• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V Penutup, Kesimpulan, dan Saran

C. Makna Pesan Dakwah yang Disampaikan Dalam Rubrik Modis

Dakwah sebagai cara untuk mengkomunikasikan pesan-pesan Islam kepada individu maupun masyarakat, dapat dilakukan dengan perantara media baik cetak maupun elektronik. Dakwah melalui media cetak dapat dilihat dalam bentuk majalah, tabloid, bulletin, surat kabar dan lain sebagainya. Media cetak juga merupakan salah satu sarana dalam berdakwah, dan strateginya adalah dengan cara membuat tulisan-tulisan, catatan-catatan dan sejarah-sejarah yang ada hubungannya dengan dakwah. Sehingga masyarakat yang tidak bisa menikmati media televisi, dan radio bisa menjangkau dengan media cetak ini.

Media cetak pun sangat efektif untuk berdakwah, karena seluruh masyarakat pada zaman sekarang ini mayoritas sudah bisa membaca dan tulis. Dan sudah menjadi kebutuhan pada umumnya. Begitu juga yang dilakukan dengan Majalah Aulia, lewat rubrik-rubrik yang disampaikannya terdapat unsur dakwah di dalamnya.

Sesuai dengan namanya Aulia menurut pengertian Al-qur’an diartikan

sebagain pemimpin, pelindung dan penolong yang diambil dari kata “wali”. Dalam pengertian umum kata Aulia sebagai bentuk jamak dari kata “wali”

yang diartikan dalam pengertian khusus, yaitu orang-orang yang dianggap mempunyai kelebihan-kelebihan khusus dibidang agama dan perjuangan agama. Maka dari itu Aulia menjadi sebagai penghubung yaitu sebagai media dakwah. Untuk menyampaikan apa yang harus disampaikan dan berbagai mengenai ajaran Islam.

Majalah Aulia menggunakan dakwah bil-qalam atau melalui media

cetak. Melalui trobosan baru Majalah Aulia mengajak mad’u nya yaitu para

pembaca majalah Aulia untuk mengikuti perintah dan ajaran dari Allah Swt dan Rasulullah Saw. Bukan hanya lewat tulisan-tulisan yang mengandung pesan dakwah yang mengajak untuk berada dijalan Allah Swt, namun pesan yang disampaikannya bersifat santai artinya tidak mengurui.

Majalah ini menampilkan foto-foto busana muslim, lewat rubrik modis majalah Aulia menyampaikan pesan dakwahnya bagaiamana cara berbusana muslim yang benar, serta menunjukkan cara menutupi aurat dengan sempurna

sesuai dengan syari’at islam. Karna para pembaca majalah Aulia ini adalah

mayoritas adalah kalangan ibu-ibu atau bisa dibilang lebih mengarah ke majalah untuk keluarga, maka majalah Aulia pun disetiap rubrik yang disampaikannya adalah bagaimana menjadi wanita yang sholeha, dan tampil cantik di dalam keluarganya.

Dalam foto rubrik majalah Aulia ke dua foto tersebut ingin menyampaikan pesan, bahwa seorang wanita wajib hukumnya untuk menutup auratnya. Bukan hanya sekedar berhijab atau berkerudung berarti sudah mengikuti perintah sesuai agama islam. Tapi dalam foto tersebut benar-benar menampilkan sosok wanita muslimah yang secara sempurna menutup auratnya. Karna majalah ini mayoritas pembacanya adalah kalangan ibu-ibu yang sudah berkelurga, maka dalam foto tersebut foto yang ditampilkan tidaklah terlalu mencolok, selain tidak full make up, foto-foto tersebut menampilkan sebuah kesederhanaan namun tetap cantik dan elegan.

Majalah Aulia ini menyampaikan pesan bahwa wanita muslim yang sudah berkelurga baiknya hanya berdandan hanya untuk suaminya dan untuk keluarganya, selain dalam agama Islam bersolek dilarang. Dalam sesi wawancara yang penulis lakukan kepada majalah Aulia, pemimpin redaksi atau PEMRED Aulia, mengatakan bahwa:

“Sebaiknya seorang wanita muslim hanya boleh tampil cantik di depan suaminya dan keluarganya jika sudah berkelurga dan jika belum berkelurga tampil cantik di dalam keluarga di depan ayah, ibu, saudara-saudara mereka, sedangkan jika keluar rumah hendaklah menutupi aurat secara sempurna seperti yang diperintahkan oleh Allah Swt dan Rasull-Nya.”43

Selain itu dalam foto tersebut juga menampilkan foto yang tidak menampilkan lekuk tubuh wanita yang ada dalam foto tersebut, baju yang digunakan pun berbahan tebal sehingga tidak menerawang. Juga tidak menampilkan perhiasan yang mencolok seperti kalung, gelang, cincin maupun perhiasan lainnya, dalam foto rubrik modis hanya menggunakan sebuah brosh yang simpel. Benar-benar menampilkan seorang wanita muslim yang menjaga auratnya.

Dalam sebuah sesi wawancara, yang dilakukan penulis dengan salah satu staff redaksi majalah Aulia mengungkapkan, bahwa dengan cara bahasa yang sederhana dan tidak mengurui itulah yang lebih masuk di dalam hati pikiran para pembaca majalah Aulia, baik tulisan maupun foto yang ditampilkan lewat rubrik-rubrik majalah Aulia.

Sehingga ada pembaca yang tergugah hatinya untuk lebih memperbaiki diri mereka ke jalan Allah Swt, ada seorang pembaca yang tidak menggunakan

43

hijab dalam kesehariannya, setelah berlangganan majalah Aulia menjadi berhijab dalam kesehariannya. Serta respon-respon yang positif yang diterima majalah Aulia dari surat pembaca, membuktikan dengan menggunakan metode dakwah bil-qalam atau melalui media cetak bisa diterima oleh masyarakat saat ini.

60 A.Kesimpulan

Dari data yang telah terkaji dengan metode analisis semiologi tipe Roland Barthes, diperoleh beberapa kesimpulan, serta pesan dakwah yang ingin disampaikan oleh majalah Aulia, yaitu:

1. Analisis Semiologi a. Denotasi

Makna denotasi yang didapat dari hasil analisis dua foto busana muslim pada rubrik modis dalam majalah Aulia, memberikan inspirasi baru dalam berbusana muslim, dengan tampil cantik dan anggun dengan menggunakan abaya diaplikasikan kain tenun khas 2 daerah Makasar dan Bali kedua nya berpadu dengan cantik dengan sulam Bogor.

Dari kedua foto tersebut, memberikan informasi dan inspirasi baru bagi perancang busana maupun sebagai pemakai dalam memilih busana muslim, yang akan dipakai ke berbagai acara.

b. Konotasi

Hasil analisis makna konotasi dari kedua foto busana muslim yang terdapat pada rubrik modis dalam majalah Aulia, tidak hanya memberikan informasi dan inspirasi. Tetapi juga menyampaikan bahwa

selain terdapat unsur religi yang menyuruh wanita tampil dengan syar’i

busana tersebut ingin menyampaikan pesan bahwa kain tenun bisa menjadi pilihan dalam berbusana, selain itu juga ingin menyampaikain bahwa sudah seharusnya bagi masyarakat indonesia mencintai dan melestarikan hasil karya bangsa indonesia salah satu nya adalah kain tenun khas setiap daerah yang ada di indonesia.

c. Mitos

Dari hasil analisis makna mitos, dapat ketahui bahwa berhijab itu tidaklah dianggap ketinggalan zaman karena pemakaiannya sudah tidak seperti dulu yang masih terlihat kaku, pemakaiannya dibuat lebih fresh dengan berbagai macam gaya hijab tetapi tetap tidak menghilangkan sisi religi, tetap sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh agama untuk menutup hijabnya sampai ke dada.

Selain itu, jika masyarakat indonesia mengenal kain tenun hanya untuk acara formal adat ataupun acara lainnya, kini kain tenun tersebut bisa di aplikasikan dalam busanan yang kegunaannya bisa dipakai dalam acara formal maupun informal, dengan sedikit variasi sehingga tidak kaku seperti dulu.

2. Majalah Aulia yang menggunakan media cetak sebagai perantara dakwah. Dengan menggunakan metode dakwah bil-qalam atau melalui media cetak, majalah Aulia menyampaikan pesan dakwahnya, melalui rubrik yang berisi tulisan yang menyeru tetap istiqomah ke jalan Allah swt, maupun rubrik yang berisikan tentang foto busana muslim yang menampilkan bagaimana

cara berpakaian yang benar menurut syari’at Islam. Dan majalah Aulia lewat rubrik modisnya ingin menyampaikan pesan bahwa sebagai seorang

muslimah haruslah menutup Auratnya dan tampil cantik di depan keluarganya. Hal ini pun cukup efektif karna ada pembaca yang berlangganan khusus dan mengikuti apa yang disampaikan lewat majalah tersebut. Menurut Mba Novie Riyanti selaku Redaktur Pelaksana. Ada pembaca yang tadi nya tidak menggunakan jilbab menjadi menggunakan jilbab dalam kesehariannya. Hal ini pun sekaligus membuktikan adanya dampak yang positif akan keberadaan majalah Aulia bagi pembaca nya. Sesuai dengan tujuannya, komunikasi massa mempunyai fungsi untuk memberikan informasi, mendidik, menghibur, dan mempengaruhi. Serta adanya efek Kognitif, efek Afektif dan efek Behavioral yang terjadi pada pembaca Aulia tersebut.

B.Saran

Kepada Majalah Aulia

Adapun beberapa saran yang bisa dijadikan sebagau bahan pertimbangan bagi majalah Ummi khususnya pada rubrik modis adalah sebagai berikut:

1. Sebagai salah satu majalah yang concern terhadap dakwah, mempunyai visi dan misi dakwah dan telah berhasil membangun karakter yang berjiwa Islami, maka penulis berharap majalah Aulia lebih meningkatkan sebagai media dakwah. Majalah Aulia dapat terus mempertahankan eksistensinya terhadap pembacanya, terutama para profesional muda. Selain itu majalah Aulia juga bisa memberikan informasi lagi secara lebih lengkap tentang ilmu pengetahuan, agama, serta mode.

2. Majalah Aulia harus mempertahankan tampilan busana muslimah yang anggun, elegan, dan indah dengan motif sederhana agar bisa menjadi inspirasi bagi semua kalangan, tidak hanya kalangan menengah keatas

namun tetap mendahulukan busana normatif dan syar’i. Pada rubrik modis

perlu dikembangkan terus upaya mendesain busana-busana muslimah yang senantiasa kreatif, fungky, modis dan tidak ketinggalan zaman agar para pemakai nya juga asyik dan tetap percaya diri dalam mengenakannya karena

64

Amir, Mafri. “Etika Komunikasi Massa dalam Pandangan Islam”. Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu, 1999.

Ardianto, Elvinaro. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung: Smibiosa Rekatama Media, 2007.

Arifin, Anwar. ”Dakwah Kontemporer sebuah Studi Komunikasi”. Yogyakarta: Graha ilmu, 2011.

As-Sya’rawi, Syaikh Mutawalli. Fikih Perempuan Muslimah, Busana dan

Perhiasan, Penghormatan, atas Perempuan, Sampai Wanita Karir. Jakarta: Amzah, 2003.

Aziz, Jum’ah Amin Abdul. Fiqih Dakwah Studi atas Berbagai Prinsip dan Kaidah yang Harus Dijadian Acuan dalam Dakwah Islamiah. Solo: PT Era Adicitra Intermedia,2007.

Aziz, Moh. Ali. ”Ilmu Dakwah”. Jakarta: Kencana, 2009.

Berger, Arthur asa. Tanda-Tanda Dalam Kebudayaan Kontemporer. Yogyakarta: tiara wacana yogya, 2010.

Budiman, Kris. semiotika visual “konsep,isu, dan problem ikonisitas”, Yogyakarta: jalasutra, 2011.

Canggara, Hafied. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007.

Danesi, Marcel. Pesan, Tanda, dan Makna. Yogyakarta: Jalasutra, 2010.

Efendy, Onong Uchjana. Dinamika Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1992.

Fadilah, Risqa. ”Analisis Semiotik terhadap Rubrik Busana pada Majalah Paras”. Jurusan Komunikasi dan Penyiaran islam, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2012.

Hidayati, Noor. “Analisis Semiotika Terhadap Rubrik Mode Pada Majalah

Ummi”. Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2011.

Kriyantono, Rachmat. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Prenada Media group, 2008.

Liliweri, Alo. Memahami Peran KomunikasiMassa dalam Masyarakat. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1991.

Mondry. Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik. Bogor Selatan: Ghalia Indonesia, 2008.

Muis, Andi Abdul. Komunikasi Islam. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001 Nasuhi,Hamid, dkk, CeQDA (Center for Quality Development an Assurance)

UIN Syarif HidayatullahJakarta, 2007.

Piliang, Yasraf amir. Hipersemiotika: Tafsir Cultural Atau Matinya Makna, Bandung: Jala Sutra,2003.

Pusporini, Trigustia. “Analisis Semiotika Rubrik Fashion Style Majalah Kawanku” Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009.

Rahmat, Jalaludin. Islam Alternatif. Bandung: Mizan, 1997.

Sobur, Alex. Analisis Teks Media. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009. Sobur,Alex. “Semiotika Komunikasi”. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004. Syuqqah, Abdul Halim Abu. “Kebebasan Wanita”. Jakarta: Gema Insani Press,

1999.

Dokumen terkait