• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA

G. Formulasi Sabun

Bahan-bahan yang digunakan dalam formulasi sabun transparan, antara

lain:

1. Asam Stearat

Asam stearat berbentuk padat, keras, berupa hablur berwarna putih

atau agak kekuningan, mengkilat, dengan rasa lemak. Memiliki titik lebur

antara 69-70oC. Asam stearat adalah jenis asam lemak yang mempunyai rantai hidrokarbon yang panjang karena memiliki 18 atom karbon,

mengandung gugus karboksil pada salah satu ujungnya, dan gugus metal pada

ujung yang lainnya. Asam stearat merupakan asam lemak jenuh karena tidak

memiliki ikatan rangkap diantara atom karbonnya. Asam stearat sering

digunakan dalam kosmetik sebagai bahan dasar pembuatan krim dan sabun.

Dalam pembuatan sabun, asam stearat berperan dalam memberikan kekerasan

dan membentuk konsistensi (Mitsui, 1997; Poucher, 1993; Rowe, Sheskey

dan Quinn, 2009).

2. Minyak Jarak

Karakteristik dari suatu sabun dipengaruhi oleh karakteristik minyak

yang digunakan dalam proses pembuatan sabun. Masing-masing minyak

memiliki kandungan asam lemak yang dominan dan berbeda-beda. Asam

lemak yang terkandung dalam minyak, yang akan menentukan karakteristik

Shrivastava (1982) berpendapat bahwa minyak merupakan salah satu

komponen yang dibutuhkan dalam pembuatan sabun trasnparan. Minyak yang

dapat digunakan salah satunya adalah minyak jarak. Sabun yang dibuat

menggunakan minyak jarak akan memiliki mutu yang baik, transparansi yang

sangat baik, menghasilkan busa yang lembut dan dapat melembutkan serta

melembabkan kulit.

Tabel I. Komposisi Asam Lemak Minyak Jarak (Gubitz, Mittelbach, Trabi, 1999).

Asam Lemak Komposisi (%)

Asam Miristat 0 – 0,1 Asam Palmitat 14,1 – 15,3 Asam Palmitoleat 0 – 1,3 Asam Stearat 3,7 – 9,8 Asam Oleat 34,3 – 45,8 Asam Linoleat 29,0 – 44,2 Asam Linolenat 0 – 0,3 Asam Arakhidrat 0 – 0,3 Asam Behenat 0 – 0,2

3. Butylated Hydroxy Toluene

Butylated hydroxy toluene (BHT) memiliki karakteristik berbentuk

kristal padat atau serbuk yang berwarna kuning pucat, dengan bau fenolik

yang samar. Kelarutannya, praktis tidak larut dalam air, gliserin, propilen

glikol, larutan alkali hirdroksida, dan cairan asam mineral. Larut dalam

aseton, benzena, etanol (95%), eter, metanol, toluen, minyak dan minyak

mineral. Kelarutan dalam minyak dan lemak lebih tinggi daripada butylated

hydroxyanisole.BHT berfungsi sebagai antioksidan (Rowe et al.,2009).

Penambahan pengawet atau preservative bertujuan untuk mencegah

sebesar 0,02-0,1%. Terjadinya oksidasi dapat disebabkan oleh adanya

penggunaan asam lemak tak jenuh seperti asam oleat, linoleat dan linolenat,

maupun bahan tambahan seperti fragrance. Pemilihan pengawet yang dapat

digunakan antara lain agen pengkelat logam, seperti ethylene diamine tetra

acid (EDTA), ataupun antioksidan, seperti butylated hydroxy toluene (BHT)

(Barel et al., 2001, Wasitaatmadja, 1997).

4. Natrium Hidroksida

Natrium hidroksida (NaOH) merupakan senyawa alkali berupa massa

melebur berwarna putih atau hampir putih. Berbentuk butiran kecil, serpihan,

batang, atau bentuk lainnya. Keras dan rapuh, serta menunjukkan pecahan

kristal. NaOH bersifat sangat cepat menyerap karbon dioksida dan air pada

paparan udara (Rowe et al., 2009).

NaOH dengan adanya asam lemak akan bereaksi membentuk sabun

dan gliserol. NaOH merupakan basa alkali yang paling banyak dan sering

digunakan dalam industri pembuatan sabun, dan sabun yang dihasilkan

merupakan sabun yang paling banyak dikonsumsi. Basa seperti NaOH dan

KOH berperan sebagai agen pereaksi dengan adanya fase minyak. Reaksi

yang terjadi merupakan reaksi saponifikasi yang menghasilkan gliserol dan

sabun yang berbentuk garam sodium atau potasium (Barel et al., 2001;

Shrivastava, 1982; Swern, 1979).

5. Etanol

Etanol berupa cairan yang jernih dan tidak berwarna. Etanol bersifat

kegunaan, antara lain sebagai preservative, disinfectant, dan pelarut (Rowe et

al., 2009).

Dalam pembuatan sabun transparan, etanol digunakan sebagai pelarut

karena bersifat semipolar sehingga mudah larut dalam air dan lemak. Sabun

yang dibuat dengan penambahan etanol akan mempunyai kelarutan yang baik.

Etanol juga mempunyai peran yang penting dalam pembuatan sabun

transparan, yaitu untuk membentuk transparansi sabun (Hambali et al., 2005;

Shrivastava, 1982).

6. Asam Sitrat

Asam sitrat berupa kristal yang bening dan tidak berwarna, atau

berbentuk granul, hablur, sampai serbuk halus yang berwarna putih. Asam

sitrat tidak memiliki bau, dan memiliki rasa asam yang kuat. Beberapa fungsi

dari asam sitrat antara lain sebagai acidifying agent, agen penyangga,

chelating agent, dan pengawet. Asam sitrat sering digunakan dalam formulasi

di bidang kefarmasian, dan pada produk makanan untuk mengatur pH larutan

(Rowe et al., 2009).

7. Gliserin

Gliserin berupa cairan kental, tidak berbau, tidak berwarna, memiliki

rasa yang manis, dan bersifat higroskopis. Dalam bidang kefarmasian,

gliserin dapat berfungsi sebagai emolien, humektan, pelarut, agen pemanis,

dan agen tonisitas (Rowe et al., 2009).

Gliserin telah sejak lama digunakan sebagai humektan, karena sifat

Penggunaan konsentrasi gliserin sebesar 10%, mampu untuk meningkatkan

kelembaban dan kehalusan kulit. Efektifitas gliserin dipengaruhi oleh

kelembaban lingkungan sekitarnya. Humektan seperti gliserin atau propilen

glikol mampu melembabkan kulit pada kondisi kelembaban yang tinggi

(Mitsui, 1997).

Dalam formulasi sabun transparan, gliserin dengan adanya penggunaan

sukrosa dan alkohol juga dapat berfungsi sebagai pembentuk struktur

transparan pada sabun. Pada jaman sekarang ini, dengan permintaan

konsumen yang kian beragam, sabun tidak hanya berfungsi sebagai pembersih

kulit, namun konsumen juga menginginkan agar sabun dapat menimbulkan

kesan lembut pada kulit. Diperlukan penambahan zat yang mampu

meningkatkan kelembuatan di kulit, untuk dapat memenuhi keingininan

konsumen tersebut, bahan tambahan yang dapat digunakan untuk memberikan

kelembutan pada kulit adalah gliserin dan asam lemak (Barel et al., 2001).

8. Sukrosa

Sukrosa merupakan gula yang diperoleh dari tebu (Saccharum

officinarum Linne), berupa kristal tidak berwarna, massa seperti hablur

kubus, atau serbuk hablur berwarna putih, tidak berbau dan memiliki rasa

manis (Rowe et al., 2009).

Sukrosa berfungsi sebagai transparent agent dalam pembuatan sabun

transparan. Karakteristik sabun transparan hampir sama dengan sabun biasa,

yang membedakan hanya pada tingkat transparansinya, maka diperlukan

formulasi bisa dalam bentuk butiran kristal halus maupun kasar. Dalam

formulasi sabun transparan, pembentukan transparansi sabun dari gula adalah

dengan membantu perkembangan kristal pada sabun (Hambali et al., 2005;

Mitsui, 1997).

9. Aquadest

Aqua destillata atau air suling dibuat dengan menyuling air yang

dapat diminum, berwujud cairan jernih dan tidak berwarna, tidak memiliki

bau, dan tidak memiliki rasa. Molekul air terdiri dari satu atom oksigen yang

berikatan dengan dua atom hidrogen secara kovalen. Air merupakan pelarut

yang bersifat polar dan tidak dapat bercampur pada zat yang bersifat minyak

atau non polar (Depkes RI, 1979; Winarno, 2004).

H. Karakteristik Fisik Sabun

Dokumen terkait