• Tidak ada hasil yang ditemukan

0-69 Tidak tuntas 18 67,00

Jumlah 27 100

Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa rata-rata nilai hasil belajar siswa kelas V SD Inpres Nipa-Nipa Makassar termasuk ke dalam kategori “rendah” namun terjadi peningkatan nilai. Hal ini memperlihatkan bahwa masih adal harapan karena terjadi peningkatan nilai hasil belajar siswa, namun belum memuaskan karena masih kurang dari KKM. Dari kriteria keaktifan siswa dengan kategori “tinggi”, “sedang”, dan “rendah”

pada Siklus I dapat dilihat melalui gambar grafik rekapitulasi nilai hasil belajar di bawah ini:

materi siswa pada saat observasi awal sebelum tindakan. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan menguasai materi dalam PKn oleh siswa kelas II telah meningkat namun belum signifikan. Berdasarkan hasil observasi terhadap keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran PKn melalui pendekatan Direct Instruction yang dilakukan pada siklus I, adalah sebagai berikut:

1. Proses pembelajaran PKn Kompetensi Dasar Menampilkan sikap Memelihara Lingkungan sudah sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang sudah dirancang. Namun, pada pertemuan I masih banyak siswa yang masih tampak berbicara sendiri dengan teman, tidak menyimak penjelasan guru

2. Pembelajaran PKn melalui pendekatan keterampilan proses sudah dilaksanakan dengan baik dan sistematis. Hasil observasi terhadap aktifitas siswa lebih baik dibandingkan dengan sebelum menggunakan metode pendekatan Direct Instruction.

3. Sebagian siswa sudah tampak menguasai materi, namun masih terdapat beberapa siswa yang terlihat belum mampu (tidak mencapai kriteria yang diinginkan) dalam kegiatan pembelajaran PKn.

4. Terdapat siswa yang tergesa-gesa dalam mengerjakan LKS yang dibagikan guru sehingga ketika hasil tugasnya dinilai maka dapat ditemukan beberapa kesalahan.

5. Proses pembelajaran lebih interaktif antara guru dengan siswa.

Terlihat dari data aspek aktifitas siswa meningkat dibanding sebelum menggunakan pendekatan Direct Instruction.

Hasil yang diperoleh sebagian besar siswa menunjukkan kriteria yang diinginkan lebih baik dibandingkan dengan kriteria sebelum pemberian tindakan melalui pendekatan Direct Instruction. Penemuan masalah dalam tindakan yaitu permasalahan yang berasal dari guru dan siswa. Permasalahan yang dihadapi siswa yaitu masih rendahnya kemampuan siswa untuk memahami skema pembelajaran melalui tipe Direct Instruction. Hal ini terlihat dalam menyelesaikan tugas PKn yang diberikan oleh guru sebagian besar siswa juga masih bertanya tentang langkah yang terdapat dalam LKS.

Untuk mengatasi masalah tersebut akan direncanakan siklus II yaitu dengan merevisi RPP. Pelaksanaan pembelajaran harus dilaksanakan sesuai skema, Terutama bagaimana peran guru sebagai sentral dalam proses pembelajaran. Dengan memperjelas lembar kegiatan dan memberikan materi dengan jelas, maka diharapkan siswa akan lebih mampu menguasai materi serta lebih menghayatinya. Kesimpulan dari refleksi SIklus I ini adalah perlunya dilakukan Siklus II yang lebih baik dibandingkan sebelumnya.

SIKLUS II

Tahap pelaksanaan siklus II meliputi : 1. Perencanaan

Perencanaan pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada siklus II mengacu pada hasil observasi Siklus I yang dilaksanakan pada pelaksanaan pembelajaran PKn siklus II. Beberapa kegiatan yang termuat dalam tahap perencanaan meliputi:

1. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dengan kompetensi dasar menampilkan sikap Memelihara Lingkungan dengan mengacu pada kelebihan dan kekurangan pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada siklus I.

2. Membuat lembar penilaian yang terdiri dari penilaian unjuk kerja, serta lembar pedoman observasi kegiatan siswa.

3. Membuat LKS yang berisi tujuan, cara mencintai lingkungan dan pertanyaan kegiatan yang berkaitan dengan lingkungan.

4. Menyiapkan bahan ajar serta peralatan tulis menulis yang dibutuhkan pada setiap kegiatan belajar mengajar.

5. Menyiapkan alat evaluasi.

2. Pelaksanaan Tindakan

Tindakan pembelajaran Siklus II dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 19 November 2017 dan pada hari Sabtu tanggal 26 November 2017. Pelaksanaan tindakan Siklus II sesuai dengan perencanaan yaitu 2 kali pertemuan yang masing-masing mempunyai waktu 35 menit (2 jam pelajaran).

Pertemuan ke-2 Kegiatan Awal

Pada kegiatan awal pembelajaran, guru mengecek siswa yang sudah duduk di kelas apakah sesuai dengan daftar absen atau tidak. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa dan mengabsen siswa dilanjutkan dengan pembukaan pada awal pembelajaran pada siklus II, sehingga tercipta dialog sebagai berikut:

Guru : “Anak-anak, selamat ya dengan senang hati kita berjumpa kembali di tempat yang sama. Coba sebutkan kembali lingkungan alam yang telah kita pelajari dari pertemuan yang lalu.Apa saja yang kalian ingat?”

Siswa : “Laut, gunung, danau, sungai, Bu…!” (menjawab dengan bersahutan) (mengkomunikasikan/akal).

Guru : “Ya benar… kita telah mempelajari lingkungan yang ada di sekitar kita. Hari ini materi yang akan kita pelajari adalah memelihara lingkungan..”(mengkomunikasikan)

Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari hari itu, yaitu bagaimana mencintai lingkungan di sekitar kita (mengkomunikasikan). Siswa mendengarkan informasi yang disampaikan oleh guru tentang tindakan yang sesuai dengan materi pelajaran yang akan dibahas yaitu menyebutkan contoh sikap mencintai lingkungan dengan pemeliharaan lingkungan, Siswa juga menyimak penjelasan guru tentang tujuan dari kegiatan pelajaran hari itu.

Kegiatan Inti Eksplorasi

Guru menuliskan di papan tulis yaitu bagaimana memelihara lingkungan alam di sekitar kita yang berupa danau, laut, gunung, dan sungai. Penulisan di papan tulis ini dimaksudkan untuk mengingatkan kembali materi sebelumnya sehingga siswa semakin memahami akan tujuan materi dalam pelaksanaan pembelajaran. Siswa tampak mengamati gambar dan tulisan yang ada di papan tulis (mengamati/indra penglihatan). Guru mengajukan pertanyaan berdasarkan gambar (mengkomunikasikan/ingatan) Guru : Coba tunjukkan bagaimana memelihara lingkungan di sekitar kita?” (mengklasifikasikan).

Elaborasi

Guru menjelaskan bagaimana cara mengenal lingkungan sekitar dan bagaiman memelihara alam serta memberikan penjelasan mengenai tujuan memahami indikator tersebut secara langsung (mengkomunikasikan/ indra pendegaran dan penglihatan). Siswa tampak mendengarkan penjelasan yang diberikan guru mengenai lingkungan alam sambil mengamati (mengamati/ indra pendengaran dan penglihatan).

Pada kesempatan ini guru harus mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan yang akan dilatihkan kepada siswa, selangkah demi selangkah. Guru sebagai pusat perhatian memiliki peran yang sangat dominan.

Selanjutnya guru menjelaskan tugas yang harus diselesaikan serta memberikan catatan tentang lingkungan alam (mengkomunikasikan/ akal memecahkan masalah). Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang

tugas dan diselesaikan dalam waktu 12 menit. Siswa dengan semangat mengerjakan tugas dan mencatat hasil kerja pada lembar LKS (mengkomunikasikan/akal menyusun pendapat).Dan guru memberikan pengawasan untuk memantau dan mengamati aktifitas siswa dalam kegiatan tersebut.

Konfirmasi

Pada tahap konfirmasi, guru dan siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan.Kemudian guru memberikan motivasi agar siswa selalu aktif dalam kegiatan pembelajaran.

Guru : “Kalian memang cukup membanggakan. Hari ini sudah bisa mempelajari materi dengan cukup baik. Bagaimana sudah bagus ?!”

Siswa : “Iya bu...!”

Guru : “ Ok…!”

3. Observasi

Hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer dan peneliti selama pelaksanaan perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas.dengan menggunakan pendekatan metode Direct Instruction, diperoleh catatan bahwa pada siklus II sudah cukup layak karena sebagian besar siswa yang sudah mampu menguasai materi. .Hal tersebut dikarenakan skema yang diterapkan oleh guru berjalan sempurna. Dengan mendapati hal tersebut, peneliti sudah yakin bahwa siswa sanggup untuk mengerjakan tugas selanjutnya. Peneliti sedikit mengulang kembali materi yang telah diajarkan sambil memberikan sedikit

humor dan candaan agar siswa tidak merasa bosan mendengarkan materi yang diberikan.

Hasil pengamatan yang dilakukan terhadap siswa mengacu pada indikator aktifitas siswa pada siklus II adalah sebagai berikut:

Tabel 4.6 Lembar Observasi Kegiatan Siswa daam Pembelajaran PKn

Kriteria yang Diinginkan No. A k t i v i t a s S i s w a y a n g D i a m a t i

T e r c a p a i Belum Tercapai 1 Mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru

2 M e m b a c a b u k u s i s w a 3 M e n g e r j a k a n t u g a s d e n g a n b a i k 4 D i s k u s i a n t a r s i s w a d e n g a n g u r u 5 M e n y a j i k a n h a s i l p e m b e l a j a r a n 6 Mengajukan/menanggapi pertanyaan/ide 7 M e n u l i s y a n g r e l e v a n d e n g a n K B M 8 M e r a n g k u m p e m b e l a j a r a n 9 M e n g e r j a k a n t e s e v a l u a s i

Dari observasi kegiatan siswa di atas maka kriteria yang diinginkan telah tercapai semua yaitu mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru, membaca buku siswa, mengerjakan tugas dengan baik, menulis

yang relevan dengan KBM, merangkum pembelajaran, mengerjakan tes evaluasi.diskusi antar siswa dengan guru, menyajikan hasil pembelajaran, serta mengerjakan tes evaluasi.

Keberhasilan siswa dalam menguasai materi PKn ini juga dapat diketahui dari indikator peningkatan nilai harian yang dilakukan pada Siklus II ini. Data tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 4.7 Nilai Hasil Belajar Siswa pada Siklus II

No Nama Jenis Kelamin Nilai

Laki / Perempuan

1 Aibil Mursyah L 80

2 Aidil Mursyah L 60

3 Al Nur Mubarak L 70

4 Azka Afif L 0

5 Fatimah Azzahra P 700

6 Indra L 70

7 Muh. Julyan Ravarda L 90

8 Muh. Resky Aditya L 70

9 Nabila Pratiwi P 70

10 Nabila P 0

11 Nurul Ana Saputri P 80

12 Nur Annisa Fadila P 0

13 Putri Adi Rahayu P 70

14 Reihan L 0

15 Safri L 80

16 Salsabila Nur P 90

17 Sri Mulyani P 60

18 Putri P 50

19 Alvonsius Maria P 100

20 Chelina P 10

21 Imelda P 100

22 Rama L 60

23 Aditya L 70

24 Masayu P 0

25 Nashilah Arsya P 100

26 Yunia Natalia P 90

27 Muh Rizky Ramadhan L 70

Nilai rata-rata 78,63

Dari data tersebut, dapat diperoleh bahwa skor rata-rata pemahaman siswa adalah 78,63 ( tinggi ). Ada 6 siswa yang termasuk dalam kategori rendah, 10 siswa kategori sedang, dan 3 siswa yang berkategori tinggi, dan 8 siswa yang berkategori sangat tinggi. Hal ini terlihat pada tabel persentase ketuntasan hasil belajar siswa pada Siklus II di bawah ini.

Tabel 4.8 Persentase ketuntasan hasil belajar siswa kelas II SD Inpres Nipa-Nipa Makassar pada Siklus II

Interval ketuntasan frekuensi Presentase (%)

70-100 Tuntas 19 70,00

0-69 Tidak tuntas 8 29,00

Jumlah 27 100

Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa rata-rata nilai hasil belajar siswa kelas V SD Inpres Nipa-Nipa Makassar termasuk ke dalam kategori “tinggi”. Hal ini memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan nilai hasil belajar siswa, namun belum memuaskan karena masih kurang dari KKM. Dari kriteria keaktifan siswa pada kategori “tinggi”, “sedang”, dan

“rendah” pada Siklus II dapat dilihat melalui gambar grafik rekapitulasi nilai hasil belajar di bawah ini:

Frekuensi Siswa

10

8

6

Nilai rendah

4

Nilai sedang

2

Nilai tinggi

0

Nilai Nilai

Nilai

Nilai sangat tinggi

rendah

sedang Nilai

tinggi

sangat

tinggi

Gambar 4.3 Grafik Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II

4. Refleksi

Hasil yang diperoleh sebagian besar siswa menunjukkan penguasaan materi yang lebih baik dibandingkan dengan penguasaan materi siswa pada saat observasi awal sebelum tindakan. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan menguasai materi dalam PKn oleh siswa kelas II meningkat.

Berdasarkan hasil observasi terhadap keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran PKn melalui pendekatan Direct Instruction yang dilakukan pada siklus II, adalah sebagai berikut:

1. Proses pembelajaran PKn Kompetensi Dasar Menampilkan sikap Memelihara Lingkungan sudah sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang sudah dirancang.

2. Pembelajaran PKn melalui pendekatan keterampilan proses sudah dilaksanakan dengan baik dan sistematis. Hasil observasi terhadap aktifitas siswa lebih baik dibandingkan dengan sebelum menggunakan metode pendekatan Direct Instruction.

3. Sebagian besar siswa sudah menguasai materi, namun masih terdapat sebagian kecil siswa yang terlihat belum mampu.

4. Tidak terdapat siswa yang tergesa-gesa dalam mengerjakan LKS yang dibagikan guru sehingga ketika hasil tugasnya dinilai maka dapat ditemukan beberapa kesalahan.

5. Proses pembelajaran lebih interaktif antara guru dengan siswa.

Terlihat dari data aspek aktifitas siswa meningkat dibanding sebelum menggunakan pendekatan Direct Instruction.

Hasil yang diperoleh sebagian besar siswa menunjukkan kriteria yang diinginkan sangat baik dibandingkan dengan sebelumnya.

Penemuan masalah dalam tindakan yaitu permasalahan yang berasal dari guru dan siswa sudah tidak ada lagi. Siswa lebih mampu menguasai materi serta lebih menghayatinya. Kesimpulan dari refleksi SIklus II yaitu tidak perlu dilakukan Siklus III karena Siklus II dianggap sudah berhasil.

Peningkatan tersebut dapat dilihat pada grafik dibawah ini.

90

80

70

60

50

Nilai rata-rata

40

KKM (%) 30

20

10

0

Pra Siklus

Siklus I

Siklus II

Gambar 4.4 Grafik Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Tiap Siklus B. Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian tindakan kelas yang dilakukan melalui dua siklus ini telah dapat diketahui bahwa penerapan pendekatan Direct Instruction dapat meningkatkan tingkat belajar siswa dimana pada awal Prasiklus sebagian besar siswa belum memenuhi kriteria yang diinginkan. Kemudian pada

Siklus I siswa juga masih belum memenuhi kriteria yang diinginkan yaitu diskusi dengan guru, menyajikan hasil pembelajaran, dan mengajukan/menanggapi pertanyaan. Sedangkan pada Siklus II semua kriteria yang diinginkan dapat dipenuhi semua oleh siswa.

Perbaikan dan peningkatan pembelajaran yang dilakukan berdampak positif pada peningkatan nilai siswa pada pembelajaran PKn siswa kelas II di SD Inpres Nipa-Nipa Makassar ini. Peningkatan tersebut terjadi pada skor nilai hasil belajar siswa yang didasarkan dari hasil observasi awal pada Prasiklus dengan nilai rata-rata 47.77 dengan kategori kurang, Siklus I memiliki nilai rata-rata 54.23 dengan kategori kurang dan Siklus II memiliki nilai rata-rata 78.63 dengan kategori tinggi.

Meskipun pada siklus I siswa masih kurang memahami penjelasan materi yang diberikan guru, namun pada siklus II hal tersebut dapat dimaksimalkan. Maksimalnya pembelajaran yang dilakukan semakin memperdalam pemahamannya terhadap materi sehingga hasil belajar yang diraih siswa pun meningkat pada siklus II.

Penelitian ini berhasil memenuhi target yaitu nilai KKM yang didapatkan oleh siswa. Dengan KKM > 70 maka pada Prasiklus sejumlah 7 siswa (25%) telah memenuhi KKM, sedangkan pada Siklus I meningkat sejumlah 9 siswa (34%) telah memenuhi KKM, dan pada Siklus II meningkat signifikan yaitu sejumlah 18 siswa (81%) telah memenuhi KKM yang ditargetkan. Karena presentase KKM pada Siklus II telah memenuhi

syarat ketuntasan secara klasikal yaitu di atas 80% maka tidak dilanjutkan ke Siklus III karena sudah dianggap berhasil.

Sesuai dengan hipotesa awal penelitian ini telah berhasil meningkatkan hasil belajar PKn melalui model pembelajaran Direct Instruction pada siswa kelas II SD Inpres Nipa-Nipa Makassar. Hal tersebut dapat terbukti dengan fakta-fakta seputar pembelajaran sebagai berikut:

1. Guru mampu meningkatkan pengetahuan siswa dengan cara mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan yang akan dilatihkan kepada siswa, selangkah demi selangkah.

2. Guru sebagai pusat perhatian memiliki peran yang sangat dominan.

Sehingga guru telah dapat berperan dengan semestinya sebagai nara sumber yang memberikan sesuatu pembelajaran yang cukup menarik bagi siswa.

3. Siswa telah memberikan umpan balik yaitu mereka dapat mengerjakan tugas dengan baik dengan menguasai pengetahuan yang diberikan.

4. Siswa dapat meningkatkan wawasan, dengan perhatian khusus pada penerapan kepada situasi yang lebih kompleks atau penerapan dalam kehidupan sehari-hari.

BAB V

Dokumen terkait