• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA KONSEP

C. Foto Jurnalistik

Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya.

Sedangkan foto jurnalistik menurut guru besar Universitas Missouri, AS Clif Edom adalah paduan kata (words) dan gambar (Pictures). Sementara menurut editor majalah life dari 1937-1950, Wilson Hicks yaitu kombinasi dari kata dan gambar yang menghasilkan satu kesatuan komunikasi saat ada kesamaan antara latar belakang pendidikan dan sosial pembacanya (Mirza Alwi: 2006, 4).11

Foto jurnalistik yaitu salah satu bentuk fotografi yang mengemban misi untuk menampilkan imaji yang bernilai berita kepada masyarakat melalui

10

Ibid, h. 137

11

Audy Mirza Alwi, Foto Jurnalistik Metode Memotret dan Mengirim Foto ke Media Massa (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), cet-3, h. 4

media cetak bisa memiliki fungsi ganda. Yang pertama, sebagai ilustrasi pendukung berita, sedangkan yang kedua sebagai berita itu sendiri.12

Henri Cartier-Bresson, salah satu pendiri agen foto terkemuka Magnum yang terkenal dengan teori “Decisive Moment” menjabarkan, foto jurnalistik adalah berkisah dengan sebuah gambar, melaporkannya dengan sebuah kamera, merekamnya dalam waktu, yang seharusnya berlangsung seketika saat suatu citra tersembul mengungkap sebuah cerita.13

Foto Jurnalistik adalah komunikasi dengan orang banyak (mass

audiences) melalui foto. Komunikasi yang dilakukan akan mengekspresikan

pandangan wartawan foto jurnalistik terhadap suatu subjek, tetapi pesan yang disampaikan bukan merupakan ekspresi pribadi.

Di dalam foto jurnalistik terdapat unsur berita, yang berarti pesan yang disampaikan harus singkat dan harus segera diterima orang yang beraneka ragam. Foto jurnalistik harus memenuhi kebutuhan mutlak penyampaian informasi kepada sesama, sesuai amandemen kebebasan berbicara dan kebebasan pers (freedom of speech and freedom of press).

a. Jenis-Jenis Foto Jurnalistik

Jenis-jenis foto jurnalistik dapat diketahui melalui kategori yang dibuat Badan Foto Jurnalistik Dunia (World Press Photo Foundation)

12

Soeprapto Soejono, Pot-Pouri Fotografi (Jakarta: Universitas Trisakti, 2007), h. 133

13

Artikel Eddy Hasby, Teks Foto dalam Jurnalistik, (Kompas Image, 17 Juli 2009)

pada lomba foto tahunan yang diselenggarakan bagi wartawan seluruh dunia, kategori itu adalah sebagai berikut:14

1. Spot Photo

Spot Photo adalah foto yang dibuat pada peristiwa yang tidak

terduga yang langsung diambil oleh fotografer di tempat kejadian. Misalnya, foto kecelakaan, kebakaran, perkelahian, dan perang. Karena dibuat dari peristiwa yang jarang terjadi serta menampilkan konflik dan ketegangan, maka foto spot harus segera disiarkan. Dalam hal ini, keberanian seorang fotografer sangat dibutuhkan. Selain itu, keberuntunganpun menjadi patokan utama dalam hal posisi dan keberadaannya.

2. General News Photo

General News Photo adalah yang diabadikan dari

peristiwa-peristiwa yang terjadwal, rutin, dan biasa. Temanya bisa bermacam-macam, yaitu politik, ekonomi dan humor. Contohnya presiden membuka pameran foto, pertunjukan badut di suatu acara, dan lain sebagainya.

3. People in The News Photo

People in the News photo adalah foto tentang orang atau masyarakat

dalam suatu berita. Yang ditampilkan adalah sosok orang pada berita itu. Bisa kelucuannya, nasib dan lain sebagainya. Tokoh-tokoh dalam foto ini bisa Tokoh-tokoh yang populer, bisa juga tidak, akan

14

Audy Mirza Alwi, Foto Jurnalistik Metode Memotret dan Mengirim Foto ke Media Massa, h. 7-9

tetapi kemudian menjadi populer karena foto tersebut dipublikasikan. Contohnya, Foto Juned korban kecelakaan peristiwa tabrakan kereta api bintaro.

4. Daily Life Photo

Daily Life Photo adalah foto tentang kehidupan sehari-hari manusia

dipandang dari segi kemanusiaannya. Misalnya foto seorang pengemis di depan sebuah universitas.

5. Potrait

Potrait adalah sebuah foto yang menampilkan wajah seseorang

secara Close Up. Ditampilkan karena ada kekhasan pada wajah yang dimiliki atau kekhasan lainnya.

6. Sport Photo

Sport Photo adalah foto yang dibuat dari peristiwa olahraga. Karena

olahraga berlangsung pada jarak tertentu antara atlet, penonton dan fotografer. Dalam pemotretan olahraga diperlukan perlengkapan yang memadai, misalnya lensa tele, serta kamera yang menggunakan motor drive. Menampilkan gerakan dan ekspresi atlet, serta hal lain yang menyangkut olahraga.

7. Science and Thecnology Photo

Science and Technology Photo adalah foto yang diambil dari

peristiwa-peristiwa yang ada kaitannya dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam hal ini, dalam pemotretan tertentu membutuhkan perlengkapan khusus, misalnya lensa mikro atau film x-ray untuk pemotretan dalam organ tubuh.

8. Art and Culture Photo

Art and Culture Photo adalah foto yang dibuat dari peristiwa seni

dan budaya. Misalnya, pertunjukan artis di atas panggung.

9. Social and Environment

Social and Environmant adalah foto-foto yang tentang kehidupan

sosial masyarakat serta lingkupan hidupnya. Misalnya, foto asap buangan kendaraan di jalan.

b. Syarat Foto Jurnalistik

Syarat foto jurnalistik, setelah mengandung berita dan secara fotografis bagus, syarat lainnya lebih kepada foto harus mencerminkan etika atau norma hukum baik dari segi pembuatannya maupun penyiarannya. Di Indonesia, etika yang mengatur foto jurnalistik ada pada kode etik jurnalistik pasal 2 dan 3.15

Pasal 2 berisi pertanggungjawaban yang antara lain: wartawan Indonesia tidak menyiarkan hal-hal yang sifatnya destruktif dan dapat merugikan bangsa dan Negara, hal-hal yang dapat menyinggung perasaan susila, agama, kepercayaan, atau keyakinan seseorang ataupun sesuatu golongan yang dilindungi undang-undang.

Sementara pasal 3 berisi cara pemberitaan dan menyatakan pendapat, antara lain disebutkan bahwa wartawan Indonesia menempuh jalan dan cara yang jujur untuk memperoleh bahan berita. Wartawan Indonesia meneliti kebenaran suatu berita atau keterangan sebelum menyiarkannya

15

Audy Mirza Alwi, Foto Jurnalistik Metode Memotret dan Mengirim Foto ke Media Massa, h.9

dengan juga memperhatikan kredibilitas sumber berita. Di dalam menyusun berita, wartawan Indonesia membedakan antara kejadian (Fakta) dan pendapat (Opini).16

Dokumen terkait