• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI. Oleh RIGA MARIANI NIM Pembimbing. Dodi Pasila Putra, M.Pd NIP:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI. Oleh RIGA MARIANI NIM Pembimbing. Dodi Pasila Putra, M.Pd NIP:"

Copied!
85
0
0

Teks penuh

(1)

PANGKALAN KEC. PANGKALAN KOTO BARU KAB. LIMA PULUH KOTA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Sidang Munaqasah Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh RIGA MARIANI

NIM. 2615.138

Pembimbing

Dodi Pasila Putra, M.Pd NIP: 197105312006041016

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI

2020 M / 1441 H

(2)
(3)

i DAFTAR ISI ABSTRAK

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Fokus Penelitian ... 11

C. Pertanyaan Penelitian ... 11

D. Tujuan Penelitian ... 11

E. Manfaat Penelitian ... 12

F. Penjelasan Judul ... 12

G. Sistematika Penulisan ... 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Guru Bimbingan dan Konseling ... 15

1. Pengertian Guru Bimbingan dan Konseling ... 15

2. Fungsi dan Tugas Guru Bimbingan dan Konseling ... 18

3. Tanggung Jawab Guru Bimbingan dan Konseling ... 22

4. Peran Guru Bimbingan dan Konseling ... 23

B. Karakter Jujur dan Disiplin 1. Kedisiplinan ... 23

a. Pengertian Karakter Disiplin ... 23

b. Indikator Karakter Disiplin ... 26

c. Tujuan Disiplin ... 29

c. Fungsi Disiplin ... 29

d. Unsur-Unsur Disiplin ... 30

(4)

ii

e. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kedisiplinan di Sekolah ... 32

f. Bentuk-Bentuk Disiplin ... 33

g. Strategi Menanamkan Disiplin ... 37

2. Kejujuran ... 39

a. Pengertian Karakter Jujur ... 39

b. Karakteristik Kejujuran ... 41

d. Stategi Guru BK Dalam Penanaman Sikap Jujur Siswa ... 42

f. Indikator Karakter Jujur ... 46

D. Penelitian Relevan ... 52

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 52

B. Lokasi Penelitian ... 53

C. Informan Penelitian ... 54

D. Teknik Pengumpulan Data ... 54

E. Prosedur Pengolahan Data ... 56

F. Teknik Penguji Keabsaha Data ... 56

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Menanamkan Karakter Disiplin ... 1. Pembiasaan ... 64

2. Contoh / model ... 67

3. Peyadaran ... 68

4. Pengawasan ... 69

B. Menanamkan Karakter Jujur 1. Memberikan Pengajaran ... 72

2. Memberikan Keteladanan ... 73

(5)

iii

3. Membiasakan Berperilaku Jujur ... 74 4. Mengadakan Refleksi... 74 5. Memberikan Punishment ... 77 BAB V PENUTUP

a. Kesimpulan ... 80 b. Saran ... 80 DAFTAR KEPUSTAKAAN

LAMPIRAN

(6)

1

(7)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Siswa sekolah menengah pertama memasuki tahap perkembangan remaja, yakni suatu individu yang mengalami peralihan dari masa anak ke tahap remaja dan masih sering mengalami perubahan baik emosi, tubuh, minat, pola perilaku, dan juga penuh dengan masalah-masalah. Hal ini dikatakan oleh Hurlock, bahwa” Masa remaja sangat rentang sekali mengalami masalah, menimbulkan ketakutan dan masa yang tidak realistis.

Masa remaja masih membutuhkan bimbingan dari guru. Bimbingan adalah bagian dan proses pendidikan yang teratur dan sistematik guna membantu pertumbuhan siswa atau pelajar atas kekuatannya dalam menentukan dan mengarahkan hidupnya sendiri, yang pada akhirnya ia dapat memperoleh pengalaman-pengalaman yang dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi masyarakat. Sedangkan menurut Tohirin, bimbingan identik dengan pendidikan.

Artinya, apabila seseorang melakukan kegiatan mendidik, ini berati bahwa ia juga sedang membimbing, sebaliknya apabila seseorang melakukan aktivitas membimbing (memberikan pelayanan bimbingan) berarti ia juga sedang mendidik.1

Bimbingan merupakan bagian integral dari proses pendidikan dan memiliki kontribusi terhadap keberhasilan proses pendidikan sekolah. Proses pendidikan di sekolah tidak akan berhasil secara baik apabila tidak didukung oleh penyelenggaraan bimbingan dan konseling secara baik pula.

1 Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah Berbasis Integrasi, ( Jakarta: Rajawali Pers 2009) h.1

(8)

2

Sekolah memiliki tanggug jawab yang besar membantu siswa agar berhasil dalam belajar. Untuk itu sekolah memberikan bantuan kepada siswa untuk mengatasi maslah-masalah yang timbul dalam kegiatan belajar siswa. Dalam kondisi seperti ini, pelayanan bimbingan dan konseling sangat penting untuk di laksanakan guna membantu siswa mengatasi berbagai masalah yang dihadapinya. Secara umum masalah-masalah yang dihadapi oleh individu khususnya siswa di sekolah sehigga memerlukan pelayanan bimbingan dan konseling adalah, masalah-masalah pribadi, masalah-masalah belajar (masalah yang menyangkut pembelajaran), masalah pendidikan, masalah karir atau pekerjaan, penggunaan waktu senggang, masalah- masalah sosial dan lain sebagainya.2

Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli atau konselor kepada individu yang sedang mengalami suatu masalah dengan tujuan terentaskannya beban fikiran yangs sedang dialami oleh klien sehingga klien tersebut mampu untuk menjalankan kehidupan efektif sehari-harinya dengan baik.3 Konseling merupakan inti dari bimbingan.

Secara etimologis konseling berarti pemberian nasehat, anjuran dan pembicaraan dengan cara saling bertukar fikiran antara klien dan konselor agar klien mampu untuk mengambil keputusan dengan tepat.4

Konseling merupakan kegiatan dimana semua fakta dikumpulkan dan semua pengalaman peserta didik di fokuskan pada masalah tertentu untuk diatasi sendiri oleh yang bersangkutan, dimana ia diberi bantuan pribadi dan langsung dalam pemecahan masalah itu. Konseling sendiri berasal dari kata counseling yaitu kata dalam bentuk

2Tohirin,Bimbingan Konseling di Sekolah dan Madrasah, (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada,2011) h.12-13

3 Prayitno dkk, Dasar-Dasar Bimbingan Konseling, (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, 1999), hlm. 105.

4 Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (berbasis integrasi), (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008) hlm. 22.

(9)

masdar dari to counsel yang artinya memberikan nasehat atau memberikan anjuran kepada orang lain secara tatap muka langsung.

Jadi bimbingan konseling adalah suatu proses yang dilakukan oleh klien dan konselor untuk mengentaskan permasalahan yang sedang dialami oleh klien.

Konseling adalah upaya bantuan yang diberikan oleh seorang pembimbing yang terlatih dan berpengalaman, terhadap individu-individu yang membutuhkannya, agar individu tersebut berkembang potensinya secara optimal, mampu untuk mengatasi masalahnya serta juga mampu untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang selalu akan berubah.5

Bimbingan konseling di sekolah sangat sesuai dengan kebutuhan individu dalam mengembangkan setiap aspek kehidupannya namun hanya bimbingan dan konseling yang efektiflah yang mampu memberikan proses bantuan dengan optimal.

Bantuan untuk mengatasi masalah pribadi, sosial, maupun keluarga, semuanya dapat dibimbing dalam bimbingan konseling di sekolah.

Selanjutnya peran konselor adalah membimbing siswa dalam proses belajar mengajar sekaligus mengarahkan siswa agar mematuhi tata tertib. Sebagai pembimbing dalam belajar konselor harus mampu untuk mengenal dan memahami karakter atau kepribadian berikut sifat-sifat siswa, baik secara individu maupun kelompok. Selain itu, konselor dapat membantu memberikan kesempatan yang memadai agar setiap siswa dapat belajar sesuai dengan karakteristik pribadinya, membantu siswa dalam mengatasi masalah, menilai setiap langkah kegiatan yang telah dilakukan.6

Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa konselor secara umum berperan sebagai pengambil inisiatif kegiatan pendidikan, wakil masyarakat,

5 Sofyan S Willis, Konseling Individual Teori dan Praktek, (Bandung: CV Alfabeta, 2004) hlm. 18.

6Tohirin,Bimbingan Konseling di Sekolah dan Madrasah, (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada,2011) h.8

(10)

4

penegak disiplin, pemimpin generasi muda dan juga sebagai pembimbing bagi para siswanya. Mengenai tujuan layanan bimbingan dan konseling secara khusus dikemukakan oleh Dewa Ketut Sukardi bahwa secara khusus layanan bimbingan dan konseling bertujuan membantu siswa agar dapat mencapai tujuan-tujuan perkembangan meliputi aspek pribadi, sosial, belajar dan karir.

Secara etimologi karakter berasal dari bahas latin yang berarti watak, tabiat, sifat-sifat kejiwaan, budi pekerti, kepribadian dan akhlak. Dalam kamus psikologi, arti karakter adalah kepribadian ditinjau dari titik tolak etis atau moral, misalnya kejujuran sesorang. Dalam bahasa arab, karakter diartikan sebagai „Khuluq, Sajyah, Thab‟u ( budi pekerti atau watak). Kadang juga diartikan Syakiyyah yang artinya lebih dengan kepribadian. Secara terminologi atau istilah karakter diartikan sebagai sifat manusia yang pada umumnya yang bergantung pada faktor kehidupannya sendiri.

Akar dari semua tindakan yang jahat dan yang buruk, tindakan kejahatan terletak pada hilangnya karakter. Karakter yang kuat adalah sandangan fundamental yang mememberikan kemampuan pada populasi manusia untuk hidup bersama dalam kedamainan serta membentuk dunia yang dipenuhi dengan kebaikan dan kebajikan, yang bebas dari kekerasan dan tindakan-tindakan tidak bermoral.

Menurut Kemendiknas karakter adalah watak tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang berfikir, bersikap dan bertindak. Akar dari semua tindakan yang jahat dan yang buruk, tindakan kejahatan, terletak pada hilangnya karakter. Karakter yang kuat adalah sandangan fundamental yang memberikan kemampuan kepada populasi manusia untuk hidup bersama dalam kedamaian serta membentuk dunia yang dipenuhi dengan kebaikan dan kebajikan, yang bebas dari kekerasan dan tindakan-tindakan tidak normal. Karakter dimaknai

(11)

sebagai cara berfikir dan perilaku yang khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang dapat membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan setiap dari akibat keputusannya. Karakter dapat dianggap sebagai nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan tuhan yang maha esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam perilaku, sikap, perasaan, perkataan, dan perbutan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, adat istiadat, dan estetika. Karakter adalah perilaku yang tampak dalam sehari-hari baik dalam bersikap maupun dalam bertindak.

Pendidikan karakter bertujuan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik agar peserta didik mampu mengenal, peduli dan menginternalisasi nilai-nilai sehingga mampu berperilaku sebagai insan kamil. Sejalan dengan tujuan pendidikan nasional indonesia, pendidikan islam pun memilki tujuan untuk mengembangkan potensi manusia dimana karakter merupakan salah satu aspek yang harus dikembangkan melalui pendidikan. Lebih dari itu, karakter atau dalam perspektif agam islam lebih sering disebut dengan akhlak ini tidak dapat lepas dari aspek lain, misalnya aspek akidah.7

Membangun karakter bersifat memperbaiki, membina, mendirikan, mengadakan sesuatu. Sedangkan karakter adalah tabiat, watak, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain. Dalam konteks disini adalah suatu proses atau usaha yang dilakukan untuk membina, memperbaiki, dan atau membentuk tabiat, watak, sifat, kejiwaan, akhlak mulia, insan manusia sehingga menunjukkan perangai dan tingkah laku yang baik berlandaskan nilai-nilai pancasila.

7 Muwafik Shaleh, Membangun Karakter Dengan Hati Nurani. (Jakarta: Erlangga. 2012) h.1

(12)

6

Dari penjelasan diatas bahwa menanamkan karakter yang baik pada anak itu sangat lah penting mendirikan sholat, mengerjakan hal yang baik, dan memberi nasehat pada orang yang berbuat mungkar dan sabar terhadap apa yang menimpa dan janganlah bersombong dan janganlah angkuh. Sebagai manusia dari yang kecil hingga haruslah berakhlak yang baik. Karena karakter atau watak merupakan komponen yang sangat penting agar manusia dapat mencapai tujuan hidupnya dengan baik dan selamat. Karakter memegang peran yang sangat utama dalam menentukan sikap dan perilaku.

Bimbingan konseling sangat diperlukan untuk mendukung pembentukan karakter siswa. Di dalam pedoman pembinaan program bimbingan di sekolah Depdikbud dalam Marsudi yaitu:

Bimbingan di sekolah adalah proses bantuan kepada siswa dengan memperhatikan siswa itu sebagai individu dan makhluk sosial, serta memperhatikan adanya perbedaan individu, agar siswa itu dapat membuat tahap maju seoptimal mungkin dalam proses perkembangannya serta dapat menolong dirinya sendiri, menganalisis dan memecahan masalah-masalahnya, semua itu demi tercapainya kebahagian hidup terutama tercapainya kesejahteraan mentalnya.

Pendidikan karakter saat ini menjadi penting untuk dilaksanakan, karena banyaknya peristiwa yang menunjukkan terjadinya krisis moral baik dikalangan anak- anak, remaja, maupun orang tua. Nilai-nilai dalam pendidikan karakter yang harus ditananmkan ada 18 nilai, yaitu nilai religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif ,mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial dan tanggung jawab.8 Ada istilah bangsa ini tidak kekurangan orang penting, namun sangat kekurangan orang yang jujur. Maka dari itu

8 Muchlas Samani dan Harianto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2014) h.9

(13)

perlu lebih dikuatkan untuk pendidikan karakter terutama terutama karakter disiplin dan kejujuran.

Jujur adalah prilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagi orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan pekerjaan baik terhadap diri sendiri maupun orang lain.Kejujuran adalah nilai kebaikan sebagai sifat positif yang akan diterima oleh semua orang dimanapun dan kapanpun ia berada. Jadi nilai kejujuran adalah nilai kebaikan yang bersifat universal.

Konselor yang merupakan seorang tenaga pendidik, berperan dalam pembentukan nilai kejujuran dalam diri siswa, membantu mengembangkan seluruh aspek dari kepribadian mencegah terhadap timbulnya masalah yang akan menghambat perkembangannya dan menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya, baik sekarang maupun masa yang akan datang. Karena bimbingan dan konseling ini bertujuan untuk membantu dan memudahkan siswa mengembangkan nilai-nilai kepribadiannya seoptimal mungkin maka dengan demikian tujuan dari pendidikan dapat dicapai.

Hilangnya pendidikan karakter ini sangat memprihatinkan. Mengingat hal tersebut maka pendidikan karakter sangat penting di berikan kepada siswa sekolah / madrasah, demi terwujudnya tujuan pendidikan dan membentuk karakter siswa menjadi pribadi yang matang. Untuk mewujudkan tercapainya program pendidikan karakter tersebut, perlu adanya sinergitas antara orang tua wali murid dengan guru yang ada di sekolah untuk menemukan pola apa yang tepat untuk menerapkan nilai- nilai pendidikan karakter. Adapun salah satu nilai karakter yang perlu dikembangkan di madrsah yang ada di di Kecamatan Pangkalan Koto Baru yaitu Karakter Disiplin dan Kejujuran.

(14)

8

Disiplin adalah ketaatan peserta didik terhadap peraturan yang ditetapkan selama kegiatan belajar mengajar di sekolah. Adanya masalah pelanggaran disiplin peserta didik selama berada di sekolah yang terjadi sejak lama dan cenderung berlanjut hingga saat ini. Sebrnarnya telah banyak upaya yang dilakukan untuk mengatasi pelanggran disiplin peserta didik tersebut dengan memberikan sanksi baik lisan maupun tulisan dan sanksi-sanksi lain. Akan tetapi upaya tersebut belum membuahkan hasil, peserta didik akan merespon dengan santai bahkan cenderung acuh.

Menurut Maman Rachman, disiplin adalah sebagai upaya mengendalikan diri dan sikap mental individu atau masyarakat dalam mengembangkan kepatuhan dan ketaatan terhadap peraturan dan tata tertib berdasarkan dan dorongan kesadaran yang muncul dari dalam hatinya. Terkait mengenai kepatuhan dan ketaatan, sebagai umat islam yang beriman hendaknya patuh dan taat terhadap peraturan dan tujuan yang baik itu hukumnya wajib. Bukan hanya mentaati peraturan dari Allah SWT, namun juga patuh dan mentaati peraturan yang dibuat oleh ulama atau pemerintah. Sebagaimana dijelaskan dalam alquran surah an-nisa ayat 59, yang berbunyi:

َٰٓ َي

َِٰٓفَٰٓ أنُتأع َز ٌََتَٰٓىِإَفََٰٰٓۖٓأنُكٌِهَٰٓ ِرأهَ ألْٱَٰٓىِل ۟وُأ َوَٰٓ َلىُس َّرلٱَٰٓ ۟اىُعيِطَأ َوََٰٓ َّللَّٱَٰٓ ۟اىُعيِطَأَٰٓ ۟ا ىٌَُهاَءَٰٓ َييِذَّلٱَٰٓاَهُّيَأ

َُٰٓتٌَُُٰٓىَِِٰٓ ِلىُس َّرلٱ َوَِٰٓ َّللَّٱَٰٓىَلٍَُِِٰٓوُُّّ ُرَفَٰٓ ٍءأىَََٰٓى

َٰٓأن

ًَٰٓليِوأأَتَُٰٓيَسأحَأ َوَٰٓ ٌرأيَخَٰٓ َكِل َذََٰٰٓۚٓ ِر ِخاَءألٱَٰٓ ِم أىَيألٱ َوَِٰٓ َّللَّٱِبََٰٓىىٌُِهأؤُت

Artinya : Wahai orang-orang beriman! Taatilah allah dan taatilah rasul (muhammad) dan ulil amri (pemegang kekuasaan) diantara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu , maka kembalikanlah kepada allah (alquran) dan rasul (sunahnya), jika kamu beriman kepada allah dan hari kemudian, yang demikian itu, lebih utama (bagimu) lebih baik akibatnya.”Q.S An-nisa4:59)

(15)

Berdasarkan Al‟Quran surah An‟nisa ayat 59, sangat jelas bahwasanya keharusan bagi umat islam untuk taat dan patuh kepada allah SWT, Rasul dan ulil amri. Serta patuh dan taat terhadap peraturan dan tata tertib selagi masih dijalan yang benar. Sesungguhnya yang demikian itu lebih utama dan lebih baik akibatnya.

Allah SWT menyatakan dalam Al-Qur‟an surat Al-Anfal:

ََٰٓىىُوَلأعَتَٰٓأنُتأًَأ َوَٰٓأنُكِتاًَاَهَأَٰٓاىًُىُخَت َوََٰٓلىُس َّرلا َوََٰٓ َّاللََّٰٓاىًُىُخَتَٰٓ َلََٰٓاىٌَُهآََٰٓييِذَّلآَٰاَهُّيَأَٰٓاَي

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu menghianati amanat-amanat yang dipercaya kepadamu, sedangkan kamu menegetahui. (QS:Al-Anfal:27)

َُُٰٓ َوََٰٓ َّاللََّٰٓاىُقَّتآَٰاىٌَُهآََٰٓييِذَّلآَٰاَهُّيَأَٰٓاَي

ََٰٓييِقُِّاَّصلآََٰعَهَٰٓاىًُى

Artinya: Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.(QS:At-Taubah)

Berdasarkan ayat tersebut dapat dipahami bahwa manusia dituntut untuk berlaku jujur, tidak berbuat khianat. Perbuatan jujur tersebut bukan hanya berlaku bagi Allah dan Rasulnya, tetapi juga amanah yang diberikan kepadanya. Ketidak jujuran kepada Allah dan Rasul-Nya berarati tidak memenuhi perintah Allah dan Rasul-Nya. Sedangkan menghianati amanah yang diberikan kepadanya juga menunjukkan ketidak jujuran kepada Allah dan Rasul-Nya, kerena pada hakekatnya amanah itu merupakan perintah Allah dan Rasul-Nya.

Nilai karakter disiplin sangat penting dimiliki oleh manusia agar kemudian muncul nilai-nilai karakter yang baik lainnya. Pentingnya nilai karakter disiplin di madrasah ini di dasarkan pada alasan bahwa banyak terjadi perilaku siswa di madrasah yang bertentangan dengan norma disiplin dan kejujuran.Terjadi perilaku tidak disiplin di madrasah/sekolah tersebut menunjukkan bahwa telah terjadi permasalahan serius dalam pendidikan karakter disiplin. Munculnnya perilaku tidak

(16)

10

disiplin menunjukkan bahwa pengetahuan yang terkait dengan karakter yang di dapatkan siswa di madrasah tidak membawa dampak positif terhadap perubahan perilaku siswa sehari-hari.

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan oleh penulis pada tanggal 04 Maret 2019 di MTs Muhammadiyah Pangkalan, ada siswa yang kurang disiplin dalam mengikuti pembelajaran di lingkungan sekolah seperti siswa yang cabut waktu belajar, duduk-duduk di kantin sekolah dan mengobrol dengan temannya sambil merokok di lingkungan sekolah, adanya siswa yang bermain-main waktu upacara bendera, siswa datang terlambat ke sekolah. Dan juga penulis melihat anak membuang sampah sembarangan, anak berambut panjang, tidak memakai lambang yang ditetapkan sekolah.9 Sedangkan ketidakjujuran yang ada di sekolah tersebut adalah seperti yang paling dilakukan adalah saat membawa HP disaat jam pelajaran, meminta izin kepada guru saat jam pelajaran ke WC tetapi siswa malah ke kantin sekolah, siswa yang membawa motor di minta untuk meletakkan kunci motor di meja piket tetapi siswa tidak meletakkannya. Guru masih bersikap acuh ketika melihat siswa berbuat tidak jujur di sekolah. Adanya siswa yang masih menyontek ketika ulangan sementara tindakan guru masih biasa saja.10

Kemudian untuk memperkuat hasil observasi, dilakukan wawancara terhadap guru BK di MTs Muhammadiyah Pangkalan. Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan guru BK yang berinisial F pada tanggal 04 Maret 2019 menyatakan bahwa sebagian peserta didik tidak menghiraukan aturan yang di buat oleh sekolah, ketika bel masuk berbunyi banyak siswa yang masih duduk diluar atau di kantin dan peserta didik lebih memilih melakukan kesibukan yang lain seperti lebih mementingkan main

9 Observasi Awal di MTsM Pangkalan ( Senin, 04 Maret 2019)

10 Hasil Observasi Awal di MTsM Pangkalan Pada Hari Senin Tanggal 04 Maret 2019

(17)

game dan main handphone nya, dan juga guru BK menyatakan bahwa peserta didik waktu istirahat sering keluar dari perkarangan sekolah. Mereka sering kali memanjat pagar sekolah ketika tidak ada yang bertugas. Siswa sering seenaknya sendiri melaksanakan sholat berjamaah ketika tidak bersama guru, dan masih adanya siswa yang mengalami kehilangan barang, seperti pena, buku dan barang yang lain. Hal ini seakan menjadi aktivitas biasa yang dilakukan oleh siswa disekolah. Perlu adanya penanaman karakter bagi siswa, salah satu alternatif yang dapat ditempuh adalah dengan cara menggunakan motivasi dan pembiasaan kepada siswa untuk mengajarkan berbuat baik dan bersikap jujur dalam penanaman karakter disiplin dan kejujuran, dan sebagai guru BK dalam menangani berbagai macam kasus di MTSM Pangkalan maka guru menyatakan bahwa akan ada sanksi atau hukuman bagi siswa yang sudah tiga kali ditegur akibat melanggar peraturan yang dibuat oleh sekolah11

Bimbingan dan konseling di sekolah merupakan suatu yang tidak dapat diabaikan dalam dunia pendidikan bahkan mutlak adanya. Karena pentingnya bimbingan dan konseling terhadap peserta didik yang mengalami perkembangan dan pertumbuhan dalam hidupnya. Adapun salah satu pihak yang bertanggung jawab adalah guru bimbingan konseling, mengingat juga bahwa bimbingan dan konseling adalah kegiatan memberikan bantuan dan tuntutan kepada peserta didik di sekolah dalam rangka menanamkan karakter disiplin dan kejujuran peserta didik di sekolah.

Secara garis besar tujuan bimbingan konseling islam dapat dirumuskan untuk membantu individu mewujudkan dirinya sebagai manusia seutuhnya agar mencapai kebahagiaan hidup didunia akhirat.12 Berdasarkan latar belakang dan fenomena yang ada maka penulis ingin melakukan penelitian lebih lanjut mengenai “Strategi Guru

11 Wawancara Dengan Guru BK F pada Senin 04 Maret 2019

12 Dewa Ketut Sukardi, Dasar-Dasar Bimbingan dan Penyuluhan di Madrasah, (Surabaya: Usaha Nasional 1983), hlm. 12.

(18)

12

BK Dalam Menanamkan Karakter Disiplin dan Kejujuran di MTs Pangkalan Kecamatan Pangkalan Koto Baru Kabupaten Lima Puluh Kota”.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, agar penelitian ini lebih terarah dan dapat dilaksanakan teratur, meluas dan mendalam. Maka ynag menjadi fokus penelitian adalah “Strategi guru BK dalam menanamkan karakter disiplin dan kejujuran di Mts Muhammadiyah Pangkalan, Kec.Pangkalan koto baru, kab. Lima puluh kota.”

C. Pertanyaan Penelitian

Adapun yang menjadi pertanyaan penelitian ini adalah bagaimana strategi guru BK dalam menanamkan karakter disiplin dan kejujuran di mts pangkalan, kec.pangkalan koto baru, kab. Lima puluh kota.

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Strategi Guru BK dalam Menanamkan Karakter Disiplin dan Kejujuran pada Siswa kelas VII dan VIII di MTs Pangkalan Kecamatan Pangkalan Koto Baru Kabupaten Lima Puluh Kota.

E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis

Penelitian ini dapat mengetahui mengenai bimbingan konseling dalam menanamkan karakter disiplin dan kejujuran di MTs muhammadiyah pangkalan.

2. Manfaat Praktis a. Sekolah

(19)

Penelitian ini dapat bermanfaat bagi sekolah sebagai bahan masukan untuk melihat sejauh mana Strategi Guru BK dalam Menanamkan Karakter Disiplin dan Kejujuran pada Siswa kelas VII dan VIII di MTs muhammadiyah Pangkalan.

b. Guru BK

Penelitian ini dapat bermanfaat bagi guru bimbingan dan konseling untuk dapat melihat karakter disiplin dan kejujuran yang dapat siswa terapkan di sekolah.

c. Siswa

Penelitian ini dapat bermanfaat bagi siswa untuk melihat sudah seberapa jujur dan disiplin ia pada dirinya sendiri dan orang lain.

F. Penjelasan Judul

Untuk mengarahkan dan memudahkan pembaca dalam memahami maksud yang ada pada tulisan ini,maka penulis perlu memberikan istilah yang terdapat dalam judul penelitian ini, yaitu:

Strategi : Menurut Syafrijal: “Strategi ialah cara untuk mencapai sebuah tujuan berdasarkan analisa terhadap faktor eksternal dan internal.”13 Strategi yang penulis maksudkan disini ialah strategi guru bimbingan dan konseling dalam

menanamkan karakter disiplin dan kejujuran siswa

Guru Bimbingan dan Konseling : Guru pembimbing atau konselor merupakan pendidik profesional yang berkualifikasi

13 Syafrijal Situmorang, Pengertian Strategi Menurut Para Ahli, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), h. 30

(20)

14

akademik minimal sarjana pendidikan S1 dalam bidang bimbingan dan konseling dan telah lulus pendidikan profesi guru bimbingan dan konseling/konselor.14

Karakter Disiplin : Suatu tindakan yang menujukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. Maksudnya adalah tidak melanggar aturan yang dibuat.

Karakter Kejujuran : Kejujuran adalah nilai kebaikan sebagai sifat positif yang akan diterima oleh semua orang dimanapun dan kapan pun ia berada. Jadi nilai kejujuran adalah nilai kebaikan yang bersifat universal.15

Jadi makna judul tersebut ialah usaha yang dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling dapat memberikan suatu perubahan karakter yang tidak baik menjadi baik terhadap diri siswa dan siswa juga mampu menerapkan sikap disiplin dan jujur dalam kehidupannya di MTsM Pangkalan.

14 Permendikbud 111 Tahun 2014 Tentang Bimbingan dan Konseling.

15http// rizkyharyanto.blogspot.com.2011/07/nilai-kejujuran-dan-tanggung-jawab.html(Minggu, 31-03- 2020, jam 17.46)

(21)

G. Sistematika Penulisan BAB I

BAB II

BAB III

BAB IV

BAB V

: Berisi tentang pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penjelasan judul dan sistematika penulisan.

: Landasan teori, berisi pengertian bimbingan dan konseling, pengertian karakter kejujuran, pengertian karakter kedisiplinan.

: Berisi tentang metodologi penelitian yang terdiri dari jenis penelitian, informan penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan teknik keabsahan data.

: Didalam bab ini berisi tentang hasil penelitian yang diperolah dari penelitian lapangan.

:Di dalam bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran.

(22)

16 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Guru Bimbingan dan Konseling

1. Pengertian Guru Bimbingan dan Konseling

Guru bimbingan dan konseling merupakan suatu proses bantuan yang di berikan guru bimbingan dan konseling kepada siswa yang mengalami masalah.

Menurut Hallen menemukakan bahwa: “Bimbingan berarti pemberian bantuan kepada seorang atau kepada sekelompok orang dalam membuat pilihan-pilihan secara bijaksana dan dalam mengadakan penyesuaian diri terhadap tuntunan- tuntunan hidup.”16

Menurut Bimo Walgito menjelaskan bahwa istilah konseling dapat di pahami sebagai bagian dari bimbingan baik sebagai pelayanan maupun sebagai teknik.

Konseling merupakan inti dari kegiatan bimbingan secara keseluruhan dan lebih berkenaan dengan masalah individu secra pribadi yang di lakukan secara individual antara klien dan konselor.17

Menurut Andi Mappiare menjelaskan bahwa Dalam kamus konseling dan terapi, konseling diartikan sebagai suatuhungan profesional yang dilakukan oleh konselor untuk memperjelas pandangannya untuk di pakai sepanjang hidup sehingga klien pada tiap kesempatan dapat menentukan pilihan yang berguna, konseling merupakan suatu proses belajar membelajarkan kepada kedua belah pihak klien dan konselor.18

Menurut Sofyan S Willis mengemukakn bahwa Konseling juga diartikan sebagai upaya bantuan yang diberikan seorang pembimbing yang terlatih dan

16 Hallen, Bimbingan dan Konseling iIslam, ( Jakarta:Ciputat Press, 2002) h. 3 17 Bimo Walgito, Bimbingan dan Konseling, ( Yogyakarta : Andi Offset,2005) h.6

18 Andi Mapiare, Kamus Istilah Konseling dan Terapi, ( Jakarta: Raja Grafindo Persada,2006) h.69

(23)

berpengalam, terhadap individu-individu yang membutuhkannya, agar individu tersebut mampu mengatasi masalahnya dan mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang selalu berubah.19

Dari berbagai pendapat diatas peneliti menyimpulkan bahwa bimbingan dan konseling adalah pemberian bantuan dan memberikan motivasi kepada klien dalam memilih dan mengambil keputusan atas masalah yang di dihadapinya.

Menurut Prayitno dan Erman amti menjelaskan bahwa: Proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa, agar orang yang di bimbing dapat mengembangkan kemampuan di rinya sendiri dan mandiri, dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat di kembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.20

Menurut Kartini Kartono mengungkapkan,“ Bimbingan adalah pertolongan yang diberikan oleh seseorang yang telah di persiapkan dengan pengetahuan pemahaman keterampilan-keterampilan tertentu yang di perlukan dalam menolong kepada orang lain yang memerlukan pertolongan”.21

Menurut Rahman Natawijaya menjelaskan bahwa Pengertian bimbingan adalah sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang dialakukan secara berkesinambungan supaya individu tersebut dapat memahami dirinya sendiri, sehingga dia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntunan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat dan kehidupan pada umumnya. Bimbingan membantu individu mencapai perkembangan diri secara optimal sebagai makhluk sosial.

19 Sofyan S willis, Konseling Individu Teori dan Praktek, ( Bandung: Alfabeta, 2004) h.18

20 Prayitno, Erman Amti, dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta; Rineka Cipta,2004) h.99

21 Kartini Kartono, Bimbingan Dasar-Dasar Pelaksanaannya, (Jakarta: Rajawali, 1985) h.9

(24)

18

Menurut Prayitno mengemukakan bahwa Konseling adalah pertemuan empat mata anatar klien dan konselor yang berisi usaha yang lurus, unik dan humanis yang dilakukan dalam hubungan dengan masalah-masalah yang di hadapinya pada waktu yang akan datang. Suasana keahlian di dasarkan atas norma-norma yang berlaku.”

Menurut ABKIN bimbingan dan konseling merupakan usaha bersama.

Bimbingan bukan hanya tugas atau tanggung jawab konselor, tetapi juga tugas guru- guru dan kepala sekolah/ madrasah sesuai dengan tugas dan peran masing-masing.

Mereka bekerja sebagai team work.22

Bimbingan komprehensif adalah pemberian bantuan kepada peserta didik melalui layanan dasar, layanan responsif, layanan perencanaan individual dan dukungan sistem sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat. Tujuannya adalah membantu peserta didik mengenal bakat, minat, dan kemampuannya, serta memilih dan menyesuaikan diri dengan kesempatan, pendidikan, dan merencanakan karir yang sesuai dengan tuntutan kerja, serta mengembangkan pola 17+.

Menurut Permendikbud nomor 111 tahun 2014 tentang bimbingan konseling komprehensif, layanan dasar adalah pemberian bantuan kepada peserta didik melalui kegiatan penyiapan terstruktur secra kalsikal atau kelompok yang di sajikan secra sistematis dalam rangka mengembangkan perilaku jangka panjang sesuai dengan tahap dan dan tugas perkembangan.23Tujuannya yaitu memiliki pemahaman terhadap diri sendiri dan lingkungan ( pendidikan, pekerjaan, sosial, budaya dan agama). Mampu mengembangkan ketermpilan untuk mengidentifikasi tanggung jawab atau sepakat tingkah laku yang layak bagi penyesuaian diri dengan lingkungannya, mampu menangani atau memenuhi kebutuhan dan masalahnya, mampu mengembangkan dirinya dalam rangka mencapai tujuan hidupnya.

22 Sutisno, Bimbingan Konseling ( Yogyakarta;CV Andi OutSet, 2012). h.35

23 Permendikbud 111 tahun 2014 tentang bimbingan dan konseling

(25)

Dalam bimbingan konseling komprehensif ada 4 jenis layanan yang digunakan untuk mengentaskan masalah klien, yaitu:

1. Layanan dasar bimbingan 2. Layanan responsif

3. Layanan perencanaan individual 4. Dukungan sistem.

Berdasarkan uraian diatas dapat penulis pahami bahwa, guru bimbingan dan konseling adalah seseorang yang bertugas memberikan bantuan atau pertolongan kepada individu atau sekelompok melalui layanan BK dalam menghindari atau mengatasi kesulitan dalam kehidupannya dan memberikan pemahaman dalam pengembangan diri.

2. Fungsi dan Tugas Guru BK

Dalam kelangsungan perkembangan dan kehidupan manusia, berbagai pelayanan diciptakan dan diselengarakan. Masing-masing pelayanan itu berguna dan memberikan manfaat untuk mempelancar dan memberikan dampak positif sebesar- besarnya terhadap kelangsungan perkembangan dan kehidupan itu, khususnya dalam bidang tertentu yang menjadi fokus pelayanan yang dimaksudkan. Misalnya, pelayanan kesehatan (yang diberikan oleh puskesmas) berguna dan memberikan manfaat kepada yang berkepentingan untuk memperoleh informasi tentang kesehatan, pemeriksaan, dan pengobatan agar kesehatan yang bersangkutan terpelihara. Pelayanan hukum (yang diberikan oleh LBH/ Lembaga Bantuan Hukum) berguna dan memberikan manfaat agar warga masyarakat yang

(26)

20

berkepentingan menjadi lebih sadar hukum dan dapat mempergunakan kaidah- kaidah hukum untuk berbagai urusan yang menyangkut diri mereka.24

Pelayanan yang diberikan di restoran atau toko berguna agar pengunjung atau langganan memperoleh informasi dan kemudahan-kemudahan berkenaan dengan makanan atau barang-barang yang mereka kehendaki. Dengan pelayanan-pelayanan itu warga masyarakat yang berkepentingan memperoleh keuntungan tertentu.

Kegunaan, manfaat, keuntungan ataupun jasa yang diperoleh dari adanya suatu pelayanan, merupakan hasil dari terlaksananya fungsi pelayanan yang dimaksud.

Dengan demikian, fungsi atau pelayanan dapat diketahui dengan melihat kegunaan, manfaat, ataupun keuntungan dan dapat diberikan oleh pelayanan yang dimaksud.

Suatu pelayanan dapat dikatakan tidak berfungsi apabila ia tidak memperlihatkan kegunaan ataupun tidak memberikan manfaat atau keuntungan tertentu.25

Fungsi bimbingan dan konseling ditinjau dari kegunaan atau manfaat, ataupun keuntungan-keuntungan apa yang diperoleh melalui pelayanan tersebut.

Fungsi-fungsi itu banyak dan dapat dikelompokkan menjadi lima fungsi pokok, yaitu:26

a. Fungsi Pemahaman

Dalam fungsi pemahaman, kegunaan, manfaat, atau keuntungan- keuntungan apakah yang dapat diberikan oleh layanan bimbingan dan konseling?

Jasa yang diberikan oleh pelayanan ini adalah berkenaan dengan pemahaman.

Pemahaman tentang apa dan oleh siapa? Pertanyaan yang terakhir itu perlu dijawab dengan mengaitkan fokus utama pelayanan bimbingan dan konseling, yaitu klien dengan berbagai permasalahannya, dan dengan tujuan-tujuan

24 Prayitno, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas, 2004) hlm.

196.

25 Prayitno, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas, 2004), hlm.

197-198.

26 Prayitno, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling...hlm. 197.

(27)

konseling. Berkenaan dengan kedua hal tersebut, pemahaman yang sangat perlu dihasilkan oleh pelayanan bimbingan dan konseling adalah pemahaman tentang diri klien beserta permasalahannya oleh klien sendiri dan oleh pihak-pihak yang akan membantu klien, serta pemahaman tentang lingkungan klien oleh klien.27 1) Pemahaman tentang klien

Pemahaman tentang klien merupakan titik tolak upaya pemberian bantuan terhadap klien. Sebelum seorang konselor atau pihak-pihak lain dapat memberikan layanan tertentu kepada klien, maka mereka perlu terlebih dahulu memahami individu yang akan dibantu itu. Pemahaman tersebut tidak hanya sekedar mengenal diri klien, melainkan lebih jauh lagi, yaitu pemahaman yang menyangkut latar belakang pribadi klien, kekuatan dan kelemahannya, serta kondisi lingkungannya.28

Pihak lain yang sangat berkepentingan dengan pemahaman terhadap klien adalah konselor. Pemahaman konselor terhadap klien dipergunakan oleh konselor baik secara langsung membantu klien dalam pelayanan bimbingan dan konseling lebih lanjut, maupun sebagai bahan acuan utama dalam rangka kerjasama dengan pihak-pihak lain dalam membantu klien.29

Bagi konselor, upaya mewujudkan fungsi pemahaman merupakan tugas paling awal dalam setiap kali penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling terhadap individu tertentu. Tanpa hasil yang memadai dari fungsi pemahaman itu konselor tidak dapat bergerak lebih jauh dengan pelayanan bimbingan dan konselingnya, dan ia pun tidak dapat membantu

27 Prayitno, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas, 2004), hlm.

197.

28 Sutirna, Bimbingan dan Konseling (Pendidikan formal, nonformal dan informal), (Yogyakarta: CV.

ANDI OFFSET, 2013), hlm. 21-22.

29 Prayitno, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas, 2004), hlm.

199.

(28)

22

pihak-pihak lain dalam kerja sama mewujudkan perkembangan dan kehidupan lain.30

2) Pemahaman tentang masalah klien

Apabila pelayanan bimbingan dan konseling memasuki upaya penanganan masalah klien, maka pemahaman terhadap masalah klien merupakan sesuatu yang wajib adanya. Tanpa pemahaman terhadap masalah, penangan terhadap masalah itu tidak mungkin dilakukan. Pemahaman terhadap masalah klien itu terutama menyangkut jenis masalahnya, intensitasnya, sangkut-pautnya, sebab-sebabnya, dan kemungkinan berkembangnya (kalau tidak segera diatasi).31

Pemahaman masalah oleh individu (klien) sendiri merupakan modal dasar bagi pemecahan masalah tersebut. Sejak awal prosesnya, pelayanan bimbingan dan konseling diharapkan mampu mengantarkan klien memahami masalah yang dihadapinya. Apabila pemahaman masalah klien oleh klien sendiri telah tercapai, agaknya pelayanan bimbingan dan konseling telah berhasil menjalankan fungsi pemahaman dengan baik.32

Bagi para siswa yang perkembangan dan kehidupannya masih amat banyak dipengaruhi oleh orang tua dan guru siswa yang bersangkutan.

Pemahaman masalah siswa sama bergunanya dengan pemahaman tentang individu pada umunya oleh orang tua dan guru sebagaimana telah dikemukakan di atas, yaitu untuk kepentingan berkenaan dengan perhatian dan pelayanan orang tua terhadap anak, dan pengajaran oleh guru terhadap

30 Prayitno, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling...hlm. 199.

31 Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (berbasis integritas), (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), hlm.43.

32 Prayitno, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas, 2004), hlm.

200.

(29)

siswa. Orang tua guru, dan konselor merupakan tiga serangkai yang amat berkepentingan dengan kemajuan anak-anak secara optimal.33

3) Pemahaman tentang lingkungan yang lebih luas

Para siswa perlu memahami dengan baik lingkungan sekolah, yang meliputi lingkungan fisik, berbagai hak dan tanggung jawab siswa terhadap sekolah, disiplin yang harus dipatuhi oleh siswa, aturan-aturan yang menyangkut kurikulum, pengajaran, penilaian, kenaikan kelas, hubungan dengan guru dan sesama siswa, kesempatan-kesempatan yang diberikan oleh sekolah, dan lain sebagainya.34

Para siswa juga perlu diberi kesempatan untuk memahami berbagai informasi yang berguna berkenaan dengan sangkut-paut pendidikan yang sedang dijalaninya sekarang dengan pendidikan lanjutannya, dan dengan kemungkinan pekerjaan yang dapat dikembangkannya kelak.

b. Fungsi pencegahan

Bagi konselor profesional yang misi tugasnya dipenuhi dengan perjuangan untuk menyingkirkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi perkembangan individu, upaya pencegahan tidak sekedar merupakan ide yang bagus, tetapi adalah suatu keharusan yang bersifat etis (Horner and McElhaney, 1993). Oleh karena itu, pelaksanaan fungsi pencegahan bagi konselor meruapakan bagian dari tugas kewajibannya yang amat penting.35

1) Pengertian pencegahan

Pencegahan didefenisikan sebagai upaya mempengaruhi dengan cara yang positif dan bijaksana lingkungan yang dapat menimbulkan kesulitan

33 Prayitno, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas, 2004), hlm.

200-201.

34 Prayitno, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling...hlm. 201.

35 Sutirna, Bimbingan dan Konseling (Pendidikan formal, nonformal dan informal), (Yogyakarta: CV.

ANDI OFFSET, 2013), hlm. 23.

(30)

24

atau kerugian sebelum kesulitan atau kerugian itu benar-benar terjadi.

Perhatian terhadap lingkungan mendapat pemahaman utama. Lingkungan yang baik akan memberikan pengaruh positif terhadap individu. Oleh karena itu, lingkungan harus dipelihara dan dikembangkan. Lingkungan yang kira- kira akan memberikan dampak negatif kepada individu yang berada dalam lingkungan itu harus diubah sehingga dampak negatif yang sudah dapat diperkirakan itu tidak jadi kenyataan.36

2) Upaya pencegahan

Upaya pencegahan yang perlu dilakukan oleh konselor adalah:

a) Mendorong perbaikan lingkungan yang kalau diberikan akan berdampak negatif terhadap individu terhadap individu yang bersangkutan.

b) Mendorong perbaikan kondisi diri pribadi klien.

c) Meningkatkan kemampuan individu untuk hal-hal yang diperlukan dan mempengaruhi perkembangan dan kehidupannya.

d) Mendorong individu untuk tidak melakukan sesuatu yang akan memberikan resiko yang besar, dan melakukan sesuatu yang akan memberikan manfaat.

e) Menggalang dukungan kelompok terhadap individu yang bersangkutan.37

c. Fungsi pengentasan

Fungsi pengentasan masalah melalui pelayanan konselor tidak menggunakan unsur-unsur fisik yang di luar dari klien, tetapi menggunakan kekuatan-kekuatan yang berada di dalam diri klien sendiri.38

36 Prayitno, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas, 2004), hlm.

203-204.

37 Prayitno, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas, 2004), hlm.

205-206.

(31)

1) Langkah-langkah pengentasan masalah

Upaya pengentasan masalah pada dasarnya dilakukan secara perorangan, sebab setiap masalah adalah unik. Masalah-masalah yang diderita oleh individu-individu yang berbeda tidak boleh disamaratakan.

Dengan demikian penanganannya pun harus secara unik disesuaikan terhadap kondisi masing-masing masalah itu. Untuk itu konselor perlu memiliki ketersediaan berbagai bahan dan keterampilan untuk menangani berbagai masalah yang beraneka ragam.39

2) Pengentasan masalah berdasarkan diagnosis

Pada umumnya diagnosis dikenal sebagai istilah medis yang berarti proses penentuan jenis penyakit dengan peneliti gejala-gejalanya. Pengertian diagnostik dalam pelayanan bimbingan dan konseling dikenal sebagai

“diagnostik pengklasifikasian”, dalam upaya diagnostik masalah-masalah diklasifikasi, dilihat sebab-sebabnya, dan ditentukan cara pengentasannya.40

Perkembangan lebih lanjut menggarisbawahi bahwa model diagnosis yang diterima dalam pelayanan bimbingan dan konseling adalah model pemahaman masalah klien, yaitu pemahaman terhadap seluk beluk masalah klien, termasuk di dalamnya perkembangan dan sebab-sebab timbulnya masalah.

3) Pengentasan masalah berdasarkan berdasarkan teori konseling

Masing-masing teori konseling itu dilengkapi dengan teori tentang kepribadian individu, perkembangan tingkah laku individu yang dianggap

38 Sutirna, Bimbingan dan Konseling (Pendidikan formal, nonformal dan informal), (Yogyakarta: CV.

ANDI OFFSET, 2013), hlm. 23.

39 Prayitno, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas, 2004), hlm.

211.

40 Prayitno, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas, 2004), hlm.

211.

(32)

26

sebagai masalah, tujuan konseling, serta proses dan teknik-teknik khusus konseling. Tujuan teori-teori tersebut tidak lain adalah mengentaskan masalah yang diderita oleh klien dengan cara yang paling cepat, cermat, dan tepat. Meskipun tujuan umumnya sama, namun dari segi teori prinsip-prinsip dan unsur-unsur teknis operasional rasional masing-masing teori konseling itu sering kali tidak sama, bahkan ada yang saling bertolak belakang.41

Menilik uraian di atas jelaslah bahwa fungsi pengentasan melalui pelayanan bimbingan dan konseling berdimensi luas. Pelaksanaannya tidak hanya melalui bentuk layanan konseling perorangan saja, tetapi dapat pula dengan menggunakan bentuk-bentuk layanan lainnya, seperti konseling kelompok, program-program orientasi dan informasi serta program-program lainnya yang disusun secara khusus bagi klien. Untuk semuanya itu konselor dituntut menguasai dengan sebaik-baiknya teori dan praktek bimbingan dan konseling. 42

d. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan

Fungsi pemeliharaan berarti memelihara segala sesuatu yang baik yang ada pada diri individu, baik hal itu merupakan pembawaan maupun hasil-hasil perkembangan yang telah dicapai selama ini. Intelegensi yang tinggi, bakat yang istimewa, minat yang menonjol untuk hal-hal yang positif dan produktif, sikap dan kebiasaan yang telah terbina dalam bertindak dan bertingkah laku sehari-hari, cita-cita yang tinggi dan cukup realistik, kesehatan dan kebugaran jasmani,

41 Prayitno, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas, 2004), hlm.

214.

42 Prayitno, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas, 2004), hlm.

215.

(33)

hubungan sosial yang harmonis dan dinamis, dan berbagai aspek positif lainnya dari individu perlu dipertahankan dan dipelihara.43

Oleh karena itu, fungsi pemeliharaan dan fungsi pengembangan tidak dapat dipisahkan. Bahkan keduanya ibarat dua sisi dari satu mata uang. Jika sisi yang satu tidak ada atau cacat, maka mata uang itu secara keseluruhan tidak mempunyai nilai lagi. Kedua sisi berfungsi seiring dan saling menunjang.44

Dalam pelayanan bimbingan dan konseling, fungsi pemeliharaan dan pengembangan dilaksanakan melalui berbagai pengaturan, kegiatan, dan program.

Misalnya di sekolah, bentuk dan ukuran meja atau kursi murid disesuaikan dengan ukuran tubuh (dan besarnya) serta sikap tubuh yang diharapkan (tegap dan gagah).45

Tugas-tugas dan kegiatan pemeliharaan dan pembangunan, apalagi pemeliharaan dan pengembangan individu manusia yang segenap aspek dan sangkut-pautnya sangat bervariasi dan kompleks, tidak dapat berdiri sendiri.

Demikianlah, fungsi pemeliharaan dan pengembangan dalam bimbingan dan konseling tidaklah mungkin berdiri sendiri.46

Memperhatikan kaitan antara keempat fungsi bimbingan dan konseling, fungsi pemeliharaan dan pengembangan tampaknya bersifat lebih umum dan dapat terkait pada ketiga fungsi lainnya. Jika dikaji lebih jauh, dapatlah dimengerti bahwa “pemeliharaan” dalam artinya yang luas dan “perkembangan”

pada dasarnya merupakan tujuan umum dari seluruh upaya pelayanan pemuliaan

43 Prayitno, Pelayanan Bimbingan dan Konseling,(Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas, 1997), hlm.

26.

44 Prayitno, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas, 2004), hlm.

215.

45 Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (berbasis integritas), (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), hlm.46.

46 Prayitno, Pelayanan Bimbingan dan Konseling,(Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas, 1997), hlm.

26.

(34)

28

manusia, khususnya bimbingan dan konseling. Dengan demikian, sewaktu konselor menjalankan fungsi pemahaman, pencegahan atau pengentasan, ia perlu menyadari bahwa pelayanan yang diberikan itu sebenarnya juga mengemban fungsi pemeliharaan dan fungsi pengembangan. Pemeliharaan dan pengembangan segenap potensi individu dalam keempat dimensi kemanusiaannya.47

Fungsi guru bimbingan dan konseling yaitu, melakukan konseling kepada anak-anak yang memilki masalah dengan prestasi belajar, membantu anak-anak atau murid dalam memecahkan permasalahan sekolah yang sedang dihadapi, menjadi mediator antara pihak sekolah dengan orang tua wali, memberikan motivai belajar kepada murid-murid agar mampu bersaing di dunia pendidikan, memberikan materi- materi mengenai pengembangan diri dan juga pelajaran budi pekerti, membantu guru-guru dalam membeikan metodeS belajar, terutama pada murid-murid yang membutuhkan perhatian khusus, memberikan laporan kepada kepala sekolah mengenai kondisi psikologis dari setiap murid.

Menurut Bimo Walgito menyebutkan fungsi konselor atau pembimbing di sekolah adalah membantu kepala sekolah beserta sifatnya di dalam menyelenggrakan kesejahteraan sekolah (schoolwelfare).

Berdasarkan fungsi ini tugas konselor adalah sebagai berikut:

1. Mengadakan penelitian maupun observasi terhadap situasi atau keadaan sekolah, baik mengenai peralatannya, tenaganya, penyelenggraannya maupun aktifitas-aktifitas lainnya.

2. Berdasarkan atas hasil penelitian atau observasi tersebut, maka pembimbing berkewajiban memberikan saran-saran atau pendapat-

47 Prayitno, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas, 2004), hlm.

215.

(35)

pendapat kepada kepala sekolah ataupun keapada staf pengajar yang lain demi kelancaran dan kebaikan sekolah.

3. Menyelenggarakan pendidikan terhadap anak-anak, baik yang bersifat preventive, preventive maupun maupun yang besifat korektif atau kuratif.48

Berdasarkan uraian diatas dapat penulis pahami bahwa agar guru bimbingan konseling adapat menjalankan tugasnya dengan baik, maka konselor harus menjadi pembimbing yang memilki pengetahuan yang cukup luas, baik dari segi teori maupun segi praktek,seorang pembimbing akan dapat mengambil tindakan yang bijksana jika pembimbing telah cukup dewasa dalam segi psikologis yaitu adanya kemantapan dan ke stabilan di dalam psikologisnya terutama dalam segi emosi, seorang pembimbing harus sehat jasmani maupun psikisnya.

Adapun tugas guru bimbingan dan konseling yaitu sebagai berikut:

a. Membantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling

b. Merencanakan layanan bimbingan dan konseling (terutama program satuan layanan dan satuan program pendukung).

c. Melaksanakan segenap program satuan layanan bimbingan dan konseling.

d. Melaksanakan segenap program satuan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling.

e. Menilai proses dan hasil pelaksanaan satuan layanan dan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling.

f. Menganalisis hasil penilaian layanan dan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling.

48 Bimo Walgito, Bimbingan dan Penyuluhan DiSekolah, ( Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM, 1986)h.26

Referensi

Dokumen terkait

Alhamdulillah, puji syukursenantiasa tercurah kepada Allah SWT atas rahmat, hidayah serta karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang

menggambarkan ciri khas TNGC , namun belum tersedia di lokasi ekowisata. 5) Ekowisatawan berminat untuk menggunakan jasa pemandu, namun informasi tentang keberadaan

menurut kalian apakah bentuk benda tersebut sama dengan kubus tegak atau balok tegak ternyata bentuknya tidak sama. dengan kubus tegak atau balok tegak jadi bentuk benda tersebut

15 Pucakwangi BAGUS CAHYO KURNIAWAN UTOMO Drs... BAMBANG HERMANU HADI

Dari tabel 12 terlihat bahwa faktor dominan yang mendorong migran melakukan migrasi masuk di Kecamatan Driyorejo adalah lapangan pekerjaan yang sempit dan penghasilan

Tabela 3: Izobraževanje novih telefonskih anketarjev o konkretni telefonski anketi Deset organizacij vedno predstavi novim telefonskim anketarjem izvajanje aktualne telefonske ankete,

Berdasarkan hasil usaha yang telah dilakukan tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa pengolahan roti manis dengan penambahan wortel adalah salah satu strategi

Jadi, média Pangajaran Basa jeung Sastra Sunda, nyaéta média nu digunakeun dina Pangajaran Basa jeung Sastra Sunda, anu ngawéngku alat bantu guru dina ngajar