• Tidak ada hasil yang ditemukan

KREDIT USAHA MIKRO

7) Frekuensi Peminjaman

Karateristik frekuensi peminjaman yang digunakan pada penelitian ini dibagi beberapa kategori, yakni frekuensi peminjaman sebanyak satu kali hingga lima kali peminjaman. Berdasarkan Tabel 18 dijelaskan bahwa mayoritas responden mengambil kredit usaha mikro sebanyak satu kali dengan jumlah responden sebanyak 12 orang. Hal ini menunjukan indikasi bahwa Swamitra Kopmiso Bogor melayani debitur baru dalam jumlah yang cukup banyak. Namun demikian debitur baru yang dimaksud bukanlah pertama kali ikut serta dalam aktivitas layanan Swamitra Kopmiso Bogor, dikarenakan responden pernah mengambil peran sebagai nasabah simpanan dana. Berdasarkan Tabel 18 juga diketahui bahwa terdapat minoritas responden yang telah melakukan pengambilan kredit usaha mikro sebanyak lima kali, dengan jumlah satu orang responden. Hasil tersebut menunjukan indikasi bahwa nasabah memahami manfaat kredit Swamitra Kopmiso Bogor, sehingga memanfaatkan fasilitas kredit Swamitra berkali-kali.

Penilaian Nasabah Mengenai Kinerja Swamitra Kopmiso Bogor

Aktivitas penyaluran kredit melalui Swamitra Kopmiso Bogor dirasakan sangat membantu mengembangkan sektor UMKM wilayah Bogor, terutama bagi pengusaha mikro di Pasar Bogor. Namun demikian perlu diketahui apakah aktivitas penyaluran kredit telah sesuai dengan yang diharapkan oleh nasabah. Berdasarkan permasalahan tersebut, dilakukan sebuah pengukuran kinerja Swamitra dilihat dari pendapat debitur. Hal ini dimaksudkan sebagai bentuk evaluasi bagi Swamitra Kopmiso Bogor terhadap kinerja yang dimiliki. Pengukuran kinerja Swamitra menurut pendapat nasabah dapat ditinjau dari beberapa faktor, antara lain persyaratan awal dalam pengajuan pinjaman, prosedur peminjaman, waktu realisasi kredit, tingkat bunga pinjaman, tingkat pelayanan pengurus Swamitra dan jarak Swamitra terhadap usaha nasabah.

a. Persyaratan Awal

Aktivitas pengajuan kredit pada lembaga keuangan mikro umumnya mewajibkan calon debitur memenuhi persyaratan awal, seperti penyediaan data pribadi dan data jaminan kendaraan maupun jaminan sertifikat. Hal ini dimaksudkan sebagai media informasi bagi lembaga keuangan mikro agar dapat mengenal calon debitur, apakah layak menerima bantuan realisasi kredit dari lembaga keuangan mikro. Namun demikian, tahapan tersebut sering menjadi hambatan bagi sebagian besar masyarakat yang ingin mengajukan pinjaman. Hal Tabel 18. Frekuensi Peminjaman Responden Nasabah Swamitra Kopmiso Bogor

Tahun 2012

Frekuensi Peminjaman Jumlah Responden (Orang) Persentase (%)

1 12 40,00 2 9 30,00 3 8 27,00 4 0 0,00 5 1 3,00 Total 30 100,00

ini disebabkan keterbatasan masyarakat terhadap sumber daya yang dimiliki, salah satunya adalah penyediaan anggunan. Kondisi yang berbeda berlaku pada Swamitra Kopmiso Bogor, dimana persyaratan awal lebih disesuaikan dengan kemampuan calon debitur. Hal ini berhubungan dengan tujuan awal Swamitra Kopmiso Bogor, dimana membantu pengembangan usaha mikro melalui penyaluran kredit namun tidak memberatkan para pengusaha mikro dengan berbagai ketentuan.

Pengukuran kinerja Swamitra terhadap kriteria persyaratan awal dibagi menjadi tiga kategori penilaian, seperti mudah dipenuhi debitur (kategori mudah), sedikit sulit dirasakan untuk dipenuhi namun debitur masih memiliki kemampuan memenuhi persyaratan tersebut (kategori sedang) dan sulit dipenuhi debitur (kategori sulit). Indikator yang dipergunakan pada kriteria penilaian ini adalah melihat pengalaman debitur dalam memenuhi beberapa dokumen peryaratan yang diwajibkan Swamitra Kopmiso Bogor, seperti fotocopy KTP, fotocopy surat nikah/cerai, fotocopy kartu keluarga, fotocopy rekening listrik, dan fotocopy data jaminan. Kemudian, informasi yang diperoleh dari pengalaman debitur disesuaikan dengan kategori penilaian kinerja Swamitra. Hasil penilaian kinerja tersebut akan menunjukan bagaimana pendapat debitur terhadap persyaratan awal yang diterapkan di Swamitra Kopmiso Bogor.

Berdasarkan Tabel 19, diketahui bahwa terdapat 24 orang responden menyatakan persyaratan awal dalam pengajuan kredit Swamitra Kopmiso Bogor mudah untuk dipenuhi. Hal ini disebabkan kemudahan yang diberikan oleh Swamitra Kopmiso Bogor pada tahapan persyaratan awal, sebagai contoh calon debitur dapat menyediakan kartu kuning sebagai anggunan untuk syarat awal permohonan pinjaman Swamitra. Dengan demikian, calon debitur merasa tidak dipersulit untuk memperoleh kredit Swamitra terhadap peryaratan yang dibutuhkan.

Sedangkan enam responden lainnya menyatakan persyaratan awal dalam pengajuan kredit Swamitra Kopmiso Bogor termasuk kategori penilaian sedang. Hal ini dipengaruhi adanya informasi pembanding yang dimiliki responden mengenai persyaratan awal, Swamitra Kopmiso Bogor dirasakan masih memberatkan calon debitur dibandingkan dengan lembaga keuangan mikro lainnya. Sebagai contoh, pada lembaga keuangan mikro lainnya dapat menyalurkan kredit tanpa mewajiban debiturnya menyediakan anggunan sebagai salah satu persyaratan pengajuan kredit. Namun demikian, kondisi tersebut tidak menghentikan minat responden mengambil pinjaman pada Swamitra Kopmiso Bogor. Hal ini disebabkan masih terdapat faktor lain yang dapat menarik minat responden mengajukan permohonan kredit pada Swamitra Kopmiso Bogor. Berdasarkan hasil analisa kriteria persyaratan awal, dapat disimpulkan bahwa Tabel 19. Pendapat Responden Nasabah Swamitra Kopmiso Bogor Terhadap

Persyaratan Awal Kredit Usaha Mikro di Tahun 2012

Persyaratan Awal Jumlah Responden (Orang) Persentase (%) Mudah Sedang Sulit 24 6 0 80,00 20,00 0,00 Total 30 100,00

Swamitra Kopmiso Bogor tidak mempersulit calon debitur dengan ketentuan- ketentuan yang umumnya berlaku pada lembaga keuangan mikro.

b. Prosedur Peminjaman

Seorang calon debitur umumnya akan menghadapi beberapa tahapan dalam proses pengajuan kredit di lembaga keuangan, seperti pengajuan proposal pinjaman, analisas kelayakan debitur hingga pengikatan perjanjian pinjaman. Kondisi yang sama juga berlangsung pada aktivitas penyaluran kredit usaha mikro di Swamitra Kopmiso Bogor, dimana calon debitur menghadapi beberapa tahapan sebagai langkah prosedural peminjaman. Namun demikian, prosedur peminjaman yang berlangsung pada Swamitra Kopmiso Bogor lebih disederhanakan dari ketentuan yang umumnya berlangsung pada lembaga keuangan mikro. Hal ini dimaksudkan agar calon debitur dapat memahami prosedur peminjaman yang berlangsung di Swamitra Kopmiso Bogor, serta menghindari keengganan calon debitur membatal pengajuan pinjaman.

Dengan demikian dilakukan pengukuran kinerja mengenai prosedur peminjaman di Swamitra Kopmiso Bogor, hal ini dilakukan untuk menilai apakah prosedur peminjaman telah berjalan baik menurut pengalaman debitur Swamitra Kopmiso Bogor. Kriteria prosedur peminjaman yang dipergunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga kategori penilaian, seperti mudah dihadapi oleh debitur (kategori mudah), dirasakan sedikit sulit untuk dihadapi namun debitur masih memiliki kemampuan melampaui prosedur peminjaman (kategori sedang) dan sulit dihadapi oleh debitur (kategori sulit). Indikator yang dipergunakan pada kriteria penilaian ini adalah melihat pengalaman debitur terhadap prosedur peminjaman yang berlangsung di Swamitra Kopmiso Bogor, seperti pengajuan proposal kredit hingga akad kredit. Kemudian, informasi yang diperoleh dari pengalaman debitur disesuaikan dengan kategori penilaian kinerja Swamitra. Hasil penilaian kinerja tersebut akan menunjukan bagaimana pendapat debitur terhadap prosedur peminjaman yang telah berjalan di Swamitra Kopmiso Bogor.

Berdasarkan Tabel 20, terdapat 22 orang responden memiliki pendapatan bahwa prosedur peminjaman Swamitra Kopmiso mudah dipahami dan dihadapi oleh debitur. Hal ini dipengaruhi atas manajemen Swamitra Kopmiso Bogor yang dirasakan oleh responden, dimana Swamitra mampu menyederhanakan prosedur peminjaman sehingga mempermudahan pemahaman debitur menghadapi prosedur peminjaman. Selain itu terdapat faktor lain yang dimungkinkan mempengaruhi pendapat responden tersebut, yakni cepat tanggapnya pengurus Swamitra Kopmiso Bogor memberikan bantuan informasi kepada calon debitur baru maupun debitur lama, sehingga tahapan prosedur pinjaman dirasakan mudah dihadapi oleh debitur.

Tabel 20. Pendapat Responden Nasabah Swamitra Kopmiso Bogor Terhadap Prosedur Pinjaman di Tahun 2012

Prosedur Pinjaman Jumlah Responden (Orang) Persentase (%) Mudah Sedang Sulit 22 8 0 73,33 26,67 0,00 Total 30 100,00

Sedangkan delapan orang responden lainnya menyatakan bahwa prosedur peminjaman di Swamitra Kopmiso berada di kriteria penilaian sedang. Hal ini dipengaruhi tingkat pemahaman responden yang kurang baik terhadap prosedur peminjaman, sehingga memunculkan kesulitan bagi debitur menghadapi prosedur peminjaman Swamitra Kopmiso Bogor. Kondisi ini diharapkan dapat menjadi fokus perhatian Swamitra Kopmiso Bogor untuk dilaksanakan pembaharuan manajemen, sehingga mempengaruhi kualitas kinerja Swamitra. Berdasarkan hasil keseluruhan dari kriteria prosedur peminjaman, dapat ditarik kesimpulan bahwa debitur Swamitra Kopmiso Bogor tidak dipersulit melalui prosedur yang yang telah ditetapkan.

c. Waktu Realisasi Kredit

Waktu realisasi kredit umumnya menjadi pertimbangan calon debitur untuk mengambil pinjaman pada lembaga keuangan. Semakin lama waktu yang diperlukan untuk mencairkan pinjaman, maka mengurangi keinginan calon debitur untuk mengambil kredit. Berdasarkan aktivitas penyaluran kredit yang berlangsung pada Swamitra Kopmiso Bogor, waktu yang diperlukan untuk merealisasikan kredit adalah kurang dari satu minggu. Swamitra Kopmiso Bogor menyakini bahwa waktu yang dipergunakan dalam merealisasikan kredit merupakan waktu pelayanan tercepat dan terbaik dibandingkan dengan lembaga keuangan mikro lainnya. Hal ini menjadi nilai tambah tersendiri bagi Swamitra Kopmiso Bogor, sehingga mampu menarik minat pengusaha mikro melakukan peminjaman di Swamitra.

Kriteria waktu realisasi kredit yang dipergunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga kategori penilaian, seperti memakan waktu realisasi 1-3 hari (kategori cepat), memakan waktu realisasi 4-7 hari (kategori sedang) dan memakan waktu lebih dari tujuh hari (kategori lama). Indikator yang dipergunakan pada kriteria penilaian ini adalah melihat pengalaman debitur dalam prosedur peminjaman di Swamitra Kopmiso Bogor, apakah memakan waktu yang cepat atau lama. Kemudian, informasi yang diperoleh dari pengalaman debitur disesuaikan dengan kategori penilaian kinerja Swamitra. Hasil penilaian kinerja tersebut akan menunjukan bagaimana pendapat debitur terhadap prosedur peminjaman yang telah berjalan di Swamitra Kopmiso Bogor.

Berdasarkan hasil wawancara terhadap responden, diketahui bahwa sebanyak 21 orang responden menyatakan waktu yang diperlukan Swamitra Kopmiso Bogor dalam merealisasikan pinjaman adalah cepat (lihat Tabel 21). Hasil ini disebabkan atas responden memiliki respon yang cepat dalam menghadapi prosedur peminjaman, sehingga berdampak pada pemanfaatan waktu yang lebih singkat. Sedangkan sembilan orang responden lainnya memiliki pendapat bahwa waktu yang diperlukan Swamitra Kopmiso Bogor dalam merealisasikan kredit berada diposisi kriteria sedang atau dikisaran 4-7 hari, namun hal tersebut tidak menurunkan keinginannya memanfaatkan fasilitas kredit usaha mikro yang diberikan oleh Swamitra Kopmiso Bogor. Hal ini disebabkan tingginya aktivitas yang dimiliki responden, sehingga mempersulit responden menjalani tahapan prosedur peminjaman di Swamitra Kopmiso Bogor. Kondisi tersebut berdampak pemanfaatan waktu realisasi yang lebih lama.

Berdasarkan hasil analisa ini, maka dapat disimpulkan bahwa lamanya waktu yang diperlukan dalam merealisasikan kredit dipengaruhi respon calon debitur. Semakin baik dan cepat respon calon debitur dalam menjalani tahapan prosedur peminjaman, maka semakin singkat waktu yang dipergunakan. Namun secara keseluruhan, Swamitra Kopmiso Bogor telah menjalankan aktivitas penyaluran kredit sesuai dengan prosedural yang berlaku, dimana tidak melebihi ketentuan waktu dalam merealisasikan kredit yakni kurang dari satu minggu. d. Tingkat Bunga Pinjaman

Kredit merupakan sebuah fasilitas keuangan yang ditujukan untuk membantu mengembangkan usaha yang dijalankan oleh pengusaha, terutama pengusaha mikro. Namun demikian, sebagian masyarakat memiliki ketakutan melakukan permohonan pinjaman kepada lembaga keuangan. Hal ini disebabkan adanya pemahaman masyarakat mengenai beban bunga yang diterima pengusaha sangat tinggi, sehingga mempersulit masyarakat menyelesaikan kewajiban kredit. Kondisi yang sama berlaku pada Swamitra Kopmiso Bogor, dimana menetapkan ketentuan terhadap bunga pinjaman yang akan diberikan namun tidak memberatkan masyarakat yang memiliki keinginan menjadi debitur. Bunga yang ditetapkan oleh Swamitra Kopmiso Bogor sebesar dua persen per bulan, umumnya juga berlaku pada Swamitra lainnya di wilayah Bogor. Namun demikian, dimungkinkan negosiasi penurunan bunga kredit hingga 1,7 persen dengan ketentuan debitur memiliki catatan pengguna kredit yang baik dan tanpa tunggakan.

Kriteria tingkat bunga pinjaman yang dipergunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga kategori penilaian, seperti beban bunga ringan, beban bunga sedang dan beban bunga berat. Indikator yang dipergunakan pada kriteria penilaian ini adalah melihat pengalaman debitur terhadap beban bunga yang diterima dari Swamitra Kopmiso Bogor, apakah debitur menerima beban bunga kredit yang ringan ataupun berat. Informasi yang diperoleh dari pengalaman debitur akan disesuaikan dengan kategori penilaian kinerja Swamitra. Hasil penilaian kinerja tersebut akan menunjukan bagaimana pendapat debitur terhadap proseur peminjaman yang telah berjalan di Swamitra Kopmiso Bogor.

Tabel 21. Pendapat Responden Nasabah Swamitra Kopmiso Bogor Terhadap Waktu Merealisasikan Kredit di Tahun 2012

Lama Realisasi Kredit Jumlah Responden (Orang) Persentase (%) Cepat (1-3 hari) Sedang (4-7 hari) Lama (>7 hari) 21 9 0 70,00 30,00 0,00 Total 30 100,00

Berdasarkan Tabel 22, diketahui bahwa mayoritas responden memiliki pendapat bahwa beban bunga kredit di Swamitra Kopmiso Bogor dirasakan ringan. Hal ini dilihat dari 15 orang responden menyatakan kredit usaha mikro ringan. Munculnya pendapat responden tersebut dipengaruhi beban bunga yang diterima oleh responden sangat ringan, rata-rata responden menerima kredit dikisaran 1,8-19 persen. Hasil tersebut menunjukan indikasi bahwa Swamitra Kopmiso mampu memberikan pelayanan kredit yang terbaik, salah satunya memberikan beban bunga yang ringan.

Sedangkan 15 orang responden lainnya menyatakan pendapat yang berbeda atas bunga kredit Swamitra Kopmiso Bogor, hal ini dilihat dari 14 orang responden memiliki pendapat terhadap bunga kredit Swamitra dirasakan sedikit berat dan satu orang responden menyatakan bunga kredit Swamitra sangat memberatkan pengusaha mikro. Hal ini disebabkan responden memiliki informasi pembanding mengenai ketentuan beban kredit yang lebih murah di beberapa lembaga keuangan mikro lain. Namun demikian, kondisi ini tidak memperhambat responden untuk mengambil pinjaman pada Swamitra Kopmiso dikarenakan terdapat faktor lain yang mempengaruhi pengambilan pinjaman. Berdasarkan hasil analisis ini, maka dapat disimpulkan bahwa Swamitra Kopmiso Bogor memiliki kinerja yang baik mengenai penentuan bunga kredit, dilihat dari pendapat debitur Swamitra.

e. Tingkat Pelayanan Pengurus Swamitra

Pengurus Swamitra merupakan salah satu atribut yang mempengaruhi terlaksananya penyaluran kredit usaha mikro dengan baik. Pada aktivitas penyaluran kredit usaha mikro, pengurus Swamitra berperan aktif dalam memberikan informasi detail mengenai produk kredit melalui pembinaan kepada debitur. Bentuk pelayanan tersebut menjadi nilai tambah bagi Swamitra Kopmiso Bogor, sehingga memunculkan ketertarikan masyarakat menjadi debitur. Selain itu, pengurus Swamitra Kopmiso juga melakukan strategi kunjungan langsung kepada nasabah atau disebut dengan strategi jemput bola. Hal ini dimaksudkan untuk dilakukannya kolektif langsung terhadap kewajiban anggsuran, terutama bagi debitur yang tidak dapat meluangkan waktu berkunjung pada Swamitra Kopmiso Bogor atas aktivitas yang tinggi.

Kriteria tingkat pelayanan pengurus yang dipergunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga kategori penilaian, seperti pelayanan yang baik (kategori baik), pelayanan yang biasa (kategori sedang) dan pelayanan yang buruk (kategori buruk). Indikator yang dipergunakan pada kriteria penilaian ini adalah melihat pengalaman debitur terhadap pelayanan dari Swamitra Kopmiso Bogor, apakah pengurus Swamitra memberikan pelayanan yang terbaik atau tidak. Informasi yang diperoleh dari pengalaman debitur akan disesuaikan dengan kategori Tabel 22. Tanggapan Responden Nasabah Swamitra Kopmiso Bogor Terhadap

Tingkat Bunga di Tahun 2012

Tingkat Bunga Jumlah Responden (Orang) Persentase (%) Ringan Sedang 15 14 1 50,0 46,67 3,33 Berat Total 30 100,00

penilaian kinerja Swamitra. Hasil penilaian kinerja tersebut akan menunjukan bagaimana pendapat debitur terhadap proseur peminjaman yang telah berjalan di Swamitra Kopmiso Bogor.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada responden, diketahui bahwa mayoritas responden menyatakan pelayanan pengurus baik dengan jumlah responden sebanyak 28 orang (lihat Tabel 23). Hasil ini menunjukan adanya indikasi bahwa pengurus Swamitra Kopmiso Bogor telah memberikan pelayanan terbaik kepada nasabahnya, dilihat dari aktivitas pengurus Swamitra menginformasikan produk Swamitra serta pembinaan kepada pengusaha mikro. Sedangkan dua orang responden lainnya menyatakan bahwa pelayanan pengurus biasa saja. Hal ini disebabkan responden memiliki informasi pembanding mengenai pelayanan pengurus di beberapa lembaga keuangan mikro lain. Namun demikian, hal tersebut tidak memperburuk penilaian responden terhadap kualitas pelayanan pengurus Swamitra Kopmiso. Berdasarkan hasil analisis ini, maka dapat disimpulkan bahwa Swamitra Kopmiso Bogor memiliki kinerja yang baik dilihat dari pelayanan pengurus.

f. Jarak Swamitra

Lokasi merupakan faktor penting dalam pelaksanaan penyaluran kredit, semakin strategis lokasi suatu lembaga keuangan maka semakin mempermudah nasabah menjangkaunya. Lokasi Swamitra Kopmiso dapat dikatakan sangat strategi. Hal ini dikarenakan Swamitra berada di pusat Pasar Bogor, sehingga mempermudah para pengusaha mikro untuk mencari informasi mengenai produk kredit usaha mikro Swamitra maupun berurusan langsung mengenai pembayaran angsuran. Wilayah jangkauan kerja Swamitra Kopmiso sejauh lima kilometer dari lokasi Swamitra berada, meliputi Pasar Bogor, Surya Kencana dan beberapa lokasi di daerah Baranangsiang.

Kriteria jarak Swamitra yang dipergunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga kategori penilaian, seperti jarak ditempuh 0-1 kilometer (kategori dekat), jarak ditempuh 2-5 kilometer (kategori sedang) dan jarak ditempuh lebih dari lima kilometer (kategori jauh). Indikator yang dipergunakan pada kriteria penilaian ini adalah melihat pengalaman debitur terhadap jarak yang ditempuh responden pada Swamitra Kopmiso Bogor. Informasi yang diperoleh dari pengalaman debitur akan disesuaikan dengan kategori penilaian kinerja Swamitra. Hasil penilaian kinerja tersebut akan menunjukan bagaimana pendapat debitur terhadap jarak yang ditempuh responden pada Swamitra Kopmiso Bogor.

Berdasarkan Tabel 24 dijelaskan bahwa seluruh responden menyatakan bahwa Swamitra Kopmiso memiliki jarak yang dekat dengan usaha yang dijalankan oleh responden. Hal ini dipengaruhi jarak Swamitra dekat dan mudah diakses oleh pengusaha mikro, terutama bagi debitur yang memiliki usaha di Tabel 23. Tanggapan Responden Nasabah Swamitra Kopmiso Bogor Terhadap

Pelayanan Pengurus di Tahun 2012

Pelayanan Pengurus Jumlah Responden (Orang) Persentase (%) Baik Biasa Buruk 28 2 0 96,67 3,33 0,00 Total 30 100

sekitar wilayah Pasar Bogor. Berdasarkan hasil analisa ini, maka dapat ditari kesimpulan bahwa Swamitra Kopmiso telah memposisikan diri dekat terhadap nasabahnya. Hal ini sesuai dengan ketentuan yang diberlaku oleh Bank Bukopin, dimana Swamitra harus memposisikan diri dekat dengan pengusaha mikro.

Berdasarkan keseluruhan analisa pendapat responden terhadap kinerja penyaluran kredit usaha mikro melalui Swamitra Kopmiso Bogor, maka diraih total skor penilaian sebesar 423 dari kemungkinan skor minimal sebesar 180 dan skor maksimum sebesar 540 (lihat Tabel 25). Total skor penilaian tersebut diperoleh dari total pendapat responden yang mendukung kinerja Swamitra Kopmiso Bogor, kemudian pendapat tersebut dikalikan nilai skor tiga. Total skor penilaian pendapat responden digunakan untuk melihat apakah Swamitra Kopmiso Bogor memiliki kinerja yang baik dalam menyalurkan kredit usaha mikro. Bila mengacu pada Tabel 6, maka dapat disimpulkan bahwa Swamitra Kopmiso Bogor memiliki kinerja baik dalam menyalurkan kredit usaha mikro menurut pendapat nasabah. Berdasarkan Tabel 25 juga dijelaskan bahwa Lokasi Swamitra dan Tingkat Pelayanan Pengurus Swamitra merupakan faktor terbesar yang mempengaruhi kinerja Swamitra Kopmiso Bogor dalam menyalurkan kredit usaha mikro dengan persentase pencapaian sebesar 100 persen dan 96,67 persen. Sedangkan faktor yang dianggap nasabah masih memberatkan kinerja Swamitra Kopmiso Bogor dalam menyalurkan kredit usaha mikro adalah tingkat suku bunga dengan persentase pencapaian sebesar 50 persen.

Tabel 25. Tanggapan Responden Nasabah Swamitra Kopmiso Bogor Terhadap Jarak Swamitra di Tahun 2012

Jarak Swamitra Jumlah Responden (Orang) Persentase (%) Dekat Sedang Jauh 30 0 0 100,00 0,00 0,00 Total 30 100,00

Tabel 24. Total Penilaian Responden Nasabah Swamitra Kopmiso Bogor Mengenai Kinerja Swamitra dalam Penyaluran Kredit Usaha Mikro

No Parameter Skor Skor Maksimum Persentase

1 2 3 4 5 6 Persyaratan Awal Prosedur Peminjaman Waktu Realisasi Kredit Suku Bunga Tingkat Pelayanan Lokasi Swamitra 72 66 63 45 87 90 90 90 90 90 90 90 80,00 73,33 70,00 50,00 96,67 100,00 Jumlah 423 540 78,33

Dokumen terkait