• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fungsi Tindak Ilokusi Direktif antara Guru dengan Siswa di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta

Bagan Kerangka Berpikir

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

2) Fungsi Tindak Ilokusi Direktif antara Guru dengan Siswa di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta

a. Fungsi Menginstruksikan

Fungsi ini digunakan penutur untuk mengungkapkan perintah secara langsung kepada mitra tutur agar melakukan sesuatu hal. Fungsi ini diungkapkan untuk memberi petunjuk, arahan, tuntunan dan bimbingan dari penutur ke mitra tutur agar melaksanakan suatu hal. Mitra tutur diharuskan segera melaksanakan perintah. Tindak tutur mengarahkan dapat dilihat pada data berikut.

(32) Guru:“Semuanya diam! Kita dengarkan teman kalian yang membacakan contoh surat.” Data no.15

Konteks:

Tuturan ini disampaikan oleh guru kepada siswa. Ketika guru sedang menjelaskan, siswa-siswa sangat ribut di dalam kelas.

(33) Guru: “Kalian buka dan perhatikan kertas fotocopy dihalaman 7 ada contoh-contoh surat pribadi dan surat dinas.” Data no.44

Konteks:

Tuturan ini disampaikan oleh guru kepada siswa. Tuturan terjadi ketika pelajaran berlangsung, guru mengungkapkan agar siswa melihat contoh –contoh surat.

(34)Guru:“Bacakan dengan keras supaya teman-teman yang lain mendengarkan semua!” Data no.26

Konteks:

Tuturan ini disampaikan oleh guru kepada siswa. Ketika Soni sedang membaca, suaranya tidak kedengaran karena kurang keras.

(35) Guru:“Sekarang kamu pindah duduk di depan daritadi selalu ribut dibelakang.” Data no.29

Konteks:

Tuturan ini disampaikan oleh guru kepada siswa. Saat guru sedang menjelaskan ada salah satu siswa yang duduk dibelakang ribut dan tidak mendengarkan penjelasan dari guru.

(36) Guru:“Yang terpenting kalian bisa memahami mengenai apa itu surat pribadi dan surat dinas setelah itu baru kalian bisa membuat contoh suratnya, kalian menentukan sendiri ingin membuat contoh surat pribadi atau surat dinas nantinya.” Data no.37

Konteks:

Tuturan ini disampaikan oleh guru kepada siswa. Tuturan terjadi ketika guru menjelaskan materi surat dan kemudian guru ingin siswanya membuat contoh surat sendiri.

Data (15, 20, 26, 29, 37) merupakan interaksi yang dilakukan guru kepada siswa. Tuturan (15) melalui tuturannya guru mengistruksikan siswa untuk diam dengan maksud agar siswa mengikuti pelajaran dengan baik dan tetap memperhatikan apa yang sedang dijelaskan oleh guru. Data (44) guru menginstruksikan siswa untuk membuka dan memperhatikan contoh-contoh surat dihalaman tujuh. Tuturan guru ini bermaksud agar siswa lebih jelas lagi ketika memperhatikan contoh suratnya. Pada tuturan (26) guru menginstruksikan siswa agar membaca dengan keras. Apa yang diungkapkan oleh guru harus segera direspon oleh siswa sebagai alasan untuk bertindak. Perintah langsung yang diujarkan guru mengandung maksud supaya siswa yang duduk di belakang, membaca dengan suara yang keras agar bisa didengar oleh semua orang yang berada di ruang kelas. Pada data (29) guru

mengungkapkan perintah langsung agar siswa segera pindah duduk di depan. Siswa sebagai mitra tutur diharuskan segera melaksanakan perintah, karena kedudukan guru sebagai pemberi perintah lebih tinggi daripada kedudukan siswa. Fungsi tuturan menginstruksikan tersebut adalah memberi perintah langsung kepada siswa agar segera melaksanakan apa yang diperintahkan. Data (37) merupakan interaksi yang dilakukan guru kepada siswa. Pada data (37) guru memberikan arahan kepada siswa untuk membuat contoh surat pribadi atau surat dinas sesuai keinginan mereka. Tuturan yang diekspresikan guru adalah sebuah tuntunan atau arahan agar siswa dapat membuat surat dengan benar. Fungsi tuturan tersebut adalah memberikan arahan dan tutunan yang benar dalam membuat surat surat pribadi atau surat dinas.

b. Fungsi Menyilahkan

Fungsi ini digunakan penutur untuk mengungkapkan perintah kepada mitra tutur agar mengikuti dan melaksanakan perintahnya. Tindak tutur menyilahkan dapat dilihat pada data berikut.

(37) Guru:“Silahkan tanya saja yang kalian belum pahami yang berkenaan dengan unsur-unsur surat pribadi atau surat dinas.” Data no.43

Konteks:

Tuturan ini disampaikan oleh guru kepada siswa. Usai menjelaskan guru menyilahkan siswanya untuk bertanya mengenai materi yang sudah dijelaskan.

(38) “Ayo silahkan kevin bacakan contoh isi surat pribadi.” Data no.45

Tuturan ini disampaikan oleh guru kepada siswa. Ketika pelajaran berlangsung, guru melihat kevin tidak serius belajar kemudian guru menyilahkan kepada kevin untuk membaca contoh surat.

Data (43, 45) merupakan interaksi yang dilakukan guru kepada siswa. Pada data (43) guru menyilahkan siswa untuk bertanya. Dengan maksud bahwa guru memberikan kesampatan untuk siswanya bertanya mengenai apa yang sedang dijelaskan oleh guru. Sedang kan data (49) guru menyilahkan siswa yang bernama kevin untuk membacakan contoh isi surat pribadi. Dilihat dari konteksnya bahwa guru melihat kevin tidak serius dalam belajar jadi maksud lain tuturan ini agar kevin kembali memperhatikan ketika sedang pelajaran di dalam kelas. Data (47, 48, 49) dikatakan sebagai fungsi menyilahkan karena dapat ditandai dengan penggunaan kata silahkan.

c. Fungsi Menghendaki

Fungsi menghendaki digunakan penutur untuk mengungkapkan keinginan atau kehendak kepada mitra tutur agar melakukan sesuatu yang dikehendaki oleh penutur. Mitra tutur tidak harus melakukan apa yang dikehendaki, apabila penutur tidak mengungkapkan paksaan. Tindak tutur menghendaki dapat dilihat pada data berikut.

(39) Guru:“Saya harap kalian sudah bisa paham materi surat ini supaya nanti kalau ada ulangan kalian bisa menjawab pertanyaan soalnya jadi kalian belajar lagi di rumah.” Data no.48

Tuturan ini terjadi ketika guru selesai menjelaskan, guru menyampaikan agar siswa belajar lagi di rumah.

(40) Guru:“Untuk pertemuan yang akan datang saya harap kalian sudah membaca materi berikutnya yang ada dibuku.” Data no.75

Konteks:

Tuturan ini disampaikan guru pada saat jam pelajaran berlangsung di dalam kelas, guru menghendaki siswanya untuk membaca materi selanjutnya yang ada dibuku.

Data (48, 75) merupakan interaksi yang dilakukan guru kepada siswa. Pada data (48) guru menghendaki siswa agar sudah paham mengenai materi surat. Kehendak guru tersebut ditandai dengan tuturan “Saya

harap kalian sudah bisa paham” penggunaan kata sudah mengandung

maksud bahwa siswa bisa melaksanakan apa yang dituturkan sudah siap dan bisa melaksanakan apa yang dikehendaki guru. Fungsi tuturan tersebut adalah menghendaki siswa agar siap menjawab jika guru memberikan ulangan tentang materi surat ketika ada ulangan nanti. Pada tuturan (75) ini penutur (guru) menghendaki mitra tutur (siswa) untuk membaca materi berikutnya yang ada dibuku. Fungsi menghendaki ditandai dalam penggalan tuturan yaitu “saya harapkan kalian sudah

membaca materi berikutnya yang ada dibuku.” penggunaan kata sudah mengandung maksud agar siswa bisa melaksanakan apa yang

dikehendaki guru. Tuturan tersebut menghendaki siswa agar dipertemuan selanjutnya siswa sudah membaca materi selanjutnya dengan maksud lain supaya siswa di rumah belajar.

d. Fungsi Melarang

Fungsi tindak tutur melarang adalah penutur mengungkapkan perintah larangan secara langsung agar mitra tutur tidak melakukan sesuatu yang tidak diinginkan penutur. Penggunaan fungsi larangan dapat dilihat pada data berikut.

(41) Guru:”Perhatikan ke depan apa yang ibu jelaskan. Jangan ada yang menulis! Menulis itu gampang tapi harus dimengerti dulu. Kalian bisa menulis setelah nanti saya selesai menjelaskan.” Data no.86

Konteks:

Tuturan ini disampaikan oleh guru kepada siswa, tuturan terjadi ketika ada siswa yang sibuk menulis pada saat guru sedang menjelaskan materi

(42) Guru:“Tidak boleh membawa handphone di dalam kelas jadi kalau ada yang ketahuan membawa handphone di kelas, siap-siap saja hp nya di sita” Data no.77

Konteks:

Tuturan ini disampaikan oleh guru kepada siswa. Ketika guru sedang mengajar, guru memperingati siswa untuk tidak membawa handphone di dalam kelas, karena itu sudah jadi peraturan sekolah.

(43) Guru:“Jangan ikut ngomong kalau saya menjelaskan, apa kalian saja yang menjelaskan dan saya mendengarkan.” Data no.87

Konteks:

Tuturan ini disampaikan oleh guru kepada siswa. Saat guru sedang menjelaskan, guru melarang siswa untuk berbicara ketika guru sedang mengajar.

(44) Guru:“Sssst... Tidak boleh bicara sembarangan!” Data no.89

Konteks:

Tuturan ini disampaikan oleh guru kepada siswa. Tuturan terjadi ketika guru mendengarkan lontaran salah satu siswanya yang kurang baik.

Data (86, 77, 87, 100) merupakan interaksi yang dilakukan guru kepada siswa. Data (86) merupakan perintah dengan penyampaian

langsung yang digunakan guru terhadap siswanya adalah fungsi larangan. Guru memerintahkan siswa untuk tidak menulis. Guru menginginkan jika sedang menjelaskan seluruh siswa tidak boleh ada yang menulis sebelum guru selesai menjelaskan. Penutur melarang mitra tutur untuk tidak melakukan suatu tindakan tersebut yang tidak diinginkan oleh mitra tutur. Pada data (77) guru melarang siswa membawa handphone. Pola kalimat larangan yang diujarkan ditandai dengan kata “tidak

boleh” Guru mengungkapkan larangan tersebut dengan alasan bahwa

itu sudah peraturan sekolah untuk tidak boleh membawa handphone di dalam kelas apalagi ketika sedang proses belajar mengajar. Data (87) merupakan tuturan larangan yang diungkapkan guru kepada siswa agar tidak berbicara atau menyela ketika guru sedang menjelaskan, agar siswa bisa memperhatikan dan mendengarkan apa yang dijelaskan oleh guru. Tuturan larangan tersebut ditandai dengan kata jangan (yang berarti tidak boleh). Data (89) dapat dilihat dalam tuturannya bahwa penutur (guru) melarang mitra tutur (siswa) untuk berbicara sembarangan ketika siswa tersebut melontarkan kata kurang baik atau yang kurang sopan. Fungsi larangan dalam kalimat larangan ini yang diujarkan ditandai dengan kata “tidak boleh” Fungsi tuturan guru pada data (86), (77), (87), (89) tersebut adalah untuk mengekspresikan larangan karena apa yang dilakukan siswa itu salah dan tidak boleh dilakukan.

f. Fungsi Meminta

Fungsi tuturan meminta digunakan untuk mengungkapkan apa yang diinginkan oleh penutur. Pada tuturan meminta ini mitra tutur diharapkan melaksanakan yang diinginkan oleh penutur.Tindak tutur meminta dapat dilihat pada data berikut.

(45) Guru: “Ribut saja kerjaannya.” Siswa: “Nggak bu, cuma nanya doang bu.”

Guru: “Nanya saja langsung ke saya. Yasudah saya minta kamu ulangi lagi bagian-bagian surat dinas yang tadi sudah dijelaskan. Data no.18

Konteks:

Setelah guru selesai menjelaskan surat pribadi kemudian guru meminta salah satu siswa untuk menjelaskan kembali bagian-bagian surat dinas.

(46) Guru:“Jika surat yang dikirimkan dari satu pihak ke pihak lain yang isinya berhubungan dengan kegiatan dinas suatu instansi maka surat itu disebut surat resmi.

Siswa: “lah kok surat resmi bu?”

Guru: “Iya, karena penulisan surat dinas ditulis dengan format dan menggunakan bahasanya resmi. Nah, saya minta kalian coba baca dulu contoh-contoh suratnya.” Data no.19

Konteks:

Tuturan ini disampaikan oleh guru kepada siswa. Ketika pelajaran berlangsung, guru meminta siswa untuk membaca contoh-contoh surat.

Tuturan pada data (18, 19) merupakan interaksi yang dilakukan guru kepada siswa. Tuturan (18) di atas mengungkapkan keinginan penutur agar siswa tersebut menjelaskan kembali bagian-bagian surat dinas. Apabila penutur menyikapi permintaan dengan ekspresi sunguh-sunguh atau mengharapkan tuturannya dipatuhi, maka mitra tutur diharapkan segera melaksanakan apa yang diinginkan oleh penutur.

Sedangkan maksud tuturan (19) adalah guru meminta salah satu siswa untuk membaca kan contoh surat. Fungsi tuturan meminta dapat dilihat dengan penggunaan kata “minta” di dalam kalimat tersebut.

g. Fungsi Menasehati

Fungsi ini penutur mengekspresikan pemberian nasihat atau petuah terhadap kesalahan yang dilakukan oleh mitra tutur. Pemberian nasihat diberikan untuk membuat mitra tutur menjadi lebih baik. Penutur berharap pemberian nasihat diterima dan menjadi bahan evaluasi untuk memperbaiki kesalahan bagi mitra tutur. Tindak tutur menasehati dapat dilihat pada data berikut.

(46) Guru:“Kalau di dalam kelas kalian hanya ribut, main-main dan tidak memperhatikan guru saat menjelaskan, akhirnya kalian tidak paham materi yang dibahas lalu siapa yang nanti disalahkan, jadi belajar menghargai guru dengan mendengarkan dan memperhatikan gurunya, itu saja sudah cukup buat ibu yuli senang.” Data no.59

Konteks:

Tuturan ini disampaikan oleh guru kepada siswa. Tuturan terjadi ketika guru melihat siswanya yang ribut dan asik mengobrol dengan temannya saat pelajaran berlangsung.

(47) Guru:“Kalau gurunya ngasih tugas ya dikerjakan dengan sungguh-sungguh supaya hasilnya bagus, ini malah ribut. Kalau dapat nilai jelek, yang rugi kan kalian sendiri nak.” Data no.72

Konteks:

Tuturan ini disampaikan oleh guru kepada siswa. Ketika siswa sedang mengerjakan tugas, guru menyampaikan kepada siswanya untuk mengerjakannya dengan sungguh-sungguh. Data (59) dan (72) merupakan interaksi yang dilakukan guru kepada siswa. Pada data (59) ketika guru sedang menjelaskan, ada siswa yang

ribut dan malah asik mengobrol dengan temannya yang lain kemudian guru memberikan nasihat kepada siswanya untuk bisa menghargai guru ketika sedang menjelaskan materi. Data (72) terjadi pada saat guru memberikan tugas untuk siswanya, guru menasehati siswa untuk mengerjakan tugasnya dengan sungguh dengan maksud agar siswanya mendapatkan nilai yang baik. Fungsi tuturan nasihat yang diujarkan guru pada data (59) dan (72) untuk memperbaiki kesalahan yang dilakukan siswa dan sebagai bahan refleksi untuk membuat siswa menjadi manusia yang lebih baik.

3) Fungsi Tindak Ilokusi Ekspresif antara Guru dengan Siswa di SMP