• Tidak ada hasil yang ditemukan

I. Sekretaris Perusahaan

Group Head Investor Relations & Corporate Secretary bertanggung jawab kepada Direktur & Chief Financial Officer. Jabatan ini berperan penting termasuk dalam menyediakan informasi material sesuai dengan kepatuhan peraturan dan memastikan bahwa Perusahaan selalu terbuka. Corporate Secretary juga berperan aktif dalam berbagai Aksi Korporasi, seperti penerbitan obligasi, penerbitan Sukuk Ijarah, dan proses merger.

Sejak Mei 2014, Bapak Harsya Denny Suryo menjabat sebagai Kepala Hubungan Investor untuk Grup & Sekretaris Perusahaan PT Indosat Tbk. Bapak Suryo juga pernah menjabat SVP, Kepala Kantor Cabang, Pemasaran & Komunikasi, serta Kepala Hubungan Investor PT Bank CIMB Niaga Tbk. sejak 2006. Sebelum itu, beliau menjadi VP, Kepala Hubungan Investor & Sekretaris Perusahaan PT Telkom Indonesia Tbk. sejak 2003. Spesialisasi beliau di bidang Hubungan Investor, Sekretaris Perusahaan, dan Komunikasi Korporasi dimulai pada tahun 2000. Beliau meraih gelar Sarjana di bidang Perdagangan Internasional dan Keuangan dari Chaminade University, serta gelar Master of Science di bidang Manajemen dari Boston University di Brussels, Belgia.

123 Laporan Tahunan 2015 Indosat Ooredoo

II. Audit Internal

Grup Audit Internal (IA Group) didirikan dengan visi menjadi penasehat profesional bagi Direksi dan Komite Audit, dan juga sebagai katalis bagi semua unit kerja dan Perusahaan secara keseluruhan.

IA group bertanggung jawab untuk memberikan nasehat audit independen dan jaminan atas kelayakan dan efektifitas terhadap operasional Perusahaan. IA Group juga membantu Perusahaan untuk meraih tujuannya melalui pendekatan yang sistematis dan disiplin guna mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko,

pengendalian internal dan tata kelola Perusahaan. IA Group melaksanakan tugas audit dengan merujuk kepada standar dan regulasi sebagai berikut:

• Standar Internasional untuk Praktik Profesional Audit Internal dari Institut Audit Internal (IIA);

• Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (“OJK”) (dahulu Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (“BAPEPAM-LK”);

• Kode Etik Perusahaan yang berlaku serta Panduan Penerapan Whistleblower; dan

• Piagam IA.

Piagam IA terdiri dari visi dan misi IA, persyaratan anggota IA, lingkup kerja IA, persyaratan independensi dan pelaporan, gangguan terhadap independensi dan objektivitas kewenangan dan tanggung jawab IA, standar professional, hubungan kerja dengan Komite Audit dan Auditor Eksternal, mekanisme IA, kode etik IA, Program Quality Assurance and Improvement, dan penunjukkan, penggantian atau pemberhentian Ketua IA. IA terbaru telah disetujui oleh Direktur Utama dan Chief Executive Officer pada tanggal 18 Desember 2015.

Struktur Laporan

Ketua IA melaporkan kegiatan dan hasil audit secara fungsional kepada Dewan Komisaris, melalui Komite Audit, dan secara administratif (operasional sehari-hari) kepada Direktur Utama & CEO. Pada tanggal 31 Desember 2015, struktur IA Group terdiri dari 7 (tujuh) divisi sebagai berikut: • Divisi Finance & Support Audit

• Divisi Business Audit

• Divisi Technology Service Audit • Divisi Technology Infrastructure Audit • Divisi Quality Assurance Audit • Divisi Forensic Audit

• Divisi Technologi & Analisa Data

Jumlah karyawan & kualifikasi

Karyawan internal audit pada 31 Desember 2015 berjumlah 49 orang. Seluruh karyawan IA memiliki latar belakang professional atau sertifikasi serta pengalaman dalam pengendalian keuangan.

Kegiatan

Sepanjang tahun 2015, IA group melakukan 53 audit yang terdiri dari audit reguler, pemantauan, dan audit khusus menggunakan metode Metode Audit Berbasis Risiko dan sebagai respon terhadap laporan whistleblower. Bidang-bidang utama yang diaudit pada tahun 2015 adalah Operasional seperti Pengelolaan Channel, Pengadaan, program Customer Retention & Loyalty, Pengendalian Manual terhadap Revenue Assurance & Rekonsiliasi IN, Kinerja Layanan Galeri, Pengelolaan Sumber Daya Manusia, Compliance (seperti evaluasi Pengendalian Internal terhadap Pelaporan Keuangan) serta Informasi & Teknologi (seperti Sistem Reload Management System, Sistem Informasi Penjualan, dan Sistem Campaign Management). IA Group juga melakukan 50 audit monitoring untuk menindaklanjuti status rekomendasi audit sebelumnya dan memastikan bahwa rencana aksi yang disepakati telah benar dan tepat waktu dilakukan oleh Pemilik Proses Bisnis dan Manajemen Senior yang terkait. IA Group dengan dukungan Direktur Utama & CEO, Komite Audit dan Manajemen Senior terus meningkatkan kinerjanya. IA Group juga berkoordinasi dengan fungsi group Risk Management dalam memfasilitasi identifikasi risiko dan pengendalian, memberikan jaminan bahwa risiko telah dievaluasi secara layak dan pengendalian telah dilakukan untuk meminimalkan risiko, serta mengevaluasi pelaporan risiko-risiko utama dan implementasi pengendalian. IA Group Head

Penunjukkan: Kepala Audit Internal ditunjuk oleh Dewan Komisaris atas rekomendasi dari Komite Audit, yang memiliki tanggung jawab untuk memilih, menunjuk, dan meninjau kandidat untuk posisi Head of Internal Audit. Profil

Hanna Sitorus menjabat sebagai group head Audit Internal sejak Januari 2010. Beliau telah memiliki lebih dari 16 tahun pengalaman dalam fungsi audit, baik eksternal maupun internal. Sebelum nya, beliau bekerja pada kantor akuntan global ternama PricewaterhouseCoopers, yang berlokasi di Indonesia dan Amerika Serikat (negara bagian Colorado dan California). Sebelumnya beliau juga pernah bergabung dengan fungsi Audit Internal dari Bursa Efek Indonesia (BEI) selama hampir 2 tahun. Hanna Sitorus meraih gelar Sarjana Akuntansi dari Universitas Indonesia dan memiliki Sertifikasi Akuntansi Publik di Indonesia. Saat ini beliau juga menjadi anggota Ikatan Auditor Internal di Indonesia.

124 Laporan Tahunan 2015 Indosat Ooredoo

III. Auditor Eksternal

Jumlah tahun diaudit

Laporan keuangan tahunan Indosat Ooredoo telah diaudit oleh auditor eksternal sejak menjadi Perusahaan publik. Penunjukan auditor

Pada tanggal 10 Juni 2015, Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan menyetujui penunjukan KAP Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan (firma anggota jaringan PricewaterhouseCoopers) sebagai auditor eksternal independen Perusahaan untuk tahun buku yang berakhir 31 Desember 2015.

Jasa

Sebagai tambahan terhadap jasa audit laporan keuangan konsolidasian tahunan, KAP Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan juga melakukan jasa reviu terbatas atas laporan keuangan konsolidasian interim untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2015 dan periode sembilan bulan yang berakhir 30 September 2015. Laporan keuangan konsolidasian interim untuk periode tiga bulan yang berakhir 31 Maret 2015 di-reviu oleh auditor sebelumnya, KAP Purwantono, Suherman & Surja (firma anggota jaringan Ernst & Young).

Biaya

Jumlah biaya yang disetujui terkait dengan jasa audit, reviu triwulanan dan jasa terkait audit lainnya yang dilakukan oleh KAP Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan adalah sejumlah Rp13.725 juta. Sedangkan jumlah biaya yang disetujui untuk jasa yang dilakukan oleh KAP Purwantono, Suherman & Surja terkait reviu laporan keuangan konsolidasian interim untuk periode tiga bulan yang berakhir 31 Maret 2015 dan jasa lainnya adalah sejumlah Rp2.375 juta.

Tabel berikut ini memuat ringkasan biaya terkait dengan jasa yang diberikan oleh auditor eksternal dan anggota jaringannya (dalam jutaan Rupiah):

2013 2014 2015

Jasa audit, reviu triwulanan dan jasa terkait audit lainnya 15.145 15.360 16.100

Jasa terkait perpajakan - - 345

Jasa lainnya - -

-Total Biaya 15.145 15.360 16.445

IV. Manajemen Risiko & Pengendalian Internal

1. Sistem Manajemen Risiko

Group Risk Management & Internal Control over Financial Reporting (RMG & ICFR Group) bertanggung jawab untuk menilai, menganalisa dan memetakan risiko-risiko yang dihadapi oleh Perusahaan. Pedoman dan peta risiko dibuat untuk memberikan arahan dalam pelaksanaan manajemen risiko di setiap unit usaha yang ada dalam Perusahaan. RMG & ICFR Group membantu Direksi dalam mengkomunikasikan semua hal yang terkait dengan manajemen risiko ke setiap unit usaha agar tercipta pemahaman yang konsisten atas proses manajemen risiko di Perusahan dan membantu Direksi dalam memantau mitigasi risiko secara berkala. Perusahaan membuat profil risiko dan melakukan evaluasi berkala atas risiko ini. Direksi melaporkan hasil evaluasi risiko kepada Komite Manajemen Risiko setiap kuartal. Sampai tanggal 31 Desember 2015, Indosat Ooredoo telah mengidentifikasi sejumlah risiko material yang berkaitan dengan faktor strategis, operasional, dan eksternal. Profil risiko ini juga digunakan sebagai referensi oleh Grup Audit Internal dalam merencanakan dan melaksanakan program audit internal.

Evaluasi Sistem Manajemen Risiko

Grup Risk Management & ICFR bertanggungjawab atas evaluasi penerapan manajemen risiko sehingga melakukan tes dan mengevaluasi penerapan manajemen risiko sesuai dengan kebijakan Perusahaan serta yang ketentuan yang berlaku. Sedangkan Grup Risk Management & ICFR ditinjau setiap triwulan oleh Komite Manajemen Risiko.

125 Laporan Tahunan 2015 Indosat Ooredoo

Risiko-Risiko yang berkaitan dengan Indonesia

Kami didirikan di Indonesia dan sebagian besar bisnis, aset dan pelanggan kami berada di Indonesia. Oleh karena itu, kondisi politik, ekonomi, hukum dan sosial di Indonesia, serta tindakan-tindakan dan kebijakan-kebijakan tertentu yang mungkin, atau mungkin tidak, diambil atau diadopsi oleh Pemerintah dapat memberikan dampak yang negatif bagi bisnis, keadaan keuangan, hasil usaha dan prospek kami.

Perubahan ekonomi dalam negeri, regional atau global dapat memberikan dampak negatif bagi bisnis kami

Pada awal 2008, krisis keuangan global yang sebagian dipicu oleh krisis subprime mortgage di Amerika Serikat, telah menyebabkan runtuhnya beberapa lembaga keuangan besar di Amerika Serikat dan dengan cepat berkembang menjadi krisis kredit global. Kegagalan bank di Amerika Serikat diikuti oleh kegagalan beberapa bank Eropa dan menurunnya indeks saham di berbagai bursa efek, dan rontoknya harga pasar saham dan komoditas di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Selain itu, sejak 2010, krisis hutang negara di Eropa telah menimbulkan perhatian mengenai kemampuan dari sejumlah negara Eropa, termasuk Yunani, Irlandia, Italia, Portugal dan Spanyol, untuk terus memenuhi kewajiban hutang luar negeri mereka. Kondisi-kondisi ini dapat memperburuk keadaan ekonomi di Eropa dan seluruh dunia. Penurunan ekonomi dunia telah secara negatif mempengaruhi keadaan ekonomi Indonesia, yang mengakibatkan kemunduran dalam pertumbuhan ekonomi, menurunnya konsumsi rumah tangga dan melemahnya investasi yang diakibatkan hilangnya permintaan dari luar dan meningkatnya ketidakpastian dalam dunia ekonomi. Kondisi-kondisi ini telah dan mungkin terus berdampak negatif bagi bisnis dan konsumen Indonesia, yang dapat mengakibatkan berkurangnya permintaan untuk jasa telekomunikasi.

Ketidakstabilan nilai tukar masih akan terus menjadi salah satu risiko yang mungkin memberikan dampak negatif atas kinerja usaha kami. Untuk satu tahun terakhir Rupiah anjlok lebih dari 10% dan saat ini melayang sekitar Rp13.400. Situasi ini memperlambat baik pelanggan dan pengeluaran perusahaan yang mungkin menghambat kinerja kami dan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Selain itu, memburuknya nilai tukar Rupiah dan Dolar AS juga berdampak negatif terhadap profitabilitas kami karena saat ini kami masih memiliki beberapa pinjaman terhutang yang tercatat dalam mata uang asing di buku kami.

Hilangnya kepercayaan investor pada sistem keuangan di pasar yang sedang berkembang dan juga pasar lainnya, atau faktor-faktor lain, termasuk memburuknya keadaan ekonomi global, dapat mengakibatkan ketidakstabilan pada pasar uang Indonesia dan penurunan pertumbuhan ekonomi atau pertumbuhan ekonomi negatif di Indonesia. Ketidakstabilan yang meningkat atau pertumbuhan yang menurun atau negatif dapat memberikan dampak negatif yang material bagi bisnis, keadaan keuangan, hasil usaha dan prospek kami.

Ketidakstabilan politik dan sosial dapat memberikan dampak negatif bagi kami

Sejak tahun 1998, Indonesia telah mengalami proses perubahan tatanan demokrasi, yang mengakibatkan terjadinya peristiwa-peristiwa politik dan sosial yang menimbulkan ketidakpastian pada kerangka politik Indonesia. Peristiwa-peristiwa ini mengakibatkan

ketidakstabilan politik dan juga beberapa kerusuhan sosial dan sipil pada peristiwa tertentu dalam beberapa tahun terakhir. Sebagai negara demokrasi yang masih cukup baru, Indonesia masih menghadapi berbagai macam masalah sosiopolitik dan dari waktu ke waktu telah mengalami ketidakstabilan politik dan keresahan sosial dan politik. Sejak tahun 2000, ribuan rakyat Indonesia berpartisipasi dalam demonstrasi di Jakarta dan kota-kota di Indonesia lainnya baik untuk mendukung maupun melawan Mantan Presiden Wahid, Mantan Presiden Megawati, dan Mantan Presiden Yudhoyono, serta untuk menanggapi berbagai isu tertentu, termasuk meningkatnya harga bahan bakar, privatisasi aset-aset negara, kebijakan anti-korupsi, bail-out PT Bank Century pada tahun 2008, desentralisasi dan otonomi daerah dan kampanye militer Amerika di Afghanistan dan Irak.

Pada bulan Juni 2001, rangkaian demonstrasi dan mogok kerja mewarnai sekurang-kurangnya 19 kota setelah Pemerintah mengumumkan kenaikan harga bahan bakar sebesar 30,0%. Demonstrasi serupa terhadap rencana Pemerintah untuk mengurangi subsidi bahan bakar juga terjadi pada bulan tahun 2003, 2005, 2008, 2012 dan 2013. Demonstrasi-demonstrasi sejenis juga terjadi pada tahun 2014 sebagai respon atas pengurangan dan peniadaan subsidi bahan bakar oleh pemerintah. Walaupun demonstrasi-demonstrasi sebelumnya pada dasarnya dilakukan secara damai, beberapa berakhir dengan kekerasan. Kami tidak dapat memastikan bahwa pengurangan subsidi bahan bakar di masa mendatang tidak akan mengakibatkan ketidakstabilan politik dan sosial.