• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V Penutup, Kesimpulan, dan Saran

B. Gambar Kedua

1. Denotasi

Gambar kedua diambil dari Majalah Aulia dengan edisi yang sama yaitu edisi No.07/Tahun X/Januari 2013. Gambar ini menampilkan seorang perempuan yang menggunakan jilbab bewarna biru. Cara perempuan ini menggunakan jilbab dengan menarik sisi kanan jilbab ke sisi kiri jilbab lalu disematkan sebuah brosh mutiara dengan warna putih dan biru disebelah kiri jilbab tersebut dengan jilbab yang menjulur hingga kedada.

Baju yang digunakan merupakan baju terusan panjang yang biasa disebut dengan baju gamis atau abaya, warna abaya ini adalah warna biru tua, yang diaplikasikan dengan tenun bali dengan corak bewarna biru tua,biru muda dan abu-abu yang corak tersebut berbentuk belah ketupat, dan motif sulam bogor berwarna merah, kuning dan putih. Berbentuk belah ketupat, dan bergaris.

Pada bagian wajah, perempuan ini menggunakan polesan make up yang natural. Alis perempuan ini tampak lebih dibentuk, sehingga terlihat rapi dan cantik. Untuk bagian mata warna yang digunakan untuk polesan adalah warna natural dengan warna kecoklatan. Bulu mata perempuan ini dibuat panjang dan lentik. Untuk bagian pipi, warna yang digunakan adalah cokelat. Sedangkan untuk polesan bibir, warna yang digunakan adalah sewarna dengan warna bibir yaitu bewarna pink yang sangat muda.

Ekspresi perempuan ini menunjukkan senyum dengan pandangan mata ke arah kiri. Pose dari perempuan ini adalah pose berdiri dengan tangan kanannya yang memegang tas kulit bewarna pink tua dengan motif

kain tenun sedangkan tangan kirinya yang dibiarkan tanpa memegang

apapun. Pada bagian kanan foto terdapat tulisan “Tampilan etnik yang fresh

bisa didapat dari kedua abaya ini. Abaya oranye dengan aplikasi tenun makasar atau abaya biru solid dengan aplikasi tenun bali. Keduanya berpadu

dengan sulam bogor nan cantik.”

2. Konotasi

Jilbab yang digunakan perempuan pada gambar kedua, menggambarkan jilbab yang biasa digunakan di Indonesia, yaitu selembar kain yang menutupi hingga ke dada. Warna dari jilbab yang digunakan terkesan sederhana namun tetap elegan. Dan menggunakan ikat kepala atau bandana yang bewarna senada dengan abaya bercorakan tenun bali. Penggunaan jilbab yang digunakan oleh perempuan dalam gambar ini sesuai dengan ajaran yang terdapat di dalam Al-qur’an untuk memakai jilbab

sampai menutupi bagian dada.

Abaya yang digunakan perempuan tersebut merupakan baju muslim yang longgar atau tidak ketat serta bewarna tidak terlalu mencolok. Hal tersebut menggambarkan bahwa baju ini benar-benar telah mengikuti kaidah agama islam yang telah ditetapkan dan berlaku untuk perempuan muslim, dimana baju tersebut tidak menunjukkan atau menonjolkan lekuk tubuh perempuan tersebut. Walau begitu kesan elegan juga ditonjolkan dalam baju ini dengan sentuhan kain tenun khas bali yang sangat serasi dalam abaya ini, serta pada bagian tangan abaya ini dibuat kancing yang menambah kesan modern dalam padupadan abaya ini.

Tas yang digunakan pun sangat anggun dipakai sebagai asesoris pelengkap dengan warna pink tua, tas ini pun bermotif kain tenun yang menambah kesan elegan pemakainya. Pada bagian wajah terlihat polesan make up yang natural walau sebenarnya bahwa wanita muslim pada hakikatnya tidak boleh bersolek, maka warna-warna yang digunakan untuk polesan wajah sangat sederhana dan netral. Meski begitu bentuk alis yang rapih dan bulu mata yang lentik menunjukkan bahwa perempuan ini memang sering bersolek agar terlihat cantik di depan muhrimnya.

Ekspresi senyum merupakan tanda suatu keramahan dengan senyumannya yang mengambarkan keramahan yang dimiliki wanita muslimah sebagai nilai ibadah serta keanggunan pada diri perempuan dalam foto ini. Pose yang ditunjukkan oleh perempuan ini menunjukkan seolah-olah perempuan ini hendak bepergian namun tetap syar’i dalam busana yang

dikenakannnya. Tulisan pada gambar ini ingin menjelaskan bahwa gambar ini merefleksikan perempuan dalam busana abaya yang ingin menampilkan kesan eksklusif, dan tetap modern dengan motif tenun bali yang menunjukkan cinta akan produk dalam negri dan hasil karya anak bangsa, namun tetap tidak meninggalkan kaidah dalam berpakaian bagi perempuan muslimah

3. Mitos

Perempuan yang memilki nilai plus dalam hal kecantikan akan merasa lebih menarik dan percaya diri. Banyak dari perempuan kini terobsesi menjadi cantik. Bahkan mereka melakukan apa saja untuk menjadi cantik,

termasuk berdandan. Berdandan bisa dikatagorika dalam hal perhiasan muka maupun pemilihan busana yang pas. Periasan muka biasa dengan menggunakan make up sampai membentuk alis mata. Sedangkan pemilihan pakaian dilakukan dengan pemilihan pakaian yang pas dengan bentuk tubuh mereka, selain itu unsur tradisional juga diaplikasikan dengan abaya yang digunakan perempuan ini.

Jika dahulu kain tenun hanya dipakai pada acara-acara formal adat daerah itu sendiri. Kini lewat foto busana muslim yang terdapat pada rubrik majalah Aulia, ingin menapilkan sesuatu yang tidak biasa dan ingin memberitahu pembaca bahwa kain tenun, atau sulaman khas indonesia bisa diaplikasikan lewat busana muslim menjadi sesuatu yang unik dan cantik dan tidak terkesan kaku, bisa digunakan ke acara formal maupun informal.

Dahulu jilbab dikenal dengan pakaiannya para perempuan muslim yang fanatik atau berpikiran kolot. Namun majalah ini memperlihatkan bahwa dengan berjilbab dan berbusana muslim, seorang perempuan tetap bisa menjadi cantik, modis, anggun, dan elegan. Hal ini terlihat dari cara pemakaian jilbab itu sendiri. Warna serta bentuk jilbab dapat di kombinasikan menjadi sesuatu yang serasi dan membuat penggunannya

Dokumen terkait