• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Agrimart, Vol. 3 No. 1, September 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurnal Agrimart, Vol. 3 No. 1, September 2016"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

2 PENDAHULUAN

Sektor agribisnis merupakan sektor andalan untuk meningkatkan kesejahteraan sebagian besar masyarakat Indonesia dikarenakan peranannya yang sangat penting dalam rangka pembangunan ekonomi jangka panjang maupun dalam rangka pemulihan ekonomi bangsa. Sektor agribisnis menyerap banyak angkatan kerja termasuk didalamnya unit usaha skala kecil berupa usaha rumah tangga. Salah satu usaha rumah tangga yang memiliki prospek bisnis yang menjanjikan, namun belum dikembangkan secara maksimal yaitu roti. Roti sudah menjadi bagian dari gaya hidup sebagian besar masyarakat di Indonesia. Pada mulanya hanya sekelompok masyarakat tertentu yang mengonsumsi roti sebagai sarapan pagi, kemudian berkembang menjadi pola makan masyarakat kota yang sibuk. Saat ini roti seringkali digunakan sebagai sarapan, kudapan dan makanan siap santap ketika dibutuhkan.

Berdasarkan karakteristiknya, roti dapat dikelompokkan menjadi dua macam yaitu : roti tawar dan roti manis. Roti tawar merupakan roti yang terbuat dari adonan tanpa menggunakan telur dengan sedikit gula atau tidak sama sekali, sedangkan roti manis adalah roti yang mempunyai cita rasa manis, teksturnya empuk, bentuk dan isiannya bervariasi. Umumnya roti manis disantap sebagai kudapan atau dihidangkan sebagai makanan penutup (Yanuarti, 2010). Industri roti manis khususnya di Kecamatan Payakumbuh

Utara sudah mengalami perkembangan yang cukup pesat, hal ini ditandai dengan banyaknya roti manis yang beredar di pasaran dengan variasi harga berkisar antara Rp. 1.000,- sampai dengan Rp. 3.000,-. Melihat pesatnya perkembangan roti tersebut, produsen perlu memunculkan produk baru yang lebih inovatif agar semakin menarik, salah satunya ialah membuat produk roti dengan kombinasi bahan pangan lokal Indonesia. Salah satu bahan yang dapat ditambahkan kedalam adonan roti manis adalah wortel.

Wortel memiliki kandungan beta-karoten, vitamin A, mineral dan anti-oksidan lain dalam jumlah yang cukup tinggi. Selain dijadikan sebagai sayuran, wortel juga dapat dimanfaatkan sebagai obat. Diantaranya untuk mencegah penyakit kanker, menyehatkan kulit, menjaga kesehatan mata, mencegah stroke, menurunkan kolesterol, serta mencegah penyakit jantung (Anonim, 2011). Mengolah wortel menjadi makanan yang disukai oleh anak-anak merupakan upaya untuk mendorong konsumsi sayuran bagi anak. Pada umumnya masyarakat mengolah wortel sebagai bahan dasar membuat sup, jus wortel, cake wortel, keripik wortel dan puding wortel. Selain olahan tersebut, wortel juga bisa diolah menjadi roti manis wortel yang disukai anak-anak. Sehingga dengan mengonsumsi roti manis diharapkan dapat memenuhi kebutuhan vitamin A (Mulyani, 2013).

Roti manis dengan penambahan wortel pada awalnya diproduksi dalam kegiatan Proyek Usaha Mandiri semester V Program Studi Agribisnis

(2)

3 Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh. Berdasarkan hasil usaha yang telah dilakukan tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa pengolahan roti manis dengan penambahan wortel adalah salah satu strategi produk yang dapat memberikan ciri khas yang berbeda dibandingkan produk roti manis yang berada dipasaran serta mampu memberikan keuntungan sebesar 37 % dengan R/C ratio yang diperoleh yaitu 1,37. Hal ini menunjukan bahwa usaha ini layak untuk dikembangkan dan perlu direncanakan dalam luasan usaha yang besar.

Skala produksi roti manis dengan penambahan wortel ini kemudian ditingkatkan melalui Kegiatan Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa pada semester VI Program Studi Agribisnis Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh. Dengan berkembangnya usaha tersebut, maka diperlukan strategi pemasaran untuk mendapat respon dari konsumen terhadap kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan. Salah satu alat yang digunakan perusahaan dalam menyusun strategi pemasaran adalah bauran pemasaran.

Bauran pemasaran dapat didefinisikan sebagai serangkaian alat pemasaran taktis yang terdiri dari produk, harga, tempat dan promosi yang dapat dikendalikan dan dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkan perusahaan dalam pasar sasaran. Keempat unsur tersebut saling berhubungan antara satu dan lainnya serta mempengaruhi

laba/rugi perusahaan (Kotler dan Keller, 2007).

Adapun tujuan pelaksanaan PKPM adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui bauran pemasaran pada produk roti manis dengan penambahan wortel.

2. Menganalisa laba/rugi usaha setelah penerapan bauran pemasaran.

METODOLOGI PELAKSANAAN

Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) PMW ini dilakukan selama 2,5 bulan yaitu tepatnya dimulai pada tanggal 14 Maret 2016 sampai 21 Mei 2016. Laporan tugas akhir ini disusun berdasarkan hasil pelaksanaan PKPM di usaha roti 19. Lokasi usaha ini di jalan Prof. DR. Hamka No. 69 Kelurahan Tarok Kecamatan Payakumbuh Utara Kota Payakumbuh.

Ruang lingkup penulisan laporan tugas akhir ini mencakup proses produksi dan analisis 4P (product,

place, price, promotion) dari roti manis

dengan penambahan wortel.

Kegiatan pengumpulan data menggunakan beberapa metode yaitu wawancara, observasi dan studi pustaka. Pengambilan data melalui wawancara/secara lisan langsung dengan narasumber. Pengumpulan data menggunakan metode observasi dilakukan dengan pengamatan yang melibatkan semua indera (penglihatan, pendengaran, penciuman, pembau, perasa). Pengambilan data metode studi pustaka melalui dokumen tertulis dan elektronik. Dokumen diperlukan untuk mendukung kelengkapan data pada laporan.

(3)

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Hasil

1. Gambaran Umum Perusahaan Usaha roti 19 merupakan usaha yang bergerak dibidang pengolahan roti manis dengan penambahan wortel. Usaha ini mulai berproduksi pada bulan September 2015 yang diawali dengan Proyek Usaha Mandiri (PUM) pada semester 5 dengan kapasitas produksi 90 buah roti/produksi. Kemudian dilanjutkan dengan PKPM PMW yang saat ini menghasilkan 180 buah roti/produksi. Dalam usaha ini pemilik merangkap sebagai tenaga kerja.

2. Keuangan

Modal usaha roti manis dengan penambahan wortel diperoleh dari pinjaman tanpa bunga untuk mahasiswa yang mengikuti Program Mahasiswa Wirausaha di bawah bimbingan Entrepreneurship Traning Unit (ETU) Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh. Pinjaman ini berjumlah Rp. 8.000.000,- untuk digunakan selama satu tahun usaha, kemudian dana ini dikembalikan secara utuh kepada pihak kampus Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh. Usaha roti manis dengan penambahan wortel saat ini memiliki aset berupa peralatan produksi dengan jumlah sebesar Rp. 3.398.500,-. Pendapatan usaha roti manis dengan penambahan wortel selama satu periode berjumlah Rp. 11.840.000,-.

3. Kegiatan Produksi

Langkah pertama dalam kegiatan produksi roti manis dengan penambahan wortel adalah penimbangan bahan. Penimbangan merupakan langkah untuk menghitung jumlah bahan yang akan dipakai supaya formulasi bahan-bahan yang akan digunakan tepat. Selanjutnya wortel dikupas dan dipotong menjadi ukuran kecil agar mudah dalam proses penghalusan. Kemudian wortel dicuci bersih dengan air agar kotoran yang menempel hilang dan kemudian ditiriskan. Wortel yang telah bersih selanjutnya dihaluskan bersama air dengan menggunakan blender. Hal ini bertujuan untuk mempermudah wortel dicampur dengan bahan roti lainnya. Semua bahan kering (tepung terigu, gula, ragi, bread improver, mentega, garam) dicampurkan dengan bahan basah (halusan wortel dan telur). Adonan roti ini diaduk dan diuleni sampai kalis secara manual. Adonan yang sudah kalis dan tercampur rata didiamkan dalam baskom selama 45 menit dan ditutup dengan sapu tangan. Setelah mengembang, adonan ditekan dengan tangan agar udara didalamnya keluar. Kemudian adonan ditimbang masing-masing 30 gr dan dibentuk menjadi bulat serta diberi isi meses cokelat. Roti manis dengan penambahan wortel yang telah dibentuk diletakkan diatas loyang. Poles bagian atas roti dengan telur yang dikocok lepas. Adonan yang telah dibentuk dan diisi selanjutnya akan dikembangkan lagi selama 45 menit. Hal ini berguna untuk memperbesar volume adonan roti. Selanjutnya roti

(4)

5

dipanggang dengan suhu

pemanggangan 1800C selama 10 menit. Roti manis dengan penambahan wortel yang telah dipanggang didinginkan terlebih dahulu, hal ini bertujuan agar tidak terjadi pembentukan uap air pada kemasan. Langkah terakhir yaitu roti dikemas dengan plastik dan dimasukkan kedalam kotak plastik yang sudah diberi label.

4.Deskripsi produk

Produk yang dihasilkan dalam Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa ini adalah roti wortel. Roti wortel merupakan diferensiasi dari roti manis yang sudah ada di pasaran. Roti wortel dibuat dengan menambahkan wortel yang telah dihaluskan pada adonan roti manis. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah pada wortel, selain itu wortel memiliki kandungan beta-karoten yang berfungsi sebagai antioksidan sehingga baik untuk kesehatan tubuh. Penambahan wortel pada adonan memberikan warna kuning pada tekstur roti wortel, sedangkan rasa roti swortel tetap manis. Roti wortel dibuat berbentuk bulat serta diberi meses cokelat sebagai isinya. Roti dikemas dalam plastik bening ukuran 10 x 15 cm dan diberi label nama pada kotak kemasannya. Roti wortel dikonsumsi oleh konsumen sebagai makanan alternatif sarapan pagi atau snack diantara dua waktu makan .

5.Deskripsi pelanggan

Segmentasi pasar roti manis dengan penambahan wortel didasarkan pada variabel demografi yaitu usia dan

segmentasi psikografis. Segmentasi berdasarkan usia yaitu kegiatan membagi pasar yang bersifat heterogen berdasarkan usia konsumen, sedangkan segmentasi berdasarkan psikografis adalah membagi pasar berdasarkan

perilaku konsumen yang

memperhatikan makanan yang sehat dan bergizi. Segmen pasar roti manis dengan penambahan wortel yang dituju adalah konsumen yang berusia diatas 7 tahun. Konsumen dengan usia tersebut cenderung memilih roti sebagai snack antara dua waktu makan. Target pasar roti manis dengan penambahan wortel yaitu siswa sekolah dan masyarakat di wilayah Kecamatan Payakumbuh Utara yang berbelanja di kantin sekolah untuk membeli roti sebagai snack atau makanan pengganjal perut serta masyarakat yang memperhatikan pola hidup sehat dan memilih makanan yang bergizi.

6. Deskripsi pemasok bahan baku Dalam pengolahan roti manis dengan penambahan wortel ini bahan baku yang diperlukan yaitu tepung terigu, wortel, gula, mentega, ragi, garam, meses coklat, telur dan air. Bahan baku seperti tepung terigu, gula, mentega, garam, ragi, meses coklat dan telur dibeli di Pasar Payakumbuh. Pembelian bahan dilakukan satu kali dalam sebulan dengan cara bekerjasama dengan pemasok. Setiap bulannya pemasok akan mengantarkan bahan ketempat produksi, lalu pembayaran biaya bahan dilakukan kepada pengantar barang tersebut. Sedangkan wortel diperoleh melalui

(5)

6 pedagang yang mengantarkan wortel ketempat produksi.

7. Deskripsi kegiatan pemasaran Pemasaran merupakan proses penyusunan komunikasi terpadu yang bertujuan untuk memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. Proses dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan manusia inilah yang menjadi konsep pemasaran. Mulai dari pemenuhan produk (product), penetapan harga (price), pengiriman barang (place), dan mempromosikan barang (promotion). Kegiatan pemasaran roti manis dengan penambahan wortel dilakukan melalui pemasaran langsung yaitu dengan menawarkan roti langsung kepada konsumen, serta dengan menitipkan roti kepada pemilik kantin sekolah dan warung yang ada di Kecamatan Payakumbuh Utara.

b. Analisa bauran pemasaran roti manis dengan penambahan wortel 1. Produk

Kompetisi adalah suatu kondisi yang tidak dapat dihindari oleh setiap perusahaan dalam menjalankan bisnisnya. Persaingan yang sangat ketat dalam industri akan menyebabkan setiap perusahaan berusahan memanfaatkan semua sumber untuk menciptakan keunggulan kompetitif yang kuat. Salah satu sumber keuntungan yang dapat dioptimalkan oleh perusahaan untuk meningkatkan daya saing adalah melalui penerapan

strategi diferensiasi produk. Diferensiasi produk merupakan kegiatan memodifikasi produk agar menjadi lebih menarik (Soegoto, 2009).

Ada beberapa keuntungan yang akan diperoleh para pengusaha maupun pelaku pasar dari strategi diferensiasi produk yaitu: produk lebih mudah diingat para konsumen, produk lebih unggul dibandingkan dengan produk lainnya, harga jual produk lebih tinggi, mengatasi masalah kejenuhan pasar serta membantu terciptanya image produk (Sunarto, 2004).

Diferensiasi produk yang dilakukan adalah menambahkan halusan wortel pada adonan roti manis. Wortel selain kaya serat dan beta karoten, juga memiliki warna khas yang dapat digunakan sebagai pewarna alami. Seringkali produksi makanan yang beredar menggunakan pewarna buatan tetapi dengan penambahan wortel memiliki peluang dapat mengurangi penggunaan bahan kimia pewarna dan menambah nilai gizi pada makanan khususnya pada hasil olahan wortel.

Selain produk yang baik, hal juga perlu diperhatikan adalah kemasan produk. Syarat kemasan yang baik diantaranya : sebagai tempat/wadah, dapat melindungi produk, praktis, dapat menimbulkan kesan menarik, ketepatan ukuran, memudahkan pengangkutan serta mengandung informasi dan promosi (Julianti dan Nurminah, 2006). Kemasan yang digunakan untuk roti manis dengan penambahan wortel adalah plastik PP (Polypropylene) ukuran 10 x 15. Plastik ini dipilih karena berwarna bening sehingga

(6)

7 produk mudah dikenali konsumen, dapat melindungi produk dari debu dan kotoran serta memudahkan dalam pengangkutan produk. Produk selanjutnya dimasukkan kedalam kotak plastik yang diberi label.

2. Harga

Penetapan harga roti manis dengan penambahan wortel dilakukan berdasarkan strategi pendekatan pasar/persaingan. Menurut Swastha dan Sukotjo (2002)penetapan harga dengan pendekatan pasar/persaingan adalah penjual atau perusahaan dapat menentukan harga sama dengan tingkat harga pasar, agar dapat ikut bersaing, atau dapat juga menentukan lebih tinggi atau lebih rendah dari tingkat harga dalam persaingan. Harga roti manis dengan penambahan wortel yaitu sebesar Rp. 1.000,- untuk penjualan langsung. Sedangkan untuk penjualan tidak langsung ditetapkan harga jual sebesar Rp. 800,-.

3. Tempat

Pemilihan lokasi usaha penting dilakukan karena menyangkut usaha untuk meminimalkan biaya yaitu berkaitan dengan efisiensi transportasi, sifat bahan baku atau produknya, dan kemudahan mencapai konsumen (pasar). Secara umum, faktor utama yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi usaha adalah : letak dari pasar, letak dari sumber bahan mentah, terdapatnya fasilitas pengangkutan/transportasi,

ketersediaan tenaga kerja serta terdapatnya pembangkit tenaga listrik (Prawirosentono, 2001).

Lokasi yang dipilih dalam kegiatan produksi dan pemasaran roti manis dengan penambahan wortel adalah Kecamatan Payakumbuh Utara. Hal ini dikarenakan letaknya yang dekat dengan pasar Payakumbuh dan pasar Ibuh sebagai tempat membeli bahan baku, fasilitas transportasi memadai, serta banyaknya kantin sekolah dan warung untuk menitipkan produk sehingga penjualan produk mengalami peningkatan.

Kotler (2002) menyatakan bahwa bentuk-bentuk saluran dilihat dari banyaknya tahap perantara akan menentukan ukuran penjangnya suatu saluran, yaitu:

a. Saluran level nol (disebut juga saluran pemasaran-langsung) terdiri dari perusahaan yang langsung menjual kepada pelanggan akhir.

b. Saluran satu-level berisi satu perantara penjual, seperti pengecer atau dengan menggunakan distributor. c. Saluran dua-level berisi dua perantara, misalnya pengecer dan pedagang besar, atau perusahaan yang menggunakan perwakilan untuk perusahaannya.

d. Saluran tiga-level berisi tiga perantara, misalnya pemborong, pedagang besar dan pengecer atau perusahaan yang menggunakan cabang perwakilan dan distributor.

Saluran distribusi yang digunakan dalam pemasaran roti manis dengan penambahan wortel yaitu saluran level nol dan saluran level satu. Saluran level nol (disebut juga saluran pemasaran-langsung) terdiri dari perusahaan yang langsung menjual kepada pelanggan akhir. Sedangkan

(7)

8 saluran satu-level berisi satu perantara penjual, seperti pengecer atau dengan menggunakan distributor. Dalam hal ini pemilik kantin sekolah dan pemilik warung bertindak sebagai pengecer. 4. Promosi

Strategi promosi dapat dilakukan dengan beberapa cara (Kotler, 1993) yaitu:

a. Iklan, yaitu media promosi yang mendapat imbalan dari presentasi tidak langsung dan media promosi ini berisi ide-ide, barang atau jasa oleh sponsor tertentu.

b. Promosi Penjualan (sales

promotion), yaitu insentif jangka

pendek untuk mendorong pembelian maupun penjualan suatu produk atau jasa.

c. Hubungan Masyarakat (public

relation), yaitu membangun hubungan

baik dengan berbagai kalangan untuk mendapatkan publisitas yang diinginkan, membangun citra perusahaan yang baik, dan menangani atau menghadapi rumor, berita, dan kejadian tidak menyenangkan.

d. Penjualan Personal (personal

selling), yaitu presentasi lisan dalam

pembicaraan dengan salah satu atau lebih calon pembeli untuk tujuan melakukan penjualan.

e. Pemasaran langsung (direct

marketing), yaitu hubungan langsung

dengan konsumen individual yang ditargetkan secara cermat untuk memperoleh respon segera dan membangun hubungan pelanggan melalui penggunaan surat, telepon, respon langsung, email, internet dan

sarana lain untuk berkomunikasi secara langsung dengan konsumen tertentu.

Dalam memasarkan roti manis dengan penambahan wortel, teknik promosi yang digunakan adalah penjualan langsung dan personal

selling. Untuk saluran pemasaran level

nol, dilakukan presentasi lisan dalam pembicaraan dengan calon pembeli dan menggunakan telepon untuk berkomunikasi dengan konsumen yang melakukan pemesanan. Selain itu strategi pemasaran word of mouth atau pemasaran dari mulut ke mulut juga dilakukan untuk menjangkau konsumen sasaran yang ada di Kecamatan Payakumbuh Utara.

c. Analisa laba rugi usaha setelah penerapan bauran pemasaran

Pada kegiatan PUM, produksi roti manis dengan penambahan wortel dilakukan dua kali dalam seminggu atau dua puluh empat kali produksi selama satu periode. Jumlah roti yang dihasilkan dalam satu kali produksi adalah 90 buah roti. Pemasaran roti tersebut dilakukan dengan cara menitipkannya kepada 5 orang pedagang warung harian yang berada di Kecamatan Payakumbuh Utara. Pendapatan usaha selama periode PUM berjumlah Rp. 1.605.500,- dan total biaya yang dikeluarkan Rp. 1.164.573,-Maka diperoleh R/C ratio sebesar 1,37. Artinya, setiap Rp. 1 biaya yang dikeluarkan, maka akan mendapatkan pemulangan modal sebesar Rp. 1,37.

Berdasarkan data PUM tersebut, dilakukan pengembangan usaha roti manis dengan penambahan wortel menggunakan strategi penetrasi pasar

(8)

9 pada kegiatan PKPM. Menurut David (2009) strategi ini dijalankan untuk meningkatkan market share dari produk yang ada saat ini pada pasar yang ada melalui usaha pemasaran yang lebih gencar. Strategi penetrasi pasar paling sering digunakan dan dikombinasikan dengan strategi lain. Cara melakasanakan strategi ini dengan menggunakan unsur bauran pemasaran, misalnya menaikkan jumlah tenaga penjualan, meningkatkan anggaran iklan dan menawarkan secara gencar berbagai item promosi penjualan.

Pada kegiatan PKPM roti manis dengan penambahan wortel, produksi dilakukan setiap hari yang menghasilkan 180 buah roti untuk satu

kali produksi. Roti yang diproduksi setiap bulannya berjumlah 5.400 buah. Pemasaran roti tersebut dilakukan dengan cara menitipkannya kepada 6 pemilik kantin sekolah dan 5 pedagang warung harian yang berada di Kecamatan Payakumbuh Utara. Roti manis dengan penambahan wortel yang dititipkan pada setiap kantin sekolah adalah 15 buah dan 10 buah untuk warung harian. Selain itu dilakukan penjualan langsung sebanyak 40 buah roti/hari. Laba rugi usaha roti wortel dapat dilihat pada tabel 1 berikut.

.

Tabel 1. Laba rugi produksi roti manis dengan penambahan wortel satu periode

Keterangan Sub Jumlah Jumlah

Pendapatan • Utama 11.840.000 • Sampingan Total Pendapatan 11.840.000 Biaya • Biaya Bahan 4.252.700 • Biaya Lain-lain 1.247.000 • Biaya Penyusutan 202.951

• Biaya tenaga kerja 2.100.000

Total Biaya 7.802.651

Laba Bersih 4.037.349

R/C ratio 1,52

BEP produksi 8670

BEP harga 565

Berdasarkan data aspek finansial pada kegiatan PKPM diatas, diperoleh pendapatan usaha sebesar Rp. 11.840.000,- dan total biaya Rp.

7.802.651. Maka diperoleh R/C ratio sebesar 1,52. Artinya, setiap Rp. 1 biaya yang dikeluarkan, maka akan

(9)

10 mendapatkan pemulangan modal sebesar Rp. 1,52

Dengan menerapkan kombinasi bauran pemasaran pada kegiatan PKPM, usaha roti manis dengan penambahan wortel mengalami peningkatan R/C ratio dari 1,37 pada kegiatan PUM menjadi 1,52 pada kegiatan PKPM. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan bauran pemasaran dapat mempengaruhi tingkat keuntungan pada usaha roti manis dengan penambahan wortel.

KESIMPULAN

1. Bauran pemasaran pada roti manis dengan penambahan wortel antara lain a. Strategi produk yang diterapkan pada usaha roti 19 yaitu melalukan diferensiasi roti manis dengan penambahan wortel. Sebagai bahan tambahan dalam pengolahan roti manis, wortel memilki serat, warna yang khas dan bernilai gizi tinggi . b. Saluran distribusi roti manis dengan penambahan wortel terdiri dari saluran level nol dan saluran level satu. Saluran level nol dilakukan dengan cara menjual produk secara langsung dan saluran level satu dilakukan dengan cara menitipkan produk kepada pemilik kantin dan warung yang bertindak sebagai pedangan pengecer.

c. Penetapan harga pada roti manis dengan penambahan wortel dilakukan berdasarkan pada persaingan

d. Teknik promosi yang dilakukan pada penjualan roti manis dengan penambahan wortel adalah penjualan langsung dan personal selling.

2. Setelah diterapkan bauran pemasaran, usaha roti wortel mengalami peningkatan R/C ratio dari 1,37 menjadi 1,52. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan bauran pemasaran dapat mempengaruhi tingkat keuntungan pada usaha roti manis dengan penambahan wortel.

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous.2011.http://repository.usu. ac.id/bitstream/123456789/34618 /4/ Chapter%20II.pdf. (15 April 2015).

Julianti, E. dan Nurminah, M. 2006. Teknologi Pengemasan. Departemen Teknologi Pertanian, Fakultas pertanian, Universitas sumatera utara.

Kotler, P. 1993. Manajemen Pemasaran, Perencanaan, Implementasi dan Kontrol. PT Rosdakarya, Jakarta.

Kotler. P. 2002. Manajemen pemasaran jilid I edisi millennium. PT Prebalindo, Jakarta

Kotler, P. dan Keller, K. 2007. Manajemen Pemasaran. Edisi Kedua Belas. PT. Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta. Prawirosentono, S. 2001. Manajemen

Operasi Analisis Studi dan Kasus. Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Sunarto .2004. Manajemen pemasaran.

AMUS Universitas

Sarjanawiyata Tamansiswa Press, Yogyakarta. 230 hal.

Swastha, B dan Sukotjo, I. 2002. Pengantar Bisnis Modern. Edisi Keenam. Liberty, Yogyakarta. Yanuarti. 2010. Roti dari zaman purba

sampai masa kini. Agromedia, Jakarta. 6 hal.

Gambar

Tabel 1. Laba rugi produksi roti manis dengan penambahan wortel satu periode

Referensi

Dokumen terkait

Enjo Kōsai adalah kegiatan atau praktek yang dilakukan oleh remaja putri yang dibayar oleh laki-laki tengah umur dengan menemani mereka berkencan ataupun sampai berhubungan

Upaya untuk mengatasi hal tersebut kami mengikuti sosialisasi BOS ditingkat kecamatan dan meminta bantuan dari UPTD untuk dibimbing dalam pembuatan RKAS sehingga

Dengan menerapkan metode pembelajaran yang terintegrasi dengan teknologi komputer (seperti SPC) akan memberikan suatu model yang berbasis unjuk kerja, hal ini

Keraf (1981) meninjau reduplikasi dari segi morfologis dan semantis yaitu melihat reeduplikasi dari segi bentuk, fungsi dan makna. Keempat ahli bahasa diatas mengkaji reduplikasi

Mata Diklat ini membekali peserta dalam mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi PNS, sikap dan perilaku disiplin PNS dan pengetahuan tentang Kedudukan dan Peran PNS

Adapun ketentuan besarnya dana tabarru’ didasarkan atas tabel penentuan iuran tabarru takaful dana investasi setelah dikurangi biaya pengelolaan (loading),

caesaria. Penelitian pada tahun 2001, persalinan di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan sebanyak 290 kasus dengan 69 kasus tindakan sectio caesaria. Sedangkan di Rumah Sakit

Pemahaman bahwa semakin sulitnya mencari bahan baku bambu Hitam berpengaruh pada kesadaran masyarakat (pengguna) untuk melakukan konservasi dengan cara penanaman