• Tidak ada hasil yang ditemukan

241946958 Tbbronchitis Sinusitis Tiroid Dan Asma

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "241946958 Tbbronchitis Sinusitis Tiroid Dan Asma"

Copied!
121
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS KELOMPOK FARMASI RUMAH SAKIT

MAKALAH

”TUBERKULOSIS, BRONCHITIS, SINUSITIS, TIROID, DAN

ASMA”

OLEH :

KELOMPOK 8

KELAS B

KARNILAH DARAJAT N211 10 673

A. BAU DEWI SARTIKA N211 10 674

ANA ARISTA N211 10 675

RESTY ANGRIANI N211 10 677

(2)

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2011

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 TUBERKULOSIS

Tuberkulosis atau TB adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini paling sering menyerang paru-paru walaupun pada sepertiga kasus menyerang organ tubuh lain dan ditularkan orang ke orang. Ini juga salah satu penyakit tertua yang diketahui menyerang manusia. Jika diterapi dengan benar tuberkulosis yang disebabkan oleh kompleks Mycobacterium tuberculosis, yang peka terhadap obat, praktis dapat disembuhkan. Tanpa terapi tuberkulosa akan mengakibatkan kematian dalam lima tahun pertama pada lebih dari setengah kasus.

(3)

mengenai penyakit TBC di Indonesia begitu mengkhawatirkan, sehingga kita harus waspada sejak dini & mendapatkan informasi lengkap tentang penyakit TBC .

I.2 BRONCHITIS

Bronchitis adalah penyakit pernapasan dimana selaput lendir pada saluran-saluran bronchial paru meradang. Ketika selaput yang teriritasi membengkak dan tumbuh lebih tebal, ia menyempitkan atau menutup jalan-jalan udara yang kecil dalam paru-paru, berakibat pada serangan-serangan batuk yang disertai oleh dahak yang tebal dan sesak napas. Penyakit mempunyai dua bentuk: akut (berlangsung kurang dari 6 minggu) dan kronis (kambuh seringkali untuk lebih dari dua tahun). Sebagai tambahan, orang-orang dengan asma juga mengalami peradangan lapisan dari tabung-tabung bronchial yang disebut asthmatic bronchitis.

Bronchitis akut bertanggung jawab untuk batuk kering dan produksi dahak yang adakalanya disertai infeksi pernapasan bagian atas. Pada kebanyakan kasus-kasus infeksi berasal dari virus, namun adakalanya ia disebabkan oleh bakteri. Jika sebaliknya anda dalam kesehatan yang baik, selaput lendir akan kembali normal setelah anda telah sembuh dari infeksi awal paru, yang biasanya berlangsung beberapa hari.

Bronchitis kronis adalah kekacauan jangka panjang yang serius yang seringkali memerlukan perawatan medis yang teratur.

(4)

Sinus adalah suatu rongga yang dipenuhi udara atau kaviti yang terletak di antara tulang muka yang mengelilingi hidung. Sinusitis pula ialah jangkitan atau pembengkakan yang berlaku ke atas membran mukus di dalam rongga sinus. Sinus boleh dibahagikan kepada 4 bahagian iaitu Frontal, Sphenoidal, Ethmoid dan juga Maxillary. Apabila membran mukos mendapat jangkitan daripada bakteria, virus atau pun kulat, ia akan menjadi bengkak dan seterusnya menghalang pengaliran mukos atau lendir daripada sinus ke dalam hidung dan tekak yang akhirnya akan mengakibatkan tekanan dan keradangan di dalam rongga sinus. Bakteria dan kulat amat mudah untuk membiak di dalam rongga sinus yang tersumbat.

I.4 TIROID

Ada dua jenis penyakit tiroid yang utama:  Hipotiroidisme

 Hipertiroidisme / Tirotoksikosis  Hipotiroidisme

(5)

Hipertiroidisme

Hipertiroidisme adalah suatu keadaan dimana kelenjar tiroid bekerja secara berlebihan, sehingga menghasilkan sejumlah besar hormon tiroid. Hipertiroidisme bisa ditemukan dalam bentuk penyakit Graves, gondok noduler toksik atau hipertiroidisme sekunder.

I.5 ASMA

Asma (asthma bronchiale) atau bengek adalah suatu penyakit peradangan steril (dan alergi) kronis yang bercirikan serangan sesak napas akut secara berkala, mudah tersengal-sengal, disertai batuk dan hiperereksi dahak.

Status asthmaticus adalah keadaan asma yang hebat, yakni penciutan bronchi menjadi lebih kuat dan bertahan lebih lama ( sampai lebih dari 24 jam). Ciri-ciri lainnya adalah tacicardia dan tak bisa berbicara lancar (tersendal-sendal) akibat napas tersengal-sengal.

(6)

BAB II

PEMBAHASAN

II.1 TUBERKULOSIS

(7)

Tuberkulosis atau TB adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini paling sering menyerang paru-paru walaupun pada sepertiga kasus menyerang organ tubuh lain dan ditularkan orang ke orang. Ini juga salah satu penyakit tertua yang diketahui menyerang manusia. Jika diterapi dengan benar tuberkulosis yang disebabkan oleh kompleks Mycobacterium tuberculosis, yang peka terhadap obat, praktis dapat disembuhkan. Tanpa terapi tuberkulosa akan mengakibatkan kematian dalam lima tahun pertama pada lebih dari setengah kasus.

Gejala Penyakit TBC

Gejala penyaki TBC dapat dibagi menjadi gejala umum dan gejala khusus yang timbul sesuai dengan organ yang terlibat. Gambaran secara klinis tidak terlalu khas terutama pada kasus baru, sehingga cukup sulit untuk menegakkan diagnosa secara klinik.

Gejala sistemik/umum

1. Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang timbul.

2. Penurunan nafsu makan dan berat badan.

3. Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah). 4. Perasaan tidak enak (malaise), lemah.

Gejala khusus

(8)

akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara "mengi", suara nafas melemah yang disertai sesak.

2. Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan keluhan sakit dada.

3. Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah.

4. Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang.

Klasifikasi TBC

Berdasarkan hasil pemeriksaan sputum, dibagi dalam : 1. TB paru BTA positif

Sekurangnya 2 dari 3 spesimen sputum SPS hasilnya BTA positif. 1 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan foto rontgent dada menunjukkan gambaran tuberkuosis aktif

2. TB paru BTA negatif

(9)

gambaran kerusakan paru yang luas (misalnya proses ”far advanced” atau millier), dan/atau keadaan umum penderita buruk.

Berdasarkan tingkat keparahan penyakit yang ditunjukan oleh foto toraks, TB dibagi dalam :

1. TB paru dengan kelainan paru luas 2. TB paru dengan kelainan paru sedikit

Berdasarkan riwayat pengobatan penderita, digolongkan atas tipe : 1. Kasus baru: penderita yang belum pernah diobati dengan OAT atau sudah

pernah menelan OAT kurang dari 1 bulan (30 dosis harian).

2. Kambuh: penderita yang sebelumnay pernah mendapat pengobatan tuberkulosis dan telah dinyatakan sembuh, kemudian kembali lagi berobat dengan hasil pemeriksaan dahak BTA positif.

3. Pindahan: penderita yang sedang mendapat pengobatan di suatu kabupaten lain dan kemudian pindah berobat ke kabupaten ini. Penderita pindahan tersebut harus membawa surat rujukan / pindah.

4. Lalai: Penderita yang sudah berobat paling kurang 1 bulan, dan berhenti 2 bulan atau lebih, kemudian datang kembali berobat. Umumnya penderita tersebut kembali dengan hasil pemeriksaan dahak BTA positif.

(10)

6. Kronis: penderita dengan hasil pemeriksaan masih BTA positif setelah selesai pengobatan ulang kategori 2.

Patogenitas

(11)

Penyakit TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri Mycobacterium tubercolusis yang dilepaskan pada saat penderita TBC batuk, dan pada anak-anak sumber infeksi umumnya berasal dari penderita TBC dewasa. Bakteri ini bila sering masuk dan terkumpul di dalam paru-paru akan berkembang biak menjadi banyak (terutama pada orang dengan daya tahan tubuh yang rendah), dan dapat menyebar melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening. Oleh sebab itulah infeksi TBC dapat menginfeksi hampir seluruh organ tubuh seperti: paru-paru, otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang, kelenjar getah bening, dan lain-lain, meskipun demikian organ tubuh yang paling sering terkena yaitu paru-paru.

Kuman TB yang masuk melalui pernafasan menetap di alveolus. Infeksi dimulai ketika ia berhasil berkembang biak dengan cara membelah diri di Paru mengakibatkan peradangan di dalam paru, yang disebut sebagai kompleks primer. Waktu antara terjadinya infeksi sampai pembentukan kompleks primer adalah 4-6 minggu. Adanya infeksi dibuktikan dengan tes kulit dengan hasil positif.

(12)

bersangkutan akan menjadi penderita Tuberkolusis. Masa inkubasi diperkirakan sekitar 6 bulan.

Epidemologi

Karena TBC ditularkan dengan cepat dari manusia satu ke manusia lain melalui partikel-partikel aerosol, individu-individu dalam lingkungan tertutup menampakkan aktivitas penyakit TBC pulmonary relatife lebih tinggi resikonya untuk terinfeksi. Penularan penyakit ini karena kontak dengan dahak atau menghirup titik-titik air dari bersin atau batuk dari orang yang terinfeksi kuman tuberculosis.

(13)

1. Tes Kulit Tuberkulin (Tes Mantoux) menunjukkan apakah seseorang mungkin terinfeksi.

2. Sinar X dada dapat menunjukkan apakah ada kesan-kesan TBC pada paru-paru. 3. Tes dahak menunjukkan apakah ada kuman TBC dalam dahak yang dibatukkan.

Pemeriksaan Jasmani

(14)

Pemeriksaan Bakteriologik

a. Bahan pemeriksasan

Pemeriksaan bakteriologik untuk menemukan kuman tuberkulosis mempunyai arti yang sangat penting dalam menegakkan diagnosis. Bahan untuk pemeriksaan bakteriologik ini dapat berasal dari dahak, cairan pleura, liquor cerebrospinal, bilasan bronkus, bilasan lambung, kurasan bronkoalveolar (bronchoalveolar lavage/BAL), urin, faeces dan jaringan biopsi (termasuk biopsi jarum halus/BJH)

b. Cara pengumpulan dan pengiriman bahan Cara pengambilan dahak 3 kali (SPS): - Sewaktu / spot (dahak sewaktu saat kunjungan) - Pagi ( keesokan harinya )

(15)

dimasukkan ke dalam kotak sediaan) yang akan dikirim ke laboratorium, harus dipastikan telah tertulis identitas pasien yang sesuai dengan formulir permohonan Pemeriksaan laboratorium.

Bila lokasi fasiliti laboratorium berada jauh dari klinik/tempat pelayanan pasien, spesimen dahak dapat dikirim dengan kertas saring melalui jasa pos. Cara pembuatan dan pengiriman dahak dengan kertas saring:

- Kertas saring dengan ukuran 10 x 10 cm, dilipat empat agar terlihat bagian tengahnya

- Dahak yang representatif diambil dengan lidi, diletakkan di bagian tengah dari kertas saring sebanyak + 1 ml

- Kertas saring dilipat kembali dan digantung dengan melubangi pada satu ujung yang tidak mengandung bahan dahak

- Dibiarkan tergantung selama 24 jam dalam suhu kamar di tempat yang aman, misal di dalam dus

- Bahan dahak dalam kertas saring yang kering dimasukkan dalam kantong plastik kecil

- Kantong plastik kemudian ditutup rapat (kedap udara) dengan melidahapikan sisi kantong yang terbuka dengan menggunakan lidi

(16)

Pemeriksaan bakteriologik dari spesimen dahak dan bahan lain (cairan pleura, liquor cerebrospinal, bilasan bronkus, bilasan lambung, kurasan bronkoalveolar /BAL, urin, faeces dan jaringan biopsi, termasuk BJH) dapat dilakukan dengan cara

- Mikroskopik - Biakan

Pemeriksaan mikroskopik:

Mikroskopik biasa : pewarnaan Ziehl-Nielsen Mikroskopik fluoresens: pewarnaan auramin-rhodamin (khususnya untuk screening) lnterpretasi hasil pemeriksaan dahak dari 3 kali pemeriksaan ialah bila :

3 kali positif atau 2 kali positif, 1 kali negatif ® BTA positif 1 kali positif, 2 kali negatif ® ulang BTA 3 kali kecuali bila ada fasiliti foto toraks, kemudian bila 1 kali positif, 2 kali negatif ® BTA positif bila 3 kali negatif ® BTA negative. Interpretasi pemeriksaan mikroskopik dibaca dengan skala IUATLD (rekomendasi WHO). Skala IUATLD (International Union Against Tuberculosis and Lung Disease) :

- Tidak ditemukan BTA dalam 100 lapang pandang, disebut negatif

- Ditemukan 1-9 BTA dalam 100 lapang pandang, ditulis jumlah kuman yang ditemukan

(17)

Interpretasi hasil dapat juga dengan cara Bronkhorst SkalaBronkhorst (BR) : - BR I : ditemukan 3-40 batang selama 15 menit pemeriksaan

- BR II : ditemukan sampai 20 batang per 10 lapang pandang - BR III : ditemukan 20-60 batang per 10 lapang pandang - BR IV : ditemukan 60-120 batang per 10 lapang pandang - BR V : ditemukan > 120 batang per 10 lapang pandang Pemeriksaan biakan kuman:

Pemeriksaan biakan M.tuberculosis dengan metode konvensional ialah dengan cara :

- Egg base media: Lowenstein-Jensen (dianjurkan), Ogawa, Kudoh

- Agar base media : Middle brook Melakukan biakan dimaksudkan untuk mendapatkan diagnosis pasti, dan dapat mendeteksi Mycobacterium tuberculosis dan juga Mycobacterium other than tuberculosis (MOTT). Untuk mendeteksi MOTT dapat digunakan beberapa cara, baik dengan melihat cepatnya pertumbuhan, menggunakan uji nikotinamid, uji niasin maupun pencampuran dengan cyanogen bromide serta melihat pigmen yang timbul

Pemeriksaan Radiologik

(18)

- Bayangan berawan / nodular di segmen apikal dan posterior lobus atas paru dan segmen superior lobus bawah

- Kaviti, terutama lebih dari satu, dikelilingi oleh bayangan opak berawan atau nodular

- Bayangan bercak milier

- Efusi pleura unilateral (umumnya) atau bilateral (jarang) Gambaran radiologik yang dicurigai lesi TB inaktif - Fibrotik

- Kalsifikasi

- Schwarte atau penebalan pleura Luluh paru (destroyed Lung ) :

- Gambaran radiologik yang menunjukkan kerusakan jaringan paru yang berat, biasanya secara klinis disebut luluh paru . Gambaran radiologik luluh paru terdiri dari atelektasis, ektasis/ multikaviti dan fibrosis parenkim paru. Sulit untuk menilai aktiviti lesi atau penyakit hanya berdasarkan gambaran radiologik tersebut.

- Perlu dilakukan pemeriksaan bakteriologik untuk memastikan aktiviti proses penyakit. Luas lesi yang tampak pada foto toraks untuk kepentingan pengobatan dapat dinyatakan sbb (terutama pada kasus BTA negatif) :

(19)

- Lesi luas, Bila proses lebih luas dari lesi minimal. Pemeriksaan khusus

Salah satu masalah dalam mendiagnosis pasti tuberkulosis adalah lamanya waktu yang dibutuhkan untuk pembiakan kuman tuberkulosis secara konvensional. Dalam perkembangan kini ada beberapa teknik yang lebih baru yang dapat mengidentifikasi kuman tuberkulosis secara lebih cepat.

1. Pemeriksaan BACTEC

Dasar teknik pemeriksaan biakan dengan BACTEC ini adalah metode radiometrik. M tuberculosis memetabolisme asam lemak yang kemudian menghasilkan CO2 yang akan dideteksi growth indexnya oleh mesin ini. Sistem ini dapat menjadi salah satu alternatif pemeriksaan biakan secara cepat untuk membantu menegakkan diagnosis dan melakukan uji kepekaan.

2. Polymerase chain reaction (PCR):

(20)

diatas, bahan / spesimen pemeriksaan dapat berasal dari paru maupun ekstra paru sesuai dengan organ yang terlibat.

3. Pemeriksaan serologi, dengan berbagai metoda a.1: a. Enzym linked immunosorbent assay (ELISA)

Teknik ini merupakan salah satu uji serologi yang dapat mendeteksi respon humoral berupa proses antigenantibodi yang terjadi. Beberapa masalah dalam teknik ini antara lain adalah kemungkinan antibodi menetap dalam waktu yang cukup lama.

b. ICT

(21)

Uji ini mendeteksi antibodi antimikobakterial di dalam tubuh manusia. Uji ini menggunakan antigen lipoarabinomannan (LAM) yang direkatkan pada suatu alat yang berbentuk sisir plastik. Sisir plastik ini kemudian dicelupkan ke dalam serum pasien, dan bila di dalam serum tersebut terdapat antibodi spesifik anti LAM dalam jumlah yang memadai sesuai dengan aktiviti penyakit, maka akan timbul perubahan warna pada sisir dan dapat dideteksi dengan mudah d. Uji peroksidase anti peroksidase (PAP)

Uji ini merupakan salah satu jenis uji yang mendeteksi reaksi serologi yang terjadi dalam menginterpretasi hasil pemeriksaan serologi yang diperoleh, para klinisi harus hati hati karena banyak variabel yang mempengaruhi kadar antibodi yang terdeteksi.

e. Uji serologi yang baru / IgG TB (dr. Erlina)

Saat ini pemeriksaan serologi belum dapat dipakai sebagai pegangan untuk diagnosis.

Pemeriksaan lain

1. Analisis Cairan Pleura

(22)

2. Pemeriksaan histopatologi jaringan

Pemeriksaan histopatologi dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis TB. Pemeriksaan yang dilakukan ialah pemeriksaan histologi. Bahan jaringan dapat diperoleh melalui biopsi atau otopsi, yaitu :

· Biopsi aspirasi dengan jarum halus (BJH) kelenjar getah bening (KGB)

· Biopsi pleura (melalui torakoskopi atau dengan jarum abram, Cope dan Veen Silverman)

· Biopsi jaringan paru (trans bronchial lung biopsy/TBLB) dengan bronkoskopi, trans thoracal biopsy/TTB, biopsy paru terbuka).

· Otopsi Pada pemeriksaan biopsi sebaiknya diambil 2 sediaan, satu sediaan dimasukkan ke dalam larutan salin dan dikirim ke laboratorium mikrobiologi untuk dikultur serta sediaan yang kedua difiksasi untuk pemeriksaan histologi. 3. Pemeriksaan darah

Hasil pemeriksaan darah rutin kurang menunjukkan indikator yang spesifik untuk tuberkulosis. Laju endap darah ( LED) jam pertama dan kedua dapat digunakan sebagai indikator penyembuhan pasien. LED sering meningkat pada proses aktif, tetapi laju endap darah yang normal tidak menyingkirkan tuberkulosis. Limfositpun kurang spesifik.

4. Uji tuberkulin

(23)

mempunyai makna bila didapatkan konversi, bula atau apabila kepositifan dari uji yang didapat besar sekali. Pada malnutrisi dan infeksi HIV uji tuberkulin dapat memberikan hasil negatif.

FARMAKOLOGI OBAT-OBAT ANTITUBERKULKOSIS

Obat yang digunakan untuk TBC digolongkan atas dua kelompok yaitu :  Obat primer : INH (isoniazid), Rifampisin, Etambutol, Streptomisin,

Pirazinamid. Memperlihatkan efektifitas yang tinggi dengan toksisitas yang masih dapat ditolerir, sebagian besar penderita dapat disembuhkan dengan obat-obat ini.

Obat sekunder : Exionamid, Paraaminosalisilat, Sikloserin, Amikasin, Kapreomisin dan Kanamisin.

(24)

No. Nama Obat Golongan Indikasi Efek Samping Generik Paten

3. Pyrazinamide Tuberkulosis

(25)
(26)

Isoniazid bekerja dengan menghambat sintesis asam mikolat, komponen terpenting pada dinding sel bakteri. Rifampisin menghambat aktivitas polymerase RNA yang tergantung DNA pada sel-sel yang rentan. Pirazinamid adalah analog pirazin dari nikotinamid yang bersifat bakteriostatik atau bakterisid terhadap Mycobacterium tuberculosis tergantung pada pemberian dosis. Etambutol menghambat sintesis minimal 1 metabolit yang menyebabkan kerusakan pada metabolism sel, menghambat multiplikasi dan kematian sel. Steptomicin adalah antibiotic bakterisid yang mempengaruhi sintesis protein. Etionamida dapat bekerja sebagai bakteriostatik atau bakterisid tergantung pada konsentrasi obat. Etionamida dapat menghambat sitesis peptide pada organism yang rentan. Asam aminosalisilat menghambat pembentukan asam folat atau menghambat pembentukan komponen dinding sel, mikobaktin dengan menurunkan pengambilan besi oleh Mycobacterium tuberculosis.

Prinsip Pengobatan

(27)

penderita menelan obot , pengobatan perlu dilakukan dengan pengawasan langsung (DOT=Direcly Observed Treatment) oleh seorang pengawas Menelan Obat (PMO ) Pengobatan TBC diberikan dalam 2 tahap yaitu tahap intensif dan lanjutan.

1. Tahap Intensif

Pada tahap intensif ( awal ) penderita mendapat obat setiap hari dan diawasi langsung untuk mencegah terjadinya kekebalan terhadap semua OAT (obat anti tuberculosis) terutama rifampisin . Bila pengobatan tahap intensif tersebut diberikan secara tepat biasanya penderita menular menjadi tidak menular dalam kurun waktu 2 minggu sebagian besar penderita TBC BTA positif menjadi BTA negatif (konversi) pada akhir pengobatan intensif.

2. Tahap Lanjutan

Pada tahap lanjutan penderita mendapat jenis obat lebih sedikit , namum dalam jangka waktu yang lebih lama. Pengawasan Ketet dalam tahap intensif sangat penting untuk mencegah terjadinya kekebalan obat. Tahap lanjutan penting untuk membunuh kuman persister ( dormant ) sehingga mencegah terjadinya kekambuhan

Panduan OAT di Indonesia

Paduan OAT ini disediakan dalam bentuk paket kombipak dengan tujuan untuk memudahkam pemberian obat dan menjamin kelangsungan ( kontinuitas ) pengobatan sampai selesai satu (1) paket untuk satu ( 1) penderita dalam satu (1) masa pengobatan.

(28)

Tahap intensif terdiri dari Isoniasid ( H), Rifampisin ( R ), Pirasinamid ( Z) dan Etambutol ( E ) Obat-obat tersebut diberikan setiap hari selama 2 bulan (2HRZE ). Klemudian diteruskan dengan tahap lanjutan yang terdiri dari isoniasid (H) dan Rifampisin ( R ) diberikan tiga kali dalam seminggu selama 4 bulan ( 4 H 3R3 ).

Obat ini diberikan untuk :

- Penderita baru TBC Paru BTA Positif

- Penderita TBC Paru BTA negatif Rontgen positif yang “ sakit berat “ dan - Penderita TBC Ekstra Paru berat.

Tabel 1 : Paduan OAT Kategori 1

Tahap Lamanya

Dosis Per

hari / Kali

pengobatan Pengobatan Tablet Kaplet Tablet Tablet Jumlah hari /

Isoniasid Rifampisin

(29)

HRZE untuk tahap intensif dan 54 blister. HRH untuk tahap lanjutan masing-masing dikemas dalam dos kecil dan disatukan dalam 1 dos besar.

b) Kategori –2 ( 2HRZES / HRZE / 5H3R3E3 )

Tahap intensif diberikan selama 3 bulan yang terdiri dari 2 bulan dengan Isoniasid ( H) , Rifampisin ( R), Pirasinamid ( Z),dan Etambutol ( E) setiap hari . Setelah itu diteruskan dengan tahap lanjutan selama 5 bulan dengan HRE yang diberikan tiga kali dalam seminggu. Perlu diperhatikan bahwa suntikan streptomisin diberikan setelah pemderita selesai menelan obat.

Obat ini diberikan untuk :

- Penderita kambuh ( relaps ) - Penderita Gagal ( failure )

- Penderita dengan Pengobatan setelah lalai ( after default )

Tabel 2 : Paduan OAT Kategori 2

Tahap Lamanya etambutol Streptomis Jumlah

pengobatan Pengobatan Tablet Kaplet Tablet Tablet @ Tablet @ in Injeksi

(30)

( Dosis 3 X seminggu )

Keterangan : dosis tersebut diatas untuk penderita dengan BB antara 33-50 kg. Satu paket kombipak kategori 2 berisi 156 blister harian yang terdiri dari 90 blister HRZE untuk tahap intensif dan 66 blister HRE untuk tahap lanjutan masing-masing dikemas dalam dos kecil dan disatukan dalam 1 dos besar disamping itu disediakan 30 vial streptomicin @ 1,5 gr dan pelengkap pengobatan ( 60 spuit dan aquabidest ) untuk tahap intensif.

c) Kategori –3 ( 2HRZ / 4H3R3 )

Tahap intensif terdiri dari HRZ diberikan setiap hari selama 2 bulan (2HRZ) diteruskan dengan tahap lanjutan terdiri dari HR selama 4 bulan diberikan 3 kali seminggu ( 4H3R3 ).

Obat ini diberikan untuk :

- Penderita baru BTA negatif dan rontgen positif sakit ringan

- Penderita ekstra paru ringan yaitu TBC kelenjar limfe ( limfadenitis ) pleuritis eksudativa unilateral TBC kulit , tbc tulang ( kecuali tulang belakang ) sendi dan kelenjar aderenal.

Tabel 3 : Paduan OAT Kategori 3

(31)

@ 300 mg @ 450 mg @ 500 mg menelan

Keterangan : dosis tersebut diatas untuk penderita dengan BB antara 33-50 Kg Satu paket kombipak kategori 3 berisi 114 blister harian yang terdiri dari 60 blister HRZ untuk tahap intensif dan 54 bliter HR untuk tahap lanjutan masing masing di kemas dalam dos kecil dan disatukan dalam 1 dos besar

d) OAT SISIPAN ( HRZE )

Bila pada akhir tahap intensif pengobatan penderita baru BTA positif dengan kategori 1 atau penderita BTA positif pengobatan ulang dengan kategori 2 hasil pemeriksaan dahak masih BTA positif diberikan obat sisipan (HRZE ) setiap hari selama 1 bulan

(32)

mg mg mg mg obat Tahap

intensif (dosis harian )

1 bulan 1 1 3 3 30

Keterangan dosis tersebut diatas untuk penderita dengan BB antara 33 – 50 kg Satu paket obat sisipan berisi 30 blister HRZE yang dikemas dalam 1 dos kecil

Perawatan

Perawatan bagi TBC aktif dan TBC pasif walaupun menggunakan obat anti tubercolusis (OAT) yang sama namun periode perawatannya berbeda.

Penderita TBC pasif (infeksi TBC) cukup diberi perawatan dalam waktu 6 bulan yang dikenal dengan perawatan pencegahan. Sedangkan penderita TBC aktif (penyakit TBC) memerlukan waktu 6-9 bulan dan isolasi mungkin diperlukan ketika dianggap menular. Perawatan dalam kedua keadaan itu disertai dengan konsumsi makanan bergizi, istirahat yang cukup dan, mengikuti saran-saran dokter.

(33)

Dalam DOTS ada seseorang yang akan mengawasi serta mengingatkan penderita minum OAT yang disebut dengan Pengawas Minum Obat (PMO). Biasanya PMO ini berasal dari keluarga atau kerabat dekat penderita.

Dengan menggunakan strategi DOTS proses penyembuhan TBC dapat secara cepat dan tepat.

DOTS

DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse) adalah strategi penyembuhan TBC jangka pendek dengan pengawasan secara langsung. Strategi DOTS memberikan angka kesembuhan yang tinggi, bisa mencapai 95%. Strategi DOTS terdiri dari 5 komponen, yaitu:

 Adanya komitment politis dari pemerintah untuk bersungguh-sungguh menanggulangi TBC, sehingga dengan adanya peran serta berbagai unsur pemerintah dan masyarakat diharapkan program ini berjalan sukses.

 Meningkatkan deteksi dini dan kemampuan diagnosis penyakit TBC di pusat pelayanan kesehatan perifier (Puskesmas)

 Pengobatan TBC dengan Obat Anti TBC (OAT) jangka pendek dengan diawasi secara langsung oleh PMO (Pengawas Minum Obat)

 Tersedianya OAT yang terjangkau penderita secara konsisten

(34)

Tips untuk penderita penyakit TBC

 Jangan lupa untuk secara teratur minum obat setiap harinya, sesuai anjuran dokter

 Selalu menutup mulut dengan tisu jika batuk, bersin atau tertawa. Simpan tisu dalam tempat tertutup dan buang di tempat sampah

 Beraktifitas seperti biasa, seperti sekolah, bermain, dan bekerja. Selama penderita TBC minum obat dengan benar, maka risiko menularkan akan hilang. Jadi aktifitas sosial dan harian tidak ada yang perlu dibatasi, artinya penderita TBC jangan dikucilkan atau dijauhi.

 Sirkulasi dalam kamar harus baik, jika perlu tambahkan kipas angin untuk membuang udara di dalam kamar. Usahakan tinggal dalam kamar atau rumah yang memiliki ventilasi cahaya baik. Kuman TBC mudah menyebar dalam ruangan tertutup dan tidak ada sirkulasi udara.

 Setelah minum obat selama 1-2 minggu, pada umumnya penderita sudah tidak menularkan kuman TBC.

Obat tradisional untuk penyakit TBC

1. Pegagan (Centella asiatica)

(35)

Dari berbagai penelitian in vitro terhadap pegagan menemukan kemampuannya menghancurkan berbagai bakteri penyebab infeksi, seperti Staphylococcus aureus, Escherechia coli, Pseudomonas aeruginosa, Salmonella typhi, dan sejenisnya. Sementara dalam bentuk infus atau ekstrak etanol, tumbuhan ini dipercaya dapat menghambat pertumbuhan bakteri.

Laorpuksa A. dan kawan-kawan dalam penelitian pada 1988 membuktikan, estrak air pegagan dapat melawan bakteri yang menyebabkan infeksi pada saluran napas. Sementara Herbert D. dan kawan-kawan dari Tuberculosis Research Center di India mencoba efek pegagan pada bakteri tuberkulosis H37Rv secara in vitro. Hasilnya, pegagan tidak langsung berefek pada bakteri tuberkulosis. Namun, Herbert menyarankan penelitian lebih lanjut terhadap senyawa aktif asiaticoside.

Feeling Herbert terbukti benar. Berdasarkan penelitian lanjutan, senyawa aktif pegagan itu ternyata dapat melawan Mycobakterium tuberculosis dan Bacillus leprae (Oliver-Bever, 1986). Penelitian berikutnya yang dilakukan Walter H. Lewis juga menyatakan, pegagan termasuk kelompok tanaman yang menghasilkan zat seperti antibiotika dan asiaticoside.

(36)

pertumbuhan bakteri tuberkulosis, tapi juga berpotensi sebagai imunomodulator -peningkat daya tahan tubuh.

Secara empiris, pemanfaatan pegagan untuk membasmi tuberkulosis paru-paru dapat dilakukan dengan berpedoman pada resep berikut. Cuci 30 - 60 g pegagan segar, lalu rebus dalam 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas, dan diminum 3 kali sehari. Untuk TB kulit, lumatkan pegagan, kemudian tempelkan pada bagian yang sakit.

2. Singawalang (Petiveria alliacea)

Singawalang merupakan salah satu tanaman dalam famili Phytolaccaceae (gandola-gandolaan). Sebagai tanaman introduksi, singawalang masuk ke Indonesia melalui India. Terna kecil berbentuk semak-semak merunduk ini tingginya bisa mencapai 1 m. Berdaun jorong dengan panjang 6 – 19 cm, meruncing atau lancip, tajam lampai, dan tak bertajuk. Buahnya longkah berbentuk garis seperti taji sepanjang 6 mm.

Singawalang dapat tumbuh subur di kebun-kebun di daerah panas. Ciri khasnya, berbau seperti marga bawang (Allium). Ia dapat memberi bau tak enak pada susu dan daging dari ternak yang memakan daunnya.

(37)

Berdasarkan pengamatan lapangan maupun studi etnobotani di salah satu kampung di Bogor, diketahui tanaman singawalang sudah lama digunakan masyarakat secara turun-temurun sebagai obat tradisional penderita muntah darah (pneumonia) akibat penyakit TBC. Pengobatan tradisional ini juga banyak membantu penderita di sebagian belahan dunia. Upaya penelitian pun dilakukan dalam bidang etnobotani maupun farmakologi terhadap singawalang.

Di daerah asalnya, yakni Amerika tropis, singawalang digunakan sebagai bahan obat insektisida dan obat batuk rejan secara tradisional. Oleh penduduk setempat tanaman ini juga digunakan sebagai obat minum peluruh kencing (diuretik), peluruh dahak (ekspektoran), peluruh keringat (sudorifik), peluruh cacing (vermifuga), pereda kekejangan (antipasmodik), dan obat bagi penderita penyakit saraf.

Di Haiti, daun dan akarnya yang ditumbuk digunakan sebagai obat isap bagi penderita radang sakit kepala sebelah (migren). Serbuk daunnya dimanfaatkan pula sebagai bahan obat cuci mulut pasien yang sakit gigi. Sementara masyarakat Dominika memanfaatkan air rebusan akar singawalang untuk mengobati penyakit rematik dan radang paru-paru (pneumonia).

(38)

bersifat populer, termasuk dengan ramuan tanaman singawalang, di Haiti, Republik Dominika, dan negara lainnya di kawasan Karibia.

Menurut Weniger B. dkk. dalam Elements For A Caribbean Pharmacopeia (1988), berdasarkan hasil analisis kimia di dalam tanaman singawalang terkandung senyawa triterpenes jenis isoarbinol, asetat, cinnamate isoarbinol, dan coumarin. Akar dan batangnya mengandung bahan jadian sulfur, benzthydroxyethyltrisulfide, trithiolaniacine, benzenic, bensaldehyde, dan benzoic acid.

Dosis pemakaian:

Untuk pengobatan diperlukan sebanyak lima (5) lembar daun singawalang yang telah dicuci bersih. Tumbuk halus sampai seperti bubur. Hasilnya diseduh dengan setengah (½) gelas air panas, bubuhi garam dan gula merah secukupnya. Lalu, diaduk sampai bahan-bahan itu larut. Akhirnya, saring dengan saringan teh untuk mendapatkan sarinya. Setelah dingin baru diminum. Dalam sehari minum dua kali.

3. Tembelekan (Lantana camara)

(39)

berbau, agak beracun (toxic). Menghilangkan gatal (anti pruritus), antitoxic, menghilangkan pembengkakan. (anti-swelling). Bunga: Rasa manis, sejuk, penghenti perdarahan (hemostatik). Kandungan kimia: Daun: Lantadene A (0,31-0,68%), lantadene B (0,2%), lantanolic acid, lantic acid, humulene (mengandung minyak menguap 0,16 - 0,2%), Beta-caryophyllene, gamma-terpidene, alpha-pinene, p-cymene.

Untuk melawan tuberkulosis paru-paru dengan batuk darah, digunakan bunga tembelekan kering sebanyak 6 - 10 g, direbus dalam 3 gelas air bersih sampai air rebusannya tersisa separuh. Setelah dingin, air rebusan itu disaring, dibagi untuk 3 kali minum (pagi hari, siang, dan sore) masing-masing setengah gelas.

4. Bambu Tali (Asparagus cochinchinensis)

Tumbuhan asal Cina, Jepang, dan Korea ini tingginya dapat mencapai 1,5 m. Daunnya berwarna hijau, berbentuk helai panjang, runcing, dan halus.

Dalam pengobatan Cina dan tradisional lainnya disebutkan tanaman ini mempunyai sifat - Rasa manis, pahit, dingin. Masuk meridian paru-paru dan ginjal, menyuburkan Yin, membersihkan paru-paru dan menurunkan panas api, merangsang produksi cairan tubuh, anti toxic, anti neoplastik dan anti piretik.

(40)

bambu tali, direbus dalam 1,5 gelas air. Air rebusannya diminum dalam keadaan hangat dua kali sehari, sampai penyakit sembuh.

II.2 TIROID

1. Pengertian

(41)

kupu-kupu. Ia terletak di daerah leher sebelah depan pada ruas ke 2 dan 3 daritenggorokan.

Tiroid atau kelenjar gondok adalah sebuah organ kecil yang terdiri dari dua bagian yang dihubungkan oleh jembatan mirip suatu perisai. Letaknya dibagian bawah leher mendampingi batang tenggorok.

Jaringan tiroid terdapat pada semua vertebrata. Pada hewan menyusui, tiroid berasal dari evaginasi dasar farings, dan duktus tiroglosus menandai jalur perjalanan tiroid dari lidah ke leher, yang kadang-kadang menetap sampai dewasa.

Tiroid terbentuk dari banyak (Folikel). Masing-masing folikel sferis dikelilingi oleh suatu lapisan sel dan di isi oleh bahan proteinaseosa berwarna merah muda yang disebut koloid. Saat kelenjar tidak aktif koloid berjumlah banyak, folikel berukuran besar dan sel-sel yang membatasinya tipis. Bila kelenjar aktif maka folikel menjadi kecil, sel-selnya kuboid atau kolumnar dan tepi folikel mengalami lekukan-lekukan membentuk banyak “lakuna reabsorpsi”

2. Fungsi tiroid

Tiroid berfungsi untuk membentuk dan mensekresi beberapa hormon yaitu liotironi (T3) dan tiroksin (T4). Dibawah pengaruh hormone TRH

(42)

Bila dilihat dari fungsi, tiroid dibagi menjadi 2 YAITU :

 Hipertiroid, di mana kelenjar gondok akan menghasilkan hormon gondok yang berlebihan.

 Hipotiroid yaitu produk hormon yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid berkurang dan tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Umumnya penyakit ini disebabkan karena ketidakstabilan hormon atau infeksi, ada juga yang disebabkan karena gangguan autoimun, di mana tubuh menghasilkan zat antibodi yang berpengaruh pada kelenjar gondok, sehingga bisa menyebabkan kekurangan atau kelebihan produksi hormon gondok. Khusus untuk gondok endemik, gangguan disebabkan karena kurangnya zat yodium yang masuk ke dalam tubuh.

Hipertiroidisme

Hipertiroidisme (tirotoksikosis) yaitu gangguan fungsi kelenjar gondok yang ditandai dengan kegelisahan, penurunan berat, hiperfagia, intoleransi panas, peningkatan tekanan denyut, tremor halus bila jari diluruskan, kulit hangat dan lembut dan berkeringat.

Hipertiroidisme dibedakan atas 2 yaitu penyakit Grave (penyakit Basedow) dan penyakit Plummer.

Penyakit Grave

(43)

sama dengan efek TSH. Mungkin pembentukan antibodies tersebut dipicu oleh infeksi karena suatu kuamn Gram-negatif (antara lain E.Coli, Yersinia) yang memiliki tempat pengikatan TSH. Wanita dihinggapi penyakit ini 5x lebih sering dibandingkan pria. Pada sekitar 25% dari semua kasus terjadi penyembuhan spontan dalam waktu satu tahun.

Gejalanya yang khas berupa trias : bola mata menonjol (exophthalmus) dengan pembesaran tiroid (struma difus) dan tireotoxicose (tachycardia, atriumfibrilasi, tremor dan badan menjadi kurus). Gejala ini dapat berupa keluhan mata (nyeri, visus guram, peka cahaya, udem, conjunctivitis) akibat proses auto-imun pula (auto-antibodies, kompleks auto-imun). Gejala ini dapat ditanggulangi dengan prednison 40 mg atau lebih, yang berdaya menekan proses auto imun selular dan humoral (imunsupresif).

Penyakit Plummer gejala pada mata tidak ada dan biasanya disebabkan oleh hipersekresi hormon tiroid oleh satu nodulus tiroid saja.

(44)

Semua gejala hipertiroidisme terjadi karena pembentukan panas yang terlalu banyak, kepekaan neuromuscular yang berlebihan dan aktivitas saraf simpatis yang bertambah. Peninggian BMR (Basal Metabolic Rate) memberikan gejala yang mirip dengan gejala yang terjadi karena kerja otot yang berlebihan dalam udara panas : kulit kemerahan, panas, basah, otot lemah, tremor, nadi cepat dan denyut jantung lebih keras. Semuanya ini mengakibatkan nafsu makan bertambah dan bila kebutuhan tersebut tidak dicukupi maka berat badan akan menurun.

Penderita biasanya sukar tidur, sering merasa cemas dan gelisah, tidak tahan hawa panas dan perutnya sering mulas. Beberapa penderita sering menunjukkan gejala payah jantung, osteoporosis, miopati dan sebagainya.

Hipotiroidisme

Hipotiroidisme dapat dibagi sebagai berikut : I. Kreatinisme (Hipotiroidisme bawaan)

 Atiroid (sporadic)

 Struma endemic

II. Miksudem pada anak (Juvenile mixedema) III. Miksudem pada orang dewasa (Penyakit Gull) :

 Hipotiroidisme primer (Kelainannya terdapat pada tiroid) :

1. Spontan

(45)

 Hipotiroidisme sekunder karena kelainan hipofisis

Gejala klinik yang tampak pada kreatinisme berupa gangguan pertumbuhan badan yaitu cebol, perkembangan mental terganggu, perut buncit karena tonus otot abdominal kurang, dan lidah membesar. Biasanya gejala timbul secara perlahan-lahan dan sukar sekali dikenal sebelum seluruh gejala timbul. Sering gejalanya belum dikenal sampai anak berumur 2-3 tahun, sedangkan terapi harus dimulai sedini mungkin segera setelah lahir. Oleh sebab itu biasanya gejala gangguan mental tidak bisa dihilangkan pada penderita tersebut. Kreatinisme dapat disebabkan oleh tidak terbentuknya kelenjar tiroid dan bisa disebabkan oleh defisiensi yodium pada kehamilan. Memang frekuensi kreatinisme jauh lebih tinggi didaerah endemic goiter daripada didaerah lain. Frekuensi tersebut dapat dikurangi dengan pemberian sediaan yodium.

Pada juvenile mixedema pertumbuhan badan mula-mula normal, pertumbuhan gigi normal dan tidak ada gangguan mental meskipun kecepatan berfikirnya agak lambat.

(46)

serta bicaranya kurang lancer. Penderita miksudem juga menunjukkan gejala gangguan saluran pencernaan, nafsu makan kurang, hipoasiditas lambung, motilitas usus berkurang sehingga sering terjadi distensi abdominal dan konstipasi. Tonus otot kandung kemih juga berkurang, sehingga mudah terjadi retensi urin. Otot skelet lemah dan lembek, ukuran jantung membesar dan curah jantung berkurang. Pada penderita tersebut mudah sekali timbul udem, hidroperikardium, hidrotoraks dan asites. Selain itu sering timbul anemia yang refrakter terhadap terapi, biasaya jenis hiperkrom makrositer. Penderita biasanya sering mengantuk dan banyak tidur.

Miksudem dewasa kadang-kadang diusertai goiter yaitu terutama bila terdapat gangguan hebat pada sintesis hormon tiroid, kerusakan jaringan tiroid hebat seperti yang terjadi pada peradangan kronis (Penyakit Hashimoto) atau setelah pemberian antitiroid.

Penyakit hashimoto merupakan gangguan auto-imun yang bercirikan pembesaran tiroid menahun (struma) tanpa peradangan, akibat suatu proses auto-imun. Gangguan ini terutama di idap oleh wanita yang lanjut usia. Pada mulanya dapat terjadi hipertirosis tetapi sering kali berakhir dengan hipotirosis. Terapinya dilakukan dengan tiroksin.

3. Gejala penyakit

(47)

disebuteksopthalmus. Sedang gejala yang ditimbulkan karena Hipotiroid adalah rasa lemas, dingin, dan tak bersemangat. Pembesaran kelenjar gondok bisa secara menyeluruh atau benjol-benjol, bisa nyeri atau keras diraba.

4. Etiologi

Adanya gangguan dalam pembentukan hormon tiroid merupakan penyebab pembesaran kelenjar tiroid. Gangguan-gangguan ini dapat disebabkan oleh :

 Defisiensi iodium, pada umumnya penderita terdapat didaerah yang kondisi air minum dan tanahnya kurang mengandung iodium, misalnya didaerah pegunungan.

 Kelainan metabolik kongenital yang menghambat sintesa hormon tiroid.

 Stimulasi tiroid oleh globulin darah yang memiliki aktivitas TSH yang disebut LATS (long acting thyroid stimulator) yang menyebabkan

hipertiroidisme.

 Kelebihan minum obat yang mengandung iod atau iodida (obat batuk) selama waktu panjang ataupun makan dengan kedar iod tinggi seperti lumut laut.

(48)

 Akibat gangguan ini kapasitas kelenjar tiroid untuk mensekresi tiroksin terganggu, mengakibatkan peningkatan kadar TSH.

 Penghambatan sintesa hormon oleh obat-obatan misalnya thiocarbamide, sulfonilurea dan lithium.

5. Patogenesis

Pembesaran kelenjar tiroid yang sudah ada sejak anak lahir disebut gondok kongenital. Sindroma Pendred adalah suatu penyakit keturunan yang ditandai dengan bisu-tuli dan gondo kongenital.

Bahan utama bagi pembentukan hormon tiroid adalah yodium. Ini terdapat banyak dalam bahan yang berasal dari laut (ikan laut, ganggang dan sebagainya) atau terdapat dalam alam masuk tubuh lewat minuman serta makanan. Nasib unsur yodium tersebut yang sudah berada dalam saluran makanan adalah sebagai berikut (yodium diserap usus, masuk sirkulasi dan ditangkap oleh bermacam-macam kelenjar antara lain : choroid, ciliary body, kelenjar susu, plasenta, kelenjar air ludah, mukosa lambung serta intestinum tenue dan paling banyak oleh kelenjar tiroid).

Bila jumlah yodium dalam makanan kurang maka sintesis hormon tiroid akan berkurang juga sehingga kadar tiroksin bebas menurun. Hal ini berakibat peninggian sekresi TSH sehingga kelenjar tiroi membesar.

(49)

 Perubahan konsentrasi protein pengikat pada stress operasi, infeksi, atau penurunan afinitas ikatan.

 Respon selular perifer meningkat terhadap hormon tiroid pada keadaan hipoksia jaringan, infeksi, asidosis laktat.

6. Gejala Klinis

gejala pada penyakit ini bisa dilihat dan diraba. Untuk tipe hipertiroidisme umumnya sipenderita mengalami efek jantung (takikardia 130-200 kali per menit), berkeringat, tremor, gelisah, rasa takut, sukar tidur, berat badan meningkat, diare akibat peningkatan peristaltik, beberapa penderita juga menunjukkan gejala osteoporosis dan sering di ikuti oleh kelainan mata yang disebut eksopthalmus.

untuk tipe hipotiroidisme gejala yang khas yaitu bradikardia, rasa lemas, lesu, mals bergerak, daya berpikir kurang dan lambat, suara penderita keras dan serak, kulit kering dan kekuning-kuningan, rasa dingin, tidak bersemangat, nafsu makan berkurang dan konstipasi. Pembesaran kelenjar gondok bisa secara menyeluruh atau benjol-benjol, bisa nyeri atau keras diraba.

(50)

Jaundice (sakit kuning)

 Nafsu makan yang buruk

 Sembelit

 Suara menangis yang serak

Hernia umbilikalis (penonjolan pada pusar)

 Pertumbuhan tulang yang lambat

Jika tidak segera diobati hipertiroidisme bisa menyebabkan keterbelakangan mental. Hipotiroidisme pada masa akanak-kanak (hipotiroidisme juvenil) menyebabkan pertumbuhan menjadi lambat, kadang menyebabkan tangan menjadi pendek. Perkembangan gigi juga tertunda.

Pada semua bayi baru lahir, kadar hormon tiroid dalam darah secara rutin diukur pada umur 2 hari. Kepada bayi yang baru lahir menderita hipotiroidisme diberikan hormon tiroid untuk mencegah kerusakan otak. Kepada anak-anak dan remaja yang menderita hipotiroidisme juga diberikan hormon tiroid.

7. Diagnosis Tiroid

(51)

jelas) atau nodul (batas tegas). Bentuk difus dan nodul penting dibedakan karena umumnya bentuk yang difus mengarahkan pada keganasan. Lalu identifikasi ada tidaknya nyeri, konsistensi keras atau lunak, ukuran atau permukaan nodul rata atau berdungkul-dungkul.

 Pemeriksaan penunjang

1. Pemeriksaan Laboratorium meliputi :

 Pemeriksaan hormon tiroid dan TSH paling sering menggunakan radioimmuno-assay (RIA) dan cara enzyme linked immuno-assay (ELISA) dalam serum atau plasma darah. Pemeriksaan T4 total dikerjakan pada semua penderita penyakit tiroid, kadar normal pada orang dewasa adalah 60-150 nmol/L atau 50-120 ng/dl; T3 sangat membantu untuk hipertiroidisme, kadar normal pada orang dewasa antara 1,0-2,6 nmol/L atau 0,65-1,7 ng/dl; TSH sangat membentu untuk mengetahui hipotiroidisme primer, kadar normal TSH adalah 0,400-4,000 mg/dl, kadang-kadang meningkat sampai 3 kali normal.

 Pemeriksaan Ultrasonografi diperlukan untuk mendeteksi nodul yang kecil atau nodul diposterior.

(52)

 Pemeriksaan Sitologi melalui Biopsi Aspirasi Jarum Halus, ketepatan pemeriksaan sitologi untuk tipe anaplastik, meduler dan papiler hampir mendekati 100%.

8. Penatalaksanaan

Ada beberapa tindakan dalam penatalaksanaan penyakit tiroid

 Pengobatan jangka panjang dengan obat-obat antitiroid seperti propiltiourasil atau metimazol, yang diberikan paling sedikit selama 1 tahun. Obat-obat ini menyekat sintesis dan pelepasan tiroksin.

 Penyekat beta seperti propanolol diberikan bersamaan dengan obat-obat antitiroid. Karena menifestasi klinik hipertiroidisme adalah akibat dari pengaktifan simpatis yang dirangsang oleh hormone tiroid maka manifestasi klinik tersebut akan berkurang dengan pemberian penyekat beta. Penyekat beta menurunkan takikardia, kegelisahan dan keringat yang berlebihan. Propanolol juga menghambat perubahan tiroksin perifer menjadi triyodotironin.

 Pembedahan tiroidektomi subtotal sesudah terapi propiltiourasil prabedah.  Pengobatan dengan yodium radioaktif (RAI).

9. Cara Mengobatinya

(53)

pertama dilakukan pengangkatan benjolan dan kelenjar tiroid yang terkena, kemudian hasil jaringan tersebut dikirim untuk diperiksa jenis histopatologi atau patologi anatominya.

Bila hasil PA dinyatakan jinak, maka hanya benjolan itu saja dengan tiroid yang terkena saja yang diangkat, dan sesudahnya tidak ada pengobatan lanjutkan Bila hasilnya ganas atau kanker tiroid , maka tindakan pengobatannya tergantung pada stadium dan jenis histopatologi kankernya. Tindakan pada kanker tiroid adalah pengangkatan seluruh kelenjar tiroid (tiroidektomi total).

Bila sudah ada penyebaran ke kelenjar getah bening leher, maka selain tiroidektomi total , juga dilakukan diseksi atau pembersihan seluruh kelenjar getah bening leher yang terkena secara radikal (diseksi leher radikal).

Di Rumah Sakit yang sudah maju dan sudah ada pemeriksaan histopatologi potong beku, maka operasi dapat dilakukan satu tahap. Namun bila sarana pemeriksaan ini belum ada, maka operasi menjadi dua tahap atau dua kali operasi.

Setelah dilakukan tiroidektomi total harus dialnjutkan dengan pengobatan:

1) 4-6 minggu setelah tiroidektomi total, dilakukan sidik seluruh tubuh untuk mencari sisa jaringan tiroid atau adanya metastasis di tempat lain.

(54)

b. Bila masih ada sisa jaringan tiroid atau metastasis, maka diberikan yodium 131 terlebih dahulu, baru satu minggu kemudian diberikan hormon tiroid. 2) 6 bulan kemudian dilakukan sidik tiroid/seluruh tubuh ulangan. Bila hasilnya

tidak ditemukan metastasis, maka hormon tiroid diberikan kembali. Namun bila ada metastasis, diberikan yodium 131 dulu baru kemudian diberikan hormon tiroid satu minggu sesudahnya.

3) Prosedur tersebut diulangi sampai tidak ditemukan lagi adanya metastasis, dan setelah itu sidik seluruh tubuh diulangi:

 Setiap 6 bulan selama 2 tahun pertama.  Setiap tahun selama tiga tahun berikutnya.  Selanjutnya setiap 2-3 tahun sekali.

(55)

Pada jenis kanker tiroid anaplastik, yaitu yang tingkat keganasannya tinggi, dengan sifat tumornya cepat sekali membesar dan infiltrasi atau menyusup ke jaringan sekitar sehingga dapat menyumbat jalan nafas, tindakannya adalah dengan radiasi eksterna, setelah terlebih dahulu dilakukan biopsi dan pemeriksaan patologi anatomi.

Pada karsinoma tiroid yang awalnya berdifferensiasi baik, suatu saat dapat berubah menjadi ke golongan anaplastik. Pada jenis karsinoma anaplastik inilah tingkat harapan kesembuhannya yang paling kecil, dan sangat membahayakan. Apalagi di Pontianak belum ada fasilitas radioterapi sehingga untuk kanker golongan ini mutlak harus dikirim penderitanya ke Jawa yang memiliki sarana radioterapi. Maka segeralah diperiksakan ke dokter, agar dapat ditegakkan diagnosisnya dan mendapat pengobatan yang tepat.

10. Obat-obat Gondok

a. Karbimazol : Neo, Mercazole

Derivat thiomidazol ini berkhasiat sebagai antitiroid kuat dan paling sering digunakan. Resorpsinya dari usus cepat dan langsung di ubah secara lengkap menjadi metabolit aktif tiamazol. Karbimazol menghasilkan 6-7 mg tiamazol. Plasma t ½ nya 9 jam.

(56)

terjadi efek yang hebat yaitu depresi sumsum tulang dengan antara lain agranulocytosis dan leukopenia (reversible).

Dosisnya : Oral 3-4 dd 10 mg atau 1 dd 30-40 mg selama 6-8 minggu, kemudian ditambahkan tiroksin atau dapat juga beralih kedosis pemeliharaan 5-20 mg/hari.

b. Propiltiourasil

Derivat pirimidin ini adalah analog dari metiltiourasil yaitu zat antitiroid pertama (1945). Khasiat tiroistatiknya Ca 10 x lebih lemah dari karbimazol. Resorpsinya cepat, PP-nya ca 80%, plasma t ½ nya singkat 1-2 jam, maka perlu ditakarkan 3-4 x sehari. Efek sampingnya hampir mirip dengan karbimazol.

Dosisnya : permulaan 3 dd 70-200 mg selama 6-8 minggu, pemeliharaan 50-300 mg / hari, atau dikombinasi dengan tiroksin.

c. Kalium Iodida

(57)

Premedikasi, berguna memadatkan kelenjar 10-14 hari sebelum pembedahan.

Profilakse, pada orang-orang yang terkena radiasi 25 rem atau lebih, misalnya pada bencana reaktor di Chernobyl (Rusia, 1986). Kalium iodida (dan-iodat) mampu memblok kumulasi radioaktif iod tersebut dalam tiroid.

Ekpektorans dalam sirup batuk berguna mempermudah pengeluaran dahak. Efektivitasnya belum pernah dibuktikan secara ilmiah dan sangat diragukan, sedangkan risiko efek samping serius (struma) agak besar.

Tetes mata 1 % pada bular mata (cataract), cara kerjanya kurang jelas

Cara kerjanya terhadap tiroid adalah kompleks dan tergantung dari dosis serta keadaan organ. Pada orang sehat, kelebihan iodida dapat mengakibatkan struma, umpamanya dalam obat batuk atau dalam rumput laut yang banyak dimakan oleh penangkap ikan Jepang (iod basedow). Sebaliknya kekurangan iod dapat menimbulkan struma. Kebutuhan tubuh akan iodida berjumlah sekitar 150 mcg/hari.

(58)

Dosis : untuk persiapan strumectomia oral 15 ml larutan KJ/NaJ 1% selama 10-14 hari sebelum pembedahan. Sebagai profilakse pada radiasi, hendaknya dimulai 24 jam sebelum terpapar radioaktif iod : diatas 1 tahun 130 mg/hari selama 3-10 hari, dibawah 1 tahun 65 mg/hari.

d. Iod

Radiofarmaka merupakan kelompok obat yang digunakan dalam ilmu kedokteran nuklear untuk terapi dan diagnosa, berkat dayanya melepaskan sinar-sinar ionisasi.

Iod radioaktif. Setelah diresorpsi, iod 131 secara selektif diserap oleh tiroid dan mulai radiasinya. Terutama memproduksi sinar beta dengan daya penetrasi ringan (ca 2 mm) dan sedikit sinar gama yang penetrasinya lebih mendalam. Kerjanya lama dengan masa paruh ca 8 jam, sehingga lebih disukai daripada isotop iod lainnya yang kerjanya lebih singkat atau lebih lemah.

Penggunaannya, dalam bentuk natrium radioiodida (=NaI dengan I 131), antara lain pada hipertirosis. Terapi dengan tiroistatika harus dihentikan 2 hari sebelumnya. Efeknya dapat disamakan dengan pengangkatan sebagian kelenjar melalui pembedahan. Disamping itu radioiod juga digunakan untuk diagnosa fungsi tiroid atau terapi kanker tiroid.

(59)

kemudian. Karena itu radioiod pada dasarnya hanya diberikan pada pasien diatas usia 40 tahun. Wanita hamil dan menyusui tidak boleh ditangani dengan radioiod.

Dosis, oral atau IV 925-1850 MBq sebagai larutan natrium iodida I 131 (USP).

No. Nama obat Golongan Indikasi Efek samping Generik/

patent

2. Thyrax tab. 100 mcg Hipotiroid idem Patent Idem

3. LevoThyroxine 50

mcg/100 mcg

Hipotiroid idem patent Idem

4. Neo Mercazole 5

mg

Thiomidazole Hipertiroid Jarabg terjadi pd

(60)

lambung,hilang rasa

Pirimidin Hipertiroid Generik Dewasa ,Awal : 3

x sehari 70-200mg

(61)

pemeliharaan :

50mg -300mg/hari

atau dikombinasi

dgn tiroksin 12. Obat Tradisional

Penyakit gondok yang menahun bisa diobati dengan :

 Benalu teh

Caranya : Sediakan 10 lembar benalu teh, kemudian direbus bersama air dingin kira-kira 1 L. Tunggu sampai air rebusan benalu teh ini tinggal 2 gelas, baru kemudian diangkat dan di dinginkan. Minumlah air ini dua kali sehari pagi dan sore. Lakukan secara rutin (setiap hari) selama 3 bulan. Lambat laun gondok akan kempes tanpa operasi

 Ciplukan

Tanaman asal peru ini tumbuh diladang atau lahan kosong. Buahnya bulat tertutup dalam kantong mirip lampion. Sekilas bentuknya persis kantung kemih. Itulah sebabnya ia diberi nama ilmiah Physalis peruviana. Dalam bahasa Yunani physalis berarti kantung kemih.

(62)

hinggap ditubuh akan hilang. Jantung yang semula berdetak kencang atau tidak teratur atau palpitasi, suhu tubuh tinggi, gelisah, berkeringat, sesak napas, tangan gemetaran dan otot lemah semuanya akan membaik. Sehingga gondok lambat laun akan mengempis hingga sembuh total.

Anggota famili Solanaceae ini terbukti ampuh mengatasi hipertiroid. Dimana Ciplukan mengandung senyawa asam sitrun, fisalin, asam malat, alkaloid, tanin, kriptoxantin dan vitamin C. Di Indonesia belum ada riset ilmiah yang membuktikan kemujaraban kerabat tomat ini.

(63)

Sinusitis berasal dari akar bahasa latinnya, akhiran umum dalam kedokteran it is berarti peradangan, karena itu sinusitis adalah suatu peradangan sinus paranasal

Sinusitis merupakan peradangan sinus, yaitu rongga-rongga dalam tulang yang berhubungan dengan rongga hidung, yang gawat dan biasanya terjadi dalam waktu menahun (kronis).

Sinusitis dikarakteristikkan sebagai suatu peradangan pada sinus paranasal. Sinusitis diberi nama sesuai dengan sinus yang terkena. Bila mengenai beberapa sinus disebut multisinusitis. Bila mengenai semua sinus paranasalis disebut pansunusitis. Disekitar rongga hidung terdapat empat sinus yaitu sinus maksilaris (terletak di pipi), sinus etmoidalis (kedua mata), sinus frontalis (terletak di dahi) dan sinus sfenoidalis (terletak di belakang dahi). Sinusitis selalu melibatkan mukosa pada hidung dan jarang terjadi ltanpa disertai dengan rhinitis maka sering juga disebut rhinosinusitis.

(64)

1. Secara embriologis mukosa sinus merupakan lanjutan mukosa hidung, 2. Sinusitis hampir selalu didahului dengan rinitis, dan

3. Gejala-gejala obstruksi nasi, rinore dan hiposmia dijumpai pada rinitis ataupun sinusitis.

Tanda-tanda:

1. Sakit pada muka di sekitar mata. Pada daerah ini jika Anda mengetuk tulang atau menundukkan kepala, muka akan terasa sakit.

2. Hidung sering kali tersumbat oleh adanya nanan atau ingus yang kental. 3. Kadang-kadang diikuti oleh panas.

- Jenis-jenis Sinusitis

Sinusitis dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu :

1. Berdasarkan lamanya penyakit (akut, subakut, khronis) . Disebut sinusitis akut bila lamanya penyakit kurang dari 30 hari. Sinusitis subakut bila lamanya penyakit antara 1 bulan sampai 3 bulan, sedangkan sinusitis khronis bila penyakit diderita lebih dari 3 bulan.

(65)

dan khronis sering merupakan lanjutan dari sinusitis akut yang tidak mendapatkan pengobatan adekuat.

- Patofisiologi

Sinusitis dapat terjadi akibat dari beberapa faktor dibawah ini :

 Bulu-bulu halus didalam rongga sinus (cilia) tidak bekerja secara maksimal akibat kondisi medis tertentu

 Flu & alergi menyebabkan lendir diproduksi secara berlebih atau menutupi rongga sinus

 Adanya kelainan pada sekat rongga hidung, kelainan tulang hidung ataupun polip pada hidung dapat menutupi rongga sinus

Pada dasarnya patofisiologi dari sinusitis dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu obstruksi drainase sinus (sinus ostia), kerusakan pada silia, dan kuantitas dan kualitas mukosa. Sebagian besar episode sinusitis disebabkan oleh infeksi virus. Virus tersebut sebagian besar menginfeksi saluran pernapasan atas seperti rhinovirus, influenza A dan B, parainfluenza, respiratory syncytial virus, adenovirus dan enterovirus.

(66)

fusobakteria), virus (Rhinovirus, influenza virus, parainfluenza virus), dan jamur.

Patogen yang paling sering dapat diisolasi dari kultur maxillary sinus pada pasien sinusitis akut yang disebabkan bakteri seperti Streptococcus pneumonia, Haemophillus influenza, dan Moraxella catarrhalis. Streptococcus pyogenes, Staphylococcus aureus dan bakteri anaerob. Selain itu beberapa jenis jamur juga berperan dalam patogenesis penyakit ini seperti Mucorales dan Aspergillus atau Candida sp. Berikut beberapa penjelasan patogen yang berperan dalam penyakit sinusitis akut :

· Streptococcus pneumonia merupakan bakteri gram positif, catalase-negative, facultatively anaerobic cocci dimana 20 - 43 % dari sinusitis akut yang disebabkan bakteri pada kasus orang dewasa.

· Haemophillus influenza merupakan bakteri gram negatif, facultatively anaerobic bacilli. H influenza type B merupakan penyebab pasti meningitis sampai pemakaian luas vaksin.

· Staphylococcus aureus sekarang ini dilaporkan mengalami peningkatan dalam patogen penyebab sinusitis akut yang disebabkan bakteri.

(67)

seperti Staphylococcus aureus, Coagulase-negative staphylococci , H influenza, M catarrhalis, dan S Pneumoniae. Disamping itu, ada beberapa jenis jamur yang dapat dihubungkan dengan penyakit ini seperti Aspergillus sp, Cryptococcus neoformans, Candida sp, Sporothrix schenckii dan Altemaria sp. Adapun etiologi yang mungkin dari pasien diatas adalah adanya infeksi dari bakteri. Hal ini karena pasien mengeluhkan adanya pilek yang kemungkinan disebabkan oleh bakteri.

- Gejala Sinusitis

Gejala umum dari sinusitis adalah :

 Rasa sakit atau adanya tekanan di daerah dahi, pipi, hidung & diantara mata

 Sakit kepala  Demam

 Hidung mampet

 Berkurangnya indra penciuman

 Batuk, biasanya akan memburuk saat malam  Nafas berbau (halitosis)

 Sakit gigi

(68)

Gejala pada sinusitis kronis sama seperti diatas tetapi cenderung terlihat lebih ringan & bertahan selama lebih dari 8 minggu.

Gejala sinusitis pada anak-anak meliputi :

 Timbul flu atau penyakit pernafasan yang makin memburuk

 Demam tinggi disertai dengan adanya lendir pernafasan yang berwarna gelap  Adanya lendir pernafasan dengan atau tanpa adanya flu yang hadir lebih dari

10 hari & tidak membaik

- Mekanisme sinusitis

Didalam rongga sinus terdapat lapisan yang terdiri dari bulu-bulu halus yang disebut dengan cilia. Fungsi dari cilia ini adalah untuk mendorong lendir yang di produksi didalam sinus menuju ke saluran pernafasan. Gerakan cilia mendorong lendir ini berguna untuk membersihkan saluran nafas dari kotoran ataupun organisme yang mungkin ada. Ketika lapisan rongga sinus ini membengkak maka cairan lendir yang ada tidak dapat bergerak keluar & terperangkap di dalam rongga sinus. Jadi sinusitis terjadi apabila terdapat peradangan didaerah lapisan rongga sinus yang menyebabkan lendir terperangkap di rongga sinus & menjadi tempat tumbuhnya bakteri.

(69)

A) Sinusitis Akut

 Anamnesis

Riwayat rhinitis allergi, vasomotor rhinitis, nasal polyps, rhinitis medicamentosa atau immunodeficiency harus dicari dalam mengevaluasi sinusitis. Sinusitis lebih sering terjadi pada orang yang mengalami kelainan kongenital pada imunitas humoral dan pergerakan sillia, cystic fibrosis dan penderita AIDS. Sinusitis yang disebabkan oleh bakteri sering salah diagnosis. Faktanya hanya 40–50 % dari kasus yang berhasil didiagnosis dengan tepat oleh dokter.

Meskipun kriteria diagnosis sinusitis akut telah ditetapkan, tak ada satu tanda atau gejala yang kuat dalam mendiagnosis sinusitis yang disebabkan bakteri. Akan tetapi, sinusitis akut yang disebabkan bakteri harus dicurigai pada pasien yang memperlihatkan gejala ISPA yang disebabkan virus yang tidak sembuh selama 10 hari atau memburuk setelah 5–7 hari.

 Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik, hal-hal yang mungkin kita temui pada pasien seperti purulent nasal secretion, purulent posterior pharyngeal secretion, mucosal erythema, periorbital erythema, tenderness overlying sinuses,

air-fluid levels on transillium of the sinuses dan facial erythema.

(70)

Untuk Pemeriksaan Laboratorium

ESR (Erythrocyte Sedimentation Rate) dan C-reactive protein meningkat pada pasien sinusitis tapi hasil ini tidak spesifik. Hasil pemeriksaan darah lengkap juga diperlukan sebagai acuan pembanding. Pemeriksaan sitologi nasal berguna untuk menjelaskan beberapa hal seperti allergic rhinitis, eosinophilia, nasal polyposis dan aspirin sensitivity. Kita juga dapat melakukan kultur pada produk sekresi nasal akan tepai sangat terbatas karena sering terkontaminasi dengan normal flora.

Untuk Pemeriksaan Imaging

Pemeriksaan ini dilakukan terutama untuk mendapatkan gambaran sinus yang dicurigai mengalami infeksi. Ada beberapa pilihan imaging yang dapat dilakukan yaitu plain radiography (kurang sensitif terutama pada sinus ethmoidal), CT scan (hasilnya lebih baik dari pada rontgen tapi agak mahal), MRI (berguna hanya pada infeksi jamur atau curiga tumor) dan USG (penggunaannya terbatas).

B) Sinusitis kronik

 Anamnesis

(71)

salah diagnosis. Gejala seperti demam dan nyeri pada wajah biasanya tidak ditemukan pada pasien sinusitis kronik.

 Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaaan fisik pasien sinusitis kronik ditemukan beberapa hal seperti pain or tenderness on palpation over frontal or maxillary sinuses, oropharyngeal erythema dan purulent secretions, dental caries dan ophthalmic manifestation (conjunctival congestion dan lacrimation, proptosis).

 Pemeriksaan Penunjang

Untuk Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan kultur hapusan nasal tidak memiliki nilai diagnostik. Kadang-kadang pada hapusan nasal ditemukan juga eosinopil yang mengindikasikan adanya penyebab alergi. Pemeriksaan darah lengkap rutin dan ESR secara umum kurang membantu, akan tetapi biasanya ditemukan adanya kenaikan pada pasien dengan demam. Pada kasus yang berat, kultur darah dan kultur darah fungal sangat diperlukan. Tes alergi diperlukan untuk mencari penyebab penyakit yang mendasari.

Untuk Pemeriksaan Imaging

(72)

Pelaksanaan Pengobatan

A) Sinusitis Akut

Tujuan dari terapi sinusitis akut adalah memperbaiki fungsi mukosilia dan mengontrol infeksi. Terapi sinusitis karena infeksi virus tidak memerlukan antimikrobial. Terapi standard nonantimikrobial diantaranya topical steroid, topical dan atau oral decongestan, mucolytics dan intranasal saline spray.

Berdasarkan pedoman Sinus and Allergy Health Partnership tahun 2000, terapi sinusitis akut yang disebabkan bakteri dikatakorikan menjadi 3 kelompok :

 Dewasa dengan sinusitis ringan yang tidak meminum antibiotik : Amoxicillin/clavulanate, amoxicillin (1.5-3.5 g/d), cefpodoxime proxetil, atau cefuroxime direkomendasikan sebagai terapi awal

 Dewasa dengan sinusitis ringan yang telah mendapat antibiotik sebelumnya 4 – 6 minngu dan dewasa dengan sinusitis sedang : Amoxicillin/clavulanate, amoxicillin (3-3.5 g), cefpodoxime proxetil, atau cefixime

 Dewasa dengan sinusitis sedang yang telah mendapat antibiotik sebelumnya 4 – 6 minggu : Amoxicillin/clavulanate, levofloxacin, moxifloxacin, atau doxycycline.

(73)

Terapi yang dapat dilakukan pertama kali seperti mengontrol faktor-faktor resiko karena sinusitis kronik memiliki banyak faktor resiko dan beberapa penyebab yang berpotensial. Selain itu, terapi selanjutnya yaitu mengontrol gejala yang muncul serta pemilihan antimikrobial (biasanya oral) yang di pakai.

Tujuan utama dari terapi dengan menggunakan obat yaitu untuk mengurangi infeksi, mengurangi kesakitan dan mencegah terjadinya komplikasi. Adapun berikut beberapa contoh antibiotik yang digunakan seperti :

 Vancomycin (Lyphocin, Vancocin, Vancoled) => Dewasa : 1 g or 15 mg/kg IV q12h, Pediatric : 30-40 mg/kg/d IV in 2 doses

 Moxifloxacin (Avelox) => Dewasa : 400 mg PO/IV qd, Pediatric : <18 years: Not recommended , >18 years: Administer as in adults

 Amoxicillin (Amoxil, Trimox, Biomox) => Dewasa: 500 mg to 1 g PO q8h, Pediatric : 0-45 mg/kg/d PO q8h divided.

Pasien yang telah mendapatkan terapi dan mulai menunjukkan adanya kemajuan hendaknya tetap dilakukan follow up agar proses penyembuhan dapat berjalan dengan baik. Adapun yang perlu diperhatikan diantaranya minum air secukupnya, hindari merokok, imbangi nutrisi dan lain-lain.

Golongan

Obat

Nama

Obat

Bentuk

(74)

Amoksisilin Amosine

Cotrimoksazol Erphatrim Kaplet Erphatrim Cotrimoksazol 2x sehari 2 kaplet

Gambar

Tabel 1 : Paduan OAT Kategori 1
Tabel 4 : Paduan OAT Sisipan

Referensi

Dokumen terkait

Kemampuan produksi enzim protease dari bakteri Bacillus licheniformis memiliki kemampuan, dimana dengan waktu 2 hari inkubasi memiliki aktivitas tertinggi sebesar 150,52 U/mL, pada

Collision Domain, yaitu suatu kondisi network dimana sebuah suatu kondisi network dimana sebuah alat mengirimkan paket data ke sebuah segmen network, yang kemudian alat

• Bahwa saksi mengetahui pemohon dan termohon adalah suami istri yang telah menikah sekitar bulan Desember 2006 di Kabupaten Lombok Barat karena saksi turut

Hal tersebut menunjukkan bahwa penggunaan sinar matahari untuk proses fotodegradasi sianida pada limbah tapioka lebih baik bila dibandingkan pada penggunaan lampu

Indeks kesamaan jenis kupu-kupu superfamili Papilionoidae yang ditemukan pada habitat permukiman dan habitat persawahan lebih besar dibandingkan dengan jenis kupu-

Plot tegangan vs arus seperti ini pada frekuensi tertentu diperlihatkan Gambar 3b. Jika sekelompok kapasitor  tiga fasa dihubungkan kepada terminal generator induksi,

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Pondok Indah Jakarta di bagian perawatan Lantai VA, Lantai VC, Lantai IVA, Lantai IVC dan Emergency dilakukan pada bulan

Tubuh famili Carangidae berbentuk pipih dan merupakan ikan pelagis. Jenisnya sangat banyak mulai dari yang bergerombol dan pemakan plankton hingga yang soliter. Habitat dari