Bab II : DELAPAN FUNGSI KELUARGA
D. Fungsi Perlindungan
1.
Pengertian Fungsi PerlindunganSesuai dengan amanah Undang-Undang No 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga bahwa pembangunan keluarga bertujuan untuk meningkatkan kualitas keluarga agar dapat timbul rasa aman, tenteram dan masa depan yang lebih baik dalam mewujudkan kesejahteraan lahir dan kebahagiaan batin. Keluarga sebagai unit terkecil dari sistem sosial adalah tempat bernaung atau berlindung bagi seluruh anggotanya. Jika keluarga berfungsi dengan baik sudah semestinya keluarga akan mampu memberikan fungsi perlindungan bagi anggotanya. Undang-Undang no. 23 tahun 2002 Bab I Pasal 1 butir 12 yang menyebutkan bahwa Hak anak adalah bagian dari hak asasi manusia yang wajib dijamin, dilindungi dan dipenuhi oleh orang tua, keluarga, masyarakat, pemerintah dan negara. Perlindungan tersebut meliputi aspek fisik, mental, spiritual dan sosial. Pada prinsipnya, anak-anak memeiliki hak atas perlindungan dari kedua orang tuanya.
Keluarga mempunyai fungsi sebagai tempat berlindung bagi anggota keluarganya. Artinya bahwa keluarga menjadi pelindung yang pertama dan utama dalam memberikan kebenaran dan keteladanan kepada anak dan keturunannya. Dalam hal ini dimaksudkan bahwa keluarga harus memberikan rasa aman, tenang dan tenteram bagi anggota keluarganya.
lain, apabila tidak diseimbangkan, fungsi tersebut menjadi tidak ada nilainya. Biasanya orangtua tersebut merasa apabila dapat memberikan apa yang anak mau, itu merupakan sebuah rasa kasih sayang terhadap sang anak. Padahal rasa kasih sayang bukan hanya berupa materi. Bahkan sebuah cinta kasih dapat dikatakan lebih mahal dari semua materi tersebut.
Seorang individu (anak), lebih membutuhkan perhatian yang lebih (berupa cinta kasih) dalam kehidupannya. Karena disetiap perkembangan-nya, sang anak pasti membutuhkan perhatian yang berbeda dari figur orangtua. Apabila kedua orangtua memberikan cinta kasih yang memang seharusnya anak itu dapatkan, anak itu akan merasa bahwa dia mempunyai ‘makna’ lahir didunia ini. Dia akan berusaha untuk menjadi lebih baik dan lebih baik lagi. Tetapi apabila orangtua tidak memberikan rasa cinta kasih tersebut, banyak sekali penyimpangan yang akan terjadi. Biasanya anak akan terjerumus pada pergaulan bebas, penggunaan narkotika, tindakan kriminal, bahkan penyimpangan seksual. Karena anak tersebut pasti merasa bahwa mereka tidak mendapatkan apa yang seharusnya mereka dapatkan.
Perlindungan identik dengan suatu keadaan dimana obyek adalah dalam keadaan yang lemah dan memerlukan pembelaan. Dalam konteksanya dengan kehidupan berkeluarga dan bermasyarakat, perempuan dan anak - anak dianggap sebagai anggota kelompok masyarakat yang relatif lebih lemah dan tersubordinasi. Mereka, terutama anak-anak menjadi sangat rentan terhadap kekerasan dan kontrol dari orang dewasa. Untuk melaksanakan fungsi perlindungan dalam proses tumbuh kembang anak, orangtua seyogyanya melaksanakan perannya dengan sabar, pemaaf, dan dapat menciptakan suasana aman dan damai. Anak-anak harus diasuh dalam perlindungan orang tua karena fungsi keluarga adalah melindungi. Ayah bertanggung jawab untuk memberikan perlindungan bagi seluruh anggota keluarga dengan mencukupi kebutuhan dasar seluruh anggota keluarga.
2.
Nilai – Nilai Fungsi PerlindunganDalam fungsi perlindungan terdapat 5 (lima) nilai dasar yang mesti dipahami dan ditanamkan dalam keluarga. Kelima nilai dasar tersebut diantaranya :
a. Aman
Perasaan aman dalam hidup merupakan kebutuhan bagi setiap anggota keluarga. Orang tua, anak-anak, dan anggota keluarga lainnya membutuhkan rasa aman untuk meraih keberhasilan hidup. Dalam
kehidupan berkeluarga, penumbuhan rasa aman berperan penting melalui fungsi perlindungan. Hal ini berkaitan dengan adanya kewajiban orang tua memberikan perlindungan terhadap anak-anak dengan menciptakan rasa aman dalam segala aspek kehidupan. Anak-anak yang tumbuh dengan rasa aman diharapkan dapat berkembang secara baik. b. Pemaaf
Pemaaf adalah sifat terpuji yang diajarkan oleh setiap agama. Keluarga berperan membentuk manusia pemaaf terhadap segala kesalahan atau kekhilafan orang lain. Orang tua mampu menunjukkan sifat pemaaf melalui perilaku sehari-hari yang dapat ditiru oleh anak. Pada dasarnya setiap orang membutuhkan rasa maaf dari orang lain ketika melakukan kesalahan. Orang tua yang pemaaf memberikan ciri dalam perilakunya dengan menjauhkan anak-anak dari rasa dendam terhadap orang lain, serta mampu menunjukkan kesalahan seseorang dan diri sendiri dengan selalu memperbaikinya.
c. Tanggap
Manusia tanggap adalah manusis yang mampu mengetahui dan menyadari sesuatu yang akan membahayakan atau menghawatirkan. Sebagai orang tua perilaku tanggap dapat ditunjukkkan pada sikap dan perasaan kepada anak-anak. Anak-anak diajarkan untuk mengetahui keadaan yang Perlindungan identik dengan suatu keadaan dimana
obyek adalah dalam keadaan yang lemah dan memerlukan pembelaan. Dalam konteksanya dengan kehidupan berkeluarga dan bermasyarakat, perempuan dan anak - anak dianggap sebagai anggota kelompok masyarakat yang relatif lebih lemah dan tersubordinasi. Mereka, terutama anak-anak menjadi sangat rentan terhadap kekerasan dan kontrol dari orang dewasa. Untuk melaksanakan fungsi perlindungan dalam proses tumbuh kembang anak, orangtua seyogyanya melaksanakan perannya dengan sabar, pemaaf, dan dapat menciptakan suasana aman dan damai. Anak-anak harus diasuh dalam perlindungan orang tua karena fungsi keluarga adalah melindungi. Ayah bertanggung jawab untuk memberikan perlindungan bagi seluruh anggota keluarga dengan mencukupi kebutuhan dasar seluruh anggota keluarga.
2.
Nilai – Nilai Fungsi PerlindunganDalam fungsi perlindungan terdapat 5 (lima) nilai dasar yang mesti dipahami dan ditanamkan dalam keluarga. Kelima nilai dasar tersebut diantaranya :
a. Aman
Perasaan aman dalam hidup merupakan kebutuhan bagi setiap anggota keluarga. Orang tua, anak-anak, dan anggota keluarga lainnya membutuhkan rasa aman untuk meraih keberhasilan hidup. Dalam
membahayakan dirinya, keadaan yang biasa, situasi mencurigakan dan menggembirakan. Setiap orang membutuhkan perhatian dari orang lain sehingga didalam keluarga diharapkan setiap orang tua mampu menanggapi perasaan dan permasalahan yang dihadapi oleh anak-anaknya, kemudian orang tua mampu membantu menyelesaikan permasalahan anak dengan melihat potensi anak dan keluarga. Permasalahan yang dapat dipecahkan bersama-sama didalam satu keluarga memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk berlapang dada dan terlatih tanggap terhadap lingkungannya. d. Tabah
Setiap orang idealnya diharapkan memupuk sifat tabah agar mampu mengendalikan diri dan membangkitkan semangat ketika menghadapi masalah atau mendapatkan keberuntungan. Penumbuhan sifat tabah dalam kehidupan keluarga berkaitan dengan kewajiban orang tua untuk menunjukkan pengendalian diri atau kesabaran dalam menghadapi situasi apapun. Orang tua yang tabah dapat mendorong, memberikan semangat kepada anak-anaknya untuk menjalani kehidupan dengan segala permasalahannya.
e. Peduli
Upaya untuk memelihara, melindungi lingkungan dari kerusakan dapat diawali oleh orang tua dalam keluarga. Dengan adanya kepedulian diantara
sesama anggota keluarga atau masyarakat akan terjalin rasa persaudaraan yang erat. Hilangnya rasa kepedulian dapat menimbulkan kecurigaan antar sesama. Penumbuhan sikap peduli ini sangat penting untuk menghindari berbagai konflik antar sesama. Orang tua menjadi panutan dalam menumbuhkan rasa kepedulian atau solidaritas anak dengan lingkungannya.
3.
Penerapan Fungsi Perlindungan dalam KeluargaFungsi perlindungan dalam keluarga melibatkan kewajiban orang tua untuk menjamin masa depan anak-anak. Orang tua memiliki tanggung jawab dalam menjamin diterapkannya fungsi perlindungan dalam keluarga yang meliputi :
a. Aman
Perkembangan zaman kearah globalisasi telah memunculkan berbagai permasalahan terkait dengan mulai hilangnya rasa aman baik didalam sebuah keluarga mauapun dilingkungan masyarakat. Adapun beberapa kasus yang marak saat ini antara lain : Menurut data KPAI, jumlah kasus kekerasan terhadap anak pada 2012 meningkat hingga mencapai 2.275 kasus yang terbagi dalam sembilan bidang perlindungan anak. Kesembilan bidang perlindungan anak itu, antara lain pendidikan, kesehatan, hak sipil membahayakan dirinya, keadaan yang biasa, situasi
mencurigakan dan menggembirakan. Setiap orang membutuhkan perhatian dari orang lain sehingga didalam keluarga diharapkan setiap orang tua mampu menanggapi perasaan dan permasalahan yang dihadapi oleh anak-anaknya, kemudian orang tua mampu membantu menyelesaikan permasalahan anak dengan melihat potensi anak dan keluarga. Permasalahan yang dapat dipecahkan bersama-sama didalam satu keluarga memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk berlapang dada dan terlatih tanggap terhadap lingkungannya. d. Tabah
Setiap orang idealnya diharapkan memupuk sifat tabah agar mampu mengendalikan diri dan membangkitkan semangat ketika menghadapi masalah atau mendapatkan keberuntungan. Penumbuhan sifat tabah dalam kehidupan keluarga berkaitan dengan kewajiban orang tua untuk menunjukkan pengendalian diri atau kesabaran dalam menghadapi situasi apapun. Orang tua yang tabah dapat mendorong, memberikan semangat kepada anak-anaknya untuk menjalani kehidupan dengan segala permasalahannya.
e. Peduli
Upaya untuk memelihara, melindungi lingkungan dari kerusakan dapat diawali oleh orang tua dalam keluarga. Dengan adanya kepedulian diantara
dan kebebasan, agama dan budaya, sosial dan perlindungan khusus anak dalam bencana alam, keluarga dan pengasuhan alternatif, perlindungan anak berhadapan degan hukum (ABH) dan kekerasan, perlindungan dari narkotika, psikotropika dan zat adiktif (napza) dan pornografi, perlindungan dari ‘trafficking’ dan eksploitasi.
Keluarga menjadi sumber pemecahan masalah-masalah diatas. Fungsi perlindungan menjadi tolak ukur dalam penanganan hilangnya rasa aman anak dalam keluarga. Orang tua dapat menerapkan perilaku kekerasan antara lain : membentak, memaki, mengancam, menakut-nakuti yang pada dasarnya membuat anak-anak merasa tidak aman. Berbagai perilaku kekerasan telah mengakibatkan hilangnya rasa tentram, damai, nyaman dan suka cita. Dalam jangka waktu tertentu anak yang dibesarkan dalam perilaku kekerasan akan tumbuh menjadi pribadi yang pemberontak.
b. Pemaaf
Perselisihan yang sering terjadi antara anggota keluarga (ayah - ibu, kakak-adik), banyak disebabkan oleh sikap egois dan tak mau mengalah. Sering kali orang tua mengatakan seorang kakak harus lebih mengalah dari adiknya. Kebiasaan berselisih pada anak seharusnya dapat ditangkap oleh orang tua sebagai cara untuk saling memaafkan.
Dari sejak dini, orang tua bisa nyampaikan bahwa kemarahan tidak menunjukkan suatu kekuatan sebaliknya sikap pemaaf tidak identik dengan kelemahan. Dengan kata lain anak-anak yang terbiasa memaafkan kesalahan orang lain bukan berarti lemah, namun kekuatan sejati akan nampak pada kemampuan anak untuk menahan amarah. Anak perlu ditanamkan bahwa menjadi pemaaf akan memperoleh banyak teman, disukai guru, orang tua dan teman sepermainan. Orang tua wajib mendorong anak yang bertengkar untuk saling berjabat tangan dan saling memaafkan, karena pada dasarnya tidak ada yang menang atau kalah, benar atau salah. Orangtua pernah melakukan kesalahan berkaitan dengan anak-anak kita sehingga orangtua dapat meminta maaf kepada anak-anak tanpa ada rasa malu, jatuh gengsi, atau sok tahu. Melalui cara ini, orangtua memberikan contoh sekaligus melibatkan anak-anak dalam proses pemaafan sebagai penguatan tumbuhnya sifat pemaaf.
c. Tanggap
Kasus bunuh diri pada anak dan remaja merupakan kasus yang paling sering terjadi akhir-akhir ini. Salah satunya kasus bunuh diri yang dilakukan oleh heryanto anak berusia 9 tahun di indramayu dengan cara menggantung diri di tralis jendela kamarnya, penyebabnya sepele hanya karena perbedaan jumlah tabungan antara dia dengan kakaknya. Selain itu, dan kebebasan, agama dan budaya, sosial dan
perlindungan khusus anak dalam bencana alam, keluarga dan pengasuhan alternatif, perlindungan anak berhadapan degan hukum (ABH) dan kekerasan, perlindungan dari narkotika, psikotropika dan zat adiktif (napza) dan pornografi, perlindungan dari ‘trafficking’ dan eksploitasi.
Keluarga menjadi sumber pemecahan masalah-masalah diatas. Fungsi perlindungan menjadi tolak ukur dalam penanganan hilangnya rasa aman anak dalam keluarga. Orang tua dapat menerapkan perilaku kekerasan antara lain : membentak, memaki, mengancam, menakut-nakuti yang pada dasarnya membuat anak-anak merasa tidak aman. Berbagai perilaku kekerasan telah mengakibatkan hilangnya rasa tentram, damai, nyaman dan suka cita. Dalam jangka waktu tertentu anak yang dibesarkan dalam perilaku kekerasan akan tumbuh menjadi pribadi yang pemberontak.
b. Pemaaf
Perselisihan yang sering terjadi antara anggota keluarga (ayah - ibu, kakak-adik), banyak disebabkan oleh sikap egois dan tak mau mengalah. Sering kali orang tua mengatakan seorang kakak harus lebih mengalah dari adiknya. Kebiasaan berselisih pada anak seharusnya dapat ditangkap oleh orang tua sebagai cara untuk saling memaafkan.
kasus yang dialami seorang anak di Serang berusia 8 tahun yang nekat bunuh diri dengan cara meminum racun serangga dengan penyebab karena depresi, minder berkepanjangan karena drop out dari sekolahnya.
Pada kenyataannya banyak orangtua yang belum paham tentang perkembangan jiwa anak, banyak yang menganggap bahwa anak tidak mungkin mengalami stres seperti yang dialami orang dewasa. Anak dianggap sebagai anak kecil yang tidak mengerti sehingga tidak mungkin mengalami stres, padahal anak sedang berfikir untuk mengambil jalan pintas dengan bunuh diri tanpa mengetahui efek yang akan timbul.
Orang tua wajib mengetahui permasalahan anak-anaknya secara menyeluruh. Ketika anak-anak menghadapi berbagai masalah pribadi diharapkan orangtua memiliki perhatian khusus terhadap anak dari ekspresi wajah anak yang ditampilkan (kusam, cemberut, kecewa, sedih, menangis). Selaku orang tua kita harus tanggap atas keadaan anak dengan ikut bersama menyelesaikan permasalahan. Adapun cara orang tua melibatkan diri terhadap masalah anak dengan bertanya, memancing anak bercerita sehingga anak dapat mengungkapkan perasaannya. Apabila permasalahan sudah diketahui maka orang tua memberikan alternative pemecahan masalah melalui saran yg mungkin dapat dilakukan anak sesuai kondisinya masing-masing.
d. Tabah
Jumlah anak berkebutuhan khusus di Indonesia terus meningkat jumlahnya. Pada Hari Autis Sedunia yang jatuh pada 8 April diketahui bahwa prevalensi anak berkebutuhan khusus saat ini mencapai 10 anak dari 100 anak. Berdasarkan data ini menunjukkan 10 persen populasi anak-anak adalah anak berkebutuhan khusus dan mereka harus mendapatkan pelayanan khusus.
Anak adalah anugerah bagi setiap orang tua, tetapi beberapa orang tua mendapatkan cobaan dengan memiliki anak yang memiliki kebutuhan khusus. Anak berkebutuhan khusus memiliki perbedaan dengan anak pada umumnya sehingga orang tua dituntut untuk menunjukkan sikap tabah. Anak-anak ini membutuhkan penguatan dan bantuan dalam pertumbuhannya. Mengajar anak berkebutuhan khusus bukannya perkara mudah, terutama bagi orang tua yang belum berpengalaman.
Orang tua dituntut sangat sabar dalam menangani anak-anak kebutuhan khusus agar memberikan efek positif bagi anak untuk tumbuh dengan rasa percaya diri. Orang tua harus menanamkan sikap tabah kepada anak meski memiliki kekurangan tertentu, anak tidak boleh merasa rendah diri, malah justru membuatnya termotivasi dengan merubah kekurangan menjadi kelebihan.
kasus yang dialami seorang anak di Serang berusia 8 tahun yang nekat bunuh diri dengan cara meminum racun serangga dengan penyebab karena depresi, minder berkepanjangan karena drop out dari sekolahnya.
Pada kenyataannya banyak orangtua yang belum paham tentang perkembangan jiwa anak, banyak yang menganggap bahwa anak tidak mungkin mengalami stres seperti yang dialami orang dewasa. Anak dianggap sebagai anak kecil yang tidak mengerti sehingga tidak mungkin mengalami stres, padahal anak sedang berfikir untuk mengambil jalan pintas dengan bunuh diri tanpa mengetahui efek yang akan timbul.
Orang tua wajib mengetahui permasalahan anak-anaknya secara menyeluruh. Ketika anak-anak menghadapi berbagai masalah pribadi diharapkan orangtua memiliki perhatian khusus terhadap anak dari ekspresi wajah anak yang ditampilkan (kusam, cemberut, kecewa, sedih, menangis). Selaku orang tua kita harus tanggap atas keadaan anak dengan ikut bersama menyelesaikan permasalahan. Adapun cara orang tua melibatkan diri terhadap masalah anak dengan bertanya, memancing anak bercerita sehingga anak dapat mengungkapkan perasaannya. Apabila permasalahan sudah diketahui maka orang tua memberikan alternative pemecahan masalah melalui saran yg mungkin dapat dilakukan anak sesuai kondisinya masing-masing.
e. Peduli
Hal yang menarik yang dapat kita dengar di banyak tempat adalah mulai muncul gerakan peduli sesama. Gerakan itu di antaranya didorong oleh semangat beragama. Mereka merasa terpangil untuk peduli dan memperhatikan terhadap mereka yang lemah. Gerakan itu bentuknya macam-macam. Misalnya, dalam bidang pendidikan ada sekelompok orang yang memberikan pelayanan terhadap mereka yang tidak mampu mengenyam pendidikan dengan mendirikan sekolah gratis, memberi beasiswa dan aneka rupa lainnya. Sayangnya gerakan peduli seperti itu masih dilakukan oleh sebagian orang yang jumlahnya belum terlalu banyak. Masih banyak orang yang baru merasa puas tatkala berhasil mengumpulkan harta untuk kepentingan dirinya sendiri dan keluarganya. Sebaliknya, belum banyak orang yang memandang bahwa kepuasan juga bisa diperoleh dari kegiatan memberi atau peduli terhadap sesama.
Orang tua dapat meningkatkan rasa peduli kepada anak melalui kebiasaan seperti saling memberi, berbagi, menjaga, mengerti dan saling menyayangi. Orang tua mampu menumbuhkan kepedulian dengan mencontohkan hal-hal positif akan manfaat peduli pada sesama yaitu dapat mengurangi sifat egois, merasakan penderitaan orang lain, mengurangi beban penderitaan orang lain, membuat orang lain menjadi bahagia, menciptakan hubungan yang harmonis dan memiliki tingkat sosial yang tinggi.