• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Umum Kabupaten Sumba Barat

Bab IV HASIL TEMUAN DAN ANALISIS

A. Gambaran Umum Kabupaten Sidoarjo

4.2 Pelaksanaan PKH di Provinsi Nusa Tenggara Timur: Kabupaten

4.2.1 Gambaran Umum Kabupaten Sumba Barat

Kunjungan lapangan di Kabupaten Sumba Barat dilakukan pada tanggal 22 Maret sampai dengan 28 Maret 2008 di kecamatan Loli dan Lamboya (Kabupaten Sumba Barat), Kecamatan Katikutana (Kabupaten Sumba Tengah) serta Kecamatan Wewewa Timur dan Kecamatan Wewewa Utara (Kabupaten Sumba Barat Daya). Kabupaten Sumba Barat dipilih berdasarkan beberapa kriteria, antara lain: tingkat kemiskinan yang relatif tinggi di Indonesia, kapasitas fiskal sangat rendah, kondisi kesehatan dan pendidikan terkait dengan Tujuan Pembangunan Millenium (MDG’s) yang rendah, kabupaten pemekaran, serta kompleksitas persoalan kabupaten yang menjadi tantangan bagi Program PKH. Kecamatan di atas dipilih berdasarkan karakteristik kondisi kesehatan yang rendah dibandingkan kecamatan lain dan bisa diakses dalam kerangka waktu kunjungan lapangan.

Gambar 4.9 Peta Kabupaten Sumba Barat (Sebelum Pemekaran)

(Sumber: http://www.sumbaratkab.go.id)

Peta di atas merupakan peta Kabupaten Sumba Barat sebelum terjadi pemekaran menjadi Kabupaten Sumba Barat, Sumba Tengah dan Sumba Barat Daya. Pada saat dilakukan kunjungan lapangan, data kedua kabupaten lain masih tergabung dalam data kabupaten induk. Instansi pada kabupaten pemekaran yang baru beberapa bulan dibentuk, masih dalam tahap menyusun data dasar kabupaten. Di Kabupaten Sumba Barat sebelum pemekaran terdapat 17 Kecamatan dengan 182 Desa dan 10 Kelurahan. Berikut adalah beberapa data statistik yang menggambarkan kondisi secara umum Kabupaten Sumba Barat:

a. Produk Domestik Regional Bruto

PDRB Kabupaten Sumba Barat di tahun 2004 (RKPD, 2008) didominasi oleh sektor pertanian (58,11%), jasa-jasa (20,88%) dan perdagangan, hotel dan restoran 10,10% dan sektor lainnya. Untuk pertanian kontribusi terbesar pada sub sektor tanaman pangan sebesar 38,17% dan diikuti peternakan 11,68%, perkebunan 6,86% dan perikanan 1,31%. Pendapatan per kapita pada tahun 2004 sebesar Rp 2,073,647.

b. Jumlah Penduduk dan Penduduk Miskin

sebesar 2.36% pertahun dan tingkat kepadatan 102 jiwa/km2 (BPS Sumba Barat, 2007).

Gambar 4.10 Tingkat Kemiskinan Sumba Barat dan Kabupaten lain di NTT Tahun 2005 (Sumber: BPS, 2005)

Tingkat kemiskinan terhadap total penduduk, Kabupaten Sumba Barat relatif lebih tinggi dari kabupaten lain di Provinsi NTT. Sebagaimana tercermin pada Gambar 4.10 di atas, pada tahun 2005, persentase penduduk miskin Sumba Barat mencapai 71,59% dari total penduduk. Tingkat kemiskinan ini merupakan ke dua tertinggi setelah Kupang, dan jauh lebih tinggi dibandingkan tingkat kemiskinan provinsi 27,85% dan tingkat kemiskinan nasional sebesar 16,66%.

c. Pendidikan

Berdasarkan indikator kesejahteraan Sumba Barat tahun 2007 (sumber BPS Kabupaten Sumba Barat), prosentase angka melek huruf pada tahun 2005 mencapai sekitar 75,93% dan pada tahun 2006 sekitar 72,66%. Namun, prosentase penduduk usia 10 tahun ke atas yang tidak memiliki ijazah, atau tidak tamat SD lebih dari 50%. Pada tahun 2005, mencapai sekitar 57,9% untuk laki-laki dan perempuan dan pada tahun 2006 naik hingga 60,9%. 2004 2005 2015 MDG target 16,66 27,86 31,31 32,86 42,04 40,03 58,72 77 71,59 68,38 7,5 0 20% 40% 60% 80% 100%

Nasional NTT Manggarai Kupang Sumba

Barat

Sumba Timur

d. Kesehatan

Kondisi kesehatan Sumba Barat akan dilihat berdasarkan angka malnutrisi (gizi buruk dan kurang gizi), angka kematian ibu, kematian bayi dan persalinan yang ditolong tenaga kesehatan. Secara umum, berdasarkan data tahun 2006, sekitar 65.5% dari total 67.657 KK miskin mendapat pelayanan kesehatan.

- Tingkat Gizi Kurang dan Gizi Buruk

Tingkat kurang gizi dan gizi buruk Kabupaten Sumba Barat relatif mengalami perbaikan dari 35,29% pada tahun 2004 turun menjadi 19,76% pada tahun 2005, seperti terlihat pada gambar 4.11. Dibandingkan dengan kabupaten lainnya, untuk tahun 2004 kondisi kurang gizi dan gizi buruk di Kabupaten Sumba Barat masih lebih tinggi dibandingkan Kabupaten Manggarai dan Sumba Timur, tetapi untuk tahun 2005, sedikit lebih rendah dibanding Kabupaten Sumba Timur dan jauh lebih rendah dibanding Kupang, tetapi tetap masih lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat gizi kurang dan gizi buruk Kabupaten Manggarai dan Nasional. Pada tahun 2007, angka gizi buruk di Kabupaten Sumba Barat mengalami penurunan menjadi 21,8%.

Tingkat Gizi Kurang dan Gizi Buruk di Provinsi NTT Tahun 2007

8.5 10.3 8.8 13.3 8.2 7.6 9.3 5.4 6.7 8.8 11.1 8.4 12 11.6 7.6 3.2 9.4 21.8 14.4 29.1 26.9 29.3 26.3 22.3 25.6 23.1 27.9 22.5 18.2 25.3 29.2 22.5 11.1 24.2 0 5 10 15 20 25 30 35 S u mba B ar at K up an g Tim or T e ng ah A lor Fl or es T imur End e M an gg a ra i M an gg a ra i B ar at NT T

Gizi Buruk Gizi Kurang

- Angka Kematian Ibu

Gambar 4.12 memperlihatkan angka kematian ibu di Kabupaten Sumba Barat pada tahun 2004 dan 2005 yang relatif masih lebih rendah dibandingkan Kabupaten Sumba Timur dan Provinsi NTT. Namun, angka ini tetap lebih tinggi dibandingkan angka kematian ibu tingkat Nasional, Kupang dan Kabupaten Manggarai.

Gambar 4.12 Angka Kematian Ibu di Kabupaten Sumba Barat dan Kabupaten lain di NTT Tahun 2006 (Sumber: Data Statistik

Provinsi NTT, 2006)

Berdasarkan data Dinas Kesehatan 2007, angka kematian ibu pada tahun 2006 adalah sebesar 245,1 per 100,000 kasus melahirkan. Angka kematian ibu pada tahun 2006 ini, terbanyak terjadi di kecamatan Kodi, Wewewa Barat, Lamboya dan Kodi Utara.

- Angka Kematian Bayi

Gambar 4.13 di bawah ini memperlihatkan adanya penurunan Angka Kematian Bayi di Kabupaten Sumba Barat dari 60 kasus tahun 2004 menjadi 55 kasus pada tahun 2005. Secara umum, angka kematian ibu Kabupaten Sumba Barat pada tahun 2005 relatif hampir sama dengan Kota Kupang, namun angka ini lebih tinggi dari angka kematian bayi di Kabupaten Manggarai dan Sumba Timur. Untuk mencapai target nasional dan khususnya target MDGs merupakan tantangan yang berat.

304 719,29 102 513,6 357 711,74 300,5 687,33 409 514,25 644,71 307 0 100 200 300 400 500 600 700 800 Target

MDG’s Nasional NTT Manggarai Kupang

Sumba

Barat SumbaTimur

Gambar 4.13 Angka Kematian Bayi di Kabupaten Sumba Barat dan Tiga Kabupaten lain, Provinsi NTT, Nasional dan Target MDGs

(Sumber: Provinsi NTT dalam Angka 2006 dan Dinas Kesehatan Sumba Barat, 2006)

Pada tahun 2006, angka kematian bayi sebanyak 55 kasus dari perkiraan kelahiran hidup sejumlah 10.558 atau sekitar 5,2 per 1000 kelahiran. Angka Kematian Bayi di Kabupaten Sumba Barat tertinggi terdapat di Kecamatan Kodi Utara, Wewewa Barat, dan Kecamatan Katikutana. Sedangkan Angka Kematian balita paling banyak terdapat di Kecamatan Kodi Bangedo, Wewewa barat, Katikutana dan Lamboya.

- Persalinan yang ditolong oleh petugas kesehatan

Pada tahun 2006, dari 192 jumlah desa/kelurahan di kabupaten Sumba Barat, hanya terdapat 117 bidan desa. Angka ini memperlihatkan bahwa tidak semua desa mempunyai paling tidak 1 bidan. Hampir di semua kecamatan ada dokter umum di puskesmas, tetapi Kabupaten Sumba Barat ini tidak mempunyai dokter spesialis dan hanya terdapat 4 ahli gizi di seluruh kabupaten.

Terdapat perbedaan data antara Dinas Kesehatan Kabupaten dan Biro Statistik Kabupaten untuk prosentase persalinan oleh tenaga kesehatan (nakes). Berdasarkan data Dinas Kesehatan tahun 2007, prosentase ibu bersalin yang dibantu oleh nakes pada tahun 2005 adalah sebesar 69.8%. Berdasarkan data Statistik Kabupaten tahun 2005, hanya 23% persalinan yang dibantu oleh tenaga kesehatan, dan meningkat menjadi 24% pada tahun 2006.

- Anggaran pendidikan dan kesehatan

35 51 52 52 73 11,3 60 55 53 55 20 49 0 10 20 30 40 50 60 70 80

*TARGET NATIONAL NTT MGRAI KUPG SMB BRT SMB TMR

Prosentase anggaran pendidikan Kabupaten ini sekitar 26,3%, anggaran kesehatan sekitar 8,17%, pertanian 3,26% dan Infrastruktur sekitar 15,6% dari total APBD.

Gambar 4.14 Perbandingan Persentase Anggaran Pendidikan, Kesehatan, Infrastruktur dan Pertanian di Kabupaten Sumba Barat dan Tiga Kabupaten Lain Tahun 2006 (Sumber: APBD Kabupaten, 2006)

Gambar 4.14 di atas memperlihatkan bahwa anggaran pendidikan Kabupaten Sumba Barat ini cukup besar, lebih besar dibandingkan Kabupaten Sumba Timur dan Kupang. Persentase ini bahkan lebih besar dari yang diamanatkan Undang-Undang Pendidikan yaitu sebesar 20%. Anggaran kesehatan tidak jauh berbeda dengan kabupaten lainnya.

4.2.2 Pelaksanaan PKH di Kabupaten Sumba Barat

Dokumen terkait