FUNGSI KOMPUTER SEBAGAI PENGOLAH DATA
DALAM SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
PADA PT. JAMSOSTEK (PERSERO) KANTOR CABANG MEDAN
A.SEJARAH SINGKAT PERUSAHAAN
Dengan adanya kerjasama ekonomi antar negara Association of South East Asian Nation (ASEAN) maka akan diberlakukan liberalisasi dibidang perdagangan barang atau jasa serta investasi pada tahun 2003, industri asuransi nasional dituntut untuk mampu meningkatkan daya saingnya melalui upaya efesiensi dan profesionalisme. Langkah partisipatif yang dilakukan oleh perusahaan asuransi antara lain dengan membenahi sistem manajemen, meningkatkan produktifitas dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Perbaikan ini diharapkan akan berdampak positif pada kualitas atau jasa pelayanan dan tigkat efesiensi yang dicapai perusahaan, sehingga pada gilirannya peningkatan efesiensi ini meningkatkan daya saing produk asuransi nasional baik dipasar domestik maupun dipasar internasional.
Hal tersebut berarti bahwa harus dilakukan reformasi jaminan sosial. Keadaan ini berkaitan erat dengan aspek kependudukan serta perekonomian. Karena jaminan sosial merupakan tanggungjawab masyarakat, bangsa dan negara. Disamping jaminan sosial itu sendiri mempengaruhi banyak orang, perkembangan sebagai suatu proses disamping membawa berbagai perubahan, disisi lain memunculkan berbagai tuntutan dan harapan baru. Perubahan struktur ekonomi agraris kestruktur ekonomi industri secara langsug memperbesar jumlah angkatan kerja yang bekerja disektor industri dengan ketergantungan terhadap upah dan gaji.
Sementara disisi lain mereka dihadapkan pada resiko yang berkaitan dengan pekerjaannya seperti bahaya mesin, alat-alat, suasana kerja dan lain-lain.
Untuk itulah perlu perlindungan jaminan sosial yang dapat diandalkan pada setiap pekerjaan dalam menanggulangi akibat-akibat resiko sosial ekonomi yang ditimbulkannya. Dengan kata lain, tenaga kerja membutuhkan jaminan sosial sebagai alat perlindungan untuk menjaga harkat dan martabat serta kemandiriannya disaat mengalami gangguan atau hilangnya penerimaan upah sebagai sumber penghasilan karena musibah tersebut.
Di Indonesia, perkembangan jaminan sosial tenaga kerja sesungguhnya sudah mulai dirintis sejak tahun 1947 ketika Undang-Undang No. 33 tahun 1947 tentang Kecelakaan Kerja dan Undang-Undang No. 34 tahun 1947 tentang Kecelakaan Perang diberlakukan. Undang-Undang ini mengatur tentang usia tenaga kerja, jam kerja, tempat kerja, perumahan dan kesehatan buruh. Perlindungan tentang tenaga kerja diatur lagi tahun 1951 tentang Kecelakaan Kerja. Pada tahun 1952 diberlakukan Perturan Mentri Perburuhan No. 48 tahun 1952 dan kemudian dibuat lagi dengan Peraturan Mentri Perburuhan No. 8 tahun 1956. Ketentuan mengenai penyelenggara kesehatan buruh itu kemudian dilengkapi lagi dengan Peraturan Mentri Perburuhan No.15 tahun 1957. Peraturan tersebut menguraikan tentang bantuan kepada badan yang menyelenggarakan usaha jaminan sosial buruh lewat Keputusan Mentri Perburuhan No. 5 tahun 1964 maka lahirlah Yayasan Dana Jaminan Sosial (YDJS). Yayasan inilah antara lain berfungsi sebagai penghimpun iyuran dan membayar ganti rugi pada buruh dan keluarganya yang terkena resiko kerja. Program yang diselenggarakan adalah program kecelakaan, kesehatan dan kematian.
Setelah melalui kajian dan pembahasan yang pajang, pemerintah dengan mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 33 tahun 1977 memutuskan menyelenggarakan program Auransi Kecelakaan Kerja (AKK), Tabungan Hari Tua (THT) yang berkaitan dengan Asuransi Kematian (AK) sebagai program yang bersifat wajib. Pada tahun 1977 pemerintah dengan mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 34 tahun 1977 tentang pendirian status Perusahaan Umum Asuransi Tenaga Kerja (Perum ASTEK). Modal Perusahaan pada saat status Perum ASTEK tersebut adalah Rp. 2.800.000.000,- dan penyelenggaraan modal eks YDJS sebesar Rp. 275.800.000,- dan penyelenggaraan modal pemeintah sebesar Rp. 2.500.000.000.-
Tuntutan kearah yang berkembang seiring dengan kemajuan yang dialami oleh Perum ASTEK maka mendorong pihak manajemen untuk mengambil langkah-langkah koalidasi terstrukturisasi untuk menjadikan Perum ASTEK lebih elastis untuk menjawab tantangan yang dihadapi. Dalam periode ini tercatat peningkatan aset peusahaan yang berjalan cepat seiring jumlah peserta yang semakin meningkat. Akhirnya pemerintah dengan mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 1990 mengubah bentuk usaha dari Perum ASTEK menjadi Perseroan.
Sesuai Keputusan Mentri Keuangan No. 1450/KMK.103 tahun 1990 tanggal 16 November 1990 modal dasar PT. ASTEK sebesar Rp. 75.000.000.000,- dan disetor penuh sebesar Rp. 50.000.000.000,- yang dikonversi dari dana pembangunan semesta, cadangan umum, cadangan tujuan, modal awal Perum ASTEK sehingga jumlah asset saat itu sebesar Rp. 195.000.000.000,- dengan prinsip keseimbangan pencapaian misi sosial dan tujuan ekonomi dituntut dari bentuk usaha perseroan sehingga dalam waktu relatif singkat telah berhasil melipat gandakan asset perusahaan, sementara disisi lain pelaksaan
tugas pokok memberikan perlindungan tenaga kerja berhasil mencapai kemajuan besar. Hal ini ditandai dengan lonjakan kepesertaan yang tinggi dan peningkatan kualitas layanan yang semakin baik.
Pada tahun 1990 terjadi perkembangan program ketika Mentri Tenaga Kerja mengeluarkan Peraturan Mentri No.4 tahun 1990 tentang Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Tenaga Kerja yang disingkat dengan JPKTK yang akhirnya JPKTK ini kemudian dikukuhkan dalam suatu Undang-undang Jaminan Pemeliharaan Kesehatan . Undang-Undang ini mulai berlaku efektif tanggal 1 Juli 1992 yang mewajibkan perusahaan menyelenggarakan 4 (empat) program Jamsostek yaitu : Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Hari Tua (JHT), Jaminan Kematian (JK), Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK).
Dengan lahirnya Undang-Undang No. 3 tahun 1992 tentang jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) Pelaksanan Perlindungan Jaminan Sosial memasuki babak baru. Perkembangan yang lebih fundamental tercatat dalam bentuk peningkatan landasan hukum dari semula berdasarkan Peraturan Pemerintah menjadi Undang-Undang sehingga mempunyai kekuatan landasan hukum yang lebih tinggi. Penetapan PT. Jamsostek sebagai badan penyelenggara Jaminan Sosial Tenaga Kerja tertuang dalam Peraturan Pemerintah No. 36 tahun 1995.
B. STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN
Organisasi merupakan sekumpulan orang yang memiliki tujuan yang sama, dengan mewujudkan tujuan tersebut di adakan ciri atau sifat hubungan kerja yang ditentukan oleh metode pembagian kerja. Sedangkan struktur merupakan kerangka
pembagian tugas, tanggung jawab dan wewenang yang dimiliki oleh unit-unit organisasi untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan, dengan adanya garis wewenang dan tanggungjawab pada strutur organisasi dapat diketahui kepada siapa seseorang harus bertanggungjawab atas tugas yang dikerjakan.
Struktur organisasi merupakan peran dalam tanggungjawab karyawan yang dipekerjakan oleh perusahaan. Tujuan struktur organisasi adalah untuk mendapatkan sistem kerja yang baik dan berguna bagi perusahaan agar tujuan organisasi dapat tercapai dengan sebaik-baiknya. Maka dalam pelaksanaan karyawan harus ada koordinasi yaitu kontak dan keselarasan diantara karyawan maupun diantara kegiatan-kegiatannya sehingga semuanya berlangsung secara tertib dan seirama kearah tercapainya tujuan organisasi.
Struktur organisasi mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan. Untuk itulah strutur organisasi dibuat sesuai dengan tingkat kebutuhan dan keadaan perusahaan. Struktur organisasi harus memperihatkan situasi kerja dalam suatu pekerjaan dan hubungan yang baik dan saling terkait antara atasan dengan bawahan, dan dari struktur organisasi ini dapat dilihat fungsi dari masing-masing devisi. Dengan demikian struktur organisasi harus menggunakan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan secara optimal. Struktur organisasi itu harus mampu mengatur tata hubungan yang harmonis antara unit-unit organisasi didalamnya. Karena itu struktur organisasi haruslah memberikan kejelasan fungsi yang mudah dimengerti oleh semua pihak yang terlibat dalam organisasi sehingga mempermudah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Bentuk struktur organisasi tergantung pada besar kecilnya perusahaan tersebut. Bagi perusahaan kecil cukup dipilih struktur organisasi yang sederhana untuk mempermudah pengelolaannya dan perusahaan besar akan memilih struktur organisasi yang kompleks dan luas. Adanya struktur organisasi yang mapan sangat menjamin agar rencana manajer dapat dilaksanakan. Manajer harus menyusun suatu organisasi yang formal yang artinya sistem tugas, wewenang tanggungjawab dan pertanggungjawaban yang dirancang oleh manajemen agar pekerjaan dapat dilakukan oleh orang-orang, serta sumber-sumber fisiknya dipersiapkan dengan baik untuk melaksanakan rencana dan mencapai tujuan perusahaan.
Sesuai dengan keputusan Direksi PT. Jamsostek (Persero) No. KEP/97/08/2001 tanggal 20 Agustus 2001 tentang organisasi perusahaan dan tata kerja PT. Jamsostek (Persero) merupakan unit kerja dibawah kantor wilayah.
Kantor cabang berada di tingkat daerah dimana Kantor Kabang Medan bertanggungjawab kepada Kantor Wilayah Operasional Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara dan Sumatera Barat.
Kantor cabang mempunyai tugas merencanakan, mengarahkan, mengkoordinasi kegiatan kantor cabang, untuk menyelenggarakan tugas tersebut maka kantor cabang mempunyai fungsi, yaitu :
1. Menetapkan kebijaksanaan kantor cabang
2. Mengarahkan dan mengendalikan pencapaian target peningkatan pelayanan kepada peserta
3. Mengarahkan dan mendukung terselenggaranya sistem tekhnologi informasi 4. Mengarahkan dan mengendalikan fungsi keuangan
5. Memastikan pelaksanaan sistem kepersonaliaan dan umum
6. Mengarahkan pembinaan hubungan kemiteraan dan instansi terkait
Kantor cabang dipimpin oleh Kepala Kantor Cabang yang didalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh kepala bidang masing-masing. Setiap kepala bidang dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya dibantu oleh staf pada bidang masing-masing.
Perusahaan menggunakan sistem organisasi berbentuk garis dan staf, dimana pelimpahan wewenang berlangsung secara vertikal dari pimpinan tertinggi sampai kepada unit-unit dibawahnya sehingga tercipta satu kesatuan perintah dan satu kesatuan komando. Di bawah ini dijelaskan tugas dari masing-masing bagian pada perusahaan yang tentunya disesuaikan dengan struktur organisasi perusahaan yang bersangkutan.
1. Kepala Kantor Cabang Tugas :
a. Mengkoordinasikan Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan di unit kerjanya.
b. Merencanakan dan menetapkan kebijakan operasional di Kantor Cabang. c. Merencanakan dan mengarahkan penyusunan peta potensi kepesertaan dan
penyebaran PPK untuk tercapainya target pemasaran.
d. Mengarahkan dan memastikan peningkatan pelayanan kepada peserta. e. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kebijakan terhadap personil,
sarana dan prasarana kerja untuk kelancaran usaha.
f. Mengarahkan dan mengendalikan kebijakan terhadap personil, sarana dan prasarana kerja untuk kelancaran usaha.
h. Melaksanakan fungsi sistem tekhnologi informasi, mengarahkan dan mengendalikan fungsi keuangan.
i. Menyusun laporan kegiatan secara tepat waktu.
2. Kepala Bidang Pemasaran Tugas :
a. Menghimpun informasi dari berbagai istansi dan organisasiterkait untuk mendapatkan data perusahaan sebagai dasar untuk menyusun data potensi dan menetapkan target kepesertaan.
b. Merencanakan strategi untuk menindak lanjuti PWBD
c. Melakukan pembinaan terhadap AO untuk tercapainya tertib organisasi
d. Mengendalikan pelayanan administrasi kepesertaan serta keluhan peserta untuk meningkatkan kepuasan peserta.
e. Memonitor penyampaian data upah secara bulanan dari peusahaan.
f. Melakukan kerja sama dengan mitra kerja dalam bentuk Kerja Sama Operasional (KSO) untuk mendukung tercapainya target kepesertaan dan iyuran.
g. Mengoordinasikan kegiatan penyuluhan kepada peserta dan pihak-pihak terkait lainnya.
h. Menyusun laporan kegiatan secara tepat waktu.
Kepala Bidang Pemasaraan mempunyai 7 (tujuh) staf yang masing-masing bertugas :
Tugasnya : Melakukan perluasan kepesertaan dan pemerosesan data informasi
dari perusahaan binaan guna tercapainya target kepesertaan dan tertip administrasi kepesertaan. Masing-masing AO 1 sampai 6 saling mendukung untuk dipertanggungjawabkan kepada kepala bidang pemasaran.
• Petugas Administrasi Pemasaran
Tugasnya : Melaksanakan administrasi kegiatan bidang pemasaran untuk
kelancaran kegiatan bidang pemasaran.
3. Kepala Bidang Program Khusus
Tugas :
a. Menyimpan, memproses dan mengajukan program PKP/PKBL
b. Merencanakan strategi pemasaran untuk sektor informal, TKI, jasa kontruksi dan program PKP/PKBL
c. Menghimpun data dan informasi dari berbagai sumber yang relevan untuk mendapatkan potensi kepesertaan.
d. Menetapkan target kepesertaan untuk program jasa kontruksi dan sektor informal.
e. Melakukan monitoring kinerja AO program khusus dan pembinaan terhadap AO program khusus untuk tercapainya tertib administrasi.
f. Memprosedan mengusulkan penghapus bukuan piutang iyuran macet non aktif.
g. Menetujui penerbitan KPJ khusus berdasarkan permintaan AO program khusus.
• Account Officer Program Khusus
Tugasnya : Melakukan pendaftaran pembinaan kepesertaan guna
tercapainya target kepesertaan, iyuran dan peningkatan pelayanan program khusus.
• Petugas Administrasi Pemasaran Program Khusus
Tugasnya : Melakukan administrasi kegiatan bidang pemasaran untuk
melancarkan kegiatan bidang pemasaran.
4. Kepala Bidang Pelayanan Tugas :
a. Mengembangkan dan mengevaluasi sistem pelayanan yang diberikan di Kantor Cabang.
b. Mengoordinasikan penyelesaian kliam tepat waktu dan mengendalikan pelayanan jaminan serta menanggapi keluhan peserta untuk mewujudkan kepuasan peserta.
c. Mengoordinasikan kegiatan verifikasi berkas Penetapan Jaminan. d. Melakukan penetapan besarnya jaminan sesuai batas kewenangan.
e. Mengendalikan penyelesaian kasus klaim yang belum/ tidak ditindak lanjuti oleh peserta untuk menyelesaikan klaim pending.
f. Melakukan pembinaan terhadap bawahannya untuk meningkatkan kualitas pelayanan.
Kepala Bidang Pelayanan mempunyai 2 (dua) staf yang masing-masing bertugas : • Verifikator Jaminan
Tugasnya : Melakukan verifikasi penetapan khusus dan penetapan klaim
JHT, JK, JKK.
• Customer Servise Offiser
Tugasnya : Melakukan verifikasi dokumen kepesertaan, iyuran, jaminan,
dan memberikan pelayanan, meliputi pelayanan kepesertaan, iyuran pengajuan jaminan serta memberikan iformasi dalam menangani keluhan peserta.
5. Kepala Bidang JPK Tugasnya :
a. Menerbitkan surat konfirmasi dan pengecekan data atau kasus yang dianggap meragukan sebagai bahan penyelesaian penetapan jaminan.
b. Melakukan verifikasi, merekam dan mengajukan klaim JPK baik kapitasi maupun free for service serta menetapkan dan membuat Buku Monitor (BM).
c. Membuat voucerdan BPJ klaim JPK (pembayaran transfer).
d. Menyajikan laporan bulanan kasus dan jaminan yang dibayarkan.
e. Membuat laporan kegiatan secara tepat waktu.
Kepala Bidang JPK mempunyai 3 (tiga) staf yang masing-masing bertugas • Provider Service Officer
Tugasnya : Melakukan perhitungan biaya perkapita, pembinaan dan
koordinasi dengan PTK dalam memberikan pelayanan JPK • Verifikator Jaminan JPK
Tugasnya : Melakukan verifikasi, meneliti kasus dan menetapkan klaim
• Administrator DNT dan Pelaporan
Tugasnya : Mengonsolidasikan, menyusun, menyajikan dan memonitor
data statistik serta laporan mengenai data Daftar Nama Tertanggung (DNT), kepesertaan, iyuran dan jaminan program JPK.
6. Kepala Bidang Tekhnologi Informasi Tugasnya :
a. Merencanakan dan menyusun kebutuhan sarana pengolahan data.
b. Mengendalikan pemeliharaan peralatan dan fasilitas komputer, meliputi perangkat lunak, perangkat keras berikut jaringannya.
c. Memastikan tersdianya data saldo JHT untuk tenaga kerja non aktif. d. Mengirim data kepesertaan secara periodik untuk data warehouse.
e. Menentukan verifikasi penetapan bunga JHT bulana sebagaimana ditetapkan oleh kantor pusat.
f. Memonitor perkembangan pemakaian storage database dengan mengevaluasi kapasitas server untuk kelancaran pengolahan database.
Kepala Bidang Tekhnologi Informasi mempunyai 3 (tiga) staf yang masing-masing bertugas :
• Data Administrator
Tugasnya : Melakukan pemeliharaan dan mengatur kewenangan sistem
dan database.
• Technical Support
Tugasnya : Melaksanakan kebijakan dan kegiatan administrasi personil
• Data Operator
Tugasnya : Melakukan pengolahan data dan pencetakan sertifikat KPJ,
KPK, SPA, SPI, DUTK, KPJ duplikat, D/P PSJHT, Listing KPJ, Listing KPK. Daftar Tertanggung.
7. Kepala Bidang Keuangan Tugasnya :
a. Merencanakan cashflow berdasarkan RKAP yang telah disetujui untuk digunakan sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan Kantor Cabang.
b. Melakukan verifikasi terhadap bukti penerimaaan dan pengeluaran keuangan untuk pengendalian anggaran.
c. Memberikan otorisasi pengeluaran kas atau bank sesuai dengan batas kewenangannya.
d. Mengendalikan Saldo Rekening Koran dan melakukan rekonsiliasi bank untuk mengendalikan keuangan sesuai dengan perjanjian kerja sama dengan bank. e. Melakukan cah opname secara periodik maupun insidentil sebagai bahan
pertanggungjawaban
f. Melakukan investasi sesuai dengan kebijakan perusahaan untuk mendapatkan hasil investasi yang maksimal.
g. Pengendalian laporan pertanggungjawaban keuangan, pengendalian anggaran, pajak, cashflow dan investasi.
h. Menerbitkan neraca percobaan secara periodik.
i. Menyelenggarakan dan mengendalikan administrasi keuangan DPKP/PUKK. j. Mengendalikan rekening antara untuk tertib administrasi keuangan.
k. Melaukan koordinasi atas tindak lanjut temuan hasil pemeriksaan intern maupun ekstern.
l. Menyusun laporan kegiatan secara tepat waktu.
Kepala Bidang Keuangan mempunyai 4 (empat) staf yang masing-masing bertugas:
• Verifikator Akuntansi
Tugasnya : Melaksanakan pencatatan semua transaksi dengan tertib dan
benar guna penerbitan neraca percobaan. • Verifikator Anggaran dan Perpajakan
Tugasnya : Memonitor penggunaan anggaran dan melaksanakan
administrasi perpajakan. • Pembukuan
Tugasnya : Membukukan, merekapitulasi, dan mengajukan transaksi
secara harian. • Kasir
Tugasnya : Melaksanakan pembayaran dan penerimaan uang tunai secara
benar dan akurat.
8. Kepala Bidang Umumdan Sumber Daya Manusia Tugasnya :
a. Merencanakan dan mengusulkan kebutuhan karyawan serta pengembangannya untuk optimalisasi kegiatan Kantor Cabang.
b. Mempersiapkan pelaksanaan diklat sesuai batas kewenangan untuk meningkatkan keterampilan dan wawasan karyawan.
c. Melakukan pembianaan terhadap karyawan untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan kinerja karyawan.
d. Memastikan terlaksananya pemberian hukuman dan usulan penghargaan untuk menegakkan disiplin karyawan dan meningkatkan motivasi kerja.
e. Memastikan, memonitor dan mengevaluasi kegiatan pengadaan, pemeliharaan sarana dan prasarana kerja, administrasi aktiva tetap dan kerumahtanggaan untuk kelancaran pelaksanaan tugas.
f. Memastikan terlaksnanya penghapus bukuan peserta.
g. Memastikan tersedianya formulir induk jamsostek untuk kelancaran pelayanan peserta
h. Memastikan dan memantau terlaksananya kegiatan kesekretriatan dan kearsipan
i. Mengendalikan pelaksanaan pengumpulan laporan bulanan tiap bidang guna kelancaran pengiriman ke Kantor Wilayah
j. Membuat laporan kegiatan tepat waktu.
Kepala Bidang Umum dan SDM mempunyai 6 (enam) staf yang masing-masing bertugas :
• Petugas Umum
Tugasnya : Menata dan melaksanakan administrasi karyawan, Rumah
Tangga pemeliharaan serta keprotokolan. • Petugas Pengadaan
Tuasnya : Melaksanakan kegiatan pengadaan serta menata administrasi
• Arsiparis
Tugasnya : Memelihara dan mengelola arsip aktif secara baik dan benar
sesuai ketentuan pengarsipan. • Pengemudi
Tugasnya : Mengemudi dan memelihara kendaraan dinas dalam rangka
kepentingan dinas. • Satpam
Tugasnya : Melaksanakan kegiatan pemeliharaan, pemeriksaan dan
menjaga keamanan gedung kantor, rumah dinas, sarana dan prasarana kerja serta lingkungan kerja.
• Pesuruh
Tugasnya : Melaksanakan tugas merawat, membersihkan dan
menyiapakan keperluan rumah tangga perusahaan.
C. AKUNTANSI DAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
1.
Pengertian Akuntansi.Akuntansi telah berkembang sejalan dengan ilmu ilmu lainnya dan tuntutan sosial ekonomi masyarakat. Akuntansi mampu menyajikan informasi keuangan yang merupakan hal yang sangat penting untuk mencapai operasi yang efesien dan untuk mengevaluasi prestasi dari suatu unit ekonomi masyarakatnya.
Dalam sebuah perusahaan besar, informasi yang diperlukan sangat banyak dan bervariasi. Informasi sangat penting sekali dalam menentukan keputusan yang akan diambil. Dalam era dimana pertanggungjawaban (accountability) merupakan titik
perhatian dalam masyarakat, kegunaan akuntansi menjadi semakin penting bagi setiap unit dalam masyarakat. Dalam sistem pertanggungjawaban terlihat adanya arus informasi dari yang mempertanggungkan kepada yang menerima pertanggungjawaban. Akuntansi dapat dibantu dalam menghasilkan informasi yang perlu. Informasi yang dihasilkan disebut informasi akuntansi (accounting Information).
Uraian diatas menyimpulkan bahwa akuntansi akan menghasilkan informasi yang berguna baik bagi pihak pihak lain yang menyelenggarakan maupun pihak pihak luar. Kegunaan tersebut terutama berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dan pertanggungjawaban.
Menurut PT Jamsostek (Persero) akuntansi adalah proses pencatatan, pengklasifikasian dan pengiktisaran suatu data yang nantinya akan diproses menjadi sebuah laporan yang bersifat financial yang menghasilkan seuatu perusahaan karena akuntansi dapat memberuikan gambaran tentang keadaan suatu perusahaan apakah kondisi perusahaan tersebut bonafit atau tidak.
1. Siklus Akuntansi.
Siklus akuntansi merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam suatu perusahaan, dimana kita dapat melihat adanya proses penyediaan laporan keuangan perusahaan suatu periode waktu tetentu. Pada PT Jamsostek (Persero) Siklus akuntansi dimulai dari pencatatan bukti bukti asli pada program program yang telah dikhususkan oleh perusahaan, kemudian diklasifikasikan dan pengintiksaran laporan keuangan yang diproses di General Ledger.
Proses tersebut berjalan terus menerus dan berulang kembali sehingga merupakan suatu arus perputaran yang dinamakan siklus. Siklus akuntansi dapat digambarkan seperti dibawah ini. Laporan keuangan Transaksi Pencatatan Penggolongan Pengikhtisaran
2. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Akuntansi merupakan salah satu media untuk mendapatkan informasi. Peran akuntansi dalan suatu perusahaan semakin meningkat yang semakin meningkat sejalan dengan semakin besarnya skala informasi dan kompleksnya kegiatan. Selain untuk mencatat, mengikhtisarkan, melaporkan laporan keuangan, akuntansi juga menginterprestasikan dari dasar ekonomi untuk kepentingan manajemen.
Oleh karena itu informasi akuntansi merupakan kegiatan terpenting dari seluruh informasi yang diperlukan oleh perusahaan. Informasi akuntansi terutama berhubungan dengan data keuangan dari suatu perusahaan dan agar data keuangan dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manajemen maupun pihak luarperusahaan, maka data tersebut perlu disusun dalam bentuk yang sesuai, dan diperlukan suatu sistem yang mengatur arus data akuntansi dalam perusahaan. Dalam hal ini, akuntansi merupakan suatu kegiatan yang menghubungkan sumber data tersebut dengan pemakaian informasi.
Sistem infomasi akuntansi yterdiri dari tiga kata yuaitu: sistem, informasi dan akuntansi. Dimana setiap kata memiliki arti tersendiri, dan apabila ketiga kata tersebut dagabungkan akan menghasilkan sebuah defenisi yang baru. Berikut ini akan dijelaskan defenisi dari ketiga kata tersebut.
Suatu sistem dapat dijelaskan secara sederhana sebagai perangkat elemen yang digabungkan satu dengan yang lainnya untuk suatu tujuan bersama. James, A. Hall menyatakan bahwa :
”Sitem adalah sekelompok, dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan ”interelated” atau subsistem-subsistem yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama ”commom purpose”
Adapun unsur-unsur yang merupakan bagian dari sebuah sistem adalah : 1. Komponen Ganda
Sebuah sistem harus terdiri lebih dari satu bagian 2. keterkaitan
Suatu tujuan bersama menghubungkan semua bagian dalam suatu sistem. 3. Sistem Versus Subsistem
Sebuah sistem disebut subsistem ketika ia melihat kaitannya dalam sistem yang lebih besar dimana ia menjadi bagiannya.
4. Tujuan
Setiap sistem harus dapat melayani setidaknya satu tujuan, tapi ia dapat melayani beba\erapa tujuan.
Informasi berasal dari data yang dapat didefenisikan sebagai berikut :
”Data adalah fakta dan angka yang tidak sedang digunakan pada proses pengambilan keputusan, dan biasanya berbentuk cacatan historis yang dicatat dan diarsipkan tanpa maksud untuk segera diambil kembali demi pengambilan keputusan.”
Informasi merupakan sumber daya bisnis yang vital bagi kelangsungan hidup organisasi. Setiap saat arus informasi dalam jumlah yang sangat besar mengalir kepengambil keputusan dan kepemakai lainnya untuk memnuhi berbagai kebutuhan internal.
Dalam mentransformasi data menjadi informasi dibuthkan langkah-langkah