4.3 Analisis Deskripsi
4.3.1 Gambaran Depresi Pada Penyandang Cacat Pasca Kusta Di Liposos Donorojo Binaan Yastimakin Bangsri Jepara
Salah satu skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala depresi, dimana skala tersebut disusun berdasarkan indikator-indikator yang menyusunnya. Oleh karena itu, gambaran depresi penyandang cacat pasca kusta dapat ditinjau baik secara umum maupun spesifik (ditinjau dari tiap indikator). Berikut merupakan gambaran depresi penyandang cacat pasca kusta yang ditinjau secara umum dan spesifik.
4.3.1.1 Gambaran Umum Depresi Pada Penyandang Cacat Pasca Kusta Di Liposos Donorojo Binaan Yastimakin Bangsri Jepara
Salah satu skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala depresi, dimana skala tersebut disusun berdasarkan indikator-indikator yang menyusunnya. Oleh karenanya, gambaran depresi, dapat ditinjau baik secara umum maupun secara spesifik (ditinjau dari tiap indikator). Berikut merupakan gambaran depresi, yang ditinjau secara umum dan spesifik.
Depresi dipandang sebagai suatu perilaku dimana seseorang mengalami suatu keadaaan yang membuat dia terpuruk dan merasa tidak berarti lagi hidup di dunia. Depresi merupakan keadaan dimana seseorang mengalami kemurungan (kesedihan, kepatahan semangat) yang ditandai dengan labilitas perasaan, kecemasan, perasaan
Depresi ini dapat dilihat dari empat indikator yang mendukung. Keempat indikator tersebut diungkap melalui skala dengan jumlah item sebanyak 24 buah dengan skor tertinggi 4 dan skor terendah 1 masing-masing per item. Rentang minimumnya adalah 24 dan maksimumnya 96 dengan mean teoritis 60.
Skor tertinggi = 24 x 4 = 96 Skor terendah = 24 x 1 = 24 Mean teoritis (µ) = 24 x 2,5 = 60 Standar deviasi (σ) = = = 12 Tabel 4.1 Kriteria Depresi
Interval Skor Interval Kriteria
µ + 1σ ≤ X 72 ≤ X Tinggi
µ - 1σ ≤ X < µ + 1σ 48 ≤ X < 72 Sedang
X < µ - 1σ X < 48 Rendah
Sesuai dengan kriteria depresi di atas, maka penyandang cacat pasca kusta yang memiliki skor 72 ≤ X berarti depresinya tinggi, dengan skor 48 ≤ X < 72 berarti depresinya sedang, dan penyandang cacat pasca kusta yang memiliki skor X< 48 berarti depresinyarendah.
Tabel 4.2 Gambaran Depresi
Interval Skor Kriteria Depresi
F %
72 ≤ X Tinggi 18 18 %
48 ≤ X < 72 Sedang 66 66 %
X < 48 Rendah 16 16 %
Jumlah 100 100 %
Berdasarkan ketegori di atas, maka dari tabel dapat diketahui depresi penyandang cacat pasca kusta berada dalam ketegori tinggi sebanyak 18 % (18 orang), berada dalam ketegori sedang sebanyak 66 % (66 orang), sedangkan berada dalam ketegori rendah 16 % (16 orang). Dari uraian menunjukkan bahwa depresi penyandang cacat pasca kusta berada pada kategori sedang, yaitu sebanyak 66 %. Gambaran depresi penyandang cacat pasca kusta dapat di lihat pada diagram di bawah ini.
Diagram 4.1 Gambaran Umum Depresi
4.3.1.2 Gambaran Spesifik Depresi Penyandang Cacat Pasca Kusta di Liposos Donorojo Binaan Yastimakin Bangsri Jepara Berdasarkan Tiap Indikator
Depresi ini dapat dilihat dari empat indikator yaitu labilitas perasaan, kecemasan, perasaan bersalah dan keinginan bunuh diri.
4.3.1.2.1. Gambaran Umum Depresi berdasarkan labilitas perasaan.
Gambaran Depresi berdasarkan indikator labilitas perasaan dijelaskan sebagai berikut: Skor tertinggi = 10 x 4 = 40 Skor terendah = 10 x 1 = 10 Mean teoritis (µ) = 10 x 2,5 = 25 Standar deviasi (σ) = = = 5 Tabel 4.3
GambaranLabilitas Perasaan
Interval Skor Kriteria Labilitas perasaan
F %
30 ≤ X Tinggi 19 19 %
20 ≤ X < 30 Sedang 61 61 %
X < 20 Rendah 20 20 %
Jumlah 100 100 %
Berdasarkan tabel di atas, maka dapat dilihat bahwa sebagian besar responden mengalami depresi berdasarkan indikator labilitas perasaan yang tergolong sedang. Hal tersebut ditunjukkan dengan persentase responden yang tergolong kriteria tinggi
berjumlah19 %, sedangkan 61 %, tergolong sedang, dan sisanya sebesar 20 % masuk dalam kriteria rendah.Lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram di bawah ini:
Diagram 4.2
Gambaran Depresi berdasarkan indikator labilitas perasaan
4.3.1.2.2. Gambaran Umum Depresi berdasarkanKecemasan
Gambaran Depresi berdasarkan indikator kecemasan dijelaskan sebagai berikut: Skor tertinggi = 5 x 4 = 20
Skor terendah = 5 x 1 = 5 Mean teoritis (µ) = 5 x 2,5 = 12,5
Standar deviasi (σ) =
Tabel 4.4 GambaranKecemasan
Interval Skor Kriteria Kecemasan
F %
15 ≤ X Tinggi 22 22 %
10 ≤ X < 15 Sedang 65 65 %
X < 10 Rendah 13 13 %
Jumlah 100 100 %
Berdasarkan tabel di atas, maka dapat dilihat bahwa sebagian besar responden mengalami depresi berdasarkan indikator kecemasan yang tergolong rendah. Hal tersebut ditunjukkan dengan persentase responden yang tergolong kriteria tinggi berjumlah 22 % sedangkan 65 % tergolong dalam kriteria sedang dan sisanya sebesar 13 % masuk dalam kriteria rendah. Lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram persentase di bawah ini:
Diagram 4.3
4.3.1.2.3. Gambaran Umum Depresi berdasarkan Perasaan Bersalah.
Gambaran Depresi berdasarkan indikator Perasaan Bersalah dijelaskan sebagai berikut Skor tertinggi = 3 x 4 = 12 Skor terendah = 3 x 1 = 3 Mean teoritis (µ) = 3 x 2,5 = 7,5 Standar deviasi (σ) = = = 1,5 Tabel 4.5
GambaranPerasaan Bersalah
Interval Skor Kriteria Perasaan Bersalah
F %
9 ≤ X Tinggi 23 23 %
6 ≤ X < 9 Sedang 73 73 %
X < 6 Rendah 4 4 %
Jumlah 100 100 %
Berdasarkan tabel di atas, maka dapat dilihat bahwa sebagian besar responden mengalami depresi berdasarkan indikator perasaan bersalah yang tergolong sedang. Hal tersebut ditunjukkan dengan persentase responden yang tergolong kriteria tinggi berjumlah23 % sedangkan 73 % tergolong dalam kriteria sedang dan sisanya sebesar 4 % masuk dalam kriteria rendah. Lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram persentase di bawah ini:
Diagram 4.4
Gambaran Depresi berdasarkan indikator Perasaan Bersalah
4.3.1.2.4. Gambaran Umum Depresi berdasarkan Keinginan Bunuh Diri
Gambaran Depresi berdasarkan indikator Keinginan Bunuh Diri dijelaskan sebagai berikut: Skor tertinggi = 6 x 4 = 24 Skor terendah = 6 x 1 = 6 Mean teoritis (µ) = 6 x 2,5 = 15 Standar deviasi (σ) = = = 3 Tabel 4.6
GambaranKeinginan Bunuh Diri
Interval Skor Kriteria Keinginan Bunuh Diri
F %
18 ≤ X Tinggi 22 22 %
12 ≤ X < 18 Sedang 59 59 %
X < 12 Rendah 19 19 %
Berdasarkan tabel di atas, maka dapat dilihat bahwa sebagian besar responden mengalami depresi berdasarkan indikator keinginan bunuh diri yang tergolong sedang. Hal tersebut ditunjukkan dengan persentase responden yang tergolong kriteria tinggi berjumlah 22 % sedangkan 59 % tergolong dalam kriteria sedang dan sisanya sebesar 19 % masuk dalam kriteria rendah. Lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram persentase di bawah ini:
Diagram 4.5
Gambaran Depresi berdasarkan indikator Keinginan Bunuh Diri
Berdasarkan tabel di atas, maka dapat dilihat bahwa sebagian besar responden mengalami depresi berdasarkan indikator keinginan bunuh diri yang tergolong sedang. Hal tersebut ditunjukkan dengan persentase responden yang tergolong kriteria tinggi berjumlah 22 % sedangkan 59 % tergolong dalam kriteria sedang dan sisanya sebesar 19 % masuk dalam kriteria rendah.
Penjelasan secara deskriptif mengenai depresi penyandang cacat pasca kusta sebagai mana yang telah dipaparkan di atas dapat disajikan secara ringkas pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.7 Ringkasan Deskriptif
Depresi Penyandang Cacat Pasca Kusta
Depresi Kategorisasi
Tinggi Sedang Rendah
Labilitas perasaan 19 % 61 % 20 %
Kecemasan 22 % 65 % 13 %
Perasaan bersalah 65 % 73 % 4 %
Keinginan bunuh diri 13 % 59 % 19 %
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa mayoritas depresi penyandang cacat pasca kusta berada dalam kategori sedang.
4.3.2 Gambaran Kecerdasan Spiritual Pada Penyandang Cacat Pasca Kusta Di Liposos Donorojo Binaan Yastimakin Bangsri Jepara
Salah satu skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala kecerdasan spiritual, dimana skala tersebut disusun berdasarkan indikator – indikator yang menyusunnya. Oleh karena itu, gambaran kecerdasan spiritual penyandang cacat pasca kusta dapat ditinjau baik secara umum maupun spesifik (ditinjau dari tiap indikator). Berikut merupakan gambaran kecerdasan spiritual penyandang cacat pasca kusta yang ditinjau secara umum dan spesifik.
4.3.2.1Gambaran Umum Kecerdasan Spiritual Pada Penyandang Cacat Pasca Kusta Di Liposos Donorojo Binaan Yastimakin Bangsri Jepara
Kecerdasan spiritual merupakankemampuan seseorang untuk dapat memiliki prinsip dan tujuan hidup yang kuat, memaknai, mencari solusi masalah dan menghadapi masalah atau kesulitan sesuai dengan keyakinan pada Tuhan Yang Maha Esa. Kecerdasan spiritual ini menjadi penting bagi penyandang cacat pasca kusta karena untuk mengetahui seberapa tinggi kecerdasan spiritual yang mereka miliki agar bisa terhindar dari kecenderungan depresi yang akan menimpa mereka setelah sembuh dari sakitnya.
Kecerdasan Spiritual ini dapat dilihat dari empat indikator yaitu kemampuan memiliki prinsip dan tujuan hidup yang kuat, kemampuan memaknai suatu pristiwa secara positif, kemampuan mencari solusi masalah dan kemampuan menghadapi masalah atau kesulitan. Keempat indikator tersebut diungkap melalui skala dengan jumlah item sebanyak 25 buah dengan skor tertinggi 4 dan skor terendah 1 masing-masing per item. Rentang minimumnya adalah 25 dan maksimumnya 100 dengan mean teoritis 62,5. Skor tertinggi = 25 x 4 = 100 Skor terendah = 25 x 1 = 25 Mean teoritis (µ) = 25 x 2,5 = 62,5 Standar deviasi (σ) = = = 12,5 Tabel 4.8
Kriteria Kecerdasan Spiritual
Interval Skor Interval Kriteria
µ + 1σ ≤ X 75 ≤ X Tinggi
µ - 1σ ≤ X < µ + 1σ 50 ≤ X < 75 Sedang
X < µ - 1σ X < 50 Rendah
Sesuai dengan kriteria kecerdasan spiritual di atas, maka penyandang cacat pasca kusta yang memiliki skor 75 ≤ Xberarti memilikikecerdasan spiritualtinggi, dengan
skor50 ≤ X < 75berarti memiliki kecerdasan spiritualsedang, dan penyandang cacat
pasca kusta yang memiliki skorX< 50 berarti memiliki kecerdasan spiritual rendah. Tabel 4.9
GambaranKecerdasan Spiritual
Interval Skor Kriteria Kecerdasan Spiritual
F %
75 ≤ X Tinggi 40 40 %
50 ≤ X < 75 Sedang 60 60 %
X < 50 Rendah 0 0 %
Jumlah 100 100 %
Berdasarkan ketegori di atas, maka dari tabel dapat diketahui kecerdasan spiritual penyandang cacat pasca kusta berada dalam ketegori tinggi sebanyak 40 % (40 orang), berada dalam ketegori sedang sebanyak 60 % (60 orang), sedangkan berada dalam ketegori rendah 0 % (- orang). Dari uraian menunjukkan bahwa kecerdasan spiritual penyandang cacat pasca kusta berada pada kategori sedang, yaitu sebanyak 60 % . Gambaran umumkecerdasan spiritual penyandang cacat pasca kusta dapat di lihat pada diagram di bawah ini.
Diagram 4.6
Gambaran Umum Kecerdasan Spiritual Penyandang Cacat Pasca Kusta
4.3.2.2 Gambaran Spesifik Kecerdasan Spiritual Penyandang Cacat Pasca Kusta di Liposos Donorojo Binaan Yastimakin Bangsri Jepara
Kecerdasan spiritual terdiri dari 4 indikator. Gambaran setiap indikator kecerdasan spiritualakan dijelaskan secara rinci di bawah ini.
4.3.2.2.1 Kemampuan Memiliki Prinsip dan Tujuan Hidup Yang Kuat dan Sejalan Dengan Kehendak Tuhan
Kemampuan memiliki prinsip dan tujuan hidup yang kuat dan sejalan dengan kehendak Tuhan mencakupkemampuan yang dimiliki seseorang untuk memiliki dan mempertahankan prinsip dan tujuan hidup yang kuat yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Guna melihat gambaran memiliki prinsip dan tujuan hidup yang kuat dan sejalan dengan kehendak Tuhanpada penyandang cacat pasca kusta digunakan 5 item yang menggambarkan kemampuan memiliki prinsip dan tujuan hidup yang kuat dan
sejalan dengan kehendak Tuhan dari skala kecerdasan spiritual. Gambarannya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Skor tertinggi = 5 x 4 = 20 Skor terendah = 5 x 1 = 5 Mean teoritis (µ) = 5 x 2,5 = 12,5 Standar deviasi (σ) = = = 2,5 Tabel 4.10
Gambaran Kemampuan Memiliki Prinsip dan Tujuan Hidup Yang Kuat dan Sejalan Dengan Kehendak Tuhan
Interval Skor Kriteria
Kemampuan Memiliki Prinsip dan Tujuan Hidup Yang Kuat dan
Sejalan Dengan Kehendak Tuhan F % 15 ≤ X Tinggi 36 36 % 10 ≤ X < 15 Sedang 61 61 % X < 10 Rendah 3 3 % Jumlah 100 100 %
Berdasarkan hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kemampuan memiliki prinsip dan tujuan hidup yang kuat dan sejalan dengan kehendak Tuhan akan usaha penyandang cacat pasca kusta untuk memiliki prinsip yang tidak mudah digoyahkan orang lain dan mencapai tujuan hidup serta mencari cara untuk mengembangkan rencana untuk mencapai tujuannya mereka berada pada ketegori tinggi 36 % (36
orang), ketegori sedang 61 % (61 orang), dan kategori rendah 3 % (3 orang). Lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram persentase di bawah ini:
Diagram 4.7
Gambaran Kecerdasan Spiritual berdasarkan indikator Kemampuan Memiliki Prinsip dan Tujuan Hidup yang Kuat dan Sejalan Dengan Kehendak Tuhan
Kesimpulan dari hasil di atas menunjukkan bahwa usaha penyandang cacat pasca kusta untuk memiliki prinsip yang tidak mudah digoyahkan orang lain dan mencapai tujuan hidup berada dalam ketegori sedang yaitu61 % (61 orang). Hal ini berarti mereka dapat memiliki prinsip dan tujuan hidup yang kuat sesuai kehendak Tuhan Yang Maha Esa.
4.3.2.2.2 Kemampuan Memaknai Suatu Peristiwa/Kejadian Secara Positif
Kemampuan memaknai suatu peristiwa/kejadian secara positif merupakan suatu kemampuan untuk memaknai sesuatu hal yang terjadi pada diri penyandang cacat pasca kusta secara positif. Mereka menyadari bahwa memaknai sesuatu hal yang terjadi pada diri mereka secara positif dapat mempengaruhi kehidupan mereka menjadi lebih baik dan bermakna. Guna melihat gambaran kemampuan memaknai suatu peristiwa/kejadian secara positif pada penyandang cacat pasca kusta digunakan 6 item yang menggambarkan kemampuan memaknai suatu peristiwa/kejadian secara positif pada penyandang cacat pasca kusta dari skalakecerdasan spiritual. Gambaran kecerdasan spiritual berdasarkan indikator kemampuan memaknai suatu peristiwa/kejadian secara positif dijelaskan sebagai berikut.
Skor tertinggi = 6 x 4 = 24 Skor terendah = 6 x 1 = 6 Mean teoritis (µ) = 6 x 2,5 = 15
Standar deviasi (σ) =
Tabel 4.11
GambaranKemampuan Memaknai Suatu Peristiwa/Kejadian Secara Positif Pada Penyandang Cacat Pasca Kusta
Interval Skor Kriteria
Kemampuan Memaknai Suatu Peristiwa/Kejadian Secara Positif F % 18 ≤ X Tinggi 38 38 % 12 ≤ X < 18 Sedang 61 61 % X < 12 Rendah 1 1 % 100 100 %
Berdasarkan hasil pada tabel di atas menunjukkan bahwa kemampuan memaknai suatu peristiwa/kejadian secara positif pada penyandang cacat pasca kusta berada pada ketegori tinggi 38 % (38 orang), ketegori sedang 61 % (61 orang), ketegori rendah 1 % (1 orang). Lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram persentase di bawah ini:
Diagram 4.8
Gambaran Kecerdasan Spiritual berdasarkan indikator Kemampuan Memaknai Suatu Peristiwa/Kejadian Secara Positif
Hasil tersebut menunjukkan bahwa kemampuan memaknai suatu peristiwa/kejadian secara positif pada penyandang cacat pasca kusta berada dalam ketegori sedang 61 % (61 orang). Ini berarti mereka dapat memaknai suatu peristiwa atau kejadian secara positif.
4.3.2.2.3 Kemampuan Mencari Solusi Masalah/Kesulitan
Kemampuan mencari solusi masalah/kesulitan adalah kemampuan dimana seseorang dapat mencari solusi ketika mereka mendapatkan masalah atau kesulitan. Mereka akan berusaha mencari solusi dengan cara yang baik agar dapat menyelesaikan masalah yang sedang mereka alami. Guna melihat gambaran kemampuan mencari solusi masalah/kesulitan penyandang cacat pasca kusta digunakan 7 item yang menggambarkan kemampuan mencari solusi masalah/kesulitan penyandang cacat pasca kusta dari skala kecerdasan spiritual. Gambaran kecerdasan spiritual berdasarkan indikator kemampuan mencari solusi masalah/kesulitan dijelaskan sebagai berikut.
Skor tertinggi = 7 x 4 = 28 Skor terendah = 7 x 1 = 7 Mean teoritis (µ) = 7 x 2,5 = 17,5
Standar deviasi (σ) =
Tabel 4.12
GambaranKemampuan Mencari Solusi Masalah/Kesulitan
Interval Skor Kriteria
Kemampuan Mencari Solusi Masalah/Kesulitan F % 21 ≤ X Tinggi 29 29 % 14 ≤ X < 21 Sedang 68 68 % X < 14 Rendah 3 3 % Jumlah 100 100 %
Berdasarkan hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kemampuan mencari solusi masalah/kesulitan penyandang cacat pasca kusta berada dalam ketegori tinggi 29 % (29 orang), ketegori sedang 68 % (68 orang), dan ketegori rendah 3 % (3 orang). Lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram persentase di bawah ini:
Diagram 4.9
Gambaran Kecerdasan Spiritual berdasarkan indikator Kemampuan Mencari Solusi Masalah/Kejadian
Hasil tersebut menunjukkan bahwa kemampuan mencari solusi masalah/kesulitan pada penyandang cacat pasca kusta berada dalam ketegori sedang 68 % (68 orang). Ini berarti mereka dapatmencari solusi masalah/kesulitan.
4.3.2.2.4 Kemampuan Menghadapi Masalah/Kesulitan
Kemampuan menghadapi masalah/kesulitan adalah suatu kemampuan seseorang untuk menghadapi suatu masalah yang sedang mereka alami dengan cara yang baik dan dapat menyelesaikannya. Guna melihat gambaran kemampuan menghadapi masalah/kesulitan pada penyandang cacat pasca kusta digunakan 7item yang menggambarkan kemampuan menghadapi masalah/kesulitan pada penyandang cacat pasca kusta dari skala kecerdasan spiritual. Gambaran kecerdasan spiritual berdasarkan indikator kemampuan menghadapi masalah/kesulitan dijelaskan sebagai berikut. Skor tertinggi = 7 x 4 = 28 Skor terendah = 7 x 1 = 7 Mean teoritis (µ) = 7 x 2,5 = 17,5 Standar deviasi (σ) = = = 3,5
Tabel 4.13
GambaranKemampuan Menghadapi Masalah/Kesulitan
Interval Skor Kriteria
Kemampuan Menghadapi Masalah/Kesulitan F % 21 ≤ X Tinggi 30 30 % 14 ≤ X < 21 Sedang 69 69 % X < 14 Rendah 1 1 % Jumlah 100 100 %
Berdasarkan hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kemampuan menghadapi masalah/kesulitan pada penyandang cacat pasca kusta akan usaha penyandang cacat pasca kusta untuk menghadapi maslah dan kesulitanyang sedang mereka alami berada pada ketegori tinggi 30 % (30 orang), ketegori sedang 69 % (69 orang), dan kategori rendah 1 % (1 orang).Lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram persentase di bawah ini:
Diagram 4.10
Gambaran Kecerdasan Spiritual berdasarkan indikator Kemampuan Menghadapi Masalah/Kesulitan
Kesimpulan dari hasil di atas menunjukkan bahwa usaha penyandang cacat pasca kusta untuk menghadapi masalah berada dalam ketegori sedang yaitu 69 % (69 orang). Hal ini berarti penyandang cacat pasca kusta dapat menghadapi masalah/kesulitan yang dialami.
Tabel 4.14 Ringkasan Deskriptif
Kecerdasan Spiritual Penyandang Cacat Pasca Kusta
Kecerdasan Spiritual Kategorisasi
Tinggi Sedang Rendah
Memiliki prinsip dan tujuan hidup yang kuat dan sejalan dengan kehendak Tuhan
36% 61 % 3 %
Kemampuan memaknai suatu peristiwa atau kejadian secara positif/hikmah 38% 61 % 1 % Kemampuan mencari solusi masalah/kesulitan 29 % 68 % 3 % Kemampuan menghadapi masalah/kesulitan 30 % 69 % 1 %
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa mayoritas kecerdasan spiritual penyandang cacat pasca kusta berada dalam kategori sedang.
4.4 Hasil Uji Asumsi