• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Umum Bank Bukopin Sejarah dan Perkembangan PT Bank Bukopin, Tbk

PT Bank Bukopin, Tbk (Bank Bukopin) pada awalnya merupakan bank nasional dengan status badan hukum koperasi yang didirikan oleh delapan induk

Tabel 6. Skor Penilaian Kinerja Swamitra Menurut Nasabah

Kategori Penilaian Bobot Nilai Rataan

Kinerja Sangat Buruk 180 – 251

Kinerja Buruk 252 – 323

Kinerja Cukup 324 – 395

Kinerja Baik 396 – 467

koperasi pada tanggal 10 Juli 1970 dengan nama Bank Umum Koperasi Indonesia, disingkat BUKOPIN (Bank Bukopin, 2011). Seiring dengan perkembangan perekonomian nasional yang terus membaik maka pada tahun 1985 seluruh bank berbadan hukum koperasi melakukan penggabungan usaha (merger) untuk membentuk Bank Bukopin. Proses penggabungan tersebut dimaksudkan sebagai usaha untuk menopang kegiatan perkoperasian di Indonesia. Untuk mengubah citra BUKOPIN sebagai bank yang lebih baik di lingkungan masyarakat maka dilakukan pengubahan nama menjadi Bank Bukopin di tahun 1989. Pada tahun 1993, Bank Bukopin mengubah status badan hukum koperasi menjadi badan hukum perseroan terbatas dengan nama PT Bank Bukopin, hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan likuiditas permodalan agar dapat menjamin operasional Bank Bukopin.

Pada tahun 1996, Bank Bukopin ditetapkan sebagai Bank Devisa sehingga membuka peluang untuk berkiprah dalam aktivitas perbankan internasional. Namun krisis moneter yang melanda Indonesia pada tahun 1997-1998 menyebabkan Bank Bukopin masuk program rekapitalisasi perbankan bersama dengan perbankan lainnya yang dijalankan oleh pemerintah. Selama masa program rekapitalisasi, Bank Bukopin berhasil tumbuh melampaui target yang ditetapkan pemerintah dalam rancangan Rencana Kinerja Usaha (performance plan) yang diakui secara nasional maupun internasional. Pada tahun 2001, Bank Bukopin berhasil menyelesaikan program rekapitalisasi serta menjadi perbankan pertama yang keluar dari program tersebut.

Kini sejarah itu telah berjalan selama empat dasawarsa dan Bank Bukopin telah tumbuh dan berkembang menjadi bank yang masuk ke kelompok bank menengah di Indonesia dengan jumlah aset sebesar 57.183 miliar rupiah pada akhir tahun 2011, meningkat sebesar 20,41 persen dari tahun sebelumnya. Bank Bukopin merupakan salah satu bank swasta di Indonesia yang berfokus memberikan pelayanan perbankan pada segmen Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi (UMKM). Hal tersebut diwujudkan pada salah satu bentuk pembiayaan Bank Bukopin yakni kerja sama Bank Bukopin dengan Koperasi Simpan Pinjam untuk menyalurkan kredit usaha mikro yang disebut dengan Swamitra. Swamitra merupakan jaringan micro-banking yang melibatkan peran serta pengusaha usaha mikro di sentra ekonomi pedesaan dan pasar tradisional sejak tahun 1998 dan terus berkembang menjadi 583 gerai Swamitra yang tersebar di 22 provinsi di Indonesia pada akhir tahun 2011.

Selain melayani segmen UMKMK, Bank Bukopin juga membuka layanan perbankan pada segmen konsumer dan komersial serta ditambah dengan Divisi Perbankan Internasional dan Divisi Treasury sehingga memperkuat fundamental Bank Bukopin dalam aktivitas perbankan. Bank Bukopin juga memiliki dua anak perusahaan antara lain PT Bank Bukopin Syariah dan PT Bukopin Finance yang merupakan hasil akuisisi saham yang dilakukan Bank Bukopin di tahun 2006. Hingga akhir tahun 2011, Bank Bukopin memiliki jaringan pelayanan yang terdiri dari 36 kantor cabang, 106 kantor cabang pembantu, 92 kantor fungsional, 134 kantor kas dan 51 payment point di 22 provinsi Indonesia. Seluruh jaringan kantor pelayanan Bank Bukopin, anak perusahaan dan jaringan Swamitra terhubung satu sama lainnya melalui jaringan teknologi informasi muktahir.

Visi dan Misi PT Bank Bukopin, Tbk

PT Bank Bukopin, Tbk (Bank Bukopin) memiliki visi yakni menjadi bank yang terpercaya dalam pelayanan jasa keuangan. Untuk dapat mewujudkan visi tersebut maka Bank Bukopin merancang misi yakni memberikan pelayanan yang terbaik kepada nasabah, turut berperan dalam pengembangan Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi (UMKMK), serta meningkatkan nilai tambah investasi pemegang saham dan kesejahteraan karyawan. Bank Bukopin juga menyadari bahwa aspek budaya perusahaan sangat mempengaruhi produktivitas untuk mewujudkan misi Bank Bukopin sehingga dilakukan pengelolaan yang diwujudkan pada nilai-nilai perusahaan yakni PRIDE (Profesionalism, Respect Others, Integrity, Dedicated to Customer dan Excellence). PRIDE mencerminkan aturan perilaku umum yang mengikat seluruh jajaran di Bank Bukopin agar bertindak profesional tinggi dan berintegritas di seluruh aspek perusahaan serta mematuhi undang-undang, tata tertib, peraturan dan kebijakan perusahaan (Bank Bukopin, 2011).

Gambaran Umum Swamitra

Swamitra merupakan lembaga keuangan mikro yang dibentuk atas kerja sama atau kemitraan antara Bank Bukopin dengan Koperasi Simpan Pinjam atau sejenisnya dengan memanfaatkan jaringan teknologi dalam aktivitas transaksi perbankan di Outet Swamitra (lihat Gambar 2). Hal yang mendasari kerja sama ini berasal dari komitmen awal Bank Bukopin untuk mendorong pertumbuhan ekonom lapisan bawah atau yang disebut dengan pengusaha usaha mikro yang sulit bersentuhan dengan perbankan. Melalui kerja sama ini, setiap anggota koperasi yang bergabung sebagai anggota Swamitra dapat memperoleh akses permodalan, pengelolaan likuiditas efektif, transaksi keuangan yang efisien dan penerapan teknologi yang modren.

Gambar 5. Pola Kerja Sama Swamitra Sumber : Muchtar (2011)

Swamitra berasal dari dua suku kata yakni dari kata Swa dalam bahasa Kawi yang berarti sendiri dan mitra yang memiliki arti bekerja sama, sehingga Swamitra dapat didefinisikan sebagai kerja sama atas keinginan sendiri atau tanpa paksaan. Swamitra memiliki tujuan untuk mengembangkan serta memodrenisasi Usaha Simpan Pinjam (USP) Koperasi melalui pemanfaatan jaringan teknologi (network) dan dukungan sistem manajemen sehingga memiliki kemampuan pelayanan transaksi keuangan yang lebih luas namun tetap memperhatikan perundang-undangan yang berlaku. Dalam kemitraan Swamitra diwakili sebuah logo yang tampak seperti dua tangan yang saling memberi dan menerima (lihat

KOPERASI BANK BUKOPIN

Unit Pertokoan Unit Usaha Lainnya USP

· Modren Technology

· Management

· Working capital

Gambar 3), hal ini dimaksudkan sebuah kerja sama yang saling menguntungkan antara Bank Bukopin dengan Koperasi Simpan Pinjam.

Gambar 6. Logo Swamitra

Perbedaan yang mendasar Swamitra dengan lembaga keuangan mikro lainnya dilihat dari kepemilikan Swamitra yang sepenuhnya milik koperasi sedangkan lembaga keuangan lainnya masih dibawah kendali atau perpanjangan tangan bank yang bersangkutan dalam kemitraan. Pada pelaksanaan kemitraan Swamitra, Bank Bukopin telah merancang tiga tahapan yang dianggap mampu menumbuhkembangkan koperasi sebagai mitraan (Bank Bukopin, 2011), antara lain :

1. Tahap Awal berupa pelayanan transaksi keuangan (transaction mechanism), yakni pemberian layanan simpan pinjam dan transaksi keuangan lainnya yang berkaitan dengan usaha simpan pinjam seperti simpanan, pinjaman, pengiriman uang dan pembayaran tagihan.

2. Tahap Antara berupa media informasi dan komunikasi bisnis (business information system), yakni menyediakan informasi dan komunikasi bisnis terkait barang dan jasa.

3. Tahap Lanjutan berupa pemberian dukungan pada terlaksananya jual-beli barang dan jasa (physical distribution), yakni dukungan yang terjadinya transaksi jual beli dan pemanfaatan jaringan distribusi yang lebih efisien.

Gambaran Umum Swamitra Kopmiso Bogor

Swamitra Kopmiso Bogor merupakan hasil kerja sama antara Bank Bukopin Cabang Bogor dengan Koperasi Paguyuban Pedagang Mie dan Bakso Megapolitan (KOPMISO). Kopmiso terbentuk pada tanggal 7 Oktober 2006 dengan jumlah anggota awal sebanyak 24 orang dan berlokasi di Jalan Wangun Tengah Rukun Tetangga 03, Rukun Warga 03 Kelurahan Sindangsari, Kecamatan Bogor Timur, Bogor (Koperasi Paguyuban Pedagang Mie dan Bakso Megapolitan, 2006). Anggota Kopmiso terdiri dari pedagang bakso, pengusaha bakso dan bumbu-bumbu bakso yang berdomisili di kota Bogor. Pada tanggal 5 Agustus 2009, Kopmiso melakukan kerja sama dengan Bank Bukopin Cabang Bogor yang diwujudkan pada pendirian Swamitra Kopmiso di Pasar Bogor. Hal yang mendasari kerja sama ini adalah kurangnya pengetahuan pengurus KOPMISO mengenai manajemen koperasi yang baik terutama mengenai penyaluran kredit usaha mikro kepada anggota koperasi serta kelangkaan modal

yang dimiliki koperasi dalam memenuhi kebutuhan pinjaman modal anggota koperasi.

Struktur organisasi pada Swamitra Kopmiso Bogor secara umum memiliki kondisi yang sama dengan beberapa Swamitra yang dikelola Bank Bukopin Cabang Bogor yang terdiri dari satu orang Manajer, dua orang Pembina Pinjaman (Marketing dan Collector), satu orang Credit Support, satu orang Koordinator Operasi, satu orang Teller dan satu orang Eksternal Control. Seluruh operasional Swamitra Kopmiso Bogor berada dalam pengawasan divisi usaha koperasi, kecil dan mikro Bank Bukopin Cabang Bogor (lihat Gambar 7). Adapun penjelasan fungsimasing-masing bagian adalah sebagai berikut :

1) Manajer, memiliki peran sebagai penanggung jawab kepada kepala operasional Bank Bukopin Cabang Bogor mengenai operasional yang berjalan di Swamitra. Selain itu, manajer juga bertanggung jawab dalam menyusun program kerja tahunan untuk pengembangan Swamitra.

2) Pembina Pinjaman, terdiri dari dua fungsi tugas yakni Accounting Officer dan Collector. Accounting Office memiliki tugas memperkenalkan dan memasarkan produk Swamitra berupa Tabungan dan Kredit Usaha Mikro, sedangkan Collector memiliki tugas menagih kewajiban nasabah Swamitra. 3) Credit Support, memiliki tanggung jawab atas pengelolaan tansaksi jaminan

serta menganalisa calon nasabah mencakup aspek legal untuk memastikan kesesuaian dengan peraturan perusahaan. Selain itu, Credit Support bertanggung jawab mempersiapkan akad/perjanjian pinjaman baik secara di bawah tanggan maupun secara notaril.

4) Koordinator Operasi, memiliki tanggung jawab untuk mengelola dan mensupervisi seluruh kegiatan operasional di Swamitra sesuai dengan peraturan yang ditetapkan.

5) Teller, memiliki tanggung jawab atas pelayanan transaksi uang tunai mencakup simpanan dana serta pembayaran anggsuran kredit yang dilakukan oleh nasabah serta bertanggung jawab atas pembayaran tagihan listrik dan telepon yang dilakukan oleh masyarakat.

6) Eksternal Control, memiliki tanggung jawab untuk melakukan audit mengenai kinerja Swamitra berdasarkan laporan neraca dan laba rugi, daftar debitur serta pemeriksaan mutasi harian

Gambar 7. Struktur Organisasi Swamitra Kopmiso Bogor Bank Bukopin Cabang Bogor

(Supervisi A/O UKKM)

Manajer Swamitra

Pembina Pinjaman (Accounting Officer dan

Collector) Credit Support

Koordinator Operasional

Teller

Eksternal Control

Koperasi Paguyuban Pedagang Mie dan Bakso Megapolitan (KOPMISO)

KINERJA PENYALURAN KREDIT USAHA MIKRO

Dokumen terkait