• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fungsi Komunikasi Massa

URAIAN TEORITIS

2.1 Kerangka Teori .1 Komunikasi Massa

2.1.1.3 Fungsi Komunikasi Massa

Komunikasi tidak hanya diartikan sebagai pertukaran pesan saja, namun juga sebagai kegiatan individu dan kelompok yang berkaitan dengan pertukaran data, fakta dan ide. Oleh karena itu komunikasi massa dapat berfungsi sebagai (dalam Cangara, 1998: 57) :

1) Informasi

Kegiatan untuk mengumpulkan, menyimpan data, fakta dan pesan, opini, komentar, sehingga orang bisa mengetahui keadaan yang di luar dirinya apakah itu dalam daerah atau internasional.

2) Sosialisasi

Menyediakan dan mengajarkan ilmu pengetahuan. Bagaimana orang bersika sesuai nilai-nilai yang ada, serta bertindak sebagai anggota masyarakat secara efektif.

3) Motivasi

Mendorong orang untuk mengikuti kemajuan orang lan melalui apa yang mereka baca, lihat dan dengar lewat media massa.

4) Bahan Diskusi

Menyediakan informasi sebagai bahan diskusi untuk mencapai persetujuan dalam hal perbedaan pendapat mengenai hal-hal yang menyangkut orang banyak.

Membuka kesempatan untuk memperoleh pendidikan secara luas, baik untuk pendidikan formal di sekolah maupun di luar sekolah. Juga meningkatkan kualitas penyajian materi yang baik, menarik, dan mengesankan.

6) Memajukan Kebudayaan

Media massa menyebarluaskan hasil-hasil kebudayaan melalui pertukaran program siaran radio dan televisi, atau bahan tercetak seperti buku dan penerbitan lainnya. Pertukaran ini akan memungkinkan peningkatan daya kreativitas guna memajukan kebudayaan nasional masing-masing negara, serta mempertinggi kerjasama hubungan antar negara.

7) Hiburan

Media massa telah menyita banyak waktu luang untuk semua golongan usia dengan difungsikan sebagai alat hiburan dlaam rumah tangga. Sifat estetika yang dituangkan dalam bentuk lagu, lirik dan bunyi maupun gambar dan bahasa, membawa orang pada situasi menikmati hiburan seperti halnya kebutuhan pokok lainnya.

8) Integrasi

Banyak bangsa di dunia dewasa ini diguncang oleh kepentingan-kepentingan tertentu karena perbedaan etnis atau ras. Komunikasi seperti satelit dapat dimanfaatkan untuk menjembatani perbedaan-perbedaan itu dalam memupuk dan memperkokoh persatuan bangsa.

2.1.1.4 Televisi

Televisi merupakan salah satu media yang digunakan di dlaam komunikasi massa. Baksin mendefinisikan bahwa: “Televisi merupakan hasil produk teknologi tinggi (hi-tech) yang menyampaikan isi pesan dalam bentuk audiovisual gerak. Isi pesan audiovisual gerak memiliki kekuatan yang sangat tinggi untuk mempengaruhi mental, pola pikir, dan tindak individu” (Baksin, 2006: 16).

Dapat disimpulkan bahwa televisi adalah sistem elektronis yang menyampaikan suatu isi pesan dalam bentuk audiovisual gerak dan merupakan sistem pengambilan gambar, penyampaian, dan penyuguhan kembali gambar

melalui tenaga listrik. Dengan demikian, televisi sangat berperan dalam mempengaruhi mental, pola pikir khalayak umum.

Menurut (Ardianto, 2004: 137) televisi memiliki sejumlah karakteristik, antara lain :

1) Audiovisual

Televisi memiliki kelebihan, yakni dapat didengar ssekaligus dapat dilihat

(audiovisual). Jadi khalayak televisi dapat melihat gambar bergerak tetapi

tidak berarti gambar lebih penting daripada kata-kata karena keduanya harus ada kesesuaian secara harmonis.

2) Berfikir dalam gambar

Ada dua tahap yang dilakukan dalam proses berfikir dalam gambar. Pertama, adalaha visualisasi (visualization), yakni menerjemahkan kata-kata yang mengandung gagasan yang menjadi gambar secara individual. Dalam proses visualisasi, pengarah acara harus berusaha menunjukkan objek-objek tertentu menjadi gambar yang jelas dan menyajikannya sedemikian rupa, sehingga mengandung suatu makna. Objek tersebut manusia, benda, kegiatan dan lainnya.

Tahap kedua dari proses berfikir dalam gambar adalah penggambaran

(picturization), yakni kegiatan merangkai gambar-gambar individual

sedemikian rupa, sehingga kontinuitasnya mengandung makna tertentu.

3) Pengoperasian lebih kompleks

Dibandingkan dengan radio siaran, pengoperasian televisi siaran lebih kompleks dan lebih banyak melibatkan banyak orang. Untuk menayangkan acara siaran berita yang dibawakan oleh dua orang pembaca berita saja dapat melibatkan 10 orang. Mereka terdiri dari produser, pengarah acar, pengarah teknik, pengarah studio, pemandu acara, dua atau tiga juru kamera, juru video, juru audio, juru rias, juru suara dan lain-lain.

Kegiatan penyiaran melalui media televisi di Indonesia dimulai pada tanggal 24 Agustus 1962, bertepatan dengan dilangsungkannya pembukaan Pesta Olah Raga se-Asia IV atau Asian Games di Senayan. Sejak itu pula Televisi Republik Indonesia (TVRI) digunakan sebagai panggilan stasiun (station call) hingga

seakrang. Stasiun televisi TVRI yang berada dibawah naungan Departemen Penerangan saat itu, kini siarannya dapat menjangkau hampir seluruh rakyat Indonesia yang berjumlah sekitar 240 juta jiwa. Sejak tahun 1989 TVRI mendapat saingan televisi swasta lainnya, diantaranya Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) yang bersifat komersil. Secara berturut-turut berdiri stasiun televisi, Surya

Citra Televisi (SCTV), Televisi Pendidikan Indonesia (TPI), Andalas Televisi

(ANTV), Indonesiar, TV7, Lativi, Metro TV, Trans TV, Global TV dan televisi-televisi daerah seperti Bandung TV, JakTV, BaliTV, DeliTV dan lain-lain.

Televisi sebagai media massa memiliki kekuatan, yaitu (dalam Khasali, 1995: 121):

1) Efisiensi biaya

Televisi sebagai media yang paling efektif untuk menyampaikan pesan-pesan komersialnya. Salah satu keunggulannya adalah kemampuan menjangkau khalayak sasaran yang sangat luas. Jutaan orang menonton televisi dengan sangat teratur. Televisi menjangkau khalayak sasaran yang dapat dicapai oleh media lainnya, tetapi juga khalayak yang tidak dapat dijangkau oleh media cetak. Jangkauan masal ini menimbulkan efisiensi biaya untuk menjangkau kepala.

2) Dampak yang kuat

Keunggulan lainnya addalah kemampuannya menimbulkan dampak yang kuat terhadap konsumen, dengan tekanan pada sekaligus dua indera: penglihatan dan pendengaran. Televisi juga mampu menciptakan kelenturan bagi pekerjaan-pekerjaan kreatif dengan mengombinasikan gerakan, kecantikan, suara, warna dan humor.

3) Pengaruh yang kuat

Akhirnya, televisi mempunyai kemampuan yang kuat untuk memengaruhi persepsi khalayak sasaran. Kebanyakan masyaraakt meluangkan waktunya di muka televisi, sebagai sumber berita, hiburan dan saran pendidikan. Kebanyakan calon pembeli lebih “percaya” pada perusahaan yang mengiklankan produk di televisi daripada yang tidak sama sekali. Ini cerminan bonafid pengiklan.

Sedangkan kelemahan televisi sebagai media masa, yaitu (dalam Khasali, 1995: 121) :

1) Biaya yang besar

Kelemahan yang paling serius dalam beirklan di televisi adalah biaya absolut yang sangat ekstrem untuk memproduksi dan menyiarkan siaran komersil. Sekalipun biaya untuk menjangkau setiap kepala aalah rendah, biaya absolut dapat membatasi niat pengiklan. Biaya produksi termasuk biaya pembuatan film dan honorarium artis yang terlibat, bisa menghabiskan jutaan rupiah. Belum lagi penyiarannya yang harus diulang-ulang pada jam-jam siaran utama.

2) Khalayak yang tidak selektif

Sekalipun berbagi teknologi telah diperkenalkan untuk menjangkau sasaran yang lebih selektif, televisi tetap sebuah media yang tidak selektif, segmentasinya tidak setajam surat kabar atau majalah. Jadi iklan-iklan yang disiarkan di televisi memiliki kemungkinan menjangkau pasar yang tidak tepat.

3) Kesulitan teknis

Media ini juga tidak luwes dalam pengaturan teknis. Iklan-iklan yang telah dibuat tidak dapat diubah begitu saja jadwalnya, apalagi menjelang jam-jam penyiarannya.

Dokumen terkait