ekonomi jangka pendek yang menyebabkan seseorang harus nganggur. Contohnya seperti petani yang menanti musim tanam, pedagang durian yang menanti musim durian.

e) Pengangguran siklikal

Pengangguran siklikal adalah pengangguran yang menganggur akibat imbas naik turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah daripada penawaran kerja

f) Pengangguran teknologi

Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang terjadi akibat perubahan atau penggantian tenaga manusia menjadi tenaga mesin-mesin.

g) Pengangguran siklus

Pengangguran siklus adalah pengangguran yang diakibatkan oleh menurunnya kegiatan perekonomian karena terjadi resesi. Pengangguran siklus disebabkan oleh kurangnya permintaan masyarakat (aggrerate demand).

41 B. Hubungan Antar Variabel

a. Hubungan Foreign Direct Investment dengan PDRB

Teori Harrod-Domar mengemukakan model pertumbuhan ekonomi yang merupakan pengembangan dari teori Keynes. Teori tersebut menitik beratkan pada peranan tabungan dan investasi sangat menentukan dalam pertumbuhan ekonomi/PDRB daerah (Arsyad, 1997 : 44).

Menurut Dewi Ernita dkk (2013:2) pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan adalah pertumbuhan yang ditopang oleh investasi. Pertumbuhan ekonomi yang ditopang investasi dianggap akan meningkatkan productivitas suatu negara/ daerah. Investasi adalah pembelian barang yang nantinya akan digunakan untuk memproduksi lebih banyak barang dan jasa (Mankiw, 2007:12). Sebagai salah satu komponen utama dalam pertumbuhan ekonomi, investasi tentunya akan sangat berpengaruh terhadap tinggi rendahnya PDB/PDRB yang dihasilkan suatu negara atau wilayah. Return atau hasil dari investasi yang ditanamkan disebuah wilayah adalah output berupa barang maupun jasa. Semakin tinggi atau besar investasi yang ditanamkan akan membuat produktivitas suatu wilayah dalam menghasilkan output semakin tinggi. Ini berarti akan meningkatkan PDRB yang dihasilkan suatu wilayah/daerah, begitupun sebaliknya.

b. Hubungan Infrastruktur dengan PDRB

Investasi produktif yang bersifat langsung tersebut harus dilengkapi dengan berbagai Investasi penunjang ekonomi dan sosial berupa pembangunan

42

infrastruktur. Pembangunan infrastruktur tersebut meliputi jalan, penyediaan listrik, persediaan air bersih dan perbaikan sanitasi serta pembangunan fasilitas komunikasi. Infrastruktur merupakan salah satu roda penggerak kegiatan ekonomi di suatu negara yang perannya sangat vital.

Dalam model neoklasik Solow, pertumbuhan ekonomi berasal dari tiga faktor berikut: kenaikan kualitas dan kuantitas pekerja, kenaikan dalam kapital dan peningkatan teknologi. Dalam model ini investasi fisik seperti infrastruktur penunjang kegiatan ekonomi dimasukan kedalam faktor kapital. Sehingga kenaikan dalam kapital akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi/PDRB.

Sedangkan menurut Kuznetz (Todaro,2000) menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi suatu negara atau wilayah dipengaruhi oleh akumulasi modal(tanah, prasarana/infrastrukur), sumberdaya manusia, sumber daya alam baik dari jumlah maupun kualitasnnya. Dari penjelasan tersebut menunjukan bahwa kondisi infrastruktur yang baik kualitas dan kuantitasnya tentu akan meningkatkan kinerja perekonomian yang pada akhirnya akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi/PDRB suatu negara/wilayah.

Menurut Canning dan Pedroni (2004:11) infrastruktur memiliki sifat externalitas. Infrastruktur berupa jalan, pendidikan , listrik dan kesehatan memiliki sifat eksternalitas yang positif. Ini menggambarkan bahwa fasilitas yang diberikan pemerintah berupa infrastruktur merupakan eksternalitas positif yang dapat meningkatkan produktifitas semua input dalam proses produksi. Eksternalitas positif yang di peroleh dari infrastruktur yaitu berupa efek limpahan

43

(Spillover effect) dalam bentuk peningkatan kapasitas produksi perusahaan dan pertanian tanpa haru meningkatkan input modal dan tenaga kerja.

c. Hubungan Pengangguran dengan PDRB

Besar kecilnya PDRB yang dimiliki suatu daerah sangat bergantung pada produktifitas masyarakat daerah tersebut dalam menghasilkan barang atau jasa. Banyak faktor yang mempengaruhi produktifitas masyarakat suatu negara atau daerah dalam menghasilkan barang dan jasa, salah satunya adalah tingkat pengangguran. Pengangguran merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi pemerintah dalam tujuannya untuk memperbaiki kondisi perekonomian masyarakatnya. Pengangguran adalah masyarakat yang masuk dalam angkatan kerja yang tidak memiliki pekerjaan atau sedang mencari pekerjaan. Dalam teori pertumbuhan ekonomi Solow, pengangguran bisa dikategorikan ke dalam kuantitas tenaga kerja, sehingga jumlah penduduk yang mengganggur akan mempengaruhi produktifitas dan pertumbuhan ekonomi.

Masyarakat yang mengganggur berarti mereka tidak dapat menghasilkan produksi baik barang maupun jasa. Hal ini pastinya akan amat sanagt mempengaruhi PDRB daerah tersebut. Semakin tinggi atau banyak masyarakat yang mengganggur di suatu daerah makan akan menyebabkan PDRB semakin kecil. Sebaliknya, semakin sedikit masyarakat yang menganggur menandakan produktifitas masyarakat daerah tersebut yang tinggi dan otomatis PDRB di daerah tersebut tinggi.

44 C. Penelitian Terdahulu

1. Srinivasu dan Srinivasa (2013). Infrastructur Development and Economic Growth: Prospect and Perspective. Mereka meneliti pengaruh Innfastruktur terhadap pertumbuhan ekonomi negara-negara di dunia. Hasil dari penelitian tersebut menjelaskan bahwasanya Infrastruktur memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi, tetapi yang menjadi pendorong utama adalah infrastruktur sosial seperti faktor kesehatan dan pendidikan. Infrastruktur fisik hanya menjadi roda penggerak kegiatan perekonomian.

2. Iuga I and Cioca I.C (2013). Meneliti korelasi antara tingkat pengangguran dan Produk Domestik Bruto di negara yang tergabung dalam Uni Eropa. Variabel dan data yang digunakan adalah tingkat pengangguran dan PDB di 27 negara Uni Eropa termasuk Rumania periode 2005-2011. Metode analisis yang digunakan adalah Pearson Correlations Coeficiens. Hasil dari analisis yang dilakukan adalah terdapat korelasi antara tingkat pengagguran terhadap PDB namun tidak terlalu kuat/signifikan.

3. Wolassa L. Kumo (2012) dalam jurnalnnya Infrastructure Investment and Economic Growth in South Africa: A Granger Causality Analysis, meneliti pegaruh investasi infrastruktur terhadap pertumbuhan ekonomi di afrika selatan. Data yang digunakan periode tahun 1960-2009. motodoligi yang digunakan adalah Vector AutoReression (VAR) Model. Hasilnya mengindikasikan bahwa ada ada pengaruh yang kuat antara investasi infrastruktur terhadap perumbuhan ekonomi Afrika Selatan.

45

4. Jurnal yang meneliti Dampak Foreign Direct Investment Terhadap

Dokumen terkait