• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fungsi Produks

Dalam dokumen sma10eko Ekonomi Nurcahyaningtyas (Halaman 82-85)

B. Perilaku Produsen

3. Fungsi Produks

Di dalam proses produksi, faktor produksi mempunyai hubungan yang sangat erat dengan produk yang dihasilkan. Produk sebagai output dari proses produksi sangat tergantung dari faktor produksi sebagai input dalam proses produksi tersebut. Sedangkan proses produksi tergantung pula dari faktor produksi yang masuk ke dalamnya. Hal ini berarti nilai produk yang dihasilkan tersebut tergantung dari nilai faktor produksi yang digunakan dalam proses produksinya. Keterkaitan antara nilai produk (out- put) dalam proses produksi disebut fungsi produksi.

Fungsi produksi dapat mencerminkan keadaan teknologi penggunanya, baik itu perusahaan, industri, maupun perekonomian secara umum. Perubahan penggunaan teknologi akan mengubah bentuk fungsi produksi. Misalnya, perusahaan memproduksi sepatu. Dalam fungsi produksi, sepatu itu bisa diproduksi dengan berbagai macam cara. Kalau salah satu komposisi faktor produksi diubah begitu saja, maka hasilnya akan berubah. Namun, output akan tetap sama apabila perubahan satu faktor produksi diganti dengan faktor produksi lainnya.

Sumber: Gatra, No. 22/Tahun IV/18 April 1998

Gambar 3.9

Jumlah barang yang dihasilkan tergantung dari faktor-faktor produksi yang digunakan.

Sumber: Dokumen Penerbit

Fungsi produksi dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut.

TP = g (L, R, T)

Input Output

Produk Tahap

Rata-Rata (AP) Produksi

Mesin dan Tenaga Kerja Produk Total (TP) Tambahan

Bangunan Produk (MP) Tetap 0 0 0 0 – Tetap 1 6 6 6 I Tetap 2 14 8 7 I Tetap 3 24 10 8 I Tetap 4 32 8 8 II Tetap 5 38 6 7,6 II Tetap 6 42 4 7 II Tetap 7 44 2 6,2 II Tetap 8 44 0 5,5 II Tetap 9 42 –2 4,6 III

Produk total (TP = Total Product) adalah keseluruhan hasil yang diperoleh selama proses produksi. Tambahan produk (MP = Marginal Product) adalah tambahan total produksi yang bisa diperoleh sebagai akibat bertambahnya satu unit input (masukan) faktor produksi variabel (tenaga kerja). Produk rata-rata (AP = Average Product) adalah rata-rata produk yang dihasilkan selama proses produksi, yang diperoleh dari pembagian produksi total dengan tenaga kerja.

Dari tabel 3.5 dapat dibuat grafik seperti di samping. Gambar di samping menunjukkan gejala proses tambahan hasil yang semakin menurun. Pada saat jumlah tenaga kerja 1 orang, produk total (TP) yang diperoleh adalah 6. Jika tenaga kerja ditambah menjadi 2 orang, maka TP menjadi 14 yang berarti ada tambahan produk (MP) sebesar 8. Tambahan tenaga kerja menjadi 3 orang akan meningkatkan TP menjadi 24 dengan MP sebesar 10. Pada tahap ini (tahap I) terjadi kenaikan TP yang lebih dari sebanding (lebih

Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3

1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 -2 6 8 10 14 24 32 38 42 44 output Tenaga Kerja AP MP TP C B A

Sumber:Dokumen Penerbit

Gambar 3.10 Kurva TP, MP, dan AP.

Keterangan:

TP = Total produksi

g = Fungsi (persamaan fungsional) L = Tenaga kerja

R = Sumber daya alam T = Teknologi yang digunakan

Tabel 3.5 Hubungan Faktor Produksi Tetap, Faktor Produksi Variabel dengan Output yang Dihasilkan

proporsional) di mana terjadi peningkatan MP di setiap penambahan 1 unit input. Secara teknis, keadaan ini disebut increasing returns. Pada tahap ini lebih menguntungkan bagi produsen untuk terus menambah penggunaan input variabel karena output tambahan yang dihasilkan setiap tambahan input variabel semakin besar. Daerah ini disebut ”daerah tak rasional” karena produsen yang rasional tidak akan pernah memilih tingkat ini sebagai daerah operasi.

Pada saat tenaga kerja ditambah menjadi 4 orang, TP yang diperoleh 32 dengan MP 8. Pada posisi ini walaupun TP masih meningkat, tetapi MP mulai menurun. Pada tahap ini (tahap II) kenaikan TP yang terjadi tidak proporsional (tidak sebanding dengan peningkatan MP karena adanya tambahan input). Namun karena penurunan MP belum diikuti oleh penurunan AP, maka masih memungkinkan bagi produsen untuk meningkatkan produksi total. Dengan demikian, daerah ini disebut juga sebagai ”daerah rasional”. Secara teknis, keadaan ini disebut diminishing returns.

Pada saat tenaga kerja ditambah menjadi 9 orang, TP yang diperoleh menjadi 42, dengan MP –2. Pada tahap ini (tahap III) penambahan input variabel hanya akan menurunkan produksi total. Dengan demikian, daerah ini disebut sebagai daerah ”tak rasional”. Produsen tidak akan pernah memilih tahap ini sebagai daerah operasi. Keadaan di mana penambahan input variabel menurunkan produksi total disebut sebagai negative returns.

Secara sederhana, hubungan antara kurva TP, MP, dan AP sebagai berikut.

a. Penggunaan input tenaga kerja sampai pada tingkat di mana TP cekung ke atas (0 sampai A) maka MP menaik demikian pula AP. b. Pada tingkat penggunaan tenaga kerja yang menghasilkan TP yang

menaik dan cembung ke atas (yaitu antara A dan C) MP menurun. c. Pada tingkat penggunaan tenaga kerja yang menghasilkan TP yang

menurun maka MP negatif.

d. Pada tingkat penggunaan tenaga kerja di mana garis singgung pada TP persis melalui titik origin B, maka MP = AP maksimum.

Penambahan tenaga kerja akan menimbulkan spesialisasi pekerjaan. Pada saat jumlah tenaga kerja hanya 1 orang, ia mengerjakan semua proses produksi. Jika tenaga kerja ditambah, maka proses produksi dibagi menjadi tahapan-tahapan produksi dan tiap tenaga kerja mengerjakan tahapan yang berbeda. Sampai dengan jumlah tenaga kerja tertentu, spesialisasi pekerjaan akan meningkatkan produktivitas tenaga kerja.

Di depan Anda telah memahami tentang pengertian input tetap dan variabel. Dalam analisis jangka pendek, belum semua input merupakan input variabel (masih ada input tetap). Dalam jangka panjang, semua input variabel adalah input variabel. Dengan kata lain, tidak dijumpai input tetap. Produksi jangka pendek dan panjang ini sangat bergantung pada kemampuan produsen dalam mengubah input tetap menjadi in- put variabel tidak selalu terkait dengan lamanya waktu. Untuk perusahaan besar, mengubah input tetap menjadi input variabel bisa dilakukan dalam waktu singkat sehingga analisisnya adalah analisis jangka panjang. Sebaliknya pengusaha kecil tidak mengubah input dalam waktu singkat sehingga analisisnya adalah analisis jangka pendek.

Dari gambar 3.10, proses penambahan hasil yang semakin menurun dapat dijelaskan dengan Hukum Tambahan Hasil yang Semakin Berkurang (The Law Of Diminishing Returns).

Kalau ada (paling sedikit) satu input yang tetap (misalnya tanah atau modal), dikombinasikan dengan satu input variabel (misalnya tenaga kerja) yang setiap kali ditambah dengan satu unit, maka output akan bertambah juga, mula-mula akan bertambah hingga pada tingkat tertentu (increasing returns), tetapi pada tingkat tertentu tambahan hasil akan semakin menurun (diminishing returns).

Dari hukum di atas, dapat dikatakan bahwa agar produsen dapat memproduksi secara efisien maka faktor produksi yang digunakan harus dikombinasikan secara tepat atau proporsional. Dalam jangka panjang, faktor produksi tetap dapat ditambahkan untuk meningkatkan perluasan produksi.

Produksi Massa dan Produksi Satuan

Produksi massa adalah produksi yang dibuat untuk kepentingan massa dan dibuat dalam jumlah banyak. Bentuk, ukuran, dan warna ditentukan sendiri oleh produsen. Produksi satuan adalah produksi yang dibuat berdasarkan pesanan. Produksi satuan dibuat untuk melayani kepentingan perorangan atau pemesan. Bentuk, ukuran, warna, dan lain-lainnya ditentukan oleh pemesanan.

Dalam dokumen sma10eko Ekonomi Nurcahyaningtyas (Halaman 82-85)