• Tidak ada hasil yang ditemukan

II.2 TIROID 1 Pengertian

2. Fungsi tiroid

Tiroid berfungsi untuk membentuk dan mensekresi beberapa hormon yaitu liotironi (T3) dan tiroksin (T4). Dibawah pengaruh hormone TRH

(Tyrotropin Releasing Hormone, protirelin) dari hipotalamus, hipofise mensekresi TSH (Thyreoid Stimulating Hormone) yang selanjutnya menstrimulasi tiroid untuk memisahkan T3 dan T4.

Bila dilihat dari fungsi, tiroid dibagi menjadi 2 YAITU :

 Hipertiroid, di mana kelenjar gondok akan menghasilkan hormon gondok yang berlebihan.

 Hipotiroid yaitu produk hormon yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid berkurang dan tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Umumnya penyakit ini disebabkan karena ketidakstabilan hormon atau infeksi, ada juga yang disebabkan karena gangguan autoimun, di mana tubuh menghasilkan zat antibodi yang berpengaruh pada kelenjar gondok, sehingga bisa menyebabkan kekurangan atau kelebihan produksi hormon gondok. Khusus untuk gondok endemik, gangguan disebabkan karena kurangnya zat yodium yang masuk ke dalam tubuh.

Hipertiroidisme

Hipertiroidisme (tirotoksikosis) yaitu gangguan fungsi kelenjar gondok yang ditandai dengan kegelisahan, penurunan berat, hiperfagia, intoleransi panas, peningkatan tekanan denyut, tremor halus bila jari diluruskan, kulit hangat dan lembut dan berkeringat.

Hipertiroidisme dibedakan atas 2 yaitu penyakit Grave (penyakit Basedow) dan penyakit Plummer.

Penyakit Grave

Penyakit ini diakibatkan oleh suatu proses auto-imun, dimana antibodies IgG mengikat pada reseptor TSH di tiroid. Efeknya adalah stimulasi produksi T4, jadi

sama dengan efek TSH. Mungkin pembentukan antibodies tersebut dipicu oleh infeksi karena suatu kuamn Gram-negatif (antara lain E.Coli, Yersinia) yang memiliki tempat pengikatan TSH. Wanita dihinggapi penyakit ini 5x lebih sering dibandingkan pria. Pada sekitar 25% dari semua kasus terjadi penyembuhan spontan dalam waktu satu tahun.

Gejalanya yang khas berupa trias : bola mata menonjol (exophthalmus) dengan pembesaran tiroid (struma difus) dan tireotoxicose (tachycardia, atriumfibrilasi, tremor dan badan menjadi kurus). Gejala ini dapat berupa keluhan mata (nyeri, visus guram, peka cahaya, udem, conjunctivitis) akibat proses auto- imun pula (auto-antibodies, kompleks imun). Gejala ini dapat ditanggulangi dengan prednison 40 mg atau lebih, yang berdaya menekan proses auto imun selular dan humoral (imunsupresif).

Penyakit Plummer gejala pada mata tidak ada dan biasanya disebabkan oleh hipersekresi hormon tiroid oleh satu nodulus tiroid saja.

Dalam serum penderita penyakit Grave ditemukan suatu protein yang berbeda dengan TSH (Thyreoid Stimulating Hormone) secara imunologis, tetapi merangsang tiroid juga. Efeknya lebih lambat dan lama, karena itu protein tersebut dinamai LATS(Long Acting Thyroid Stimulator). Telah ada bukti bahwa LATS merupakan zat anti yang timbul karena reaksi autoimun terhadap protein tiroid. Mungkin sekali sebagian besar penyakit Grave disebabkan oleh adanya autoimun, terutama gejala eksoftalamus.

Semua gejala hipertiroidisme terjadi karena pembentukan panas yang terlalu banyak, kepekaan neuromuscular yang berlebihan dan aktivitas saraf simpatis yang bertambah. Peninggian BMR (Basal Metabolic Rate) memberikan gejala yang mirip dengan gejala yang terjadi karena kerja otot yang berlebihan dalam udara panas : kulit kemerahan, panas, basah, otot lemah, tremor, nadi cepat dan denyut jantung lebih keras. Semuanya ini mengakibatkan nafsu makan bertambah dan bila kebutuhan tersebut tidak dicukupi maka berat badan akan menurun.

Penderita biasanya sukar tidur, sering merasa cemas dan gelisah, tidak tahan hawa panas dan perutnya sering mulas. Beberapa penderita sering menunjukkan gejala payah jantung, osteoporosis, miopati dan sebagainya.

Hipotiroidisme

Hipotiroidisme dapat dibagi sebagai berikut : I. Kreatinisme (Hipotiroidisme bawaan)

 Atiroid (sporadic)

 Struma endemic

II. Miksudem pada anak (Juvenile mixedema) III. Miksudem pada orang dewasa (Penyakit Gull) :

 Hipotiroidisme primer (Kelainannya terdapat pada tiroid) : 1. Spontan

2. Bukan spontan, umpamanya karena pembedahan, yodium radioaktif, obat-obatan dan sebagainya.

 Hipotiroidisme sekunder karena kelainan hipofisis

Gejala klinik yang tampak pada kreatinisme berupa gangguan pertumbuhan badan yaitu cebol, perkembangan mental terganggu, perut buncit karena tonus otot abdominal kurang, dan lidah membesar. Biasanya gejala timbul secara perlahan-lahan dan sukar sekali dikenal sebelum seluruh gejala timbul. Sering gejalanya belum dikenal sampai anak berumur 2-3 tahun, sedangkan terapi harus dimulai sedini mungkin segera setelah lahir. Oleh sebab itu biasanya gejala gangguan mental tidak bisa dihilangkan pada penderita tersebut. Kreatinisme dapat disebabkan oleh tidak terbentuknya kelenjar tiroid dan bisa disebabkan oleh defisiensi yodium pada kehamilan. Memang frekuensi kreatinisme jauh lebih tinggi didaerah endemic goiter daripada didaerah lain. Frekuensi tersebut dapat dikurangi dengan pemberian sediaan yodium.

Pada juvenile mixedema pertumbuhan badan mula-mula normal, pertumbuhan gigi normal dan tidak ada gangguan mental meskipun kecepatan berfikirnya agak lambat.

Miksudem pada orang dewasa timbul juga perlahan-lahan. Biasanya penderita mulai merasakan kurang tahan terhadap hawa dingin akibat BMR (Basal Metabolic Rate) yang menurun. Pembentukan keringat berkurang, miksudem terutama pada bagian muka, rambut kurang bercahaya dan kering, kulit kering dan kekuning-kuningan (Karotenemial), daya berfikir kurang dan lambat, kadar kolesterol dalam darah meninggi. Biasanya suaru penderita besar dan serak

serta bicaranya kurang lancer. Penderita miksudem juga menunjukkan gejala gangguan saluran pencernaan, nafsu makan kurang, hipoasiditas lambung, motilitas usus berkurang sehingga sering terjadi distensi abdominal dan konstipasi. Tonus otot kandung kemih juga berkurang, sehingga mudah terjadi retensi urin. Otot skelet lemah dan lembek, ukuran jantung membesar dan curah jantung berkurang. Pada penderita tersebut mudah sekali timbul udem, hidroperikardium, hidrotoraks dan asites. Selain itu sering timbul anemia yang refrakter terhadap terapi, biasaya jenis hiperkrom makrositer. Penderita biasanya sering mengantuk dan banyak tidur.

Miksudem dewasa kadang-kadang diusertai goiter yaitu terutama bila terdapat gangguan hebat pada sintesis hormon tiroid, kerusakan jaringan tiroid hebat seperti yang terjadi pada peradangan kronis (Penyakit Hashimoto) atau setelah pemberian antitiroid.

Penyakit hashimoto merupakan gangguan auto-imun yang bercirikan pembesaran tiroid menahun (struma) tanpa peradangan, akibat suatu proses auto- imun. Gangguan ini terutama di idap oleh wanita yang lanjut usia. Pada mulanya dapat terjadi hipertirosis tetapi sering kali berakhir dengan hipotirosis. Terapinya dilakukan dengan tiroksin.

Dokumen terkait