• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keadaan Umum Daerah Penelitian

Secara Geografis, Kecamatan Cisarua terletak di Selatan wilayah Bogor

pada 06°42‟LS dan 106°56‟ BB. Kecamatan Cisarua merupakan salah satu

Cisarua terdiri dari Sembilan desa dan satu kelurahan, 32 dusun, 73 RW, dan 260 RT, dengan luas wilayah 6.373,62 Ha. Batas wilayah kerja Kecamatan Cisarua yaitu sebelah utara Kecamatan Megamendung, sebelah selatan adalah Kabupaten Cianjur, sebelah barat Kecamatan Megamendung, dan berbatasan dengan Kabupaten Cianjur untuk sebelah timur. Kecamatan Cisarua memiliki ketinggian dari permukaan laut (dpl) antara 650 M-1400 M dpl, dengan curah hujan rata-rata 3178 mm/thn dan suhu udara antara 17,580C-23,91°C. Bentuk wilayah Kecamatan Cisarua terdiri dari perbukitan sampai bergunung 25 persen, berombak sampai berbukit 40 persen, dan datar sampai berombak 35 persen. Dengan alam yang berbukit sampai bergunung dengan suhu yang sejuk, wilayah Kecamatan Cisarua cocok untuk dikembangkan tanaman jenis hortikultura seperti buah-buahan, sayuran, dan tanaman keras lain yang tumbuh dengan baik di dataran tinggi. Selain tanaman yang cocok dengan keadaan geografis kecamatan cisarua ini, sektor peternakan juga sangat cocok untuk dikembangkan khususnya untuk ternak sapi perah.

Berdasarkan data dari kantor desa Cibeureum, Keadaan geografis Desa Cibeureum berada di ketinggian 955 dari permukaan laut, dengan suhu minimum dan maksimum 180C sampai 220C. Jarak pusat pemerintahan Desa Cibeureum dengan ibu kota Negara (Jakarta) sejauh 82 Km, jarak dengan ibu kota Provinsi sejauh 93 Km. Curah hujan dalam jumlah hari dengan curah hujan yang terbanyak adalah 90 sampai 100 mm/hari, sementara debit curah hujan 2600/4600 mm/tahun.

Keadaan Penduduk dan Mata Pencaharian

Penduduk yang terdapat didesa Cibeureum ini terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada Tabel 6, proporsi jumlah penduduk laki-laki lebih besar dibandingkan dengan penduduk perempuan walaupun perbedaannya tidak secara signifikan. Jumlah penduduk di desa Cibereum ini tahun 2010 mencapai 14.675 orang.

Tabel 6 Sebaran penduduk desa Cibeureum kecamatan Cisarua bedasarkan jenis kelamin tahun 2003-2010

Tahun Laki-laki Perempuan Jumlah

1 2003 5 395 5 167 10 562 2 2004 6 200 5 594 11 794 3 2005 6 829 6 304 13 133 4 2006 7 469 6 694 14 163 5 2007 7 205 7 116 14 321 6 2008 7 579 6 904 14 483 7 2009 7 475 6 995 14 470 8 2010 7 649 7 026 14 675

Sumber: data desa Cibeureum (2010).

Berdasarkan total 14.675 orang penduduk di desa Cibeureum, sebanyak 11.625 penduduk berada dalam usia yang produktif yaitu 15 sampai 64 tahun

sedangkan sebanyak 2.945 penduduk berada di usia tidak produktif yaitu usia 0- 14 tahun dan usia 65 tahun ke atas. Berdasarkan Tabel 7 dapat terlihat bahwa penduduk yang berusia 40-44 tahun merupakan jumlah penduduk terbanyak di desa ini yaitu sebanyak 1.880.

Tabel 7 Sebaran penduduk desa Cibeureum kecamatan Cisarua berdasarkan usia pada tahun 2010

No Usia Laki-laki Perempuan Jumlah

1 0-4 604 457 1 061 2 5-9 659 641 1 300 3 10-14 249 235 484 4 15-19 639 445 1 084 5 20-24 436 429 865 6 25-29 421 449 870 7 30-34 427 538 965 8 35-39 937 853 1 790 9 40-44 949 931 1 880 10 45-49 675 557 1 232 11 50-54 610 540 1 150 12 55-59 651 710 1 361 13 60-64 218 210 428

14 Lebih dari 65 tahun 45 55 100

Sumber : data desa Cibeureum (2010).

Mata pencaharian sebagian besar penduduk di desa Cibeureum ini adalah sebagai petani yaitu sebanyak 65,1914 % diikuti dengan mata pencaharian sebagai peternak. Walaupun sektor peternakan masih kalah jika dibandingkan dengan sektor pertanian, namun sektor peternakan di desa ini cukup berkembang. Hal ini dibuktikan dari adanya KUD yang aktif dalam menampung susu yang dihasilkan oleh peternak. Rata-rata peternak yang ada didesa ini merupakan skala peternakan kecil yang hanya memilki jumlah sapi sebanyak 3-4 ekor. Rata-rata peternak yang ada terutama peternak dengan skala kecil menjual hasil susu sapi perah yang mereka hasilkan kepada KUD Giri Tani. Namun tidak sedikit juga yang merupakan peternak skala besar yang selain menyetorkan susu yang mereka hasilkan kepada KUD juga sebagian hasil produksi lainnya diolah sendiri dalam bentuk yogurt dan ada juga yang menyalurkan susu yang dihasilkan tidak melalui KUD melainkan menyalurkannya sendiri kepada IPS karena harga yang didapatkan jauh lebih tinggi. Mata pencaharian penduduk lainnya yang ada di desa Cibeureum ini beserta persentasenya dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8 Sebaran penduduk desa Cibeureum kecamatan Cisarua berdasarkan mata pencaharian tahun 2010

No Mata pencaharian Jumlah Persentase (%)

1 Peternak 178 21,2919

2 Petani 545 65,1914

3 Buruh tani 113 13,5167

Jumlah 836 100

Sumber : data desa cibeureum (2010).

Keadaan Peternakan Desa Cibeureum di Kecamatan Cisarua

Peternakan di wilayah Cibeureum ini terdiri dari peternakan sapi perah dan peternakan domba. Peternakan sapi perah merupakan peternakan terbesar yang dikembangkan dibandingkan dengan peternakan domba. Sektor peternakan sapi perah mulai banyak di kembangkan di desa cibereum ini setelah adanya bantuan dari pemerintah yaitu berupa bibit sapi perah sehingga penduduk yang awalnya berkegiatan di bidang pertanian mulai beralih mengembangkan usaha ternak sapi perah.

Sapi perah yang banyak di kembangkan di desa ini adalah jenis sapi perah

fries holland. Desa Cibeureum yang terletak pada ketinggian 955 m di atas permukaan laut. Menurut Ako (2013), jenis sapi FH (fries holland) cenderung lebih baik dipelihara pada daerah-daeran beriklim dingin atau di daerah-daerah ketinggian lebih dari 800 m dari permukaan laut. Kebanyakan penduduk yang mengusahakan peternakan sapi perah ini merupakan skala peternak kecil yang hanya memiliki sapi sebanyak 2 ekor. Perkembangan peternakan sapi perah ini, tidak lepas dari adanya KUD yang bergerak sebagai penampung dan juga pemasar dari susu sapi perah sehingga penduduk yang mengusahakan peternakan sapi perah tidak kesulitan dalam memasarkan susu sapi perah.

Gambaran Umum KUD Giri Tani

KUD Giri tani merupakan salah satu koperasi susu terbesar yang ada di daerah Bogor tepatnya di Desa Cibeureum kecamatan Cisarua. Pada awalnya koperasi ini merupakan koperasi tani yang berdiri pada tahun 1973 yang menyediakan pupuk, obat-obatan dan alat pertanian bagi anggotanya. Pada tahun 1998 KUD Giri Tani ini menjadi KUD yang bergerak dalam bidang peternakan sapi perah karena adanya program pemerintah yang menggalakkan pemeliharaan sapi perah. Pada awal berdirinya sapi perah merupakan bantuan dari pemerintah yaitu dengan sistem kredit melalui BRI. Keadaan geografis Cisarua yang cukup luas dan merupakan daerah yang potensial untuk mengembangkan ternak sapi perah. Pada awalnya susu yang dihasilkan oleh KUD Giri Tani ini belum dapat dipasarkan sendiri melainkan dititipkan ke KPS Bogor untuk dipasarkan. Namun kendala yang dihadapi adalah penjualan melalui KPS Bogor pengelolaannya kurang leluasa sehingga seberapapun hasil produksi susu anggota, hasil yang

diperoleh anggota tetap kecil sehingga KUD Giri Tani memutuskan untuk mandiri dalam pemasaran susu sapi perah yang mereka hasilkan.

Pada awalnya anggota kelompok KUD Giri Tani ini hanya 4 kelompok yaitu kelompok Tirta Kencana, Binawarga, Barusireum, dan Mekarjaya. Namun seiring berkembangnya koperasi didesa ini mulai bertambah 2 kelompok yaitu kelompok Tegar Mandiri dan kelompok Barutegal. Jumlah anggota aktif dan tidak aktif dari kelompok ini pada tahun 2013 adalah seperti pada Tabel 9.

Tabel 9 Sebaran anggota aktif dan tidak aktif masing-masing kelompok di KUD Giri Tani tahun 2013

Nama kelompok Jumlah anggota aktif Jumlah anggota tidak aktif Jumlah anggota keseluruhan Barusireum 6 8 14 Binawarga 29 18 47 Tirta kencana 42 17 59 Mekarjaya 30 42 72 Tegarmandiri 25 6 31 Barutegal 15 5 20 Terpisah 7 0 7 Jumlah 154 96 250 Persentase (%) 61.6 38.4 100

Sumber : KUD Giri Tani (2013).

Berdasarkan Tabel 9 dapat diketahui bahwa jumlah anggota kelompok anggota KUD Giri Tani yang aktif adalah 154 orang dari total 250 orang anggota dan jumlah anggota yang tidak aktif yaitu 96 orang. Kelompok yang paling banyak memiliki anggota aktif yaitu kelompok kelompok Tirta Kencana dengan jumlah 42 orang dari jumlah keseluruhan anggota yaitu 59 orang. Namun, banyaknya anggota yang aktif dalam satu kelompok tersebut tidak menjamin bahwa kelompok tersebut memiliki produksi susu paling besar dibandingkan dengan kelompok lainnya karena jumlah produksi susu tidak hanya dilihat dari jumlah anggota yang aktif saja melainkan skala usaha yang dijalaninya.

Karakteristik Peternak Jenis Kelamin Responden Sampel

Responden sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebanyak 34 responden yang terdiri dari 28 responden laki-laki dan 5 responden perempuan. Dilihat dari persentase tersebut, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar peternak anggota KUD Giri Tani berjenis kelamin laki-laki. Hal ini menunjukkan bahwa tidak hanya laki-laki saja yang melakukan kegiatan beternak, namun perempuan juga ikut membantu keluarga untuk beternak sapi perah. Jumlah dan persentase jenis kelamin responden yang beternak sapi perah dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10 Sebaran peternak responden KUD Giri Tani berdasarkan jenis kelamin tahun 2014

No Jenis kelamin (L/P) Jumlah Persentase (%)

1 Laki-laki 28 84.85

2 Perempuan 5 15.15

Jumlah 33 100.00

Usia Peternak

Usia peternak merupakan hal yang sangat penting untuk di perhatikan. Hal ini karena terdapat batasan usia tenaga kerja yang yang produktif, belum produktif ataupun sudah tidak produktif lagi. Jika peternak merupakan tenaga kerja yang belum produktif ataupun tidak produktif maka mereka tidak akan dapat bekerja dengan maksimal. Berdasarkan Undang-Undang tenaga kerja nomer 13 tahun 2003, mereka yang dikelompokkan sebagai tenaga kerja yaitu mereka yang berusia antara 15 tahun sampai 64 tahun. Sedangkan mereka yang dikelompokkan sebagai bukan tenaga kerja adalah mereka yang berusia di bawah 15 tahun dan diatas usia 64 tahun. Untuk mengetahui usia rata-rata peternak responden dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11 Sebaran peternak responden KUD Giri Tani berdasarkan kelompok umur tahun 2014

Berdasarkan Tabel 11, dapat diketahui bahwa hampir seluruh peternak responden merupakan tenaga kerja yang produktif karena rentang usia mereka yaitu antara 15 tahun sampai 64 tahun dan hanya sebagian kecil yang bukan merupakan tenaga kerja. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari tabel 11 terlihat bahwa tidak terdapat tenaga kerja yang berusia dibawah usia 15 tahun. Klasifikasi umur di bawah 15 tahun ini termasuk golongan anak-anak yang seperti disebutkan dalam undang-undang bukan merupakan tenaga kerja. Dari data yang diperoleh ini dapat disimpulkan bahwa peternak responden merupakan tenaga kerja produktif.

Tingkat Pendidikan Peternak

Tingkat pendidikan pada peternak responden yaitu bervariasi, mulai dari responden yang tidak bersekolah hingga berpendidikan hingga sarjana. Berdasarkan hasil perhitungan seperti yang terlihat pada Tabel 12 dapat dilihat bahwa persentase paling tinggi terkait dengan pendidikan formal yang diperoleh responden yaitu pendidikan SD sebesar 50%. Selanjutnya diikuti oleh dengan pendidikan SMA, SMP, dan untuk responden yang tidak bersekolah dan

No Kelompok umur (tahun) Jumlah Persentase (%)

1 16-25 2 5.88 2 26-35 10 29.41 3 36-45 9 26.47 4 46-55 11 32.35 5 56-65 1 2.94 6 66-75 1 2.94 Jumlah 34 100.00

berpendidikan sarjana memiliki persentase jumlah yang sama. Dari data yang ada dapat disimpulkan jika sebagian besar atau setengah dari jumlah responden peternak memiliki pendidikan walaupun hanya sampai bangku SD.

Tabel 12 Sebaran peternak responden KUD Giri Tani berdasarkan tingkat pendidikan tahun 2014

No Tingkat pendidikan Jumlah Persentase (%)

1 Tidak sekolah 2 5.88 2 SD 17 50.00 3 SMP 6 17.65 4 SMA 7 20.59 5 Perguruan Tinggi 2 5.88 Jumlah 34 100.00

Melihat tingkat pendidikan peternak responden yang rendah maka peternak responden tersebut perlu mendapatkan pendidikan non formal dari KUD seperti adanya penyuluhan dari pengurus KUD ataupun dari dinas-dinas terkait seperti dinas peternakan untuk menambah keterampilan peternak dalam mengelola usaha ternak sapi perahnya sehingga nantinya di harapkan dapat meningkatkan hasil yang diperoleh peternak baik produksi maupun pendapatan. Pengalaman Beternak

Pengalaman beternak dari peternak responden bervariasi. Pengalaman peternak responden mulai dari kurang dari 1 tahun sampai lebih dari 25 tahun. Dari 34 responden peternak, pengalaman beternak lebih dari 25 tahun adalah yang paling besar. Semakin lama peternak tersebut mempunyai pengalaman di bidang peternakan sapi perah ini maka peternak tersebut semakin memberikan bekal pengetahuan dan juga keterampilan bagi peternak. Selain itu dengan semakin lamanya peternak tersebut mempunyai pengalaman beternak maka peternak tersebut dapat dengan cepat mengambil keputusan jika terjadi permasalahan di usaha ternaknya karena sudah mempunyai pengalaman yang cukup lama dan sudah berkecimpung di bidang peternakan selama bertahun-tahun. Pengalaman peternak biasanya didapatkan melalui praktek langsung di lapang, ilmu yang diberikan secara turun temurun, melihat dan mempelajari ilmu dari sesama pebisnis di bidang sapi perah dan juga melalui penyuluhan-penyuluhan yang diberikan.

Tabel 13 Sebaran peternak responden KUD Giri Tani berdasarkan pengalaman beternak tahun 2014

No Pengalaman beternak (tahun) Jumlah Persentase (%)

1 < 1 1 2.94 2 1-5 4 11.76 3 6-10 6 17.65 4 11-15 4 11.76 5 16-20 6 17.65 6 21-25 4 11.76 7 > 25 9 26.47 Jumlah 34 100.00

Kepemilikan Sapi Perah

Jumlah sapi perah yang dipelihara oleh peternak responden bervariasi jumlahnya. Berdasarkan Tabel 14 dapat dilihat bahwa kepemilikan sapi perah kurang dari 2.9 ST digolongkan kedalam usahaternak skala kecil. Kepemilikan sapi perah antara 2.9 ST– 11.58 ST digolongkan kedalam usahaternak skala sedang. Kepemilikan sapi perah lebih dari 11.58 ST digolongkan kedalam usahaternak skala besar. Sebagian besar peternak berada pada golongan peternak dalam skala usaha sedang dengan jumlah kepemilikan sapi antara 2.9-11.58 ST. hal ini sesuai dengan anjuran kepemilikan sapi perah untuk satu orang peternak yaitu 7 ekor, sehingga dapat dikatakan bahwa responden sampel masih banyak yang belum memelihara sapi perah sesuai dengan yang dianjurkan. Kepemilikan sapi perah peternak responden dikarenakan daerah cisarua merupakan daerah yang sangat potensial untuk mengembangkan usahaternak sapi perah. Ditambha lagi dengan adanya koperasi sehingga pemasarannya menjadi lebih mudah dan mendorong peternak untuk mempunyai banyak sapi perah.

Tabel 14 Sebaran peternak responden KUD Giri Tani berdasarkan jumlah kepemilikan sapi perah tahun 2014

No Kepemilikan sapi perah (ST) Jumlah Persentase 1 2 <2.9 2.9 – 11.58 5 24 14.71 70.59 2 >11.58 5 14.71 Jumlah 34 100

Jumlah kepemilikan sapi perah oleh peternak responden bervariasi jenisnya. Peternak tidak hanya memelihara sapi perah produksi saja (sapi siap perah) melainkan juga memelihara sapi perah lainnya seperti dara, pedet dan pejantan. Jumlah sapi yang dipelihara oleh semua peternak responden berdasarkan kriteria sapi perah dapat dilihat pada Tabel 15.

Tabel 15 Sebaran sapi perah yang dimiliki oleh peternak responden KUD Giri Tani berdasarkan kriteria sapi perah tahun 2014

No Kriteria sapi perah Jumlah Persentase (%)

1 Laktasi kosong 167 67.82 2 Laktasi bunting 12 4.87 3 Laktasi kering 11 4.47 4 Dara 16.5 6.70 5 Dara bunting 5 2.03 6 Pedet 12.75 5.18 7 Pejantan 22 8.93 Jumlah 246.25 100.00

Berdasarkan Tabel 15, jumlah sapi laktasi yang dimiliki oleh seluruh peternak responden yaitu sebanyak 167 ST atau sekitar 67.82% dari total seluruh sapi yang ada. Jumlah ini sudah sesuai dengan syarat bahwa peternakan sapi perah harus lebih banyak memiliki jumlah sapi laktasi dibandingkan dengan jumlah sapi lainnya seperti dara, pedet atau pejantan.

Orientasi Usaha Peternak

Usaha ternak yang dijalankan oleh semua peternak responden merupakan pekerjaan utama mereka yang artinya pendapatan terbesar di peroleh dari usaha ternak sapi perah ini. Beberapa diantara para peternak responden ini juga mempunyai pekerjaan sampingan seperti menjaga villa, bekerja pada peternakan besar milik peternak di sekitar wilayahnya, sebagai pengurus KUD. Persentase peternak responden yang memiliki usaha sampingan dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16 Sebaran peternak responden KUD Giri Tani berdasarkan jenis usaha

sampingan yang dijalankan tahun 2014

No Jenis usaha sampingan Jumlah Persentase (%)

1 Beternak sapi perah 1 2.94

2 Pengurus KUD 4 11.76

3 Penjaga villa 3 8.82

4 Bekerja di peternakan lain 2 5.88

5 Jual beli tanah 1 2.94

6 Penjual bakso dan pulsa 1 2.94

7 Jual beli sapi 1 2.94

8 Rental mobil 1 2.94

9 Proyek bangunan 1 2.94

10 Pekerja di safari 1 2.94

11 Tidak memiliki usaha sampingan 18 52.94

Jumlah 34 100.00

Berdasarkan Tabel 16, dapat terlihat bahwa hanya 2.94% responden yang menjadikan beternak sapi perah sebagai usaha sampingan dan sisanya yaitu sebesar 97.06% responden menjadikan beternak sapi perah sebagai mata pencaharian pokok. Beberapa peternak responden yang menjadikan usaha

peternakan sapi perah mereka sebagai mata pencaharian pokok juga memiliki usaha sampingan yang dikerjakan. Sebanyak 52.94% peternak responden tidak memiliki usaha sampingan. Hal ini karena mereka tidak memiliki kemampuan lain selain beternak sapi perah dan untuk melakukan pekerjaan sampingan memang sangat susah karena waktu yang kurang. Beternak sapi memang memerlukan cukup banyak waktu dalam satu hari. Kegiatan di kandang sudah mulai sejak subuh hingga sore hari. Inilah yang menjadikan beberapa peternak tidak dapat melakukan usaha sampingan karena waktu mereka sudah terlalu banyak tersita di kegiatan peternakan sapi perah ini. Alasan peternak menjadikan peternakan sapi perah tersebut sebagai pekerjaan utama yaitu karena ketersediaan input-input yang dapat digunakan untuk menunjang produksi susu sapi perah seperti rumput gajah dan konsentrat. Selain itu terdapat lembaga yang mendukung keberlanjutan peternakan mereka yaitu KUD yang mendukung usaha ternak responden dengan menyediakan sarana dan prasarana yang di butuhkan peternak. Teknis Pelaksanaan Usahaternak

Teknis pelaksanaan usaha ternak sapi perah meliputi pemeliharaan (pembersihan kandang dan sapi perah), pemberian pakan, pemerahan, mencari pakan hijauan dan pemasaran. Dalam menjalankan usaha ternaknya, peternak anggota KUD Giri Tani ini menggunakan tenaga kerja dalam keluarga dan tenaga kerja luar keluarga. Proporsi penggunaan tenaga kerja dalam keluarga lebih besar jika dibandingkan luar keluarga. Hal ini dikarenakan sebagian besar peternak anggota KUD giri tani ini merupakan peternak dengan skala usaha kecil sehingga masih dapat mengelola peternakan yang dimiliki dengan tenaga kerja dalam keluarga. Jumlah persentase untuk tenaga kerja yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 17.

Tabel 17 Sebaran peternak responden KUD Giri Tani berdasarkan jenis tenaga kerja yang digunakan tahun 2014

No Jenis tenaga kerja jumlah persentase (%)

1 Dalam keluarga 27 79.41

2 Luar keluarga 3 8.82

3 Dalam dan luar keluarga 4 11.76

Jumlah 34 100.00

Berdasarkan Tabel 17 dapat dilihat bahwa sebanyak 79.41% peternak responden menggunakan tenaga kerja dalam keluarga untuk beternak sapi perah dan sisanya sekitar 20.56% menggunakan tenaga kerja luar keluarga dan perpaduan antara tenaga kerja dalam keluarga dan tenaga kerja luar keluarga. Tenaga kerja luar keluarga biasanya digunakan oleh peternak dengan skala usaha menengah sedangkan untuk usaha kecil menggunakan tenaga kerja dalam keluarga saja. Teknis pelaksanaan usahaternak sapi perah di desa Cibeureum dapat di rinci sebagai berikut.

1. Pembersihan kandang dan sapi perah

Kebersihan kandang dan sapi perah merupakan kegiatan pertama yang dilakukan oleh peternak setiap harinya. Kegiatan ini dilakukan mulai pukul

05.00 – 06.00 Kandang harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum kegiatan pemerahan dilakukan begitu juga sapi. Pembersihan kandang dilakukan dengan menggunakan sapu lidi, sikat dan air. Pembersihan kandang dilakukan 3 kali sehari hal ini bertujuan untuk menjaga kondisi kandang tetap bersih dan mengurangi risiko tercampurnya susu yang diperah dengan kotoran sapi di dalam kandang. Kebersihan kandang juga diikuti dengan kebersihan sapi perah. Sapi perah setiap harinya harus di bersihkan atau dimandikan sebelum di perah. Memandikan sapi dengan menggunakan air dan sikat saja. Tujuan pembersihan sapi ini adalah agar pada saat pemerahan susu yang dihasilkan tidak tercampur dengan kotoran yang menempel pada badan sapi tersebut. Jika kandang dan sapi tidak dibersihkan sebelum di perah maka akan menjadi sumber bakteri bagi susu yang dihasilkan. Peternak sangat menyadari akan pentingnya kebersihan kandang dan sapi karena kebersihan tersebut akan berpengaruh terhadap susu yang akan dijual. Jika masing-masing peternak dapat menghasilkan susu dengan kebersihan yang terjaga artinya bakteri yang terkandung di dalam susu tersebut sedikit maka harga susu dapat ditingkatkan. 2. Pemberian Pakan

Pemberian pakan konsentrat dilakukan setelah kegiatan pembersihan kandang dan sapi perah. Sedangkan untuk pakan hijauan baru akan diberikan setelah pemerahan. Frekuensi pemberian pakan konsentrat dan rumput oleh peternak bermacam-macam. Beberapa di antara mereka memberikan pakan 2 kali sehari namun ada juga yang memberikan pakan 3 kali sehari. Pemberian pakan dilakukan pada pagi hari sebelum sapi di perah, siang, dan sore setelah sapi diperah. Hal ini tergantung dari kemampuan peternak, terutama pakan konsentrat yang harganya cukup tinggi. Untuk pakan konsentrat yang digunakan oleh peternak terdiri dari beberapa jenis yaitu BRM, GT, dedak, polar, ampas tahu, dan jagung. Proporsi penggunaan masing-masing jenis konsentrat oleh peternak responden tersebut dapat dilihat pada Tabel 18.

Tabel 18 Jenis konsentrat yang digunakan oleh peternak responden KUD Giri Tani tahun 2014

No

Jenis konsentrat

Penyedia

pakan harga satuan jumlah persentase(%)

1 BRM KUD 2 400 33 97.06

2 GT KUD 2 200 9 26.47

3 Dedak KUD 2 300 4 11.76

4 Polar KUD 3 000 14 41.18

5 Ampas tahu Luar KUD 600 25 73.53

6 Jagung Luar KUD 1 783 7 20.59

Berdasarkan Tabel 18, peternak responden paling banyak menggunakan jenis konsentrat BRM dibandingkan dengan yang lainnya. Hal ini dikarenakan konsentrat BRM mempunyai kualitas sedang dan harga yang terjangkau serta komposisi yang tercampur didalamnya sudah cukup untuk sapi perah dan sudah mengandung gizi yang diperlukan ternak. Menurut peternak, BRM merupakan pakan konsentrat utama yang wajib di berikan kepada sapi perah

sedangkan untuk jenis konsentrat lainnya seperti GT, dedak, dan polar hanya merupakan campuran yang penggunaannya tidak sebanyak BRM.

Ampas tahu juga cukup banyak digunakan oleh peternak yaitu sebesar 73.53% dari total seluruh peternak responden. Ampas tahu merupakan sisa hasil pembuatan tahu yang memiliki kandungan gizi yang cukup baik. Menurut dinas peternakan, saat ini belum banyak peternak yang memanfaatkan ampas tahu sebagai pakan bagi ternak sapi perahnya, padahal jika menggunakan ampas tahu keuntungan yang diperoleh dapat lebih tinggi karena harga ampas tahu yang murah yaitu Rp 600 per kg. Harga ini jauh lebih murah jika dibandingkan dengan harga konsentrat lainnya sehingga akan menguntungkan peternak jika menggunakan ampas tahu tersebut. Di daerah penelitian ini, sebagian besar peternak sudah memanfaatkan ampas tahu sebagai makanan tambahan untuk ternaknya. Menurut peternak responden penggunaan ampas tahu sebagai pakan tambahan memberikan efek yang positif dan negatif bagi ternak mereka. Efek positifnya yaitu produksi susu per ekor sapi menjadi lebih tinggi, namun efek negatifnya yaitu kekuatan kaki sapi perah untuk berdiri menjadi lemah sehingga jika penggunaan ampas tahu yang terlalu banyak

Dokumen terkait