• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fungsi dan Kewenangan Lembaga

Dalam dokumen profil lembaga negara rumpun legislatif (Halaman 52-76)

DPR mempunyai 3 (tiga) fungsi yaitu fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi pengawasan. Ketiga fungsi tersebut mempunyai tugas masing- masing yaitu :

a. Fungsi Legislasi adalah fungsi membentuk Undang-undang yang dibahas dengan Presiden untuk mendapatkan persetujuan bersama. b. Fungsi Anggaran adalah fungsi menyusun dan menetapkan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) bersama Presiden dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah (DPD).

c. Fungsi Pengawasan adalah fungsi melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Undang-undang dan Peraturan Pelaksanaanya.

Dalam melaksanakan ketiga fungsi tersebut sesuai dengan Pasal 71 Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009 Tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD, DPR mempunyai tugas dan wewenang antara lain :

a. membentuk Undang-undang yang dibahas dengan Presiden untuk mendapat persetujuan bersama;

b. memberikan persetujuan atau tidak memberikan persetujuan terhadap Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang yang diajukan oleh Presiden untuk menjadi Undang-Undang;

c. menerima Rancangan Undang-Undang yang diajukan oleh DPD yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran, serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah;

d. membahas rancangan Undang-undang sebagaimana dimaksud dalam huruf c bersama Presiden dan DPD sebelum diambil persetujuan bersama antara DPR dan Presiden;

e. membahas rancangan undang-undang yang diajukan oleh Presiden atau DPR yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran, serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta perimbangan keuangan pusat dan daerah, dengan mengikutsertakan DPD sebelum diambil persetujuan bersama antara DPR dan Presiden; f. memperhatikan pertimbangan DPD atas Rancangan Undang-Undang

tentang APBN dan rancangan Undang-Undang yang berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan agama;

g. Membahas bersama Presiden dengan memperhatikan pertimbangan DPD dan membrikan persetujuan atas rancangan undang-undang tentang APBN yang diajukan oleh Presiden;

h. melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan undang-undang dan APBN;

i. membahas dan menindaklanjuti hasil pengawasan yang disampaikan oleh DPD terhadap pelaksanaan undang-undang mengenai otonomi daerah, pembentukan, pemekaran, dan penggabungan daerah, hubungan pusat dan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, pelaksanaan APBN, pajak, pendidikan, dan agama;

j. memberikan persetujuan kepada Presiden untuk menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain, serta membuat perjanjian internasional lainnya yang menimbulkan akibat yang luas dan mendasar bagi kehidupan rakyat yang terkait dengan beban keuangan negara dan/atau mengharuskan perubahan atau pembentukan undang-undang;

k. memberikan perimbangan kepada Presiden dalam pemberian amnesti dan abolisi;

l. memberikan pertimbangan kepada Presiden dalam hal mengangkat duta besar dan menerima penempatan duta besar negara lain;

m. memilih anggota BPK dengan memperhatikan pertimbangan DPD; n. membahas dan menindaklajuti hasil pemeriksaan atas pengelolaan dan

tanggungjawab keuangan negara yang disampaikan oleh BPK;

o. memberikan persetujuan kepada Presiden atas pengangkatan dan pemberhentian anggota Komisi Yudisial;

p. memberikan persetujuan calon hakim agung yang diusulkan Komisi Yudisial untuk ditetapkan sebagai hakim agung oleh Presiden;

q. memilih 3 (tiga) orang hakim konstitusi dan mengajukannya kepada Presiden untuk diresmikan dengan keputusan Presiden;

r. memberikan persetujuan terhadap pemindahtanganan aset negara yang menjadi kewenangannya berdasarkan ketentuan peraturan perundang- undangan dan terhadap perjanjian yang berakibat luas dan mendasar bagi kehidupan rakyat yang terkait dengan beban keuangan negara; s. menyerap, menghimpun, menampung, dan menindaklanjuti aspirasi

masyarakat; dan

t. melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diatur dalam undang- undang.

Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, DPR mempunyai hak yaitu Hak Interpelasi, Hak Angket, dan Hak Menyatakan Pendapat, pengertian dari ketiga hak tersebut sebagai berikut :

a. Hak Interpelasi adalah hak DPR untuk meminta keterangan kepada pemerintah mengenai kebijakan pemerintah yang penting dan strategis serta berdampak luas pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara;

b. Hak Angket adalah hak DPR untuk melakukan penyelidikan terhadap pelaksanaan suatu undang-undang dan/atau kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan hal penting, strategis, dan berdampak luas pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang diduga bertentangan dengan peraturan perundang-undangan;

c. Hak Menyatakan Pendapat adalah hak DPR sebagai lembaga untuk menyatakan pendapat terhadap kebijakan pemerintah atau mengenai kejadian luar biasa yang terjadi di tanah air atau di dunia internasional disertai dengan rekomendasi penyelesaiannya atau sebagai tindak lanjut pelaksanaan Hak Interpelasi dan Hak Angket, terhadap dugaan bahwa Presiden dan/atau Wakil Preiden melakukan pelanggaran hukum berupa penghiatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya atau perbuatan tercela maupun tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden.

5. Keanggotaan

Keanggotaan DPR periode 2009-2014 seluruhnya berjumlah 560 orang, yang terdiri atas anggota partai politik peserta pemilihan umum yang dipilih melalui pemilihan Umum untuk masa jabatan 5 (lima) tahun dan berakhir bersamaan pada saat anggota DPR yang baru mengucapkan sumpah/janji. Anggota DPR harus memenuhi persyaratan keanggotaan sebagaimana dimaksud dalam undang-undang dan ditetap-kan dengan Keputusan Presiden, serta berdomisili di Ibukota Negara Republik Indonesia. Setiap anggota DPR dapat melakukan Kunjungan Kerja ke daerah pemilihannya sekurang-kurang 1 (satu) kali dalam 2 (dua) bulan dengan waktu paling lama 5 (lima) hari yang dilaksanakan diluar Masa Reses dan diluar sidang-sidang DPR. Adapun komposisi anggota DPR periode 2009-2014 secara rinci sebagai berikut :

No. Fraksi Jumlah % 1 Partai Demokrat F- PD 148 26,40 2 Partai Golkar F- PG 106 18,92 3 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan F- PDI Perjuangan 94 16,78

4 Partai Keadilan Sejahtera F- PKS 57 10,17

5 Partai Amanat Nasional F- PAN 46 8,21

6 Partai Persatuan

Pembangunan F- PPP 38 6,78

7 Partai Kebangkitan Bangsa F- PKB 28 5,00 8 Partai Gerakan Indonesia

Raya F- GERINDRA 26 4,64

9 Partai Hati Nurani Rakyat F- HANURA 17 3,04

Total 560 100

Anggota DPR dapat dan/atau diberhentikan karena beberapa sebab, pertama anggota berhenti antarwaktu karena :

a. meninggal dunia;

b. mengundurkan diri sebagai anggota atas permintaan sendiri secara terulis, dan

c. diberhentikan.

Kedua anggota DPR diberhentikan antar waktu karena :

a. tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan atau berhalang-an tetap sebagai anggota DPR selama 3 (tiga) bulan berturut-turut tanpa keterangan apapun;

b. melanggar sumpah/janji jabatan dank ode etik DPR;

c. dinyatakan bersalah berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih;

d. tidak menghadiri rapat paripurna dan/atau rapat alat kelengkapan DPR yang menjadi tugas dan kewajibannya sebanyak 6 (enam) kali berturut turut tanpa alasan yang sah;

e. diusulkan oleh partai politiknya sesuai dengan peraturan perundang- undangan;

f. tidak lagi memenuhi syarat sebagai calon anggota DPR sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai pemilihan umum anggota DPR, DPD, dan DPRD;

g. melanggar ketentuan larangan sebagaimana diatur dalam Undang- undang;

h. diberhentikan sebagai anggota partai politik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, atau

i. menjadi anggota partai politik lain.

Anggota DPR juga mempunyai hak tertentu yaitu :

a. mengajukan rancangan undang-undang, hak ini dimaksudkan untuk mendorong, memacu kreativitas, semangat dan kualitas anggota DPR dalam menyikapi serta menyalurkan dan menindaklanjuti aspirasi rakyat yang diwakilinya dalam bentuk pengajuan usul rancangan undang-undang;

b. mengajukan pertanyaan, adalah hak anggota DPR untuk menyampai- kan pertanyaan baik lisan maupun tertulis kepada pemerintah berkaitan dengan tugas dan wewenang DPR;

c. menyampaikan usul dan pendapat, adalah hak anggota DPR untuk menyampaikan usul sdan pendapat secara leluasa baik kepada pemerintah maupun kepada DPR sendiri sehingga ada jaminan kemandirian sesuai dengan panggilan hati nurani serta kredibilitasnya. Oleh karena itu, setiap anggota DPR tidak dapat diarahkan oleh siapa pundi dalam proses pengambilan keputusan. Namun demikian tata cara penyampaian usul dan pendapat dimaksud tetap memperhatikan tata krama, etika, moral, sopan santun dan kepatutan sebagai wakil rakyat; d. memilih dan dipilih, hak memilih adalah hak anggota DPR untuk

hak dipilih adalah hak anggota DPR untuk mencalonkan diri untuk dipilih dalam suatu kegiatan pemilihan;

e. membela diri, adalah hak anggota DPR untuk membela diri dari segala tuduhan yang ditujukan pada dirinya dalam sidang pengadilan;

f. imunitas adalah hak kekebalan hukum anggota DPR untuk tidak dapat dituntut di muka pengadilan karena pernyataan dan pendapat yang disampaikan dalam rapat-rapat DPR dengan pemerintah dan rapat-rapat DPR lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan;

g. protokoler adalah hak anggota DPR untuk memperoleh penghormatan berkenaan dengan jabatannya dalam acara-acara kenegaraan atau acara resmi maupun dalam melaksanakan tugasnya;

h. keuangan dan administrasi adalah hak anggota DPR untuk memperoleh gaji, uang kehormatan, dan tunjangan lain berdasarkan ketentuan yang berlaku.

Selain mempunyai hak, anggota DPR juga mempunyai kewajiban sebagai berikut :

a. mengamalkan Pancasila;

b. melaksanakan Undang-Undang dasar Negara republik Indonesia Tahun 1945 dan menaati segala peraturan perundang-undangan;

c. melaksanakan kehidupan demokrasi daam penyelenggaraan pemerintahan;

d. mempertahankan dan memelihara kerukunan nasional dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI);

e. memperhatikan upaya peningkatan kesejahteraan rakyat;

f. menyerap, menghimpun, menampung, dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat;

g. mendahulukan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi, kelompok, dan golongan;

h. memberikan pertanggungjawaban secara moral dan politis kepada pemilih dan daerah pemilihannya; dan

i. menaati etika dan norma dalam hubungan kerja dengan lembaga yang terkait.

Terkait dengan hak dan kewajiban sebagai anggota DPR, juga mempunyai beberapa larangan yaitu :

a. tidak boleh merangkap jabatan sebagai pejabat negara lainnya seperti hakim pada badan peradialan atau pegawai negeri sipil, anggota TNI/Polri, pegawai pada Badan Usaha Milik Negara, badan Usaha Milik daerah/atau badan lain yang anggarannya bersumber dari APBN/APBD;

b. tidak boleh melakukan pekerjaan sebagai pejabat struktural pada lembaga pendidikan swasta, akuntan publik, konsultan, advokat/ pengacara, notaris, dokter praktek atau pekerjaan lain yang ada hubungannya dengan tugas, wewenang, dan hak sebagai anggota; dan c. tidak boleh melakukan korupsi, kolusi dan nepotisme.

6. Alat Kelengkapan

Untuk melaksanakan tugas dan wewenang, DPR membentuk Alat Kelengkapan yang terdiri atas Pimpinan DPR, Badan Musyawarah, Komisi, Badan Legislasi, Panitia Anggaran, Badan Urusan Rumah tangga, Badan Kerja sama Antar Parlemen, Badan Kehormatan, Badan Akuntabilitas Keuangan Negara, dan Panitia Khusus.

a. Pimpinan DPR

Pimpinan DPR adalah alat kelengkapan DPR dan merupakan satu kesatuan pimpinan yang bersifat kolektif dan kolegial yang terdiri atas 1 (satu) orang ketua dan 4 (empat) orang wakil ketua yang berasal dari partai politik berdasarkan urutan perolehan kursi terbanyak di DPR, masa jabatan Pimpinan DPR sama dengan Masa Keanggotaan DPR. Pimpinan DPR mempunyai bertugas sebagai berikut :

1) memimpin sidang DPR dan menyimpulkan hasil sidang untuk diambil keputusan;

2) menyusun rencana kerja pimpinan;

3) melakukan koordinasi dalam upaya menyinergikan pelaksanaan agenda dan materi kegiatan dari alat kelengkapan DPR;

4) menjadi juru bicara DPR;

5) melaksanakan dan memasyarakatkan keputusan DPR;

7) mengadakan konsultasi dengan Presiden dan pimpinan lembaga negara lainnya sesuai dengan keputusan DPR;

8) mewakili DPR di pengadilan;

9) melaksanakan keputusan DPR berkenaan dengan penetapan sanksi atau rehabilitasi anggota sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

10) menyusun rencana anggaran DPR bersama Badan Urusan Rumah Tangga yang pengesahannya dilakukan dalam rapat paripurna; dan 11) menyampaikan laporan kinerja dalam rapat paripurna DPR yang

khusus diadakan untuk itu.

Selanjutnya dalam melaksanakan tugasnya, Pimpinan DPR bertanggungjawab kepada Rapat Paripurna DPR.

Berdasarkan surat Keputusan Pimpinan DPR RI No. 37/PIMP/I/2009-2010 tentang Penetapan Koordinator Bidang Kerja Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Masa Keanggotaan Tahun 2009-2014 sebagai berikut :

1) Ketua DPR RI, H. Marzuki Alie, S.E, M.M., mempunyai tugas yang bersifat umum dan mencakup semua Bidang Koordinasi.

2) Wakil Ketua Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Korpolkam), Drs. H. Priyo Budi Santoso, mempunyai tugas yang membidangi ruang lingkup tugas Komisi I, Komisi II dan Komisi III, dan Badan Kerjasama Antar Parlemen, serta Badan Legislasi. 3) Wakil Ketua Koordinator Bidang Industri dan Pembangunan

(Korinbang), Ir. H. Pramono Anung Wibowo, MM, mempunyai tugas yang membidangi ruang lingkup tugas Komisi IV, Komisi V, Komisi VI dan Komsi VII.

4) Wakil Ketua Koordinator Bidang Ekonomi dan Keuangan (Korekku), H.M. Anis Matta, Lc., mempunyai tugas yang membidangi ruang lingkup tugas Komisi XI, Badan Anggaran, dan Badan Akuntabilitas Keuangan Negara.

5) Wakil Ketua Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Korkesra), Ir. Taufik Kurniawan, MM, yang membidangi ruang lingkup tugas Komisi VIII, Komisi IX, Komisi X dan Badan Kehormatan.

Pimpinan DPR berhenti dari jabatannya karena : 1) meninggal dunia;

2) mengundurkan diri, atau 3) diberhentikan.

Pimpinan DPR diberhentikan dari jabatannya apabila :

1) tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan atau berhalangan tetap sebagai anggota DPR selama 3 (tiga) bulan berturut-turut tanpa keterangan apapun;

2) melanggar sumpah/janji jabatan dan kode etik DPR berdasarkan keputusan rapat paripurna setelah dilakukan pemeriksaan oleh Badan Kehormatan DPR;

3) dinyatakan bersalah berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih; 4) diusulkan oleh partai politiknya sesuai dengan peraturan perundang-

undangan;

5) ditarik keanggotannya sebagai anggota DPR oleh partai politiknya; 6) melanggar ketentuan larangan sebagaimana diatur dalam Undang-

undang, atau

7) diberhentikan sebagai anggota partai politik berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

b. Badan Musyawarah (Bamus)

Badan Musyawarah dibentuk oleh DPR dan merupakan alat kelengkapan DPR yang bersifat tetap. DPR menetapkan susunan dan keanggota an Badan Musyawarah pada permulaan masa keanggotaan DPR dan permulaan tahun sidang. Anggota Badan Musyawarah berjumlah paling banyak 1/10 (satu persepuluh) dari jumlah anggota berdasarkan perimbangan jumlah anggota tiap-tiap fraksi yang ditetap kan oleh rapat paripurna.

Anggota Badan Musyawarah DPR RI saat ini dipimpin oleh Ketua Dr. H. Marzuki Alie (Fraksi Partai Demokrat), Wakil Ketua Drs. H. Priyo Budi Santoso(Fraksi Partai Golongan Karya), Wakil Ketua Ir. H. Pramono Anung Wibowo, M.M.(Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan), Wakil Ketua H.M. Anis Matta, Lc (Fraksi Partai Keadilan Sejahtera), Wakil Ketua Ir. Taufik Kurniawan, M.M (Fraksi Partai

Amanat Nasional),dan 54 orang anggota. Pimpinan DPR RI karena jabatannya juga sebagai Pimpinan Badan Musyawarah dan dalam hal ini Pimpinan DPR tidak merangkap sebagai anggota dan tidak mewakili Fraksi.

Tugas Badan Musyawarah bertugas

1) Menetapkan agenda DPR untuk 1 (satu) tahun sidang, 1 (satu) masa persidangan, atau sebagian dari suatu masa sidang, perkiraan waktu penyelesaian suatu masalah, dan jangka waktu penyelesaian rancangan undang-undang, dengan tidak mengurangi kewenangan rapat paripurna untuk mengubahnya;

2) Memberikan pendapat kepada pimpinan DPR dalam menentukan garis kebijakan yang menyangkut pelaksanaan tugas dan wewenang DPR;

3) Meminta dan/atau memberikan kesempatan kepada alat kelengkapan DPR yang lain untuk memberikan keterangan/ penjelasan mengenai pelaksanaan tugas masing-masing;

4) Mengatur lebih lanjut penanganan suatu masalah dalam hal undang- undang mengharuskan Pemerintah atau pihak lainnya melakukan konsultasi dan koordinasi dengan DPR;

5) Menentukan penanganan suatu rancangan undang-undang atau pelaksanaan tugas DPR lainnya oleh alat kelengkapan DPR;

6) Mengusulkan kepada rapat paripurna mengenai jumlah komisi, ruang lingkup tugas komisi, dan mitra kerja komisi yang telah dibahas dalam konsultasi pada awal masa keanggotaan DPR; dan 7) Melaksanakan tugas lain yang diserahkan oleh rapat paripurna

kepada Badan Musyawarah. c. Komisi

Susunan dan keanggotaan Komisi ditetapkan oleh DPR dalam Rapat Paripurna DPR RI, menurut perimbangan dan pemerataan jumlah anggota tiap-tiap Fraksi, pada permulaan masa keanggotaan DPR dan pada permulaan Tahun Sidang. Setiap Anggota, kecuali Pimpinan MPR dan DPR, harus menjadi anggota salah satu komisi. Jumlah Komisi,

Pasangan Kerja Komisi dan Ruang Lingkup Tugas Komisi diatur lebih lanjut dengan Keputusan DPR yang didasarkan pada institusi pemerintah, baik lembaga kementerian negara maupun lembaga non- kementerian, dan sekretariat lembaga negara, dengan mempertimbangkan keefektifan tugas DPR. Tugas Komisi dalam pem- bentukan undang-undang adalah mengadakan persiapan, penyusunan, pembahasan, dan penyempurnaan Rancangan Undang-Undang yang termasuk dalam ruang lingkup tugasnya.

Tugas Komisi di Bidang Anggaran antara lain:

1) Mengadakan Pembicaraan Pendahuluan mengenai penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang termasuk dalam ruang lingkup tugasnya bersama-sama dengan Pemerintah; dan

2) Mengadakan pembahasan dan mengajukan usul penyempurnaan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang termasuk dalam ruang lingkup tugasnya bersama-sama dengan pemerintah.

Tugas Komisi di Bidang Pengawasan antara lain:

1) Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan undang-undang, termasuk APBN, serta peraturan pelaksanaannya;

2) Membahas dan menindaklanjuti hasil pemeriksaan BPK yang terkait dengan ruang lingkup tugasnya;

3) Melakukan pengawasan terhadap kebijakan Pemerintah; serta 4) Membahas dan menindklanjuti usulan DPD.

Selain tugas tersebut di atas, Komisi dalam melaksanakan tugasnya dapat mengadakan:

a. Rapat Kerja dengan Presiden yang dapat diwakili oleh Menteri; b. Rapat Dengar Pendapat dengan pejabat pemerintah yang mewakili

intansinya;

c. Rapat Dengar Pendapat Umum, baik atas permintaan Komisi maupun atas permintaan pihak lain;

d. Mengadakan kunjungan kerja dan studi banding dalam Masa Reses, atau apabila dipandang perlu dalam masa Sidang dengan persetujuan Pimpinan DPR, yang hasilnya dilaporkan dalam rapat Komisi untuk ditentukan tindak lanjutnya;

e. Mengadakan Rapat Kerja dan Rapat Dengar Pendapat, apabila dipandang perlu dengan pejabat pemerintah yang mewakili instansinya yang termasuk dalam ruang lingkup tugas Komisi yang bersangkutan atas persetujuan Pimpinan DPR, dan memberitahu kan kepada Pimpinan Komisi yang bersangkutan;

f. Mengadakan Rapat Gabungan Komisi apabila ada masalah yang menyangkut lebih dari satu Komisi;

g. Membentuk Panitia Kerja atau Tim;

h. Melakukan tugas atas keputusan rapat paripurna dan/atau Badan Musyawarah;

i. Mengusulkan kepada Badan Musyawarah hal yang dipandang perlu untuk dimakksn dalam acara DPR.

d. Komisi I

Komisi I DPR RI adalah Komisi yang membidangi pertahanan, luar negeri, dan informasi. Sedangkan pasangan kerja Komisi I DPR RI adalah Kementerian Pertahanan, Kementerian Luar Negeri, Panglima TNI dan Mabes TNI AD, AL dan AU, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas), Badan Intelijen Negara (BIN), Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg), Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas), Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), Televisi Republik Indonesia (TVRI), Radio Republik Indonesia (RRI), Dewan Pers, Perum LKBN Antara.

Ketua Komisi I DPR RI saat ini adalah oleh Drs. Mahfuds Siddiq, M.Si dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, sedangkan Wakil Ketua dijabat oleh Drs. Agus Gumiwang Kartasasmita dari Fraksi Partai Golongan Karya, Wakil Ketua TB. Hasanuddin, SE, MM, dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Wakil Ketua H. Haryono Isman dari Fraksi Partai Demokrat

e. Komisi II

Komisi II DPR RI adalah Komisi yang membidangi Pemerintah an Dalam Negeri dan Otonomi Daerah, Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Kepemiluan, Pertanahan dan Reforma Agraria sedangkan pasangan kerja Komisi II DPR RI adalah Kementerian Dalam Negeri, Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Menteri Sekretaris Negara, Sekretaris Kabinet, Lembaga Administrasi Negara (LAN), Badan Kepegawaian Negara (BKN), Badan Pertanahan Nasional (BPN), Arsip Nasional RI (ANRI), Komisi Pemilihan Umum (KPU), Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Ombudsman Republik Indonesia, dan Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4).

Ketua Komisi II DPR RI saat ini adalah oleh H. Chairuman harahap, SH, MH. dari Fraksi Partai Golongan Karya, sedangkan Wakil Ketua dijabat oleh Dr. Drs. H. Taufiq Effendi, MBA dari Fraksi Partai Demokrat, Wakil Ketua Ganjar Pranowo, dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Wakil Ketua Drs. Abdul Hakam Naja, M.Si dari Fraksi Partai Amanat Nasional.

f. Komisi III

Komisi III DPR RI adalah Komisi yang membidangi Hukum, Hak Azasi Manusia dan Keamanan, sedangkan pasangan kerja Komisi III DPR RI adalah Kementerian Hukum dan Hak Azasi Manusia, Kejaksaan Agung, Kepolisian Negara Republik Indonesia, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Komisi Hukum Nasional, Komisi Nasional HAM (Komnas HAM), Setjen Mahkamah Agung, Setjen Mahkamah Konstitusi, Setjen MPR, Setjen DPD, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Setjen Komisi Yudisial, Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban, dan Badan Narkotika Nasional (BNN).

Ketua Komisi III DPR RI saat ini adalah oleh Dr. Benny Kabur Harman, S.H., dari Fraksi Partai Demokrat, sedangkan Wakil Ketua dijabat oleh Ir. H. Tjatur Sapto Edy, MT dari Fraksi Partai Amanat Nasioal, Wakil Ketua Dr. Azis Syamsudin, dari Fraksi Partai Golongan

Karya, Wakil Ketua Fahri Hamzah dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera.

g. Komisi IV

Komisi IV DPR RI adalah Komisi yang membidangi Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Kelautan, Perikanan, dan Pangan, sedangkan pasangan kerja Komisi IV DPR RI adalah Departemen Pertanian, Departemen Kehutanan, Departemen Kelautan dan Perikanan, Badan Urusan Logistik dan Dewan Maritim Nasional.

Ketua Komisi IV DPR RI saat ini adalah oleh Drs. H. Akhmad Muqowan dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan, sedangkan Wakil Ketua dijabat oleh Hj. Anna Mu’awanah, SE, MH., dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa, Wakil Ketua Firman Soebagyo, SE, dari Fraksi Partai Golongan Karya, Wakil Ketua Ir. E. Herman Khaeron, M.Si dari Fraksi Partai Demokrat.

h. Komisi V

Komisi V DPR RI adalah Komisi yang membidangi Perhubungan, Pekerjaan Umum, Perumahan Rakyat, Pembangunan Pedesaan dan Kawasan Tertinggal, Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, sedangkan pasangan kerja Komisi V DPR RI adalah Kementerian Perhubungan, Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Perumahan Rakyat, Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal, Badan

Dalam dokumen profil lembaga negara rumpun legislatif (Halaman 52-76)

Dokumen terkait