• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kesekretariatan Jenderal

Dalam dokumen profil lembaga negara rumpun legislatif (Halaman 93-99)

Sekretariat Jenderal DPR RI merupakan unsur penunjang DPR, yang berkedududukan sebagai Kesekretariatan Lembaga Negara yang dipimpin oleh seorang Sekretaris Jenderal dan dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Pimpinan DPR.

Sekretaris Jenderal dibantu oleh seorang Wakil Sekretaris Jenderal dan beberapa Deputi Sekretaris Jenderal yang diangkat dan diberhentikan oleh Presiden atas usul Pimpinan DPR. DPR dapat mengangkat sejumlah pakar/ahli sesuai dengan kebutuhan, dan dalam melaksanakan tugasnya Sekretariat Jenderal dapat membentuk Tim Asistensi. Susunan organisasi dan tata kerja Sekretaris Jenderal ditetapkan dengan keputusan Presiden. a. Kedudukan Sekretariat Jenderal DPR RI

Sebagai unsur penunjang DPR yang berkedudukan sebagai Kesekretariatan Lembaga Negara. Tugas Sekretariat Jenderal DPR RI: 1). Memberikan Bantuan teknis kepada DPR RI

2). Memberikan Bantuan Administratif kepada DPR RI 3). Memberikan Bantuan Keahlian kepada DPR RI b. Tugas dan Fungsi Utama Sekretaris Jenderal

1). Memimpin Setjen DPR RI sesuai dengan tugas pokoknya

2). Membina seluruh satuan organisasi di Lingkungan Setjen DPR RI agar berdaya guna dan berhasil guna

3). Menentukan kebijaksanaan pelaksanaan kegiatan Setjen DPR RI 4). Membina dan melaksanakan hubungan kerjasama dengan instansi/

lembaga lain diluar Setjen DPR RI

c. Tugas dan Fungsi Utama Deputi Bidang Perundang-undangan 1). Memberikan dukungan teknis, administratif dan keahlian di bidang

perundang-undangan untuk memperkuat pelaksanaan tugas dan fungsi DPR di bidang legislasi.

2). Tugas dan Fungsi Utama Deputi Bidang Anggaran dan Pengawasan 3). Memberikan dukungan teknis, administrasi dan keahlian di bidang

anggaran dan pengawasan untuk memperkuat pelaksanaan tugas dan fungsi DPR RI di Bidang anggaran dan pengawasan.

d. Tugas dan Fungsi Utama Deputi Bidang Persidangan dan B.K.S.A.P.

 Membina dan melaksanakan dukungan teknis dan administrasi dibidang persidangan dan kerjasama antar Parlemen

e. Tugas dan Fungsi Utama Deputi Bidang Administrasi

 Membina dan melaksanakan perencanaan serta pengawasan, kepegawaian, keuangan, perlengkapan dan kerumahtanggaan di lingkungan DPR RI

BAB V

DEWAN PERWAKILAN DAERAH

1. Sejarah Singkat

Konsensus politik bangsa Indonesia melalui Reformasi Tahun 1998 telah menghasilkan reformasi tata pemerintahan Negara Republik Indonesia yang dituangkan dalam amandemen UUD 1945. Dan diharapkan selanjutnya perubahan sistem terjadi melalui tatalaksana kepemerintahan, baik melalui aktualisasi check and balance antara cabang kekuasaan, pronsip desentralisasi dan implementasi good governance ataupun tekad untuk menciptakan pemerintahan yang bersih dari Kolusi, Korupsi dan Neppotisme.

Prinsip check and balance antara cabang kekuasaan Negara didalam kekuasaan legislatif sendiri dibangun dengan keberadaan lembaga Dewan Perwakilan Daerah sesuai dengan amandemen ketiga UUD Tahun 1945 pada Tahun 2001. Kelahiran lembaga Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI merupakan peningkkatan dari Lembaga Utusan Daerah dan Golongan dalam struktur lembaga MPR RI sebelumnya, dengan menempatkan sebagai lembaga Negara yang anggota-anggotanya dipilih secara langsung oleh rakyat sebagai salah satu prinsip demokrasi. DPD RI merupakan lembaga legislatif dalam sistem tata negara Republik Indonesia. Pertama kali dibentuk pada Tahun 2004 dimana setiap provinsi memiliki 4 (empat) orang wakil yang dipillih secara langsung melalui Pemilihan Umum. DPD RI lahir pada tanggal 1 Oktober 2004, ketika 128 Anggota DPD yang terpilih untuk pertama kalinya dilantik dan diambil sumpahnya.

Bila dibandingkan dari segi kelahiran lembaganya, DPD memang jauh lebih muda dari DPR, karena DPR lahir sejak tahun 1918 (dulu bernama Volksraad). Namun, apabila dilihat dari segi gagasannya, keberadaan lembaga seperti DPD, yang mewakili daerah di parlemen nasional, sesungguhnya sudah terpikirkan dan dapat dilacak sejak sebelum masa kemerdekaan. Dicatat oleh Indra J. Piliang dalam sebuah buku yang diterbitkan DPD, bahwa pemikiran ini lahir pertama kali dalam konferensi GAPI pada 31 Januari 1941 (Kelompok DPD di MPR RI, 2006: 15). Gagasan tersebut terus bergulir, sampai pada masa pendirian Republik ini pun, gagasan untuk membentuk lembaga perwakilan daerah di parlemen

nasional ikut dibahas. Gagsan tersebut dikemukakan oleh Moh. Yamin dalam rapat perumusan UUD 1945 oleh Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Dikatakannya:

Kekuasaan yang dipegang oleh permusyawaratan oleh seluruh rakyat Indonesia diduduki, tidak saja oleh wakil daerah-daerah Indonesia, tetapi semata-mata pula oleh wakil golongan atau rakyat Indonesia seluruhnya, yang dipilih dengan bebas dan merdeka oleh rakyat dengan suara terbanyak. Majelis Permusyawaratan juga meliputi segala anggota Dewan Perwakilan Rakyat. Kepada Majelis Presiden bertanggung jawab. Jadi ada dua syaratnya, yaitu wakil daerah dan wakil golongan langsung daripada rakyat Indonesia. (Sekretariat Negara RI, 1995).

Berdasarkan ketentuan konstitusi, jumlah seluruh anggota DPD RI tidak lebih dari sepertiga jumlah anggota DPR RI. DPD RI merupakan parlemen nasional yang mewakili daerah dan bersidang di Ibu Kota Negara, dalam menjalankan tugasnya, DPD RI memiliki kantor di Daerah. 2. Dasar Hukum

Latar belakang pembentukan DPD RI sebagaimana tercantum dalam, lampiran Keputusan MPR Nomor 4/MPR/2004 tentang Laporan Badan Pekerja MPR RI mengenai Hasil Kajian Komisi Konstitusi tentang Perubahan Undang- Undang Dasar 1945, menegaskan bahwa keberadaan DPD RI dalam struktur ketatanegaraan, Indonesia itu antara lain dimaksudkan untuk memperkuat ikatan daerah-daerah dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan memperteguh persatuan kebangsaan seluruh daerah-daerah; meningkatkan agregasi dan akomodasi aspirasi dan kepentingan daerah-daerah dalam perumusan kebijakan nasional berkaitan dengan negara dan daerah-daerah; dan mendorong percepatan demokrasi, pernbangunan dan kemajuan daerah-daerah secara serasi dan seimbang.

Secara konstitusional, pengaturan DPD RI diatur dalam beberapa pasal UUD 1945 hasil Amandemen yaitu Pasal 2 ayat 1 UUD 1945 menyatakan bahwa:

MPR terdiri atas anggota DPR dan anggota DPD yang dipilih melalui pemilihan umum “.

Selain itu juga diatur dalam pasal lainnya yaitu Pasal 22 C mengenai pemilihan anggota DPD, Pasal 22 D mengenai fungsi pengawasan dan fungsi anggaran, Pasal 22 E ( ayat 2, 3 , 4 ) mengenai Pemilu legislatif, Pasal 23 E ayat 2 mengenai hasil pemeriksaan keuangan, Pasal 23 F ayat 1 mengenai pemilihan Anggota BPK.

Secara khusus DPD RI juga diatur dalam UU Nomor 27 Tahun Tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD.

3. Susunan dan Kedudukan

Berdasarkan Pasal 221 dan 222 Undang-undang Nomor 27 Tahun 2009 tentang MPR, DPR DPD dan DPRD, DPD terdiri atas wakil daerah provinsi yang dipilih melalui pemilihan umum. Sedangkan kedudukan DPD RI merupakan lembaga perwakilan daerah yang berkedudukan sebagai lembaga negara.

Dalam dokumen profil lembaga negara rumpun legislatif (Halaman 93-99)

Dokumen terkait