• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI

A. Guru Bimbingan dan Konseling

2. Fungsi dan Tugas Guru BK

Dalam kelangsungan perkembangan dan kehidupan manusia, berbagai pelayanan diciptakan dan diselengarakan. Masing-masing pelayanan itu berguna dan memberikan manfaat untuk mempelancar dan memberikan dampak positif sebesar-besarnya terhadap kelangsungan perkembangan dan kehidupan itu, khususnya dalam bidang tertentu yang menjadi fokus pelayanan yang dimaksudkan. Misalnya, pelayanan kesehatan (yang diberikan oleh puskesmas) berguna dan memberikan manfaat kepada yang berkepentingan untuk memperoleh informasi tentang kesehatan, pemeriksaan, dan pengobatan agar kesehatan yang bersangkutan terpelihara. Pelayanan hukum (yang diberikan oleh LBH/ Lembaga Bantuan Hukum) berguna dan memberikan manfaat agar warga masyarakat yang

20

berkepentingan menjadi lebih sadar hukum dan dapat mempergunakan kaidah-kaidah hukum untuk berbagai urusan yang menyangkut diri mereka.24

Pelayanan yang diberikan di restoran atau toko berguna agar pengunjung atau langganan memperoleh informasi dan kemudahan-kemudahan berkenaan dengan makanan atau barang-barang yang mereka kehendaki. Dengan pelayanan-pelayanan itu warga masyarakat yang berkepentingan memperoleh keuntungan tertentu.

Kegunaan, manfaat, keuntungan ataupun jasa yang diperoleh dari adanya suatu pelayanan, merupakan hasil dari terlaksananya fungsi pelayanan yang dimaksud.

Dengan demikian, fungsi atau pelayanan dapat diketahui dengan melihat kegunaan, manfaat, ataupun keuntungan dan dapat diberikan oleh pelayanan yang dimaksud.

Suatu pelayanan dapat dikatakan tidak berfungsi apabila ia tidak memperlihatkan kegunaan ataupun tidak memberikan manfaat atau keuntungan tertentu.25

Fungsi bimbingan dan konseling ditinjau dari kegunaan atau manfaat, ataupun keuntungan-keuntungan apa yang diperoleh melalui pelayanan tersebut.

Fungsi-fungsi itu banyak dan dapat dikelompokkan menjadi lima fungsi pokok, yaitu:26

a. Fungsi Pemahaman

Dalam fungsi pemahaman, kegunaan, manfaat, atau keuntungan-keuntungan apakah yang dapat diberikan oleh layanan bimbingan dan konseling?

Jasa yang diberikan oleh pelayanan ini adalah berkenaan dengan pemahaman.

Pemahaman tentang apa dan oleh siapa? Pertanyaan yang terakhir itu perlu dijawab dengan mengaitkan fokus utama pelayanan bimbingan dan konseling, yaitu klien dengan berbagai permasalahannya, dan dengan tujuan-tujuan

24 Prayitno, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas, 2004) hlm.

196.

25 Prayitno, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas, 2004), hlm.

197-198.

26 Prayitno, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling...hlm. 197.

konseling. Berkenaan dengan kedua hal tersebut, pemahaman yang sangat perlu dihasilkan oleh pelayanan bimbingan dan konseling adalah pemahaman tentang diri klien beserta permasalahannya oleh klien sendiri dan oleh pihak-pihak yang akan membantu klien, serta pemahaman tentang lingkungan klien oleh klien.27 1) Pemahaman tentang klien

Pemahaman tentang klien merupakan titik tolak upaya pemberian bantuan terhadap klien. Sebelum seorang konselor atau pihak-pihak lain dapat memberikan layanan tertentu kepada klien, maka mereka perlu terlebih dahulu memahami individu yang akan dibantu itu. Pemahaman tersebut tidak hanya sekedar mengenal diri klien, melainkan lebih jauh lagi, yaitu pemahaman yang menyangkut latar belakang pribadi klien, kekuatan dan kelemahannya, serta kondisi lingkungannya.28

Pihak lain yang sangat berkepentingan dengan pemahaman terhadap klien adalah konselor. Pemahaman konselor terhadap klien dipergunakan oleh konselor baik secara langsung membantu klien dalam pelayanan bimbingan dan konseling lebih lanjut, maupun sebagai bahan acuan utama dalam rangka kerjasama dengan pihak-pihak lain dalam membantu klien.29

Bagi konselor, upaya mewujudkan fungsi pemahaman merupakan tugas paling awal dalam setiap kali penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling terhadap individu tertentu. Tanpa hasil yang memadai dari fungsi pemahaman itu konselor tidak dapat bergerak lebih jauh dengan pelayanan bimbingan dan konselingnya, dan ia pun tidak dapat membantu

27 Prayitno, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas, 2004), hlm.

197.

28 Sutirna, Bimbingan dan Konseling (Pendidikan formal, nonformal dan informal), (Yogyakarta: CV.

ANDI OFFSET, 2013), hlm. 21-22.

29 Prayitno, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas, 2004), hlm.

199.

22

pihak-pihak lain dalam kerja sama mewujudkan perkembangan dan kehidupan lain.30

2) Pemahaman tentang masalah klien

Apabila pelayanan bimbingan dan konseling memasuki upaya penanganan masalah klien, maka pemahaman terhadap masalah klien merupakan sesuatu yang wajib adanya. Tanpa pemahaman terhadap masalah, penangan terhadap masalah itu tidak mungkin dilakukan. Pemahaman terhadap masalah klien itu terutama menyangkut jenis masalahnya, intensitasnya, sangkut-pautnya, sebab-sebabnya, dan kemungkinan berkembangnya (kalau tidak segera diatasi).31

Pemahaman masalah oleh individu (klien) sendiri merupakan modal dasar bagi pemecahan masalah tersebut. Sejak awal prosesnya, pelayanan bimbingan dan konseling diharapkan mampu mengantarkan klien memahami masalah yang dihadapinya. Apabila pemahaman masalah klien oleh klien sendiri telah tercapai, agaknya pelayanan bimbingan dan konseling telah berhasil menjalankan fungsi pemahaman dengan baik.32

Bagi para siswa yang perkembangan dan kehidupannya masih amat banyak dipengaruhi oleh orang tua dan guru siswa yang bersangkutan.

Pemahaman masalah siswa sama bergunanya dengan pemahaman tentang individu pada umunya oleh orang tua dan guru sebagaimana telah dikemukakan di atas, yaitu untuk kepentingan berkenaan dengan perhatian dan pelayanan orang tua terhadap anak, dan pengajaran oleh guru terhadap

30 Prayitno, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling...hlm. 199.

31 Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (berbasis integritas), (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), hlm.43.

32 Prayitno, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas, 2004), hlm.

200.

siswa. Orang tua guru, dan konselor merupakan tiga serangkai yang amat berkepentingan dengan kemajuan anak-anak secara optimal.33

3) Pemahaman tentang lingkungan yang lebih luas

Para siswa perlu memahami dengan baik lingkungan sekolah, yang meliputi lingkungan fisik, berbagai hak dan tanggung jawab siswa terhadap sekolah, disiplin yang harus dipatuhi oleh siswa, aturan-aturan yang menyangkut kurikulum, pengajaran, penilaian, kenaikan kelas, hubungan dengan guru dan sesama siswa, kesempatan-kesempatan yang diberikan oleh sekolah, dan lain sebagainya.34

Para siswa juga perlu diberi kesempatan untuk memahami berbagai informasi yang berguna berkenaan dengan sangkut-paut pendidikan yang sedang dijalaninya sekarang dengan pendidikan lanjutannya, dan dengan kemungkinan pekerjaan yang dapat dikembangkannya kelak.

b. Fungsi pencegahan

Bagi konselor profesional yang misi tugasnya dipenuhi dengan perjuangan untuk menyingkirkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi perkembangan individu, upaya pencegahan tidak sekedar merupakan ide yang bagus, tetapi adalah suatu keharusan yang bersifat etis (Horner and McElhaney, 1993). Oleh karena itu, pelaksanaan fungsi pencegahan bagi konselor meruapakan bagian dari tugas kewajibannya yang amat penting.35

1) Pengertian pencegahan

Pencegahan didefenisikan sebagai upaya mempengaruhi dengan cara yang positif dan bijaksana lingkungan yang dapat menimbulkan kesulitan

33 Prayitno, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas, 2004), hlm.

200-201.

34 Prayitno, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling...hlm. 201.

35 Sutirna, Bimbingan dan Konseling (Pendidikan formal, nonformal dan informal), (Yogyakarta: CV.

ANDI OFFSET, 2013), hlm. 23.

24

atau kerugian sebelum kesulitan atau kerugian itu benar-benar terjadi.

Perhatian terhadap lingkungan mendapat pemahaman utama. Lingkungan yang baik akan memberikan pengaruh positif terhadap individu. Oleh karena itu, lingkungan harus dipelihara dan dikembangkan. Lingkungan yang kira-kira akan memberikan dampak negatif kepada individu yang berada dalam lingkungan itu harus diubah sehingga dampak negatif yang sudah dapat diperkirakan itu tidak jadi kenyataan.36

2) Upaya pencegahan

Upaya pencegahan yang perlu dilakukan oleh konselor adalah:

a) Mendorong perbaikan lingkungan yang kalau diberikan akan berdampak negatif terhadap individu terhadap individu yang bersangkutan.

b) Mendorong perbaikan kondisi diri pribadi klien.

c) Meningkatkan kemampuan individu untuk hal-hal yang diperlukan dan mempengaruhi perkembangan dan kehidupannya.

d) Mendorong individu untuk tidak melakukan sesuatu yang akan memberikan resiko yang besar, dan melakukan sesuatu yang akan memberikan manfaat.

e) Menggalang dukungan kelompok terhadap individu yang bersangkutan.37

c. Fungsi pengentasan

Fungsi pengentasan masalah melalui pelayanan konselor tidak menggunakan unsur-unsur fisik yang di luar dari klien, tetapi menggunakan kekuatan-kekuatan yang berada di dalam diri klien sendiri.38

36 Prayitno, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas, 2004), hlm.

203-204.

37 Prayitno, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas, 2004), hlm.

205-206.

1) Langkah-langkah pengentasan masalah

Upaya pengentasan masalah pada dasarnya dilakukan secara perorangan, sebab setiap masalah adalah unik. Masalah-masalah yang diderita oleh individu-individu yang berbeda tidak boleh disamaratakan.

Dengan demikian penanganannya pun harus secara unik disesuaikan terhadap kondisi masing-masing masalah itu. Untuk itu konselor perlu memiliki ketersediaan berbagai bahan dan keterampilan untuk menangani berbagai masalah yang beraneka ragam.39

2) Pengentasan masalah berdasarkan diagnosis

Pada umumnya diagnosis dikenal sebagai istilah medis yang berarti proses penentuan jenis penyakit dengan peneliti gejala-gejalanya. Pengertian diagnostik dalam pelayanan bimbingan dan konseling dikenal sebagai

“diagnostik pengklasifikasian”, dalam upaya diagnostik masalah-masalah diklasifikasi, dilihat sebab-sebabnya, dan ditentukan cara pengentasannya.40

Perkembangan lebih lanjut menggarisbawahi bahwa model diagnosis yang diterima dalam pelayanan bimbingan dan konseling adalah model pemahaman masalah klien, yaitu pemahaman terhadap seluk beluk masalah klien, termasuk di dalamnya perkembangan dan sebab-sebab timbulnya masalah.

3) Pengentasan masalah berdasarkan berdasarkan teori konseling

Masing-masing teori konseling itu dilengkapi dengan teori tentang kepribadian individu, perkembangan tingkah laku individu yang dianggap

38 Sutirna, Bimbingan dan Konseling (Pendidikan formal, nonformal dan informal), (Yogyakarta: CV.

ANDI OFFSET, 2013), hlm. 23.

39 Prayitno, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas, 2004), hlm.

211.

40 Prayitno, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas, 2004), hlm.

211.

26

sebagai masalah, tujuan konseling, serta proses dan teknik-teknik khusus konseling. Tujuan teori-teori tersebut tidak lain adalah mengentaskan masalah yang diderita oleh klien dengan cara yang paling cepat, cermat, dan tepat. Meskipun tujuan umumnya sama, namun dari segi teori prinsip-prinsip dan unsur-unsur teknis operasional rasional masing-masing teori konseling itu sering kali tidak sama, bahkan ada yang saling bertolak belakang.41

Menilik uraian di atas jelaslah bahwa fungsi pengentasan melalui pelayanan bimbingan dan konseling berdimensi luas. Pelaksanaannya tidak hanya melalui bentuk layanan konseling perorangan saja, tetapi dapat pula dengan menggunakan bentuk-bentuk layanan lainnya, seperti konseling kelompok, program-program orientasi dan informasi serta program-program lainnya yang disusun secara khusus bagi klien. Untuk semuanya itu konselor dituntut menguasai dengan sebaik-baiknya teori dan praktek bimbingan dan konseling. 42

d. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan

Fungsi pemeliharaan berarti memelihara segala sesuatu yang baik yang ada pada diri individu, baik hal itu merupakan pembawaan maupun hasil-hasil perkembangan yang telah dicapai selama ini. Intelegensi yang tinggi, bakat yang istimewa, minat yang menonjol untuk hal-hal yang positif dan produktif, sikap dan kebiasaan yang telah terbina dalam bertindak dan bertingkah laku sehari-hari, cita-cita yang tinggi dan cukup realistik, kesehatan dan kebugaran jasmani,

41 Prayitno, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas, 2004), hlm.

214.

42 Prayitno, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas, 2004), hlm.

215.

hubungan sosial yang harmonis dan dinamis, dan berbagai aspek positif lainnya dari individu perlu dipertahankan dan dipelihara.43

Oleh karena itu, fungsi pemeliharaan dan fungsi pengembangan tidak dapat dipisahkan. Bahkan keduanya ibarat dua sisi dari satu mata uang. Jika sisi yang satu tidak ada atau cacat, maka mata uang itu secara keseluruhan tidak mempunyai nilai lagi. Kedua sisi berfungsi seiring dan saling menunjang.44

Dalam pelayanan bimbingan dan konseling, fungsi pemeliharaan dan pengembangan dilaksanakan melalui berbagai pengaturan, kegiatan, dan program.

Misalnya di sekolah, bentuk dan ukuran meja atau kursi murid disesuaikan dengan ukuran tubuh (dan besarnya) serta sikap tubuh yang diharapkan (tegap dan gagah).45

Tugas-tugas dan kegiatan pemeliharaan dan pembangunan, apalagi pemeliharaan dan pengembangan individu manusia yang segenap aspek dan sangkut-pautnya sangat bervariasi dan kompleks, tidak dapat berdiri sendiri.

Demikianlah, fungsi pemeliharaan dan pengembangan dalam bimbingan dan konseling tidaklah mungkin berdiri sendiri.46

Memperhatikan kaitan antara keempat fungsi bimbingan dan konseling, fungsi pemeliharaan dan pengembangan tampaknya bersifat lebih umum dan dapat terkait pada ketiga fungsi lainnya. Jika dikaji lebih jauh, dapatlah dimengerti bahwa “pemeliharaan” dalam artinya yang luas dan “perkembangan”

pada dasarnya merupakan tujuan umum dari seluruh upaya pelayanan pemuliaan

43 Prayitno, Pelayanan Bimbingan dan Konseling,(Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas, 1997), hlm.

26.

44 Prayitno, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas, 2004), hlm.

215.

45 Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (berbasis integritas), (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), hlm.46.

46 Prayitno, Pelayanan Bimbingan dan Konseling,(Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas, 1997), hlm.

26.

28

manusia, khususnya bimbingan dan konseling. Dengan demikian, sewaktu konselor menjalankan fungsi pemahaman, pencegahan atau pengentasan, ia perlu menyadari bahwa pelayanan yang diberikan itu sebenarnya juga mengemban fungsi pemeliharaan dan fungsi pengembangan. Pemeliharaan dan pengembangan segenap potensi individu dalam keempat dimensi kemanusiaannya.47

Fungsi guru bimbingan dan konseling yaitu, melakukan konseling kepada anak-anak yang memilki masalah dengan prestasi belajar, membantu anak-anak atau murid dalam memecahkan permasalahan sekolah yang sedang dihadapi, menjadi mediator antara pihak sekolah dengan orang tua wali, memberikan motivai belajar kepada murid-murid agar mampu bersaing di dunia pendidikan, memberikan materi-materi mengenai pengembangan diri dan juga pelajaran budi pekerti, membantu guru-guru dalam membeikan metodeS belajar, terutama pada murid-murid yang membutuhkan perhatian khusus, memberikan laporan kepada kepala sekolah mengenai kondisi psikologis dari setiap murid.

Menurut Bimo Walgito menyebutkan fungsi konselor atau pembimbing di sekolah adalah membantu kepala sekolah beserta sifatnya di dalam menyelenggrakan kesejahteraan sekolah (schoolwelfare).

Berdasarkan fungsi ini tugas konselor adalah sebagai berikut:

1. Mengadakan penelitian maupun observasi terhadap situasi atau keadaan sekolah, baik mengenai peralatannya, tenaganya, penyelenggraannya maupun aktifitas-aktifitas lainnya.

2. Berdasarkan atas hasil penelitian atau observasi tersebut, maka pembimbing berkewajiban memberikan saran-saran atau

47 Prayitno, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas, 2004), hlm.

215.

pendapat kepada kepala sekolah ataupun keapada staf pengajar yang lain demi kelancaran dan kebaikan sekolah.

3. Menyelenggarakan pendidikan terhadap anak-anak, baik yang bersifat preventive, preventive maupun maupun yang besifat korektif atau kuratif.48

Berdasarkan uraian diatas dapat penulis pahami bahwa agar guru bimbingan konseling adapat menjalankan tugasnya dengan baik, maka konselor harus menjadi pembimbing yang memilki pengetahuan yang cukup luas, baik dari segi teori maupun segi praktek,seorang pembimbing akan dapat mengambil tindakan yang bijksana jika pembimbing telah cukup dewasa dalam segi psikologis yaitu adanya kemantapan dan ke stabilan di dalam psikologisnya terutama dalam segi emosi, seorang pembimbing harus sehat jasmani maupun psikisnya.

Adapun tugas guru bimbingan dan konseling yaitu sebagai berikut:

a. Membantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling

b. Merencanakan layanan bimbingan dan konseling (terutama program satuan layanan dan satuan program pendukung).

c. Melaksanakan segenap program satuan layanan bimbingan dan konseling.

d. Melaksanakan segenap program satuan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling.

e. Menilai proses dan hasil pelaksanaan satuan layanan dan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling.

f. Menganalisis hasil penilaian layanan dan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling.

48 Bimo Walgito, Bimbingan dan Penyuluhan DiSekolah, ( Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM, 1986)h.26

30

g. Melaksanakan tindaka lanjut berdasarkan hasil penilaian ;ayanan dan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling.

h. Mengadministrasikan kegiatan satuan layanan dan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling.

i. Mempertanggung jawabkan tugas dan kegiatan dalam pelayanan bimbingan dan konseling secara menyeluruh kepada koordinator BK serta kepala sekolah.49

Dokumen terkait