• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis pengaruh Foreign Direct Investment (FDI), inftastruktur dan pengangguran terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Propinsi Jawa Tengah periode Tahun 2000-2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis pengaruh Foreign Direct Investment (FDI), inftastruktur dan pengangguran terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Propinsi Jawa Tengah periode Tahun 2000-2012"

Copied!
113
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH FOREIGN DIRECT INVESTMENT (FDI), INFTASTRUKTUR DAN PENGANGGURAN TERHADAP PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) PROPINSI JAWA TENGAH

(PERIODE TAHUN 2000-2012)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

untuk memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun oleh: Miftachul Ulum

1110084000019

JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

ANALISIS PENGARUH FOREIGN DIRECT INYESTMENTGDI), INFRASTRUKTUR DAN PENGANGGURAN TERHADAP PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) PROPTNSI JAWA TENGAH

(PERIODE TAHUN 2000 -2012)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun Oleh: Miftachul Ulum NIM: 1l10084000019

Di Bawah Bimbingan:

Pembimbing 2

tu

Fi,tri Amali? S.Pd. M.Si NIP. 19820710 2009122 002

JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435H/2014M Dr. Lu[<man. M.Si

(3)

LEMBAR

PENGESAHAN

UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini Selasa, 11 Maret

mahasiswa:

I.

Nama

2.

NIM

3.

Jurusan

4.

Judul Skripsi

2014 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas

: Miftachul Ulum :1110084000019

: Ilmu Ekonomi dan Studi pembangunan

:

Analisis Pengaruh Foreign Direct Investment

(FDI),

Infrastruktur

dan

pengangguran Terhadap Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) Propinsi Jawa Tengah (periode Tahun

2000-2012)

kemampuan yang diputuskan bahwa

kesempatan untuk untuk memperoleh Universitas Islam setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan

bersangkutan selama proses

ujian

komprehensif, maka mahasiswa tersebut

di atas dinyatakan

LULUS dan diberi melanjutkan ke tahap ujian Skripsi sebagai salah satu syarat gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

J akarta, Selasa 1 1 Maret 201 4

1. Dr.

Lukman, M.Si

NIP. 19640607 2003021 002

2.

M. Hartana I.P, M.Si NIP. 150409s04
(4)

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini Senin, 24 November 2014 telatr dilalcukan Ujian Skripsi atas mahasiswa :

1.

Nama

2.

NIM

3.

Jurusan

4.

Judul Skripsi

Miftachul Ulum

1 I 10084000019

Ilmu Ekonomi dan Studi Pernbanguran

Analisis

Pengaruh Foreign

Direct

Investment

(FDI), Infrastruktur dan Pengangguran Terhadap Produk Domestik Regional Bruto SDRB) Propinsi Jawa Tengah (Periode Tahun 2ooo

-

2012).

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Saqana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakart4 Senin 24 November 2014

l.

Prof. Dr. Abdul Hamid, MS. NIP. 19570617 198503

I

002

2.

Zuhuran Y. Yunan M.Sc. NrP. 19800416 200912

I

002

3.

Zaenal Muttaqin, MPP. NrP. 19790503 201101 I 006

4.

Dr. Lukman, M.Si

NIP. 19640607 200302

I

002

4wb

5.

Fitri Amatia S.Pd, M.Si
(5)

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

ILMIAH

Yang bertandatangan di bawah ini,

Nama NIM

Fakultas

Jurusan

Miftachul Ulum

1 1 10084000019 Ekonomi dan Bisnis

ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini saya :

1.

Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungi awabkan

2.

f idak

melakukan plagiat terhadap naskah orang lain

3.

Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa izin pemilik karya

4.

Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data

5.

Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu hertanggungiawab atas karya ini

Jika

di

kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan ternyata memang ditemukan bukti

bahwa saya telah melanggar pernyataan diatas, maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku

di

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, 29 September 2014

(6)

i

DAFTAR RIWAYAT HIDUP I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama Lengkap : Miftachul Ulum

2. Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 27 November 1991

3. Alamat : Jl. Kair RT 001/04 No. 4 Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, DKI Jakarta 12550

4. Telepon : 081314649776

5. E-mail : amifsatjo@gmail.com

II. PENDIDIKAN FORMAL

1. SD Negeri 011 Ragunan Tahun 1997-2003

2. SMP Negeri 41 Jakarta Tahun 2003-2006

3. SMA Negeri 97 Jakarta Tahun 2006-2009

4. S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakata Tahun 2010-2014

III. PENGALAMAN ORGANISASI

1. Ekstrakurikuler Badminton SMAN 97 Jakarta 2007-2008

IV. SEMINAR DAN WORKSHOP

1. Seminanr Outlook Peran Otoritas Jasa Keuangan terhadap Industri Keuangan dan Perbakan Syariah, UIN Jakarta 2012

2. Studium General Jurusan IESP, UIN Jakarta 2012

3. Pelatihan Alat Analisis Location Quotient, Shift Share & Tipologi Sektoral, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Jakarta 2012

V. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : Agus Sudaryono

2. Tempat/Tanggal lahir : Ujung Pandang, 2 Agustus 1965

(7)

ii

4. Tempat/tanggal Lahir : Jakarta, 30 November 1967

5. Alamat : Jl. Kair RT 001/04 No. 4 Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, DKI Jakarta 12550

6. Telepon : (021) 7818348

(8)

iii

ABSTRACT

Regional autonomy imposed in Indonesia is demanding the regional government to be able to maximize the economic potential in the region in order to make its development and economic growth runs well. This study aims to analyze the influence of Foreign Direct Investment, Infrastructure and Unemployment on Gross Regional Domestic Product(GRDP) of the province of Central Java. The data used in this study was obtained from the Central Bureau of Statistics of Central Java Province, BKPM and PT PLN(Persero) in the period 2000-2012. The analytical method used in this research is Ordinary Least Square(OLS). The regression analysis shows that 49.59% of Central Java GRDP is explained by the variable FDI, Infrastructure and Unemployment while 50.41% of the GRDP of Central Java is explained by other variables. Other results from the regression analysis shows that the variables FDI have no sognificant and positive impact on thr GDRP of Central Java. Infrastructure have a significant and positive impact on the GRDP of Central Java. While the unemployment variable has a significant and negative effect on GRDP of Central Java province.

(9)

iv ABSTRAK

Otonomi daerah yang diberlakukan di Indonesia menuntut pemerintah daerah untuk dapat memaksimalkan segala potensi ekonomi yang ada di daerahnya agar pembangunan dan pertumbuhan ekonomi daerah tersebut berjalan dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Foreign Direct Investment,

Infrastruktur dan Pengangguran terhadap Produk Domestic Regional Bruto (PDRB) propinsi Jawa Tengah. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Badan Pusat Statistik Propinsi Jawa Tengah, BKPM dan PT.PLN(persero) periode 2000-2012. Metode analisis yang digunakan adalah Ordinary Least Square (OLS) dengan menggunakan software Eviews 7.0. Hasil regresi menunjukan bahwa 49.59 % PDRB Jawa Tengah dijelaskan oleh variabel FDI, Infrastruktur dan Pengangguran. Sedangkan 50.41 % PDRB Jawa Tengah dijelaskan oleh variabel lain diluar penelitian. Hasil analisis menunjukan variabel FDI berpengaruh tidak signifikan dan positif terhadap PDRB Jawa Tengah. Infrastruktur berpengaruh signifikan dan positif terhadap PDRB Jawa Tengah. Sedangkan variabel Pengangguran berpengaruh signifikan dan negatif terhadap PDRB propinsi Jawa Tengah.

Kata Kunci: Produk Domestik Regional Bruto, foreign direct investment,

(10)

v

KATA PENGANTAR Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh

Alhamdulillahi rabbil alamin, segala puja dan puji badi Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini yang berjudul ” Analisis Pengaruh Foreign Direct Investment (FDI), Infrastruktur dan Pengangguran terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Propinsi Jawa Tengah (Periode Tahun 2000-2012) ”. Shalaawat serta salam tercurah kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW serta para sahabat yang telah membimbing umatnya dari zaman yang gelam ke zaman yang terang benderang.

Skripsi ini disusun sebagai syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Terselesaikannya skripsi ini dapat terwujud berkat dukungan, bantuan dan doa dari orang-orang baik yang menemani penulis selama proses pengerjaan skripsi ini. Oleh karenanya, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Allah SWT, yang dengan Ridho dan Karunia-Nya penulis tidak akan mampu menyelesaikan skripsi ini. Puji Syukur atas segala nikmat islam, iman dan sehat yang telah Allah berikan kepada penulis.

(11)

vi

mendukung kelancaran kuliah saya. Tanpa kalian semua saya tidak akan bisa menjadi seperti sekarang ini.

3. Bapak Prof. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memimpin Fakultas ini dengan baik dan memberikan ilmu yang sangat berharga selama perkuliahan. Semoga Allah SWT mambalas semua kebaikan bapak. 4. Bapak Zuhairan Y. Yunan, S.E, M.Sc dan bapak Zaenal Muttaqin, MPP

selaku Ketua dan Sekertaris Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memimpin Jurusan IESP dengan baik dan memberikan ilmu yag sangat berharga selama perkuliahan. Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan bapak.

5. Bapak Dr. Lukman, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi 1 yang dengan keikhlasnnya memberikan pengarahan, ilmu yang berharga, serta bimbingan yang berarti selama proses penyelesaian skripsi. Terima kasih atas bimbingannya. Semoga Allah SWT membalas kebaikan bapak. 6. Ibu Fitri Amalia S.Pd, M.Si selaku Dosen Pembimbing 2 yang telah

meluangkan waktunya untuk memberikan arahan serta bimbingan yang sangat berarti selama ini. Terima kasih atas semua bimbingan dan arahan yang telah ibu berikan sehingga skripsi ini dapat terselasaikan. Semoga Allah SWT membalas kebaikan ibu.

(12)

vii

akademik dan memberikan arahan yang terbaik selama masa kuliah. Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan bapak.

8. Seluruh jajaran dosen, staf dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat dan berharga bagi saya serta kelancaran selama perkuliahan yang saya jalani. Semoga Allah SWT membalas kebaikan kalian semua.

9. Sahabat terbaik yang selalu ada dan menemani saya selama masa kuliah.

Oblak’s Squad ( Alfian Isnan, Hadi Setiawan, Bagus Adetya Akbar,

Ravindra Bramastyo, Muhammad Burhanuddin, M.Reza Hermanto, M. Adi Rahman) yang dalam suka dan duka selalu menghibur dan memberikan dukungan walaupun saya sering merepotkan kalian semua. Tempat dimana kita saling melepas canda dan tawa. Terima kasih sahabat terbaik, semoga persahabatan ini selalu terjalin hingga akhir jaman!

10.Seluruh teman-teman IESP 2010, Hadi Setiawan, Alfian Isnan, Ravindra B, Bagus Adetya, Yusran Rafiqie, M.Burhanuddin, Fita Rahmawati, Noni Setianingsih, Agus Setiawan, Ricky Fajar, M.Yusuf Azhar, Reza Hermanto, Adi Rahman, Deni Iswanto, Umar Adi Syahputra. Mohon maaf untuk yang namanya tidak dapat saya tuliskan semuanya. Salam IESP 2010, semoga sukses menyertai kita semua.

(13)

viii

12.Kelompok KKN 55 Mentari, Desa Mekarjaya, Cigudeg, Bogor yang telah bersama-sama selama satu bulan menghabiskan waktu bercanda dan bekerja yyang memberikan pelajaran hidup yang tidak tenilai harganya. Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman yang penulis miliki. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk masukan, baik kritik maupun saran yang menbangun dari berbagai pihak.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

(14)

ix DAFTAR ISI

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... i

ABSTRACT ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 13

C. Tujuan Penelitian ... 13

D. Kegunaan Penelitan ... 14

E. Manfaat Penelitian ... 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 15

A. Landasan Teori ... 15

1. Pertumbuhan Ekonomi ... 15

a. Pengertian Petumbuhan Ekonomi ... 15

b. Teori Pertumbuhan Ekonomi ... 16

c. Faktor-faktor Pertumbuhan Ekonomi ... 19

d. Pertumbuhan Ekonomi Daerah ... 22

2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ... 23

a. Pengertian PDRB ... 23

b. Metode Penghitungan PDRB ... 23

3. Investasi ... 26

4. Foreign Direct Investment (FDI) ... 30

a. Pengertian Foreign Direct Investment ... 30

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Investasi (FDI) ... 32

(15)

x

a. Pengertian Infrastruktur ... 33

b. Penggolongan Infrastruktur... 35

6. Pengangguran ... 37

a. Pengertian Pengangguran ... 37

b. Jenis dan Macam Pengangguran ... 38

B. Hubungan Antar Variabel ... 41

C. Penelitian Terdahulu ... 44

D. Kerangka Pemikiran ... 49

E. Hipotesis ... 52

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 53

A. Ruang Lingkup Penelitian ... 53

B. Metode Penentuan Sampel ... 53

C. Metode Pengumpulan Data ... 54

D. Metode Analisis Data ... 54

1. Model Analisis ... 54

2. Uji Asumsi Klasik ... 55

a. Uji Normalitas ... 55

b. Uji Multikolinearitas ... 56

c. Uji Heteroskedastisitas ... 57

d. Uji Autokorelasi ... 57

3. Uji Hipotesis ... 59

a. Uji – t ... 59

b. Uji – F ... 59

c. Koefisien Determinasi ... 60

E. Operasional Variabel Penelitian... 60

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 63

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 63

B. Analisa Deskriptif ... 64

(16)

xi

2. Analisis Deskriptif Foreign Direct Investment Di Jawa Tengah ... 67

3. Analisis Deskriptif Infrastruktur Di Jawa Tengah ... 68

4. Analisis Deskriptif Pengangguran Di Jawa Tengah ... 70

C. Uji Asumsi Klasik ... 72

1. Uji Normalitas ... 72

2. Uji Multikolinearitas ... 73

3. Uji Heteroskedastisitas ... 73

4. Uji Autokorelasi ... 74

D. Uji Hipotesis ... 75

1. Interpretasi hasil Uji-t dan Analisis Ekonomi ... 77

2. Interpretasi hasil Uji-F dan Analisis Ekonomi ... 82

3. Koefisien Determinasi dan Analisis Hasil ... 84

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 85

A. Kesimpulan ... 85

B. Saran ... 86

DAFTAR PUSTAKA ... 87

(17)

xii

DAFTAR TABEL

No. Keterangan Halaman

1.1 PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 Propinsi di Pulau Jawa 2008-2012

3

1.2 Perkembangan Realisasi FDI Propinsi di Pulau Jawa 2010-2012 7 1.3 Penjualan Tenaga Listrik untuk sector industri Propinsi Jawa tengah

tahun 2008-2012

10

1.4 Jumlah Pengangguran Propinsi Jawa Tengah tahun 2008-2012 12

2.1 Penelitian Terdahulu 46

3.1 Operasional Variabel Penelitian 60

4.1 Correlation Matrix 73

(18)

xiii

DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Halaman

2.1 Fungsi Produksi Neoklasik 18

2.2 Skema Hubungan Infrastruktur dan Sistem Ekonomi 34

2.3 Kerangka Pemikiran 51

4.1 Perkembangan PDRB Propinsi Jawa Tengah tahun 2000-2012 66 4.2 Perkembangan Realisasi FDI Propinsi Jawa Tengah tahun

2000-2012

67

4.3 Perkembangan penjualan energi listrik untuk sektor industri Propinsi Jawa Tengah tahun 2000-2012

69

4.4 Perkembangan Jumlah Pengangguran Propinsi Jawa Tengah tahun 2000-2012

71

4.5 Uji Normalitas 72

4.6 Uji Heterokedastisitas 74

4.7 Hasil Regresi Linear Berganda 75

(19)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

No. Keterangan Halaman

1 Data Penelitian 90

2 Uji Normalitas 91

3 Uji Multikoliniaritas 91

4 Uji Heteroskedastisitas 92

5 Uji Autokorelasi 93

(20)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator yang menunjukan bagus atau tidaknya kinerja perekonomian dan pembangunan ekonomi di sebuah negara. Pertumbuhan ekonomi secara sempit dapat kita artikan sebagai peningkatan produksi total baik barang maupun jasa di suatu negara atau daerah. Dalam arti lainnya pertumbuhan dapat diartikan dengan meningkatnya pendapatan perkapita dan kesejahteraan masyarakat suatu daerah atau negara.

Indonesia belakangan ini merupakansalah satu negara dengan angka pertumbuhan ekonomi yang tinggi diantara negara-negara lain. Saat ini Indonesia terdaftar sebagai salah satu negara anggota G20 dimana memiliki kondisi perekonomian yang selalu positif dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi 6 persen setiap tahunnya. Hal ini tentunya merupakan kondisi yang diharapkan pemerintah Indonesia dan akan terus berlanjut demi tercapainya kesejahteraan masyarakat Indonesia.

(21)

2

Pada hakikatnya pertumbuhan ekonomi tidak dapat dipisahkan dari peran pemerintah selaku pengambil kebijakan baik itu kebijakan fiskal maupun moneter, dan peran masyarakat sebagai sumber dan pengembang investasi yang bertugas sebagai faktor produksi dalam menjalankan roda perekonomian. Oleh karenanya pertumbuhan ekonomi suatu negara sangat bergantung kepada kemampuan masyarakat dalam menghasilkan nilai Produk Domestik Bruto (PDB) negara tersebut atau produk domestik regional bruto (PDRB) apabila dalam lingkup daerah/regional di negara tersebut.

Menurut Mankiw (2006:6) PDB adalah nilai pasar dari semua barang dan jasa akhir yang diproduksi dalam sebuah negara pada suatu periode. Sedangkan PDRB merupakan jumlah nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah tertentu (Badan Pusat Staristik, RI). Total dari PDRB seluruh wilayah yang ada di suatu negara adalah total PDB yang dihasilkan negara tersebut.

Hingga saat ini Propinsi di pulau Jawa masih menjadi penyumbang terbesar kontribusi PDRB terhadap PDB Indonesia. Hal ini terjadi salah satunya karena ketimpangan akan potensi yang dimiliki suatu wilayah, pembangunan ekonomi dan infrastruktur antara pulau yang belum merata. Oleh sebab itu pada awal tahun 2000-an pemerintah pusat melakuk2000-an desentralisasi pemerintah2000-an atau y2000-ang biasa kita kenal dengan otonomi daerah guna mengefektifkan pembangunan ekonomi masing-masing propinsi di Indonesia agar pembangunan ekonomi semakin merata.

(22)

3

[image:22.612.108.538.159.498.2]

daerahnya guna membangun dan mensejahterakan daerahnya. Jawa Tengah sebagai salah satu propinsi besar yang ada di Indonesia memiliki banyak potensi baik sumberdaya alam maupun sumberdaya manusia guna meningkatkan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi daerahnya. Namun dibandingkan bebarapa propinsi di pulau Jawa, kondisi ekonomi Jawa Tengah masih dapat dikatakan tertinggal dibanding DKI Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Timur. Hal ini bisa kita ketahui dengan melihat kondisi PDRB Jawa Tengah yang disajikan dalam tabel 1.1 dibawah ini:

Tabel 1.1

PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 Propinsi di Pulau Jawa Periode 2008-2012 (milyar Rupiah)

Provinsi 2008 2009 2010 2011 2012

DKI Jakarta 353,723 371,469 395,622 422,237 449,821

Jawa Barat 291,206 303,405 322,224 343,111 364,405

Jawa Tengah 168,034 176,673 186,993 198,270 210,848

DI.Yogyakarta 19,212 20,064 21,044 22,132 23,309

Jawa Timur 305,539 320,861 342,281 366,983 393,666

Banten 79,701 83,454 88,552 94,207 100,000

Sumber: BPS, Republik Indonesia

(23)

4

Seperti yang kita ketahui, bahwasanya pertumbuhan ekonomi suatu negara sangat terkait erat dengan kemampuan suatu negara dalam meningkatkan kapasitas produksi baik barang maupun jasa serta kenaikan pendapatan perkapita penduduknya. Menurut Kuznets dalam Todaro (2000:115) ada tiga komponen utama dalam pertumbuhan ekonomi dari setiap negara, yaitu akumulasi modal, pertumbuhan penduduk dan kemajuan teknologi.

Akumulasi modal (capital acccumulation) terjadi apabila sebagian dari pendapatan ditabung dan diinvestasikan kembali dengan tujuan memperbesar output dan pendapatan di kemudian hari. Akumulasi modal meliputi semua bentuk atau jenis investasi baru yang ditanamkan pada tanah, peralatan fisik, modal atau sumber daya manusia. Investasi produktif bersifat langsung tersebut harus dilengkapi dengan berbagai investasi penunjang ekonomi dan sosial berupa pembangunan infrastruktur. Pembangunan infrastruktur tersebut meliputi jalan, penyediaan listrik, persediaan air bersih dan perbaikan sanitasi serta pembangunan fasilitas komunikasi.

(24)

5

Sebagai salah satu komponen utama dalam pertumbuhan ekonomi, investasi tentunya akan sangat berpengaruh terhadap tinggi rendahnya PDB/PDRB yang dihasilkan suatu negara atau daerah. Return atau hasil dari investasi yang ditanamkan disebuah wilayah adalah output berupa barang maupun jasa. Semakin tinggi atau besar investasi yang ditanamkan akan membuat produktivitas suatu wilayah dalam menghasilkan output semakin tinggi. Ini berarti akan meningkatkan PDRB yang dihasilkan suatu daerah, begitupun sebaliknya.

Dalam realisasinya dalam perekonomian nasional, investasi dibagi menjadi dua jenis yaitu penanaman modal dalam negeri (PMDN) dan penanaman modal asing (PMA) atau yang dalam penelitian ini kita sebut sebagai Foreign Direct Investment

(FDI). Yang dimaksud dengan PMDN menurut UU No.6 tahun 1968 dan UU no.12 tahun 1970 adalah penggunaan kekayaan masyarakat Indonesia termasuk hak-hak dan benda-benda baik yang dimiliki Negara maupun swasta asing yang berdomisili di Indonesia, baik secara langsung maupun tidak langsung untuk menjalankan usaha menurut ketentuan undang-undang ini.

(25)

6

internasional dimana perusahaan dari suatu negara mendirikan atau memperluas perusahaannya di negara lain.

Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan positif setiap tahunnya, tentu akan menarik banyak investor baik itu asing maupun domestik untuk menanamkan investasinya. Jawa Tengah merupakan propinsi yang memiliki potensi yang besar dalam jumlah tenaga kerja dan kekayaan alam pastinya membutuhkan investasi yang besar pula, baik itu PMDN maupun FDI, untuk kegiatan perekonomiannya. Namun pada kenyataannya para investor domestic maupun asing masih belum melirik Jawa Tengah sebagai propinsi yang baik dan menguntungkan untuk berinvestasi, sehingga investasi yang masuk masih sedikit dan lebih kecil dibanding propinsi lain di pulau Jawa. Disiniah diperlukan peran pemerintah Jawa Tengah untuk menciptakan iklim investasi yang baik guna menarik kepercayaan investor untuk memanamkan modal atau investasinya agar produktivitas dan output yang dihasilkan di Jawa Tengah semakin besar.

(26)
[image:26.612.106.540.97.342.2]

7 Tabel 1.2

Perkembangan Realisasi FDI Propinsi di Pulau Jawa 2010– 2012 (juta US$)

Lokasi 2010 2011 2012

DKI Jakarta 6.429,3 4.824,1 4.107,7

Jawa barat 1.692,0 3.839,4 4.210,7

Jawa tengah 59,1 175,0 241,5

Yogyakarta 4,9 2,4 84,9

Jawa Timur 1.769,2 1.312,0 2.298,8

Banten 1.544,2 2.171,7 2.716,3

Sumber: BKPM, Republik Indonesia

Tabel 1.2 diatas menggambarkan pekembangan realisasi PMA/FDI di propinsi di pulau Jawa. Dari tahun 2010 sampai 2012 nilai FDI Jawa tengah selalu meningkat. Namun diantara 6 propinsi yang ada di pulau Jawa realisasi FDI Jawa Tengah terlihat kecil. Hal ini yang menjadi tanda tanya, mengapa dengan potensi sumberdaya alam dan tenaga kerja yang besar, nilai investasi asing yang masuk ke Jawa Tengah masih kalah dibanding propinsi Banten yang notabene propinsi baru dan sedikit potensi ekonominya.

(27)

8

Secara mikro, infastruktur dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan produktivitas. Infrastruktur memiliki peran yang sangat vital terhadap kelancaran kegiatan perekonomian yang terjadi di suatu wilayah. Dalam model neoklasik Solow, pertumbuhan ekonomi berasal dari tiga faktor berikut: kenaikan kualitas dan kuantitas pekerja, kenaikan dalam kapital dan peningkatan teknologi. Dalam model ini investasi fisik seperti infrastruktur penunjang kegiatan ekonomi dimasukan kedalam faktor kapital. Sehingga kenaikan dalam kapital akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi/PDRB.

Sedangkan Kuznetz menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi suatu negara atau wilayah dipengaruhi oleh akumulasi modal, sumberdaya manusia, sumberdaya alam, baik dari jumlah maupun kualitasnya. Dalam teori ini kita dapat mengkategorikan infrastruktur sebagai akumulasi modal. Karena infrastruktur dapat secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi kegiatan ekonomi. Secara langsung infrastruktur dapat dijadikan sebagai input kegiatan produksi, contohnya infrastruktur penyediaan energi listrik. Secara tidak langsung infrastruktur berperan sebagai pendukung kegiatan distribusi output barang dan jasa suatu daerah, contohnya infrastruktur jalan dan pelabuhan baik itu air maupun udara.

(28)

9

tersediannya akses jalan nasional dan propinsi yang layak, baik itu jalan umum maupun jalan tol, dan juga tersedia pelabuhan udara/bandara, pelabuhan laut Tanjung Mas di Semarang yang berskala nasional dan internasional.

Disamping itu infrastruktur penyediaan energi listrik juga sudah tersedia lewat PLTU Semarang dan beberapa pembangkit listrik lainnya, selain itu penyediaan sarana irigasi tersedia dari sejumlah waduk salah satunya waduk gajah mungkur yang terdapat di Wonogiri. Namun dari sisi kualitas dan kuantitas, infrastruktur di Jawa Tengah masih belum dapat dikatakan baik, malah cenderung masih buruk. Hal inilah yang terkadang masih di keluhkan oleh pelaku usaha dan investor yang telah berinvestasi dan hendak menanamkan investasinya di Jawa Tengah.

Dalam penelitian ini, akan dikonsentrasikan pada infrastuktur energi listrik yang ada di Jawa Tengah. Tersediannya energi listrik tentu sangat memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam melakukan kegiatan produksi baik barang maupun jasa. Namun sampai saat ini masih sering kita dengar banyak wilayah di Indonesia yang belum teraliri listrik. Bahkan di pulau Jawa sendiri yang notabene memiliki kondisi infrastruktur yang lebih baik dari wilayah lainnya, masih memiliki kendala dalam penyediaan energi listrik bagi pendudukya. Penyedia energi listrik di Indonesia tentunya memiliki tugas yang besar untuk memberikan pelayanan yang maksimal terhadap penduduk Indonesia.

(29)

10

menghidupkan mesin produksi. Semakin meratanya penyaluran/jaringan energy listrik di suatu dareah akan meningkatkan produktivitas masyarakat di daerah tersebut. Ini menandakan bahwa infrastruktur energi listrik berpengaruh terhadap produktifitas dan pertumbuhan ekonomi. Di Jawa Tengah sendiri kondisi penjualan energy listrik untuk sektor industry selalu meningkat setiap tahun.

[image:29.612.103.539.159.536.2]

Berikut merupakan tabel penjualan energi listrik untuk sektor industry diJawa Tengah:

Tabel 1.3

Penjualan Tenaga Listrik untuk Sektor Industri Propinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2012

Tahun Energi Jual (MWH)

2008 4.466.481

2009 4.527.129

2010 4.890.775

2011 5.235.817

2012 5.738.430

Sumber: PT. PLN (persero), Distribusi Jawa Tengah

(30)

11

lebih merata guna meningkatkan kualitas hidup dan produktifitas masyarakat di Jawa Tengah.

Besar kecilnya PDRB yang dimiliki suatu daerah sangat bergantung pada produktifitas masyarakat daerah tersebut dalam menghasilkan barang atau jasa. Salah satu faktor yang mempengaruhi produktifitas masyarakat suatu daerah adalah adalah pengangguran. Pengangguran merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi pemerintah dalam tujuannya untuk memperbaiki kondisi perekonomian masyarakatnya. Pengangguran adalah masyarakat yang masuk dalam angkatan kerja yang tidak memiliki pekerjaan atau sedang mencari pekerjaan. Dalam teori pertumbuhan ekonomi Solow, pengangguran bisa dikategorikan ke dalam kuantitas tenaga kerja, sehingga jumlah penduduk yang mengganggur akan mempengaruhi produktifitas dan pertumbuhan ekonomi.

(31)

12

[image:31.612.108.539.144.505.2]

dengan propinsi lain di pulau Jawa. Ada beberapa penyebab yang mungkin menyebabkan masalah tesebut salah satunya adalah kualitas pendidikan tenaga kerja di Jawa Tengah. Berikut merupakan jumlah penduduk yang menganggur di Jawa Tengah:

Table 1.4

Jumlah Pengangguran Propinsi Jawa tengah tahun 2008-2012

Tahun Jumlah

Pengangguran

Tingkat Pengangguran Terbuka (%)

2008 1.227.308 7,35

2009 1.252.267 7,33

2010 1.046.883 6,21

2011 1.002.662 5,93

2012 962.141 5,63

Sumber : BPS, Prov. Jawa Tengah

(32)

13

Dengan diberlakukannya otonomi daerah, diharapkan tiap-tiap daerah mampu menggali dan mengelola sumber-sumber ekonomi agar dapat menigkatkan produktifitasnya. Sehingga pada akhirnya akan meningkatkan PDRB dan pertumbuhan ekonomi daerahnya. Faktor-faktor seperti investasi, kondisi infrastruktur dan kondisi pengangguran memiliki peran dan pengaruh dalam penigkatan PDRB yang dihasilkan propinsi Jawa tengah.

B. RUMUSAN MASALAH

Melihat permasalahan yang telah dijelaskan diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh Foreign Direct Investment, Infrastruktur dan Pengangguran terhadap PDRB Jawa Tengah periode tahun 2000-2012 secara parsial?

2. Bagaimana pengaruh Foreign Direct Investment, Infrastruktur dan Pengangguran terhadap PDRB Jawa Tengah periode tahun 2000-2012 secara simultan?

C. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan permasalahan yang sudah dijabarkan di atas. Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

(33)

14

b. Mengetahui bagaimana pengaruh Foreign Direct Investment, Infrastruktur dan Pengangguran terhadap PDRB di Jawa Tengah periode tahun 2000-2012 secara simultan.

D. KEGUNAAN PENELITIAN

Hasil penelitian ini diharapkan mempunyai kegunaan akademis dan praktis. Adapun kegunaan hasil penelitian ini dapat penulis uraikan antara lain :

1. Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menambah pengetahuan, pengalaman, dan sebagai tempat mempraktekan ilmu pengetahuan serta menerapkan dan membandingkan teori-teori yang diperoleh di bangku kuliah. 2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan untuk mengkaji lebih

lanjut tentang faktor-faktor yang mepengaruhi perolehan PDRB di suatu negara atau daerah.

E. MANFAAT PENELITIAN

(34)

15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.Landasan Teori

1. Pertumbuhan Ekonomi

a. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi secara umum dapat diartikan sebagai kenaikan pendapatan nasional secara berarti dalam suatu periode perhitungan tertentu. Sedangkan menurut Kutnets, pertumbuhan ekonomi merupakan kenaikan kapasitas produksi dalam jangka panjang dari suatu negara yang bersangkutan untuk menyediakan berbagai barang ekonomi kepada penduduknya. Kenaikan kapasitas tersebut dapat terjadi karena adanya kemajuan teknologi, institusi dan idiologi terhadap berbagai keadaan yang ada (Todaro,2000:144).

Asfia Murni (2006:173) mengartikan pertumbuhan ekonomi sebagai suatu kondisi terjadinya perkembangan GDP/PDB potensial yang mencerminkan adanya pertumbuhan output perkapita dan meningkatnya standar hidup masyarakat.

Menurut Boediono (1992:9), pertumbuhan ekonomi adalah proses dari kenaikan output per kapita dalam jangka waktu yang panjang. Pertumbuhan ekonomi meliputi 3 aspek, yaitu:

(35)

16

2) Pertumbuhan ekonomi berkaitan dengan adanya kenaikan output perkapita dalam hal ini ada 2 aspek penting yaitu, output total dan jumlah penduduk. Output perkapita adalah pembagian antara output total dengan jumlah penduduk.

3) Pertumbuhan ekonomi dikaitkan dengan perspektif waktu jangka panjang yang dikatakan tumbuh jika dalam jangka waktu 5 tahun mengalami kenaikan output.

Angka pertumbuhan ekonomi umumnya dalam bentuk persentase dan bernilai positif, tetapi mungkin juga bernilai negatif. Negatifnya pertumbuhan ekonomi disebabkan adanya penurunan yang lebih besar daripada pendapatan nasional tahun berikutnya dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

b.Teori Pertumbuhan Ekonomi

Teori dibangun berdasarkan pengalaman empiris, sehingga teori dapat dijadikan sebagai dasar untuk memprediksi dan membuat suatu kebijakan. Terdapat beberapa teori yang mengungkapkan tentang konsep pertumbuhan ekonomi, secara umum teori tersebut sebagai berikut:

1) Teori Adam Smith

(36)

17

Tingkat upah yang berlaku menurut Adam Smith di tentukan oleh tarik menarik antara kekuatan permintaan dan penawaran tenaga kerja. Sementara itu permintaan akan tenaga kerja akan ditentukanoleh stok modal dan tingkat output masyarakat. Oleh karena itulaju pertumbuhan permintaan tenaga kerja di tentukan oleh lajupertumbuhan stok modal (akumulasi modal) dan laju pertumbuhan output. Teori Adam Smith ini tertuang dalam bukunya yang berjudul An Inquiry Into the Nature and Causes of the Wealth of Nations.

Adam Smith juga beranggapan bahwasannya sumber daya alam adalah faktor utama dari kegiatan produksi suatu masyarakat. Jumlah sumberdaya alam yang ada adalah batas maksimum pertumbuhan ekonomi. Jika sumberdaya alam tersebut belum dimanfaatkan sepenuhnya maka jumlah penduduk dan modal lah yang menjadi faktor utama dalam pertumbuhan output. Namun pertumbuhan output tersebut akan berhenti dikala semua sumber daya alam yang ada telah digunakan seluruhnya.

2) Teori Neoklasik Solow-Swam

(37)

18

Dalam model neoklasik ini rasio modal output (capital output ratio) dapat berubah. Dalam artian apabila lebih banyak modal yang digunakan maka jumlah tenaga kerja yang digunakan sedikit, begitupun sebaliknya. Dengan adanya fleksibilitas ini, suatu perekonomian mempunyai kebebasan yang tidak terbatas dalam menentukan kombinasi antara modal (K) dan tenaga kerja (L) yang akan digunakan untuk menghasilkan output tertentu.

[image:37.612.104.539.173.538.2]

Berikut ini adalah grafik fungsi produksi neoklasik yang menampilkan kombinasi antara modal/Capital dan tenaga kerja/labor :

Gambar 2.1

Fungsi Produksi Neoklasik

(38)

19

Disamping itu, tingkat output tetap dapat mengalami perubahan meskipun jumlah modalnya konstan.

3) Teori Harrod-Domar (Keynesian)

Teori Harrod Domar merupakan perluasan dari analisis keynesian mengenai kegiatan ekonomi secara nasional dan masalah tenaga kerja. Harrod- Domar beranggapan bahwa modal harus dipakai secara efektif, karena pertumbuhan ekonomi sangat dipengaruhi oleh peranan pembentukan modal tersebut. Pembentukan modal dapat tersebut dapat diperoleh melalui akumulasi modal. Pembentukan modal tidak hanya dipandang sebagai pengeluaran yang akan menambah kemampuan suatu perekonomian untuk berproduksi, tetapi juga dapat meningkatkan permintaan masyarakat.

Teori ini mengganggap bahwa kenaikan kapasitas produksi dan pendapatan nasional suatu negara juga ditentukan oleh kenaikan pengeluaran masyarakat yaitu yang dapat berupa investasi. Oleh karena itu, meskipun kapasitas produksi meningkat, pendapatan nasional baru akan naik hanya jika pengeluaran masyarakat juga meningkat.

c. Faktor-Faktor Pertumbuhan Ekonomi

(39)

20 1) Faktor Ekonomi

Menurut pandangan beberapa ahli faktor produksi adalah faktor atau kekuatan utama dalam pertumbuhan ekonomi. Faktor produksi tersebut terdiri atas:

a) Faktor Sumberdaya Alam

Sumberdaya alam merupakan salah satu faktor utama dalam produksi yang berperan sebagai input. Sumberdaya alam dibagi atas SDA yang dapat diperbaharui dan tidak dapat diperbaharui.

b) Faktor Akumulasi Modal

Pembentukan atau akumulasi modal memerlukan pengorbanan melalui pengurangan konsumsi masyarakat dalam jangka waktu tertentu. Masyarakat mengalihkan sebagian uangnya ke dalam bentuk tabungan maupun investasi yang nantinya digunakan sebagai sumber untuk kemajuan perekonomian suatu wilayah.

c) Faktor Organisasi

Organisasi merupakan faktor yang bersifat pelengkap. Fungsinya membantu masyarakat dalam meningkatkan produktifitasnya. Melalui organisasi tugas dan peran seseorang dalam kegiatan ekonomi menjadi jelas, siapa yang menjadi policy maker dan siapa yang jadi pelaku usaha.

d) Faktor Kemajuan Teknologi

(40)

21 e) Pembagian Kerja dan Skala Produksi

Spesialisasi dan pembagian kerja dapat mengingkatkan produktivitas. Melalui spesialisasi keberagaman produk hasil kegiatan produksi menjadi tinggi. Dengan keberagaman tersebut menjadikan skala produksi masyarakat semakin besar dan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

2) Faktor Non Ekonomi

Faktor non ekonomi secara bersama-sama mempengaruhi kemajuan perekonomian. Faktor tersebut tidak secara langsung berengaruh terhadap perekonomian. Namun faktor tersebut juga memiliki peran yang penting dalam pertumbuhan ekonomi. Beberapa faktor tesebut adalah sebagai berikut:

a) Faktor Sosial

Faktor sosial dan budaya menghasilkan perubahan pandangan dan harapan, struktur dan nilai-nilai sosial di masyarakat sehingga akan mempengaruhi arah dan tujuan dari perkonomian suatu negara.

b) Faktor Sumberdaya Manusia

Faktor SDM memiliki peran yang vital dan penting dalam kegiatan ekonomi. Kualitas SDM sangat berpengaruh dalam keberhasilan satu negara dalam meningkatkan kualitas perekonomiannya.

c) Faktor Politik dan Administratif

(41)

22

administrasi yang kuat, efisien dan tidak korup sangat penting dalam peningkatan kondisi ekonomi suatu negara.

d. Pertumbuhan Ekonomi Daerah

Dalam konsep dasar ekonomi makro indikator yang digunakan dalam mengukur pertumbuhan ekonomi, adalah produk domestik bruto (PDB). Produk Domestik Bruto (PDB) adalah nilai pasar semua barang dan jasa akhir yang diproduksi dalam perekonomian selama kurun waktu tertentu (Mankiw, 2006: 19). Dalam konsep regional Produk Domestik Bruto dikenal sebagai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB merupakan indikator ekonomi makro suatu daerah, yang menggambarkan ada atau tidaknya perkembangan perekonomian daerah. Dengan menghitung PDRB secara teliti dan akurat baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan dapat diambil beberapa kesimpulan mengenai keberhasilan pembangunan di suatu daerah, yang memperlihatkan laju pertumbuhan ekonomi yang mewakili peningkatan produksi di berbagai sektor lapangan usaha yang ada (Saggaf, 1999: 15).

(42)

23

penggalian, industri pengolahan, listrik gas dan air bersih, bangunan, perdagangan hotel dan restoran, pengangkutan dan komunikasi, keuangan persewaan dan jasa perusahaan dan jasa-jasa lainnya. Pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari data konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, pembentukan modal bruto, perubahan persediaan, ekspor dan impor.

2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) a. Pengertian PDRB

PDRB adalah jumlah nilai tambah barang dan jasa yang dihasilkan dari seluruh kegiatan pekonomian diseluruh daerah dalam tahun tertentu atau perode tertentu dan biasanya satu tahun. BPS (2007:2) membedakan perhitungan PDRB ke dalam dua dasar, yaitu PDRB atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan. PDRB atas dasar harga Berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun yang berlaku. PDRB atas dasar harga berlaku digunakan untuk melihat pergeseran dan struktur ekonomi.

Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan menunjukan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun tertentu. PDRB atas dasar harga konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun.

b. Metode penghitungan PDRB

(43)

24

1) Pendekatan Produksi (Production Approach)

PDRB menurut pendekatan produksi diartikan bahwa PDRB dihitung berdasarkan jumlah nilai produk barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi atau sector ekonomi dalam suatu wilayah atau region pada suatu jangka waktu tertentu. Nilai tambah merupakan nilai yang ditambahkan pada barang dan jasa yang dipakai oleh unit produksi sebagai input antara nilai yang ditambahkan sama dengan balas jasa faktor produksi atas ikut sertanya dalam proses produksi. Sector-sektor ekonomi tersebut adalah :

a) Pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan, b) Pertambangan dan penggalian

c) Industry pengelolaan d) Listrik, gas, dan Air bersih e) Konstruksi

f) Perdagangan, hotel,dan restoran g) Pengangkutan dan komunikasi

h) Keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, i) Jasa-jasa termasuk jasa pelayanan pemerintah. 2) Pendekatan Pendapatan (Income Approach)

(44)

25

menjumlahkan semua balas jasa faktor produksi yaitu upah dan gaji, surplus usaha, penyusutan dan pajak tak langsung neto.

Untuk sektor Pemerintahan dan usaha yang sifatnya tidak mencari keuntungan, surplus usaha (bunga neto, sewa tanah dan keuntungan) tidak diperhitungkan. Jumlah nilai balas jasa faktor produksi tersebut sama dengan produk domestik regional bruto dari sudut pendapatan dan disebut Pendapatan Regional.

3) Pendekatan Pengeluaran (Expenditure Approach)

Salah satu cara/pendekatan untuk mengetahui nilai PDRB adalah dengan melihat sisi pengeluaran. Pos pendapatan nasional membagi GDP menjadi 4 kelompok pengeluaran (Mankiw. 2000 ; 24)

a) Konsumsi b) Investasi

c) Pembelian pemerintah d) Ekspor bersih (NX)

Jadi dengan menggunakan symbol Y untuk GDP menjadi : Y = (C + I +G +NX). Persamaan ini disebut national income account adentity. Persamaan ini menegaskan bahwa PDRB merupakan total pengeluaran dari konsumsi rumah tangga (C) Investasi perusahaan (I) pembelian pemerintah (G) dan Ekspor Neto (NX).

(45)

26

lama dan barang tahan lama dan jasa (service). Konsumsi dalam perekonomian memegang peranan penting dalam pembentukan GDP, karena hampir 70% GDP berasal dari konsumsi.

Investasi terdiri dari barang-barang yang di beli untuk penggunaan masa depan. Investasi juga di bagi 3 kelompok 1.)investasi tetap bisnis (Bussines Fixed Investment) 2.) investasi tetap residensi (Residential Fixed Investment) 3.) dan investasi persediaan (Inventory Investment). Investasi tetap bisnis adalah peralatan dan struktur yang di beli perusahaan untuk penggunaan dalam produksi mendatang, misalnya pembelian pabrik. Investasi tetap residensi adalah perumahan yang baru yang di beli seseorang untuk di tinggali atau untuk disewakan. Sedangkan investasi persediaan adalah perubahan dalam kuantitas barang yang disimpan perusahaan di gudang termasuk bahan baku dan perlengkapan barang jadi dan barang setengah jadi. Investasi persediaan ini akan meningkatkan persedian barang perusahaan.

Pembelian pemerintah (government purchases) adalah barang dan jasa yang di beli oleh pemerintah pusat, negara bagian, dan daerah. Ekspor bersih adalah nilai barang dan jasa yang di ekspor ke negara lain di kurangi nilai barang dan jasa yang diimpor dari negara lain yang merupakan cerminan neraca perdagangan suatu negara.

3. Investasi

(46)

peralatan-27

peralatan produksi dengan tujuan untuk mengganti dan terutama menambah barang-barang modal dalam perekonomian yang akan digunakan untuk memproduksikan barang dan jasa di masa depan (Sukirno, 2000:69). Sedangkan Todaro (2000:388) mendefinisikan investasi atau penanaman modal sebagai bagian dari pendapatan nasional (national income) atau pengeluaran nasional (national expenditure) yang secara khusus diperuntukan memproduksi barang kapital atau modal pada periode waktu tertentu.

Samuelson (2003:137) menjelaskan bahwa investasi sering kali mengarah pada perubahan dalam keseseluruhan permintaan dan mempengaruhi siklus bisnis, selain itu investasi mengarah kepada akumulasi modal yang bisa meningkatkan output potensial negara dan mengembangkan pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Ketika pengeluaran untuk membeli barang-barang modal dan peralatan produksi tersebut diperkirakan akan mendatangkan keuntungan berupa hasil penjualan yang lebih besar dari pengeluaran yang untuk investasi, maka investor akan memutuskan untuk melakukan investasi atau penanaman modal.

(47)

28

Peranan investasi terhadap kapasitas produksi memang sangat besar, karena investasi merupakan penggerak perekonomian, baik untuk penambahan faktor produksi maupun berupa peningkatan kualitas faktor produksi, investasi ini nantinya akan memperbesar pengeluaran masyarakat melalui peningkatan pendapatan masyarakat dengan cara multiplier effect. Faktor produksi akan mengalami penyusutan, sehingga akan mengurangi produktivitas dari faktor-faktor produksi tersebut. Supaya tidak terjadi penurunan produktivitas harus diimbangi dengan investasi baru yang lebih besar dari penyusutan faktor produksi tersebut. Teori pertumbuhan Harod-Domar dijelaskan bahwa kenaikan kapasitas produksi dan pendapatan nasional dapat ditingkatkan dengan memperbesar pengeluaran masyarakat dalam bentuk investasi.

Menurut Undang-undang Republik Indonesia No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, adapun tujuan penyelenggaraan penanaman modal antara lain adalah untuk :

a) Meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional; b) Menciptakan lapangan kerja;

c) Meningkatkan pembangunan ekonomi berkelanjutan;

(48)

29

g) Mengolah ekonomi potensial menjadi kekuatan ekonomi riil dengan menggunakan dana yang berasal, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri; dan

h) Meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Investasi merupakan komponen utama dalam menggerakan roda perekonomian suatu negara. Secara teori peningkatan investasi akan mendorong volume perdagangan dan volume produksi yang selanjutnya akan memperluas kesempatan kerja yang produktif dan berarti akan meningkatkan pendapatan perkapita sekaligus bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dalam teori pertumbuhan Harod-Domar (1946), kenaikan kapasitas produksi dan pendapatan nasional suatu negara juga ditentukan oleh kenaikan pengeluaran masyarakat yaitu yang dapat berupa investasi. Artinya investasi yang dikeluarkan masyarakat akan mempengaruhi kapasitas produksi daerah melalui peningkatan akumulasi modal, maupun peningkatan teknologi.

(49)

30

Menurut UU no. 1 Th. 1967 dan UU no 11 Th. 1970 tentang PMA, yang dimaksud dengan Penanaman Modal Asing (PMA) adalah penanaman modal asing secara langsung yang dilakukan menurut atau berdasarkan ketentuan-ketentuan Undang-undang ini dan yang digunakan untuk menjalankan Perusahaan di Indonesia, dalam arti bahwa pemilik modal secara langsung menanggung resiko dari penanaman modal tersebut.

4. Foreign Direct Ivestment (FDI)

a. Pengertian Foreign direct Investment

FDI adalah arus modal internasional dimana perusahaan dari suatu negara mendirikan atau memperluas perusahaannya di negara lain. Oleh karena itu tidak hanya terjadi pemindahan sumber daya, tetapi juga terjadi pemberlakuan control terhadap perusahaan di luar negeri.

(50)

31

Panayotou (1998) menjelaskan bahwa FDI lebih penting dalam menjamin kelangsungan pembangunaan dibandingkan dengan aliran bantuan atau modal portofolio, sebab terjadinya FDI disuatu negara akan diikuti dengan transfer of technology, know-how, management skill, resiko usaha relatif kecil dan lebih profitable.

FDI dapat memberikan beragam manfaat ekonomi dan lainnya untuk lokasi tuan rumah, manfaat ini termasuk meningkatkan lapangan kerja, peningkatan pendapatan, dampak menguntungkan untuk investasi lokal, alih teknologi, membaiknya keterampilan buruh, meningkatnya ekspor, meningkatkan kebersaingan internasional dari perusahaan-perusahaan lokal dan meningkatnya persaingan domestik.

Pemerintah sangat memberi perhatiaan pada FDI karena aliran investasi masuk dan keluar dari negara mereka bisa mempunyai akibat yang signifikan. Para ekonom menganggap FDI sebagai salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi karena memberi kontribusi pada ukuran-ukuran ekonomi nasional seperti Produk Domestik Bruto (PDB/GDP), Gross Fixed Capital Formation

(51)

32

murah dan akses pada teknologi, produk, keterampilan, dan pendanaan yang baru.

b. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Investasi

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi investasi (FDI) adalah sebagai berikut:

1) Tingkat suku bunga, terdapat hubungan negatif antara jumlah investasi dan tingkat bunga. Jika tingkat suku bunga naik maka investasi akan berkurang, begitupun sebaliknya.

2) Inovasi dan teknologi, perusahaan perlu menanamkan investasi untuk membeli mesin-mesin baru dan canggih agar produksinya jadi lebih efisien. 3) Kondisi perekonomian, semakin besar pendapatan nasional akan membuat

semakin banya bagian pendapatan yang ditabung. Yang nantinya akan diinvestasikan pada usaha yang menguntungkan.

4) Ramalan atau harapan akan konsidi perekonomian dimasa yang akan datang 5) Tingkat keuntungan perusahaan, makin banyak keuntungan yang diperoleh

makin banya bagian dari laba yang ditahan untuk tujuan investasi selanjutnya.

(52)

33 5. Infrastruktur

a. Pengertian Infrastruktur

Secara bahasa dalam kamus besar bahasa Indonesia, infrastruktur dapat diartikan sebagai sarana dan prasarana. Definisi lainnya mengenai infrastruktur, adalah bahwasannya infrastruktur mengacu pada fasilitas fisik dan termasuk pula kerangka kerja organisaional, pengetahuan dan teknologi yang penting untuk organisasi masarakat dan pembangunan ekonomi. Infrastruktur meliputi undang-undang, sistem pendidikan dan kesehatan publik, sistim distribusi dan perawatan air, pengumpulan sampah dan limbah, pengolahan dan pembuangannya, sisten komunikasi, sistem transportasi dan utilitas publik (Tatom, 1993:124)

Dalam perekonomian infrastruktur merupakan wujud dari modal publik yang terbentuk dari investasi yang dikeluarkan oleh pemerintah. Familoni (2004:16) menyebut infrastruktur sebagai Basic essential service dalam proses pembangunan. Maksudnya adalah pembangunan sosial dan ekonomi akan dapat terjadi dan dipercepat dengan adanya infrastruktur sosial serta infrastruktur fisik pendukung perekonomian.

(53)

34

[image:53.612.107.539.135.534.2]

secara ekonomi maupun sosial (Grigg dalam Kodoatie, 2003:8). Sistem infrastruktur merupakan pendukung utama fungsi-fungsi sistem sosial dan ekonomidalam kehidupan masyarakat sehari-hari.

Gambar 2.2

Skema Hubungan Infrastruktur dan Sistem ekonomi

Sumber : Grigg, 1988

Gambar diatas menunjukan bahwa infrastruktur merupakan pendukung dari sistem sosial dan ekonomi. Ketersedian infrastruktur meningkatkan akses masyarakat terhadap sumber daya sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas yang berujung pada pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Oleh karena itu penting untuk memperhatikan konsisi infrastruktur terutama fisik untuk mendukung kegiatan ekonomi di suatu daerah.

(54)

35

Eksternalitas positif yang di peroleh dari infrastruktur yaitu berupa efek limpahan

(Spillover effect) dalam bentuk peningkatan kapasitas produksi perusahaan dan pertanian tanpa harus meningkatkan input modal dan tenaga kerja.

Teori Pertumbuhan Endogeneus yang diperkenalkan oleh Romer memasukan peranan infrastruktur dalam pertumbuhan ekonomi. Teori ini menyatakan bahwa kemajuan ekonomi tidak dapat dikatakan eksogen, melainkan endogen karena kemajuan teknologi sangan ditentukan oleh investasi dari sumberdaya manusia dan industri berbasis ilmu pengetahuan. Konsekuensi lebih lanjut dari teori endogeneus ini adalah pentingnya penyediaan infrastruktur yang dapat meningkatkan efisiensi alokasi sumberdaya sehingga menghasilkan

increasing return to scale dalam suatu kegiatan prosuksi (Meiningtyas, 2007:10). b. Penggolongan Infrastruktur

Menurut Grigg dalam Kodoatie (2003:101), infrastuktur dapat dibagi kedalam 13 kategori, yaitu:

1) Sistem penyediaan air: waduk, penampungan air, transmisi dan distribusi,

fasilitas pengelolaan air (treatment plant)

2) Sistem pengelolaan air limbah: pengumpulan, pengolahan, pembuangan, daur ulang

3) Fasilitas pengelolaan limbah padat

(55)

36

6) Fasilitas transportasi: jalan, rel, bandar udara. Termasuk didalamnya adalah tanda-tanda lalu lintas, fasilitas pengontrol.

7) Sistem transit publik

8) Sistem kelistrikan: produksi dan distribusi 9) Fasilitas gas alam

10)Gedung publik: sekolah, rumah sakit 11)Fasilitas perumahan publik

12)Taman kota sebagai daerah resapan, tempat bermain teermasuk stadion 13)Komunikasi

Sedangkan The World Bank (1994) membagi infrastruktur menjadi tiga, yaitu:

1) Infrastruktur ekonomi, merupakan infrastruktur fisik yang diperlukan untuk menunjang aktivitas ekonomi, meliputi publicutilities (tenaga, telekomunikasi, air, sanitasi, gas), public work (jalan, bendungan, kanal, irigasi dan drainase) dan sector transportasi (jalan, rel, pelabuhan, lapangan terbang dan sebagainya).

2) Infrastruktur sosial, meliputi pendidikan, kesehatan, perumahan dan rekreasi. 3) Infrastruktur administrasi, meliputi penegakan hukum, kontrol administrasi

dan koordinasi.

(56)

37

transportasi, infrastruktur jalan, infrastruktur pengairan, infrasruktur air minum dan sanitasi, infrasruktur telematika, infrastruktur ketenagalistrikan, dan infrastruktur pengangkutan gas dan minyak bumi..

6. Pengangguran

a. Pengertian Pengangguran

Pengangguran adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yangmampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.

(57)

38

pendapatan perkapita suatu negara. Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah "pengangguran terselubung" di mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang.

Dalam teori pertumbuhan ekonomi Solow, pengangguran bisa dikategorikan ke dalam kuantitas tenaga kerja, sehingga jumlah penduduk yang mengganggur akan mempengaruhi produktifitas dan pertumbuhan ekonomi. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya.

b. Jenis dan Macam Pengangguran 1) Berdasarkan jam kerja

Berdasarkan jam kerja, pengangguran dikelompokkan menjadi 3 macam: a) Pengangguran Terselubung (Disguised Unemployment) adalah tenaga

kerja yang tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu. b) Setengah Menganggur (Under Unemployment) adalah tenaga kerja yang

tidak bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu.

(58)

39 2) Berdasarkan penyebab terjadinya

Berdasarkan penyebab terjadinya, pengangguran dikelompokkan menjadi 7 macam:

a) Pengangguran friksional (frictional unemployment)

Pengangguran friksional adalah pengangguran yang sifatnya sementara yang disebabkan adanya kendala waktu, informasi dan kondisi geografis antara pelamar kerja dengan pembuka lamaran pekerja tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditentukan pembuka lapangan kerja.

Semakin maju suatu perekonomian suatu daerah akan meningkatkan kebutuhan akan sumber daya manusia yang memiliki kualitas yang lebih baik dari sebelumnya. Proses dalam memperoleh pekerjaan ini yang meyebabkan para pekerja tersebut tergolong sebagai pengangguran dalam hal ini pengangguran normal.

b) Pengangguran konjungtural (cycle unemployment)

Pengangguran konjungtoral adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan gelombang (naik-turunnya) kehidupan perekonomian/siklus ekonomi.

c) Pengangguran struktural (structural unemployment)

(59)

40 i. Akibat permintaan berkurang

ii. Akibat kemajuan dan pengguanaan teknologi iii. Akibat kebijakan pemerintah

d) Pengangguran musiman (seasonal Unemployment)

Pengangguran musiman adalah keadaan menganggur karena adanya fluktuasi kegiaan ekonomi jangka pendek yang menyebabkan seseorang harus nganggur. Contohnya seperti petani yang menanti musim tanam, pedagang durian yang menanti musim durian.

e) Pengangguran siklikal

Pengangguran siklikal adalah pengangguran yang menganggur akibat imbas naik turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah daripada penawaran kerja

f) Pengangguran teknologi

Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang terjadi akibat perubahan atau penggantian tenaga manusia menjadi tenaga mesin-mesin.

g) Pengangguran siklus

(60)

41 B. Hubungan Antar Variabel

a. Hubungan Foreign Direct Investment dengan PDRB

Teori Harrod-Domar mengemukakan model pertumbuhan ekonomi yang merupakan pengembangan dari teori Keynes. Teori tersebut menitik beratkan pada peranan tabungan dan investasi sangat menentukan dalam pertumbuhan ekonomi/PDRB daerah (Arsyad, 1997 : 44).

Menurut Dewi Ernita dkk (2013:2) pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan adalah pertumbuhan yang ditopang oleh investasi. Pertumbuhan ekonomi yang ditopang investasi dianggap akan meningkatkan productivitas suatu negara/ daerah. Investasi adalah pembelian barang yang nantinya akan digunakan untuk memproduksi lebih banyak barang dan jasa (Mankiw, 2007:12). Sebagai salah satu komponen utama dalam pertumbuhan ekonomi, investasi tentunya akan sangat berpengaruh terhadap tinggi rendahnya PDB/PDRB yang dihasilkan suatu negara atau wilayah. Return atau hasil dari investasi yang ditanamkan disebuah wilayah adalah output berupa barang maupun jasa. Semakin tinggi atau besar investasi yang ditanamkan akan membuat produktivitas suatu wilayah dalam menghasilkan output semakin tinggi. Ini berarti akan meningkatkan PDRB yang dihasilkan suatu wilayah/daerah, begitupun sebaliknya.

b. Hubungan Infrastruktur dengan PDRB

(61)

42

infrastruktur. Pembangunan infrastruktur tersebut meliputi jalan, penyediaan listrik, persediaan air bersih dan perbaikan sanitasi serta pembangunan fasilitas komunikasi. Infrastruktur merupakan salah satu roda penggerak kegiatan ekonomi di suatu negara yang perannya sangat vital.

Dalam model neoklasik Solow, pertumbuhan ekonomi berasal dari tiga faktor berikut: kenaikan kualitas dan kuantitas pekerja, kenaikan dalam kapital dan peningkatan teknologi. Dalam model ini investasi fisik seperti infrastruktur penunjang kegiatan ekonomi dimasukan kedalam faktor kapital. Sehingga kenaikan dalam kapital akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi/PDRB.

Sedangkan menurut Kuznetz (Todaro,2000) menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi suatu negara atau wilayah dipengaruhi oleh akumulasi modal(tanah, prasarana/infrastrukur), sumberdaya manusia, sumber daya alam baik dari jumlah maupun kualitasnnya. Dari penjelasan tersebut menunjukan bahwa kondisi infrastruktur yang baik kualitas dan kuantitasnya tentu akan meningkatkan kinerja perekonomian yang pada akhirnya akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi/PDRB suatu negara/wilayah.

(62)

43

(Spillover effect) dalam bentuk peningkatan kapasitas produksi perusahaan dan pertanian tanpa haru meningkatkan input modal dan tenaga kerja.

c. Hubungan Pengangguran dengan PDRB

Besar kecilnya PDRB yang dimiliki suatu daerah sangat bergantung pada produktifitas masyarakat daerah tersebut dalam menghasilkan barang atau jasa. Banyak faktor yang mempengaruhi produktifitas masyarakat suatu negara atau daerah dalam menghasilkan barang dan jasa, salah satunya adalah tingkat pengangguran. Pengangguran merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi pemerintah dalam tujuannya untuk memperbaiki kondisi perekonomian masyarakatnya. Pengangguran adalah masyarakat yang masuk dalam angkatan kerja yang tidak memiliki pekerjaan atau sedang mencari pekerjaan. Dalam teori pertumbuhan ekonomi Solow, pengangguran bisa dikategorikan ke dalam kuantitas tenaga kerja, sehingga jumlah penduduk yang mengganggur akan mempengaruhi produktifitas dan pertumbuhan ekonomi.

(63)

44 C. Penelitian Terdahulu

1. Srinivasu dan Srinivasa (2013). Infrastructur Development and Economic Growth: Prospect and Perspective. Mereka meneliti pengaruh Innfastruktur terhadap pertumbuhan ekonomi negara-negara di dunia. Hasil dari penelitian tersebut menjelaskan bahwasanya Infrastruktur memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi, tetapi yang menjadi pendorong utama adalah infrastruktur sosial seperti faktor kesehatan dan pendidikan. Infrastruktur fisik hanya menjadi roda penggerak kegiatan perekonomian.

2. Iuga I and Cioca I.C (2013). Meneliti korelasi antara tingkat pengangguran dan Produk Domestik Bruto di negara yang tergabung dalam Uni Eropa. Variabel dan data yang digunakan adalah tingkat pengangguran dan PDB di 27 negara Uni Eropa termasuk Rumania periode 2005-2011. Metode analisis yang digunakan adalah Pearson Correlations Coeficiens. Hasil dari analisis yang dilakukan adalah terdapat korelasi antara tingkat pengagguran terhadap PDB namun tidak terlalu kuat/signifikan.

(64)

45

4. Jurnal yang meneliti Dampak Foreign Direct Investment Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia yang dibuat oleh Muhammad Kholis (2012). Jurnal ini meneliti pengaruh investasi asing terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Penelitian ini menggunakan sampel 15 propinsi di Indonesia dan menggunakan data tahun 2006-2010. metode yang digunakan adalah Pooled Least Square. Hasilnya menunjukan bahwa FDI memberikan pengaruh yang negatif terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Kondisi ini didasari oleh kenyataan bahwa investasi di Indonesia masih sangat fluktuatif. Indonesia belum menjadi prioritas sebagai tempat untuk berinvestasi bagi para investor asing.

5. Ali A. Naji Maidani dan Maryam Zabihi (2011) meneliti tentang “The Dynamic

Effect of Unemployment Rate on Per Capita Real GDP in Iran”. Variabel dan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat pengagguran dan GDP riil per capita Iran. Metode yang digunakkan dalam penelitaian ini adalah Auto-Regressive Distributed Lag (ADRL). Hasilnya menggambarkan bahwa tingkat pengagguran memiliki pengaruh negatif dan signifikan baik itu jangka panjang maupun jangka pendek terhadap GDP real per kapita di Iran.

(65)

46

adalah Variabel Investasi, Tenaga Kerja dan Pengeluaran Pemerintah berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di propinsi Jawa timur baik secara parsial maupun simultan.

[image:65.612.86.564.230.697.2]

7. Rindang Bangun dan Muhammad Firdaus (2009) meneliti Pengaruh Infrastruktur Pada Pertumbuhan Ekonomi Wilayah di Indonesia. Data yang digunakan adalah data infrastruktur dan pertumbuhan ekonomi 26 propinsi di Indonesia. Metode penelitian yang digunakan adalah Fixed Effect Method dan Regresi data panel. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa Variabel infrastruktur baik listrik, jalan maupun air bersih memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Penulis Tahun Judul Variabel Alat

Analisis Hasil 1 Dr.B.Srinivasu

dan

P. Srinivasa, PhD

2013 Inftastructure Development and Economic Growth: Prospect and Perspective Infrastructure and Economic Growth Infrastruktur memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi, tetapi yang menjadi pendorong utama adalah infrastruktur sosial seperti faktor kesehatan dan pendidikan. Infrastruktur fisik hanya menjadi roda penggerak kegiatan perekonomian.

2 Iuga I and Cioca I.C

(66)

47

Unemployment Rate and Gross Domestic Product in Europen Union

pengagguran terhadap PDB namun tidak terlalu kuat/signifikan

3 Muhammad Kholis

2012 Dampak

Foreign Direct Investment terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia FDI dan Pertumbuhan ekonomi Pooled Least Square FDI memberikan pengaruh yang negatif terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Kondisi ini didasari oleh kenyataan bahwa investasi di Indonesia masih sangat fluktuatif. Indonesia belum menjadi prioritas sebagai tempat untuk berinvestasi bagi para investor asing.

4 Wolassa L. Kumo 2012 Infrastructure Investment and Economic Growth in South Africa: A Granger Causality Analysis Infrastrcture Investment and Economic Growth

VAR Model Hasilnya

mengindikasikan bahwa ada ada pengaruh yang kuat antara invetasi infrastruktur terhadap perumbuhan ekonomi Afrika Selatan.

5 Ali A. Naji Maidani dan Maryam Zabihi

2011 The Dynamic Effect of Unemployment Rate on Per Capi

Gambar

Tabel 1.1 PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 Propinsi di Pulau Jawa
Tabel 1.2
Tabel 1.3 Penjualan Tenaga Listrik untuk Sektor Industri Propinsi Jawa Tengah
Table 1.4 Jumlah Pengangguran Propinsi Jawa tengah tahun 2008-2012
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penilaian autentik adalah bentuk penilaian di mana siswa diminta untuk memaparkan tugasan dalam situasi sebenar yang menunjukkan penerapan Ketrampilan dan

Subyek dan sumber data seharusnya tidak hanya alumni peserta diklat tetapi juga atasan langsung yang bersangkutan sebagai pengguna alumni (stakeholder). Atasan alumni perlu

Kepada para penyedia yang merasa keberatan atas pengumuman ini dapat mengajukan sanggahan secara tertulis yang ditujukan kepada Panitia Pengadaan Barang/Jasa Dinas Pekerjaan

Hanya dengan menampilkan universalisme dalam ajarannya dan kosmopolitanisme dalam sikap hidup para pemeluknya, Islam akan mampu memberikan perangkat sumberdaya manusia

ilm u filantropi, diperlukan suatu kajian yang m endalam i lebih jauh ten tang faktor peran budaya dalam arti kata yang am at luas.. serta sebagai derivatif/turunan dari faktor

Ketujuh kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan indeks yaitu kelompok Bahan Makanan mengalami kenaikan indeks sebesar 1,08 persen, kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok

Penulis dapat membuat sebuah sistem berbasis website dengan baik karena sebelumnya sudah mendapatkan pengetahuan yang cukup selama berkuliah, oleh sebab itu kurikulum yang

Dimensi ruang sangat berpengaruh pada proses pengeringan pakaian, semakin besar dimensi lemari maka, semakin lama proses kenaikan suhu pada lemari, kelembaban dalam