• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III SEJARAH KAPAL MOTOR DI ONAN RUNGGU

3.3 Fungsi Kapal Motor Pribumi

Pada saat itu ada 3 kapal milik pribumi yang ada di Onan Runggu. Ketiga kapal inilah yang melayani jasa transportasi air dari Onan Runggu ke wilayah lain. Hingga kemudian ditetapkanlah rute perjalanan yang ditempuh oleh ketiga kapal ini secara bergantian. Ketiga kapal ini dibuat sedemikian rupa agar dapat bertahan lama, karena memang pada waktu itu kapal-kapal inilah yang menjadi transportasi masyarakat yang akan memasarkan hasil panen ke luar Samosir. Sehingga kapal ini sangat penting perannya bagi masyarakat Onan Runggu.

Fungsi utama dari kapal motor adalah sebagai alat transportasi perdagangan ataupun penyebarangan penumpang keluar pulau Samosir. Tetapi selain fungsi utama tersebut ada juga fungsi lain dari kapal motor. Fungsi kapal motor ini lambat laun mulai bertambah selain sebagai alat transportasi. Semakin bertambahnya fungsi kapal motor ini mengakibatkan semakin banyaknya keuntungan-keuntungan ataupun

kemudahan yang di dapat dari kapal motor yang telah memegang peranan yang sangat penting dalam sistem transportasi danau bagi masyarakat Onan Runggu.

3.3.1Sebagai Alat Tranportasi

Sejak beralihnya masyarakat dari memakai solu menjadi memakai kapal motor sebagai alat transportasi, solu kemudian beralih fungsi hanya untuk mencari ikan, sebab untuk penyeberangan lebih aman memakai kapal motor dibanding solu. Sejauh penelitian penulis melalui wawancara dengan beberapa informan, tidak ditemukan konflik dengan para pemilik perahu. Karena pengalaman para pemilik perahu yang sudah hafal betul dengan jalur pelayaran di Danau Toba tetap dimanfaatkan oleh pemilik kapal motor, sehingga mereka dijadikan sebagai kapten kapal. Dengan demikian mereka tidak merasa tersingkirkan oleh keberadaan kapal motor tersebut.29

Selain sebagai kapten kapal, ada juga beberapa diantaranya yang dijadikan sebagai pekerja di kapal motor. Yaitu orang yang membantu kapten kapal, biasanya tugas mereka adalah membantu membongkar muat barang-barang hasil pertanian yang diangkut dengan kapal. Daya angkut kapal motor pada masa itu dapat mencapai 300 orang.30 Sebuah jumlah yang cukup banyak dalam menyeberangkan orang dari Onan Runggu keberbagai wilayah tujuan.

3.3.2Alat Tranportasi Perdagangan

Kahadiran kapal motor ini sangat dirasakan masyarakat, sebab lebih efisien dibandingkan dengan perahu yang mereka andalkan selama ini, terutama para

29 Wawancara dengan Parlin Pakpahan anak pemilik solu pertama di Onan Runggu, tanggal 20

Juli 2010

30

pedagang yang berdagang keluar daerah Samosir. Sebab tidak jarang mereka mengalami kerugian ketika harus bermalam di tengah danau dengan cuaca buruk ketika ingin menyeberang ke Ajibata ataupun Tiga Raja. Pengguna jasa kapal motor ini paling utamanya adalah pedagang atau yang lazim disebut di daerah Tapanuli adalah parrenge-rengge dan parjajo.

Parrengge-rengge menetap di satu wilayah serta menjual hasil dagangannya

ketika muncul pekan (onan). Biasanya hanya 1-2 kali seminggu. Barang dagangan yang mereka bawa adalah hasil pertanian seperti kacang tanah, bawang, buah-buahan seperti mangga dan pisang, termasuk juga hewan ternak seperti kerbau, ayam dan babi yang d perdagangkan di pekan. Pedagang atau parrengge-rengge inilah yang rutin berangkat setiap pagi seperti ke Ajibata, Tiga Raja dan Balige.

Parjajo adalah pedagang keliling antar huta, meninggalkan sanak saudaranya di huta-nya. Parjajo menjadi penghubung kebutuhan antar huta yang ada di pulau

Samosir, anak isterinya mengumpulkan modal tambahan dari hasil pertaniannya.

Parjajo ini hampir berasal dari setiap huta. Lamanya mereka menjajakan

dagangannya tidak mempunyai batasan waktu yang jelas bahkan sampai bertahun- tahun tidak pulang ke desanya. Namun uang hasil pekerjaannya selalu dikirim kepada keluarganya. Mereka melakukan ini karena kondisi lingkungan yang tidak memungkinkan bagi mereka untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup serta dana bagi pendidikan anak.31

Dalam setiap perjalanan para pedagang, mereka selalu membawa barang-barang keluar pulau seperti bawang, cabai, pisang, dan kacang tanah. Sedangkan para

pedagang yang datang dari luar pulau sebaliknya membawa barang-barang keperluan rumah tangga seperti peralatan dapur yakni piring, gelas, peralatan kamar mandi dan lain-lain. Para pedagang dari luar pulau Samosir datang pada setiap pekan besar di Onan Runggu.

3.3.3Sebagai Pendongkrak Status Sosial

Fungsi utama kapal yaitu sebagai alat penyeberangan. Selain itu juga berfungsi sebagai pendokrak status sosial, yang menandakan bahwa desa tersebut sudah maju dan statusnya lebih tinggi diantara desa lain. Sebab pada tahun 1942-1944 hanya ada tiga buah kapal yaitu dari Desa Nainggolan dan Desa Pangaloan dan hanya satu kapal yang beroperasi dalam satu hari.

Selain mendongkrak status sosial desa yang memiliki kapal motor, status sosial si pemilik kapal juga akan terangkat dengan adanya kapal motor yang dimilikinya. Sebab hal ini menandakan bahwa kekayaan seseorang tesebut telah meningkat. Kemakmurannya telah meningkat sehingga mampu membeli kapal motor. Hal ini juga terkait dengan pandangan masyarakat Batak pada masa itu, dimana masyarakat akan terangkat status sosialnya apabila dia memiliki sesuatu yang lebih dibanding dengan orang lain. Dalam hal ini dapat ditunjukkan dalam bentuk kepemilikan harta kekayaan seperti ternak babi atau kerbau yang banyak, lahan pertanian yang luas, dan dapat juga ditunjukkan dalam bentuk tingkat pendidikan yang tinggi.

Oleh karena itu ketika masyarakat Onan Runggu mengenal kapal motor, mereka menganggap kapal motor merupkan sesuatu yang mahal dan dapat dijadikan alat yang

32

melambangkan kekayaan dan status sosial mereka. Mendongkrak status sosial desa mereka diantara desa-desa lainnya.

3.3.4Transportasi Sebagai Keperluan Adat

Selain membawa pedagang, tidak jarang kapal motor digunakan juga oleh masyarakat sebagai keperluan adat, misalnya untuk membawa rombongan pernikahan keluar pulau. Pihak keluarga yang sedang mengadakan acara pernikahan akan menyewa kapal tersebut untuk mengangkut rombongan ke tempat diadakannya acara yang berada di luar Samosir.

Selain acara pernikahan, ada juga acara-acara adat lainnya yang melibatkan kapal motor sebagai sarana penunjangnya. Seperti pemakaman orang yang meninggal. Kapal motor dijadikan alat untuk mengangkut peti jenajah beserta keluarga duka yang hendak memakamkan kerabatnya di Samosir. Hal ini biasanya dilakukan oleh mereka yang tinggal di luar Samosir khususnya Onan Runggu. Ada beberapa orang yang memag menginginkan dimakamkan di kampung halamannya yaitu di Onan Runggu apabila meninggal kelak. Mereka adalah orang-orang yang berasal dari Onan Runggu yang kemudian merantau keluar.

Dokumen terkait